Bagaimana hubungan antara kemajuan teknologi terhadap pola konsumsi masyarakat

(1/∞ ) waktunya offpengertian dari ASEAN?​

tolong di jawab dari gambar itu ya kaka². hri Senin di kumpulkan nya​

Sebutkan pengertian dari franchising?​

apa itu proteksii dan sebutkan bentuk bentuknya !​

Q. VOC didirikan pada tanggal ? ._. ​

wali Songo menggunakan ayat yunus ayat 99 sebagai prinsip dasarnya, prinsip dasarnya adalah​

sejarah berdirinya asean lengkap dengan orang orang yang mentanda tangani piagam​

perhatikan daftar barang tambang berikut ini! 1) Gas Alam 2) Batu Bara 3) Minyak Bumi (4) Timah (5) Emas Berdasarkan daftar di atas, barang tambang ya … ng merupakan komoditas penghasil devisa terbesar di Negara Brunei dan Indonesia ditunjukka nomor .... A. (1) dan (3) B. (2) dan (3) C. (3) dan (4) D. (4) dan (5)​

Letak astronomis Indonesia ?halo gaiss​

nama benda depannya u​

Daftar Pustaka

Bell, D. (1973,). The coming of post-industrial society. Basic Books.

Dahlan, M. A. (1995), “Bridging the socio-economic gap through new information technology,†dalam AMIC FES ABU Conference on The Impact of New Information Technology on Broadcasting, National Economies and Social Structures, Kuala Lumpur, February 22-24, 1995. Singapore: AMIC Centre.

-------------------- (1983), “Communication and change in Indonesia: An overview,†dalam AMIC-Ministry of Information and Broadcasting (Pakistan) Regional Seminar on Mass Media, Tradition and Change: Islamabad, March 28-30, 1983. Singapore: AMIC Centre.

Everett, A., & Caldwell, J. T. (2003). New media: theories and practices of digitextuality. New York, NY: Routledge.

Gilbert, T. F. (1996). Human competence: Engineering worthy performance. Washington, D. C. : ISPI Press.

Gilder, G. F. (1994). Life after television. W. W. Norton.

Hidayat, Z. (2014). “Masa Depan Media, Masa Depan Indonesia: Perubahan Konsepsi Khalayak ke Partisipan dalam Perspektif Generasi,†dalam Masa Depan Komunikasi, Masa Depan Indonesia: Jurnalisme Profesional dan Literasi Media, hlm. 41-82, Jakarta: ISKI Press.

Innis, H. A. & Watson, A. J. (1951, 2008). The bias of communication. Univ. of Toronto Press.

Innis, H. A., & Watson, A. J. (1950, 2007). Empire and communications. University of Toronto: Dundurn Press Ltd.

Ito, Y. (1991). Johoka as a driving force of social change. KEIO Communication Review (12):33-58.

Jenkins, H. (2006). Convergence Culture: Where Old and New Media Collide. New York & London: New York University Press.

Kauffman, S. A. (2002). Investigations. Oxford University Press.

Kittler, F. (1999). Gramophone, film, typewriter. Stanford University Press.

Levinson, P. (1999,). Digital McLuhan: A guide to the information millennium. New York, NY: Routledge.

Li, C., Bernoff, J., & Bernoff, J. (2008). Groundswell: Winning in a world transformed by social technologies. Boston, MA: Harvard Bus. Press.

McLuhan, M (1964). Understanding Media: The extentions of man. McGraw-Hill Company.

McLuhan, M. & Fiore, Q. (1967, 2011). The medium is the massage: An inventory of effects.

Negroponte, N. (1996). Being digital. Knopf Doubleday Publishing Group.

Owen, B. M. (1999). The internet challenge to television. Harvard Univ. Press.

Pool, I. de Sola (1983). Technologies of freedom. Cambridge: Belknap Press.

Poster, M. (1995). The second media age. John Wiley & Sons.

Qvortrup, L. (2006), Understanding new digital media: medium theory or complexity theory? in European Journal of Communication, 21(3), page: 345-356.

Rheingold, H. (1992). Virtual reality. Simon & Schuster.

Rogers, E. M. (1986, 1983). Communication technology. Simon and Schuster.

Silverstone, R. (2006). Media and morality: On the rise of the mediapolis. Wiley & Sons.

Stöber, R. (2004), What media evolution is: A theoretical approach to the history of new media. European journal of communication, 19(4), page: 483-505 Thousand Oaks, CA: SAGE Publications.

Turkle, S. (1997). Life on the screen: identity in the age of the Internet. Simon & Schuster.

--------------- (2005). The second self: Computers and the human spirit, Twentieth Anniversary Edition. MIT Press.

Verbeek, P-P. & Slob, A. (2006). User Behavior and Technology Development: Shaping Sustainable Relations Between Consumers and Technologies. Dordrecht, the Netherlands: Springer.

Winston, B. (2002). Media, technology and society: A history from the telegraph to the internet. London: Routledge.

Jenis-jenis pola konsumsi perlu dipahami oleh pebisnis, sehingga bisa menyediakan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.

Secara pengertian, pola konsumsi adalah penggunaan barang atau jasa yang dilakukan oleh perorangan atau kelompok untuk memenuhi kebutuhannya.

Misalnya, tingkat keluarga atau rumah tanggan yang paling kecil, pemeritahan, hingga industri.

Dalam hal ini, jenis pola konsumsi terdiri dari beragam hal. Mulai dari produk makanan dan minuman, hingga produk atau layanan non-makanan tergantung kebutuhan.

Penggunaan setiap produk ini pun bisa berbeda. Ada yang dibedakan berdasarkan manfaat, waktu penggunaan, hingga harganya.

Baca Juga: Kenali 4 Perilaku Konsumen Berikut Agar Bisnismu Makin Untung!

Bagaimana hubungan antara kemajuan teknologi terhadap pola konsumsi masyarakat

Ciri-ciri Kegiatan Konsumsi

Bagaimana hubungan antara kemajuan teknologi terhadap pola konsumsi masyarakat
Foto konsumsi makanan dan minuman. Sumber: Pixabay.com

Adapun yang dimaksud dengan kegiatan konsumsi, yakni memiliki ciri-ciri, berupa:

1. Dilakukan Langsung

Ciri-ciri kegiatan konsumsi yang pertama ialah dapat dilakukan secara langsung. Maksudnya, produk atau jasa yang dipilih konsumen bisa memenuhi kebutuhannya saat itu juga.

Setiap orang memiliki kebutuhannya sendiri. Mereka pun berusaha untuk mencari cara agar kebutuhannya terpenuhi.

Selain itu, manusia juga dianggap sebagai makhluk yang tidak pernah puas. Meski sudah ada sesuatu yang bisa memenuhi kebutuhannya, mereka akan selalu menginginkan hal baru di dalam hidupnya.

2. Didapat dari Pembelian

Kegiatan konsumsi juga bisa dicirikan dari cara mendapatkannya. Untuk memenuhi kebutuhannya, setiap manusia akan melakukan berbagai cara atau pengorbanan.

Dalam hal ini, produk atau jasa yang dibutuhkan biasanya didapatkan dari pembelian.

Dengan cara memberikan sejumlah uang sehingga konsumen bisa mendapatkan produk atau layanan yang dibutuhkannya.

Untuk mendapatkan produk atau jasa yang sesuai kebutuhannya, konsumen bisa membelinya di toko fisik maupun secara online.

3. Produk atau Jasa yang Digunakan Berkurang

Ciri-ciri kegiatan konsumsi lainnya, yakni produk atau jasa yang digunakan bernilai nilai dan manfaatnya.

Misalnya, ketika kamu membeli makanan dan minuman, maka produk tersebut akan habis dikonsumsi dalam kurun waktu tertentu.

Pengurangan nilai atau manfaat ini bisa terjadi secara langsung atau pun bertahap. Tergantung pada jenis dan kegunaan dari produk atau jasa itu sendiri.

4. Memiliki Nilai Manfaat

Dalam kegiatan konsumsi, ada yang dinamakan sebagai barang konsumsi. Suatu barang dapat dikatakan sebagai barang konsumsi apabila memiliki nilai manfaat sehingga dapat memenuhi kebutuhan.

Nilai manfaat tersebut dapat digunakan sekaligus atau secara bertahap. Tergantung pada jenis dan bagaimana konsumen itu menggunakannya.

Baca Juga: Indikator Kepuasan Konsumen sebagai Bahan Evaluasi Produk

Jenis-jenis Pola Konsumsi

Bagaimana hubungan antara kemajuan teknologi terhadap pola konsumsi masyarakat
Foto individu membeli barang konsumsi. Sumber: Pexels.com

Berikut ini jenis-jenis pola konsumsi di masyarakat yang perlu kamu pelajari:

1. Menghabiskan Produk atau Jasa Sekaligus

Jenis-jenis pola konsumsi yang pertama, yakni konsumen menghabiskan produk atau jasa sekaligus.

Jadi, nilai manfaat sebuah produk atau jasa tersebut dihabiskan langsung usai didapatkan.

Misalnya untuk produk makanan dan minuman. Barang konsumsi yang satu ini cenderung lebih mudah habis daripada barang lainnya.

Sebab, konsumen dapat langsung menyantapnya usai dibeli dari toko.

2. Menghabiskan Produk atau Jasa Bertahap

Jenis-jenis pola konsumsi selanjutnya, yaitu konsumen menghabiskan produk atau jasa secara bertahap.

Dalam hal ini, konsumen membeli produk atau jasa yang dapat digunakan selama kurun waktu tertentu.

Misalnya, mingguan, bulanan, atau tahunan. Jadi, lebih tahan lama dan biasanya harga barang tersebut cukup mahal.

Beberapa contoh barang konsumsi yang dapat dihabiskan nilai manfaatnya secara bertahap, yakni tempat tinggal dan kendaraan.

Baca Juga: Penjelasan dan 6 Tips Mengidentifikasi Target Konsumen

Bagaimana hubungan antara kemajuan teknologi terhadap pola konsumsi masyarakat

Faktor yang Memengaruhi Pola Konsumsi

Bagaimana hubungan antara kemajuan teknologi terhadap pola konsumsi masyarakat
Foto konsumen tingkat rumah tangga. Sumber: Pexels.com

Jenis-jenis pola konsumsi di atas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti:

1. Pendapatan

Dikutip dari jurnal Universitas Muhammadiyah Malang, salah satu faktor yang dapat memengaruhi pola konsumsi adalah pendapatan konsumen.

Untuk membeli produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhannya, setiap konsumen memerlukan uang.

Oleh karenanya, tingkat pendapatan berpengaruh terhadap besarnya pengeluaran konsumsi yang dilakukan.

Umumnya, semakin tinggi pendapatan individu/rumah tangga maka pengeluaran konsumsinya juga akan
mengalami semakin besar.

Kondisi pandemi COVID-19 seperti yang terjadi beberapa waktu lalu juga bisa memengaruhi pendapatan konsumen dan pola konsumsinya.

Di masa pandemi yang cenderung sulit dan terbatas ini, rata-rata konsumen mengurangi pengeluaran dalam seluruh kategori produk.

Kecuali kebutuhan rumah tangga seperti bahan makanan, perlengkapan rumah tangga, produk perawatan pribadi, dan hiburan dalam rumah.

2. Harga Jual

Faktor lain yang dapat memengaruhi jenis-jenis pola konsumsi adalah harga jual suatu produk atau jasa.

Apabila harga barang atau jasa kebutuhan hidup meningkat, maka konsumen harus mengeluarkan tambahan uang untuk bisa mendapatkan barang atau jasa tersebut.

Jadi, kebutuhannya tetap bisa terpenuhi dengan baik.

Apabila harga jualnya terlalu tinggi dan konsumen tidak dapat menjangkaunya, mereka mungkin akan mengurangi pembeliannya.

Bisa juga dengan beralih ke barang subtitusi sebagai alternatifnya.

3. Ketersediaan

Ketersediaan suatu produk atau jasa juga bisa menjadi faktor pola konsumsi yang dilakukan oleh konsumen.

Semakin banyak produk atau jasa yang tersedia, maka pengeluaran konsumsi individu maupun kelompok akan cenderung semakin besar.

Sementara jika ketersediaan produk atau jasanya terbatas, maka konsumen tidak dapat memenuhi kebutuhannya.

Meskipun mereka memiliki sejumlah uang untuk membelinya.

Jika pun ada, biasanya produk atau jasa yang terbatas ini memiliki harga jual sangat tinggi. Jadi, hanya segelintir orang yang bisa menggunakannya.

Baca Juga: Tipe-tipe Konsumen dan Cara Menghadapinya

4. Pengetahuan

Tingkat pengetahuan setiap konsumen juga bisa menjadi salah satu faktor yang memengaruhi pola konsumsi.

Apabila tingkat pengetahuan seseorang tinggi, maka semakin baik pula cara mereka dalam menentukan barang-barang yang akan dikonsumsinya.

Misalnya, ketika pengetahuan gizi individu di tingkat rumah tangga baik, maka mereka dapat membeli produk makanan-makanan yang berkualitas.

Jadi, nutrisi yang diperoleh akan lebih maksimal dalam mendukung tumbuh kembang.

5. Demografi

Faktor pola konsumsi selanjutnya, yakni demografi. Salah satunya, dalam hal komposisi penduduk.

Apabila jumlah usia kerja produktif di suatu wilayah cukup besar, maka pola konsumsinya akan semakin tinggi.

Jumlah penduduk juga termasuk dalam faktor demografi yang bisa memengaruhi pola konsumsi. Contohnya, ketika suatu daerah yang memiliki jumlah penduduk sedikit, maka tingkat konsumsinya tergolong lebih rendah.

Faktor demografi lainnya yang dapat memengaruhi pola konsumsi ialah letak demografi.

Hal ini dapat kamu lihat dari wilayah pedesaan dan perkotaan. Kedua wilayah ini tentu memiliki pola konsumsi yang sangat berbeda.

Masyarakat di pedesaan dalam hal konsumsi akan lebih rendah dibandingkan dengan masyarakat di perkotaan.

Mayoritas masyarakat di pedesaan hanya mengeluarkan sebagian pendapatan untuk mengkonsumsi makanan saja, untuk non-makanan cenderung masih rendah.

Sementara itu, masyarakat di perkotaan biasanya memiliki konsumsi produk makanan dan non-makanan yang cenderung seimbang.

6. Sosial dan Budaya

Faktor lain yang dapat memengaruhi pola konsumsi di msayarakat, yakni perihal sosial dan budaya.

Seperti yang dikutip dari Jurnal Poltekkes Denpasar, faktor budaya masyarakat di suatu wilayah peranan yang kuat berpengaruh terhadap sikap pemilihan barang yang akan dikonsumsi.

Faktor sosial dan budaya seperti ini biasanya berkembang di masyarakat sesuai dengan kondisi lingkungan, agama, adat, dan istiadat setempat.

Sebagai contoh, di daerah yang memegang teguh adat istiadat untuk hidup sederhana biasanya masyarakatnya akan memiliki tingkat konsumsi yang kecil.

Sedangkan daerah yang memiliki kebiasaan gemar pesta adat biasanya masyarakatnya memiliki pengeluaran konsumsi yang besar.

Jadi, kebiasaan di suatu wilayah dapat memengaruhi tingkat konsumsi seseorang.

Baca Juga: Karakteristik Pelanggan Pria dan Wanita, Ini Bedanya!

Itu dia penjelasan lengkap mengenai jenis-jenis pola konsumsi serta faktor-faktor yang dapat memengaruhinya.

Sebagai pemilik usaha, kamu bisa menggunakan faktor dan pola konsumsi tersebut untuk menciptakan produk atau layanan yang sesuai target pasar.

Apabila produk atau layanan bisnis kamu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka, maka kamu bisa lebih mudah untuk mencapai kesuksesan.