Bagaimana dukungan comite van actie atau komite aksi terhadap kemerdekaan indonesia

M. AHNAF NADZIF (18)

XI-IPS 1

Peran Dan Dampak Pembentukan Komite Van Aksi Bagi Bangsa Indonesia Pada Awal Kemerdekaan.

Bagaimana dukungan comite van actie atau komite aksi terhadap kemerdekaan indonesia


       Saat kemerdekaan Indonesia diproklamirkan, seluruh rakyat Indonesia menunjukkan dua reaksi. Reaksi yang pertama bersifat langsung dan spontan, sementara reaksi yang kedua, rakyat Indonesia bereaksi dengan melucuti senjata pasukan Jepang dan mengambil alih aset Jepang. Rakyat Indonesia pada saat itu secara langsung dan spontan membentuk Commite van Actie atau Komite van Aksi.

          Komite van Aksi dan lahirnya badan-badan perjuangan seusai mendengar kabar proklamasi kemerdekaan indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 atau bisa disebut pada awal kemerdekaan, rakyat menyambut dengan gembira dan penuh semangat untuk mempertahankannya. Faktor ini nampak dari dukungan spontan terhadap proklamasi. Dukungan spontan ini umumnya berfungsi mengusahakan secepatnya tegaknya negara republik Indonesia.

          Komite Van aksi adalah utusan Laskar perjuangan yang terdiri dari Angkatan Pemuda Indonesia (API), Barisan Rakyat Indonesia (BARA), Barisan Buruh Indonesia (BBI), dan lain-lain.Pada 2 September 1945 memberbagi dukungan terhadap negara kesatuan RI dengan mengeluarkan suatu manifesto yang disebut “Suara Rakyat Nomor 1”.

          Latar belakang terbentuknya Komite Van Aksi adalah untuk mengisi proklamasi, mempertahankan dan menyempurnakan susunan pemerintahan saat itu, dan ikut menggerakkan seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu.

          Sukarni dan Adam Malik membentuk Komite van Aksi pada tanggal 2 September 1945 yang dimaksudkan sebagai gerakan yang bertugas dalam pelucutan senjata terhadap serdadu Jepang dan merebut kantor-kantor yang masih diduduki Jepang. Komite van Aksi kemudian disusul dengan lahirnya seperti API (Angkatan Pemuda Indonesia), BARA (Barisan Rakyat Indonesia) dan BBI (Barisan Buruh Indonesia). Di berbagai daerah kemudian juga berkembang badan-badan perjuangan.  Di Surabaya muncul BBI pada tanggal 21 Agustus 1945. Kemudian pada tanggal 25 Agustus 1945, dibentuk Angkatan Muda oleh Sumarsono dan Ruslan Wijayasastra. Kedua tokoh ini kemudian membentuk PRI (Pemuda Republik Indonesia) bersama Bung Tomo pada tanggal 23 September.

               Demikian halnya yang terjadi di Yogyakarta, Surakarta, dan Semarang, di sana juga muncul berbagai badan perjuangan. Misalnya, Angkatan Muda dan Pemuda di Semarang, Angkatan Muda di Surakarta, Angkatan Muda Pegawai Kesultanan atau dikenal Pekik (Pemuda Kita Kesultanan) di Yogyakarta. Di Bandung berdiri Persatuan Pemuda Pelajar Indonesia  yang kemudian lebih dikenal dengan PRI (Pemuda Republik Indonesia). Selain itu, juga muncul Barisan Banteng, Pesindo (Pemuda Sosialis Indonesia).

          BPRI (Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia), dan juga muncul Hizbullah-Sabilillah. Bahkan orang-orang luar Jawa yang berada di Jawa membentuk badan perjuangan seperti KRIS (Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi) dan PIM (Pemuda Indonesia Maluku). Kemudian, muncul pula badan-badan perjuangan yang lebih bersifat khusus, misalnya TP (Tentara Pelajar), TGP (Tentara Genie Pelajar), dan TRIP (Tentara Republik Indonesia Pelajar). Selanjutnya berkembang pula kelaskaran.

Badan-badan perjuangan juga berkembang di luar Jawa, antara lain sebagai berikut.

1.    Di Aceh terdapat API (Angkatan Pemuda Indonesia) yang dipimpin oleh Syamaun Gaharu dan BPI (Barisan Pemuda Indonesia) kemudian menjadi PRI (Pemuda Republik Indonesia) yang dipimpin oleh A. Hasyim.

2.    Di Sumatra Utara terdapat Pemuda Republik Andalas.

3.    Di Sumatra Barat terdapat Pemuda Andalas dan Pemuda Republik Indonesia Andalas Barat.

4.    Di Lampung terdapat API (Angkatan Pemuda Indonesia) yang dipimpin oleh Pangeran Emir Mohammad Noor.

5.    Di Bengkulu terdapat PRI (Pemuda Republik Indonesia) dipimpin oleh Nawawi Manaf.

6.    Di Kalimantan Barat terdapat PPRI (Pemuda Penyongsong Republik Indonesia). Tokoh-tokohnya, antara lain Musani Rani dan Jayadi Saman.

7.    Di Kalimantan Selatan terdapat PRI (Persatuan Rakyat Indonesia) yang dipimpin oleh Rusbandi.

8.    Di Bali terdapat AMI (Angkatan Muda Indonesia) dan PRI (Pernuda Republik Indonesia).

9.    Di Sulawesi Selatan terdapat PPNI (Pusat Pemuda Nasional Indonesia) yang dipimpin oleh Manai Sophian, AMRI (Angkatan Muda Republik Indonesia), Pemuda Merah Putih, dan Penunjang Republik Indonesia.

Dengan munculnya badan-badan perjuangan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa di seluruh tanah air telah siap menggelorakan revolusi untuk membersihkan kekuatan Jepang dari Indonesia.

          Komite van Aksi/Comitë van Actie sebagai wadah para pemuda dan mahasiswa berperan dalam merencanakan rapat raksasa di lapangan Ikada, memobilisasi massa dan mendesak pemerintah untuk hadir dalam rapat raksasa di lapangan Ikada pada tanggal 19 September 1945. Latar belakangnya adalah ketidak puasan komite Van Aksi terhadap kondisi dan struktur awal pemerintahan Indonesia.

Tujuan rapat raksasa IKADA adalah :

• Untuk mendekatkan emosional Pemerintah Republik Indonesia dengan rakyat Indonesia bahwa Indonesia telah merdeka. • Untuk menunjukkan terhadap tentara sekutu bahwa rakyat Indonesia siap menghadapi apa saja yang hendak mengganggu kemerdekaan Indonesia.

Lalu, presiden Soekarno berpidato selagi lima menit. Beliau meminta supaya rakyat percaya pada pemerintah. Seusai 10 jam massa berkumpul di lapangan IKADA, akhirnya massa membubarkan diri sebab telah puas atas keberadaan pemimpin negara Indonesia.


Rapat raksasa di lapangan IKADA meskipun hanya beberapa menit, tetapi mempunyai makna besar, yaitu :

• Sukses mempertemukan pemerintah Republik Indonesia dengan rakyatnya. • Adalah perwujudan kewibawaan pemerintah RI di hadapan rakyat.

• Sukses menggugah kepercayaan rakyat bakal kekuatan bangsa Indonesia sendiri.

Bagaimana dukungan comite van actie atau komite aksi terhadap kemerdekaan indonesia


Bagaimana dukungan comite van actie atau komite aksi terhadap kemerdekaan indonesia

Kesimpulan :

          Pada masa awal-awal kemerdekaan republik indonesia menunjukkan dua reaksi. Reaksi yang pertama bersifat langsung dan spontan dan Rakyat Indonesia pada saat itu secara langsung dan spontan membentuk Commite van Actie atau Komite van Aksi. Komite van aksi cukup banyak berperan seperti pada 2 september 1945 komite van aksi memberikan dukugan terhadap negara kesatuan republik indonesia dengan mengeluarkan sebuah manifesto yang disebut suara rakyat Nomor 1. Keberadaan komite van aksi mendorong lahirnya badan perjuangan lain seperti Angkatan Pemuda Inonesia (API), Barisan rakyat indonesia (BARA), dan Barisan Buruh Indonesia (BBI). Badan-badan perjuangan tersebut selanjutnya berada di bawah komite van aksi. Selain itu, pembentukan Badan komite van aksi dijakarta telah menginspirasi pembentukan badan-badan perjuangan di berbagai daerah indonesia. Dalam  badan-badan perjuangan tersebut terbentuk laskar-laskar perjuangan. Badan perjuangan dibagi menjadi 2 jenis. Pertama, badan perjuangan yang didirikan oleh para pemuda politik. Kedua, badan perjuangan yang dibentuk oleh para pemuda militer. Pemuda politik merupakan pemuda yang tidak bergabung dalam organisasi militer bentukan jepang. Adapun pemuda militer merupakan para pemuda yang menjadi anggota organisasi militer jepang.

Sumber :

-        => Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Sejarah Indonesia Untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Semester 2. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

-        => https://socivesmanpat.blogspot.com/2019/04/pembentukan-komite-van-aksi dukungan_26.html