Bagaimana Kearifan lokal mampu dimanifestasikan sebagai bagian dari identitas nasional

JAKARTA - Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) dan Institut Seni dan Budaya Indonesia Bandung kembali berkolaborasi menggelar diskusi kelompok terfokus (Forum Group Discussion) untuk mendiskusikan identitas bangsa dari sudut pandang ilmu seni, hubungan internasional, komunikasi, dan ekonomi.

Kolaborasi yang sudah memasuki tahun ke-3 ini membedah identitas bangsa yang merupakan sifat atau jati diri yang melekat pada bangsa untuk membedakannya dengan sesuatu yang lain. 

Dalam konteks negara, bangsa merupakan bagian yang merepresentasikannya secara nasional karena memiliki representasi kearifan lokal dalam budaya, fisik, atau harapan yang diterapkan dalam  menjalani kehidupan sehari-hari secara nasional. Oleh karenanya, istilah identitas bangsa seringkali disebut juga sebagai identitas nasional.

Setiap bangsa yang ada saat ini memiliki identitasnya masing-masing sesuai dengan keunikan, sifat dan karakter dari suatu bangsa. Hal ini tergantung dari bagaimana suatu bangsa terbentuk secara historis. Identitas nasional yang dimiliki oleh suatu bangsa tidak bisa dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa. 

"Dengan kata lain, identitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa yang bertujuan untuk mempertahankan kesatuan sebuah negara, pembeda dari negara lain, landasan negara, dan alat pemersatu bangsa," jelas Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Prof. Dr. Rudy Harjanto, M.Sn. di Jakarta, (4/2/2022).

Sementara itu, dari sisi budaya, kesadaran akan kontinuitas historis akan memperkuat kesadaran kultur suatu bangsa. Pemupukan dan pengembangan identitas nasional tidak dapat dijalankan tanpa menghidupkan kesadaran kultural. 

Meski begitu, pertumbuhan kebudayaan Indonesia tidak perlu menekan dan menghapus identitas lokal atau regional, akan tetapi diberi kesempatan menyumbang dan memperkaya kebudayaan nasional berlandaskan Pancasila, yang salah satu silanya mengandung konsep kemanusiaan secara utuh dan merupakan hakikat kepribadian bangsa Indonesia. Identitas nasional selayaknya juga hadir untuk mempersatukan keberagaman masyarakat, yang sejalan dengan semboyan negara Bhinneka Tunggal Ika.

Dengan percaturan global, dimana ruang dunia tanpa batas, identitas nasional suatu bangsa dengan bangsa lainnya semakin baur dan sulit dibedakan. 

Dengan FGD ini, para narasumber yang berasal dari para dekan dan dosen Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) dan Institut Seni dan Budaya Indonesia Bandung mendiskusikan bahwa mempertahankan dan mengembangkan unsur-unsur kearifan lokal yang meskipun berbeda-beda namun menjadi satu kesatuan,  menjadi bagian dari identitas nasional yang diterapkan dalam aktivitas berkesenian, menjalin hubungan, berkomunikasi maupun meningkatkan potensi pertumbuhan ekonomi. 

Perbedaan kearifan lokal ini dari beragam suku dan budaya 

menunjukkan nilai-nilai eksistensi keunikan bangsa, baik secara individu maupun kolektif. Ditambah dengan perkembangan kemajuan teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk memperkuat identitas bangsa. “Kemajemukan kearifan lokal yang keunikannya diselaraskan dalam kehidupan sehari-hari dapat membentuk satu kesatuan identitas bangsa seutuhnya”, tutup Prof. Rudy.

BANDUNG. Perkembangan dunia yang begitu cepat ditunjukan dengan cepatnya tidak terkendali nya informasi yang diterima oleh masyarakat. Disamping sisi positif keberadaan informasi yang mudah diakses juga terdapat ancaman global pada budaya sebagai identitas bangsa. Pada tanggal 14 November 2020, Itenas Bandung kembali mengadakan Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN) untuk mahasiswa Itenas. Kegiatan yang dilaksanakan secara online ini mengundang Narasumber seorang penulis, peneliti, filolog amatir, sekaligus pascasarjana Arkeologi UI, Sinta Ridwan. Bersama moderator Gusti Ayu Jessy, ST., MT, Narasumber banyak menceritakan kegiatan-kegiatan beliau yang berkenaan langsung dengan budaya dan bagaimana memahami budaya sebagai potensi dan identitas bangsa. Mengingat kembali pengertian kearifan lokal yaitu sikap, pandangan, dan kemampuan suatu komunitas di dalam mengelola lingkungan rohani dan jasmaninya, yang memberikan kepada komunitas itu daya tahan dan daya tumbuh di dalam wilayah dimana komunitas itu berada menjadikan pemahaman dasar para peserta untuk memupuk rasa cinta tanah air sebagai salah satu upaya meningkatkan ketangguhan identitas bangsa. Kearifan lokal merupakan satu aset warisan budaya bangsa Indonesia. Seperti yang telah dipaparkan oleh narasumber bahwa pada dasarnya kearifan lokal itu berkembang pada ranah kognitif atau pengetahuan, ranah afektif berupa penanaman nilai-nilai moral, dan ranah motorik berupa pembelajaran berbagai keterampilan. Dalam konteks di era digital saat ini, pentingnya pemahaman bahwa orientasi kearifan lokal lebih pada keseimbangan kita sebagai entitas akademik dengan alam dan budaya untuk mencapai pembangunan bangsa yang berkelanjutan. Harapannya kegiatan materi yang dibawakan hari ini mampu memberikan pemahaman baru terkait pentingnya kearifan lokal sebagai inti dari kepribadian bangsa. (Byna K/INO)

Tags:Gusti Ayu Jessy Itenas kearifan lokal PKBN Sinta Ridwan

Published by LPPSLH on July 28, 2018

Kearifan Lokal, Identitas dan Jati Diri Bangsa. Bhineka Tunggal Ika, walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua, satu bangsa, Bangsa Indonesia. Keanekaragaman adalah satu ciri khas yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia, baik itu dalam lingkup sosial, budaya, agama, dan juga politik. Inklusi Sosial.

Baca juga: Bagaimana Kelanjutan Pemenuhan Hak Masyarakat Penghayat Dalam Mewujudkan Inklusi Sosial?

Kita lihat saja bagaimana dalam sejarah panjang perjalanan Bangsa Indonesia, dimana agama lokal ataupun kepercayaan asli masyarakat setempat telah menjadi bagian dari budaya. Namun bukan mengenai agama atau kepercayaannya yang paling penting adalah mengenai sebuah kearifan lokal yang mengajarkan mengenai filosofi hidup sejati yang telah ada sejak ratusan tahun silam dan masih bertahan hingga saat ini.

Sebagai bagian dari suatu budaya dalam masyarakat, kearifan lokal tidak dapat dipisahkan dari masyarakat itu sendiri. Kearifan lokal atau local wisdom pada umumnya diwariskan secara terus menerus dan turun temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya melalui ceritadan juga ajaran. Misalnya saja kearifan lokal yang ada dalam sebuah cerita rakyat, tembang atau lagu, permainan, dan juga kepercayaan.

Dalam hal tersebut, kearifan lokal sebagai suatu pengetahuan yang dapat ditemukan dalam masyarakat lokal tertentu melalui beragam pengalaman dalam mencoba dan juga diintegrasikan dengan pemahaman terhadap budaya dan keadaan alam tempat itu sendiri.

Secara etimologis kearifan lokal yang terdiri dari dua kata, yakni kearifan (wisdom) atau kebijaksanaan, dan juga lokal (local) atau setempat. Jadi secara sederhana arti kearifan lokal yang dapat dipahami adalah gagasan setempat yang bersifat asli, bijaksana, dan penuh kearifan, serta memiliki nilai kebaikan, yang tertanam dan juga diikuti oleh anggota masyarakat lainnya.

Sedangkan S.Swarsi mendefinisikan kearifan lokal secara konseptual sebagai suatu kebijaksanaan manusia yang berpijak pada filosofi nilai-nilai kehidupan, etika, perilaku, dan juga cara-cara yang dilakukan secara tradisional. Ia juga meyakini bahwa kearifan lokal yang dianggap baik dan benar dalam masyarakat ini dapat bertahan dalam waktu lama bahkan jika memungkinkan dapat dilembagakan (Mariane,2014).

Jadi kearifan lokal bisa menjadi salah satu identitas budaya bangsa, yang mampu menjadikan suatu bangsa memiliki jati diri dan juga berpengaruh terhadap watak serta karakter masyarakat. Seperti halnya yang saat ini diselenggarakan, Festival Kearifan Lokal di Kulon Progo Jawa Tengah. Dengan dihadiri lebih dari 10 komunitas kearifan lokal dari berbagai pelosok tanah air. Harapannya masyarakat lebih dapat melestarikan kearifan lokal sebagai bagian budaya dan jatidiri bangsa Indonesia.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA