Bagaimana kehidupan para astronot ketika sedang berada di luar angkasa

Bagaimana kehidupan para astronot ketika sedang berada di luar angkasa
Astronot Cina Tang Hongbo (kiri), komandan Nie Haisheng (tengah), dan astronot Liu Boming (kanan) di dalam modul inti Tianhe dari stasiun luar angkasa Cina. Kredit: CCTV

TEMPO.CO, JakartaAstronot buang hajat dengan cara yang tidak sama seperti orang-orang di bumi. Buang hajat di luar angkasa ternyata lebih rumit. Ini karena di luar angkasa tidak ada gravitasi. Tak heran buang hajat di luar angkasa bahkan membutuhkan ‘pelatihan toilet di luar angkasa’.

Dilansir dari India Today, para astronot biasanya menggunakan popok dewasa yang sangat menyerap dengan kemampuan menampung hingga satu liter cairan. Mereka juga menggunakan popok dewasa saat lepas landas dan mendarat. Setelah perjalanan luar angkasa, mereka melepas popok dan membuangnya di tempat penyimpanan di pesawat.

Sementara aktivitas buang hajat juga bisa dilakukan di toilet luar angkasa. Dilansir dari nasa.gov, Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) meluncurkan toilet luar angkasa baru Universal Waste Management System (UWMS) ke Stasiun Luar Angkasa Internasional. 

UWMS memiliki konsep desain sentral yang bisa dengan mudah diintegrasikan ke dalam berbagai pesawat ruang angkasa dan sistem pendukung kehidupan. Pada stasiun luar angkasa tempat astronot tinggal dan bekerja untuk waktu yang lama, UWMS mendaur ulang urine dan keringat supaya bisa digunakan lebih lanjut untuk diminum.

Tak hanya urine dan keringat, kopi astronot bahkan didaur ulang. Tak heran astronot sering mengatakan ‘kopi hari ini adalah kopi besok!’. Namun, tinja yang merupakan limbah padat belum bisa didaur ulang. Karena itu tinja dimasukkan ke dalam kantong kedap air. 

Kantong kedap air itu lalu dipadatkan dan dimasukkan ke dalam tabung penyimpanan tinja yang bisa dilepas. Sebagian kecil tabung tinja dikembalikan ke bumi untuk evaluasi, tapi sebagian besar dimuat ke kapal kargo yang terbakar saat masuk kembali melalui atmosfer bumi. 

Meski limbah tinja astronot tidak didaur ulang, NASA sedang mempelajari kemungkinan ini. Sedangkan untuk misi berdurasi lebih pendek, seperti Artemis II, UWMS juga bekerja dengan sistem di mana limbah tidak diolah terlebih dahulu, tapi hanya disimpan untuk dibuang. 

AMELIA RAHIMA SARI

Baca juga: Bagaimana Astronot Makan di Luar Angkasa?

Tak sedikit orang yang merasa penasaran dan ingin mengetahui bagaimana kehidupan astronot di Stasiun Luar Angkasa.

Tak mengherankan karena pekerjaan sebagai astronot dianggap sebagai salah satu profesi yang keren dan membanggakan.

Bukan hanya itu, rasa penasaran tersebut juga dikarenakan kehidupannya jauh berbeda dengan kehidupan normal di Bumi.

Bagi anda yang sudah tak sabar ingin mengetahuinya, simak saja ulasan mengenai kehidupan astronot saat berada di Stasiun Luar Angkasa di bawah ini.

Kehidupan Astronot di Stasiun Luar Angkasa

Belum lama ini, beberapa astronot membeberkan bagaimana kehidupannya yang kini tengah berada di Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS.

Diketahui, astronot tersebut bernama Jessica Meir, Christina Koch, dan Drew Morgan. Beberapa waktu yang lalu, dua astronot wanita, Jessica Meir dan Christina Koch terlihat berjalan di spacewalker atau luar stasiun.

Tak hanya itu, Jessica Meir juga sempat mengunggah foto melalui akun Twitter pribadinya, @astro_jessica. Dari unggahan foto tersebut, tampak Jessica Meir tengah bermain bisbol dengan Christina Koch dan Drew Morgan.

Kehidupan astronot yang terpantau tersebut bertepatan dengan World Series. Dikarenakan dilakukan di luar angkasa, tampak jelas bahwa bisbolnya mengambang.

Bisbol yang mengambang di luar jendela ISS tersebut terlihat keren dengan penampakan planet Bumi sebagai latar belakangnya.

Selain foto, ada juga video yang memperlihatkan Meir yang tengah melempar bola ke Morgan. Bola tersebut pun berhasil dipukul Morgan.

Hanya saja, bolanya terbang kembali ke lawan sehingga ia harus keluar meski baru lemparan pertama. Apa yang dilakukan astronot di ISS ini terlihat seru dan unik.

Rahasia Kehidupan Astronot di Stasiun Luar Angkasa

Selain astronot yang bisa bermain bisbol di Stasiun Luar Angkasa, sebenarnya masih ada banyak fakta kehidupan astronot lainnya yang sebaiknya anda tahu. Berikut beberapa faktanya.

Makanan dan Minuman

Makanan untuk astronot dibuat oleh SPACEHAB /Johnson Engineering. Sajian makanannya dikemas dengan segel siap makan sehingga tak perlu dimasak lagi.

Mengenai gizinya, makanan yang disajikan telah mencukupi standar makanan khusus untuk pekerja yang ada di gravitasi rendah.

Dengan demikian, kesehatan astronot bisa terjaga secara baik meski berada di ISS. Sementara untuk minumannya, astronot bisa menikmati es krim.

Namun tahukah anda bahwa minuman untuk astronot didapat dengan melakukan purifikasi terhadap air urin yang didaur ulang.

Air urin diubah menjadi air layak minum dengan bantuan teknologi mutakhir. Langkah ini dinilai sebagai solusi terbaik untuk menunjang kehidupan astronot di Stasiun Luar Angkasa mengingat sulitnya air.

Soal rasanya, sejumlah astronot mengaku seperti ada rasa yodium yang tajam. Namun tak ada pilihan lain karena keterbatasan makanan dan minuman.

Obat

Obat yang dikonsumsi astronot juga menarik untuk dibahas. Perlu untuk anda ketahui, obat-obatan yang biasa dikonsumsi di Bumi ternyata efeknya berkurang saat di ruang angkasa. Adapun alasannya yaitu adanya radiasi.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, NASA menyiasatinya dengan rutin mengganti obat-obatan setiap 6 bulan sekali.

Tak hanya itu, astronot yang ditugaskan ke luar angkasa juga diharuskan untuk rajin berolahraga. Dengan demikian, kesehatan tubuhnya tak akan menurun.

Mengelola Sampah

Kehidupan astronot di Stasiun Luar Angkasa lainnya yaitu mengelola sampah. Hal ini perlu dilakukan agar ISS tak kotor karena banyaknya sampah yang dihasilkan setelah makan.

Tak hanya membersihkan sampah setelah makan, astronot juga mengganti penyaring udara ruangan dan menjaga agar dinding maupun lantainya tetap bersih.

Dalam membersihkannya, astronot memanfaatkan deterjen cair, serbet pembersih serbaguna, sarung tangan plastik, dan vacuum cleaner. Sementara semua sampah yang dikumpulkan akan dibawa kembali ke Bumi.

Penuaan Dini

Saat berada di ruang angkasa, astronot berpotensi untuk mengalami penuaan dini. Hal ini dikarenakan tidak adanya gravitasi di ruang angkasa.

Selain penuaan dini, astronot juga rentan mengalami pengurangan massa tulang dan otot. Namun tak perlu khawatir karena ada solusinya.

Semua dampak buruk tersebut bisa diminimalisir dengan mengharuskan astronot untuk berolahraga secara rutin, setidaknya minimal 2 jam per hari.

Menjaga kesehatan astronot saat bertugas di luar angkasa memang penting untuk dilakukan. Apalagi, kehidupan astronot di Stasiun Luar Angkasa tak semua orang bisa merasakannya. (R10/HR-Online)

Bagaimana kehidupan para astronot ketika sedang berada di luar angkasa
Astronot di luar angkasa. ©2018 Mashable

TEKNOLOGI | 2 Oktober 2019 15:38 Reporter : Indra Cahya

Merdeka.com - Salah satu hal yang paling penting untuk kita perhatikan sehari-hari adalah kebersihan diri. Kita tak mungkin bisa melupakan kegiatan bebersih seperti mandi teratur, membersihkan diri pasca buang air, dan lain sebagainya.

Namun bagaimana jika Anda berada lebih dari 200 mil di atas permukaan Bumi seperti astronot? Tentu ini merupakan hal yang rumit.

Bagi Anda yang penasaran, Mike Massimino, selaku mantan astronaut NASA ini menjawab serba-serbi pengalamanannya tinggal di stasuin luar angkasa.

"Untuk menjaga kebersihan di Luar Angkasa, astronaut butuh pelatihan khusus. Karena bila salah, akan membawa masalah " ujarnya dikutip Wired via Tekno Liputan6.com.

Berikut ulasannya!

2 dari 4 halaman

Bagaimana kehidupan para astronot ketika sedang berada di luar angkasa

Saat berada di Bumi, kita menggunakan toilet biasa untuk menyiram bekas buang air dan mencuci tangan menggunakan wastafel untuk mencuci tangan, tetapi di luar angkasa hal ini jauh berbeda.

Dalam pesawat luar angkasa terdapat sebuah kamar kecil yang dinamakan WCS (Waste Containment System).

Bentuknya hanya seperti bilik kecil yang hanya ditutup bukan dengan menggunakan pintu, melainkan menggunakan kain. Di dalamnya terdapat toilet duduk untuk buang air besar, tetapi untuk buang air kecil WCS menyediakan seperti selang yang disambungkan ke toilet.

Masing-masing astronaut memiliki ujung selang buang air kecilnya sendiri, hal ini supaya tidak terjadinya perasaan jijik antara astronaut.

Ketika buang air kecil, astronaut perlu mengaktifkan WCS agar adanya udara dalam selang. Hal ini supaya urine yang keluar dapat tersalur ke tangki penyimpanan dengan lancar, tanpa terganggu gravitasi nol.

Isi tangkinya sendiri akan dibuang ke luar angkasa saat sudah penuh dan menyebabkan urine melewati proses kristalisasi dan lenyap dalam vakum luar angkasa.

Namun berbeda dengan stasiun luar angkasa yang ketika tangki penuh, maka isi dari tangki tersebut akan disaring dan daur ulang untuk menjadikan urine menjadi air minum.

3 dari 4 halaman

Bagaimana kehidupan para astronot ketika sedang berada di luar angkasa

Untuk melakukan buang air besar di luar angkasa, astronaut butuh melatih dirinya sendiri dengan toilet latihan terlebih dahulu.

Astronaut harus mengingat posisi yang dilakukannya ketika latihan karena feses yang keluar tidak langsung masuk ke dalam saluran, melainkan masih terkena gravitasi nol.

Untuk memantapkan dudukan, toilet disediakan dengan penjepit untuk paha astronaut, sehingga tubuh astronaut tidak akan melayang ketika buang air besar.

Hal ini cukup sulit untuk dilakukan dan apabila toilet menjadi rusak dikarenakan hal ini, NASA menyediakan sebuah kantong untung buang air besar.

Tangki dari toilet sendiri akan dikuras ketika pesawat sudah mendarat di Bumi kembali.

4 dari 4 halaman