Bagaimana ketidakpuasan kerja dapat mendorong karyawan untuk berhenti dari sebuah perusahaan

Agar kinerja karyawan terus optimal, maka perusahaan harus memiliki cara kreatif dalam meningkatkan kepuasan kerja stafnya.

Aktivitas suatu perusahaan terkait erat dengan sumber daya manusianya. Operasional perusahaan dapat berjalan dengan baik jika perusahaan mampu mengelola dan memanfaatkan sumber tenaga kerjanya dengan optimal.

Salah satu cara yang ditempuh oleh perusahaan dalam mempertahankan karyawannya adalah dengan meningkatkan kepuasan karyawan dalam melaksanakan tugasnya.

Dengan meningkatkan kesejahteraan dan kepuasan karyawan, maka mereka akan dapat bekerja sama dengan baik dengan rekan sekerja, terlibat sepenuhnya dalam pekerjaan dan lebih bertanggung jawab.

Pengertian Kepuasan Kerja

Menurut Newstrom, seorang pakar dalam bidang ini, menyebut bahwa kepuasan kerja adalah perasaan suka dan tidak suka seorang karyawan dalam memandang pekerjaan mereka.

Sedangkan para pakar lainnya, seperti Wexley dan Yuki mengatakan bahwa kepuasan kerja adalah cara seorang karyawan merasakan sesuatu tentang pekerjaannya.

Perasaan yang dimaksud bisa dilihat dari berbagai faktor penunjang seperti struktur organisasi, hubungan antar pegawai, dan prospek karier.

Dari pendapat Para Ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah suatu kondisi yang bisa mengukur kepuasan karyawan terhadap pekerjaan yang sedang mereka tekuni.

Kepuasan bisa datang dari tugas, manajemen, pencapaian, dan perasaan suka terhadap tugas selama bekerja.

Indikator Kepuasan Kerja

Ada lima indikator atau elemen dalam kepuasan kerja, di antaranya sebagai berikut:

1. Satisfaction with the Work Itself (Kepuasan pada Pekerjaan Itu Sendiri)

Kepuasan ini bisa dicapai apabila pekerjaan yang dilakukan oleh seorang karyawan memiliki manfaat untuk hajat hidup orang.

Sama artinya dengan pekerjaan ini penting untuk dilakukan.

Kepuasan bisa didapat apabila seorang karyawan memiliki tanggung jawab tinggi yang tertanam dalam diri atas produk yang ia kerjakan di dalam perusahaan.

Kepuasan ini juga bisa dilihat dari status produk yang telah Anda buat, apakah memuaskan atau tidak, apakah target Anda tercapai atau tidak.

2. Satisfaction with Pay (Kepuasan pada Pembayaran)

Kepuasan ini bukan hanya menitik beratkan pada upah yang didapatkan oleh karyawan selama bekerja satu bulan, melainkan lebih dari itu yakni mencakup kebijakan penggajian, tunjangan yang didapat, tingkat upah, dan potensi adanya kenaikan gaji.

3. Satisfaction with Promotion (Kepuasan pada Promosi)

Prospek karier seperti dipromosikan naik jabatan akan memberikan kepuasan pada karyawan. Promosi bisa dilakukan pada karyawan berdasarkan waktu lama kerja atau kualitas kinerja.

Promosi biasanya diiringi dengan adanya kenaikan upah, hal yang ditunggu-tunggu oleh karyawan.

4. Satisfaction with Supervision (Kepuasan pada Supervisi)

Ada dua dimensi gaya superisor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja, di antaranya supervisor yang memberikan perhatian pada karyawan terutama dalam kesejahteraan mereka.

Baca Juga :  Waktu Yang Tepat Meninggalkan Zona Nyaman

Kedua, supervisi yang terbuka pada karyawan meminta mereka berpartisipasi membahas persoalan yang akan mempengaruhi mereka selama bekerja.

Teori Kepuasan Kerja

Berikut beberapa teori Para Ahli soal kepuasan kerja.

1. Equity Theory atau Teori Keadilan

Teori ini dikemukakan oleh Adam (1963), menurutnya, ada aspek-aspek yang menjadi pemuas karyawan dalam melakukan pekerjaan.

Aspek tersebut bisa berupa gaji atau upah, rekan kerja yang suportif, dan manajemen yang baik.

Implikasinya adalah tingkat kontribusi karyawan yang diberikan pada perusahaan akan setara dengan keadilan yang ia inginkan.

2. Discrepancy Theory

Teori ini dikemukakan oleh Porter (1961), menurutnya, kepuasan kerja adalah selisih dari sesuatu yang seharusnya didapatkan dengan sesuatu yang ia dapatkan sebenarnya.

Hal ini sesuai dengan apa yang diutarakan oleh Locke (1969), menurutnya seseorang akan merasa puas apabila kondisi yang ia dapatkan sesuai dengan apa yang ia inginkan.

3. Opponent – Process Theory

Teori ini dikemukakan oleh Landy (1978), menurutnya, kepuasan maupun ketidakpuasan adalah urusan emosional.

Bila situasi yang dihadapi oleh seorang karyawan dapat memberikan keseimbangan emosional, maka karyawan akan merasa puas.

4. Two-factor Theory atau Teori Motivasi-Higiene

Teori ini dikemukakan oleh Herzberg (1966), di mana disebutkan bahwa kepuasan karyawan didapat dari dua faktor yaitu:

  • Jika karyawan merasa ‘sehat’
  • Jika karyawan memiliki motivasi untuk mencapai tujuan

Dimensi Kepuasan Kerja

Para pakar, seperti Smith, Kendall dan Hulin menyebut bahwa terdapat lima dimensi dalam kepuasan kerja, yakni:

  1. Pekerjaan
  2. Atasan
  3. Teman kerja
  4. Promosi jabatan
  5. Gaji atau upah

Sementara itu, menurut pakar lainnya, Siagian, dimensi kepuasan kerja mencakup pekerjaan itu sendiri yang mana di dalamnya ada tugas, tanggung jawab, gaji, dan kesempatan produksi.

Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Karyawan yang melihat perusahaan dimana dia bekerja berkembang pesat, maka mereka akan termotivasi untuk tidak pindah kerja mengingat dengan berkembangnya perusahaan, maka masa depan mereka pun juga akan terjamin.

Namun, hal tersebut juga belum menjamin karyawan memiliki motivasi untuk bekerja dengan baik tanpa adanya kepuasan kerja.

Tanpa adanya kepuasan kerja, maka motivasi tidak akan berkembang.

Berikut terdapat 6 faktor yang menjadi penentu kepuasan kerja bagi para karyawan di perusahaan, yaitu meliputi:

1. Tugas atau pekerjaan yang dilakukannya

Karyawan  lebih menyukai pekerjaan yang memberikan mereka peluang untuk menggunakan skill dan kemampuan mereka, membuka kesempatan pada mereka untuk belajar dan menerima tanggung jawab sehingga memandang tugasnya sebagai pekerjaan yang menarik.

Adanya kesesuaian pekerjaan dengan ketrampilan dan kemampuan karyawan diharapkan mampu mendorong karyawan untuk menghasilkan kinerja yang baik.

2. Gaji

Merupakan renumerasi finansial yang diterima oleh karaywan yang dipandang sebagai sesuatu yang adil dalam organisasi.

Karyawan menginginkan sistem penggajian yang adil dan sesuai dengan harapan mereka, yang berdasarkan tuntutan kerja, tingkat ketrampilan, serta pengalaman yang dimilikinya.

Tingkat pendidikan karyawan juga turut mempengaruhi tingkat kemungkinan karyawan dalam melakukan perbandingan gaji dengan karyawan lain dengan level yang sama di perusahaan yang berbeda.

Jika gaji yang diterimanya lebih rendah daripada gaji yang berlaku di perusahaan lain yang sejenis, maka akan menimbulkan ketidakpuasan karyawan terhadap gaji.

Karena itu, menentukan besaran gaji harus dilakukan dengan cermat, agar karyawan dan perusahaan sama-sama diuntungkan.

Karyawan yang puas dengan gaji yang diterimanya, akan menciptakan kepuasan kerja yang diharapkan dan berpengaruh pada kinerja karyawan.

3. Peluang untuk mendapatkan promosi dalam jenjang karir

Melalui promosi, perusahaan akan mendapatkan kestabilan moral karyawan, karena promosi akan selalu diikuti oleh tugas, tanggung jawab, dan wewenang yang lebih tinggi daripada posisi sebelmyumnya.

Selain itu, promosi juga memberikan peluang untuk mengembangkan pribadi karyawan, menumbuhkan tanggung jawab yang lebih besar, dan meningkatnya status sosial.

Promosi yang dilakukan dengan cara yang adil akan memberikan kepuasan pada karyawan.

4. Supervisi

Tugas pengawasan tidak dapat dipisahkan dari fungsi kepemimpinan, yaitu mengkomunikasikan kepada karyawan apa yang menjadi tujuan yang sudah ditetapkan oleh organisasi.

Kepemipinan yang diterapkan oleh seorang pemimpin dalam organsiasi dapat menciptakan integrasi yang selaras dan mendorong karyawan untuk mencapai sasaran dengan maksimal.

Baca Juga :  5 Alasan Penting Memiliki Sikap Positif

Karena itu aktivitas karyawan sangat tergantung pada gaya kepemimpinan yang diterapkan di tempat kerja.

Pengarahan, perhatian, dan motivasi dari pemimpin diharapkan dapat mendorong karyawannya untuk melakukan pekerjaanya dengan baik.

5. Rekan kerja

Team work yang yang baik, saling memberikan dukungan, bantuan, atau saran akan membuat pekerjaan lebih menyenangkan.

Hubungan baik dengan rekan kerja akan sangat berarti jika pekerjaan tersebut membutuhkan kerja sama tim. Eratnya hubungan dengan rekan kerja atau team work akan mempengaruhi pada mutu kerja yang dihasilkan.

Kelompok dengan tingkat kekompakan yang tinggi akan membuat karyawan merasa puas berada dalam kelompoknya.

Hal ini disebabkan karena berkurangnya ketegangan dan kecemasan dalam kelompok dan individu yang ada dalam kelompok tersebut mampu menyesuaikan diri dengan tekanan pekerjaan.

6. Lingkungan kerja yang bersih dan menyenangkan

Lingkungan kerja yang bersih, teratur, dan menyenangkan akan membuat pekerjaan lebih mudah ditangani.

Namun, jika kondisi kerja tidak menyenangkan (bising dan kotor) maka akan mengakibatkan terganggungnya penyelesaian pekerjaan.

Lingkungan kerja yang baik akan memberikan kepuasan kerja.

Cara untuk Meningkatkan Kepuasan Kerja

Ada lima hal yang bisa diusahakan oleh perusahaan agar tingkat kepuasan kerja karyawan bisa meningkat, berikut ulasannya:

1. Lingkungan yang Baik

Semangat karyawan dalam bekerja biasanya dipengaruhi oleh lingkungan kerja yang nyaman dan aman.

Jika perusahaan ingin karyawan bekerja dengan maksimal, maka bisa diciptakan lingkungan kerja nyaman dan santai, agar karyawan tidak tegang dan grogi saat bekerja.

2. Pelatihan Karyawan

Perusahaan sangat dianjurkan memberikan pelatihan untuk mendukung peningkatan skil karawan. Pelatihan bisa membantu kualitas karyawan meningkat.

Membuat mereka menjadi lebih profesional dan cekatan dalam mengerjakan tugasnya.

3. Fasilitas

Perusahaan bisa memberikan beragam fasilitas yang mendukung produktifitas karyawan, contohnya dengan memberikan laptop dan akses internet.

4. Mendukung Ide Karyawan

Jika Anda mendukung ide-ide atau mengapresiasi ide-ide yang diberikan karyawan, hal ini akan jadi jalan utama terbukanya komunikasi antara atasan dan bawahan.

Sikap menghargai ide-ide dari karyawan bisa membuat karyawan tidak lagi segan untuk mengeluarkan suara mereka.

5. Target Sesuai Kemampuan Karyawan

Setiap karyawan pasti memiliki jabatan dan tugas yang berbeda. Berikan target sesuai dengan kemampuan karyawan.

Jangan sampai perusahaan memberikan tanggung jawab besar pada karyawan yang tidak kompeten, hal itu bisa jadi menambah beban kerja pada karyawan yang lain.

Cara Mengukur Kepuasan Kerja

Cara mengukur kepuasan kerja bisa dilakukan menggunakan metode yang berbeda-beda. Anda juga bisa mengukur kepuasan kerja menggunakan:

  • Job Description Index atau skala indeks deskripsi jabatan
  • Pengukuran menggunakan ekspresi wajah
  • Menggunakan kuisioner kepuasan kerja Minnesota

Agar lebih mudah dipahami, berikut penjelasannya:

1. Job Description Index

Ditemukan oleh Smith, Kendall, dan Hullin pada 1969. Metode pengukuran ini dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan pada karyawan tentang:

  • Upah
  • Promosi
  • Rekan kerja
  • Sistem kerja
  • Pengawasan manajemen

Pertanyaan hanya bisa dijawab dengan pilihan iya, tidak, dan ragu-ragu.

2. Gambar Ekspresi Wajah

Dikembangkan oleh Kunin pada 1955, metode ini dipraktikkan dengan cara memilih gambar ekspresi wajah manusia sesuai dengan kondisi perasaan terhadap pekerjaan yang dilakukan.

Gambar wajah yang disuguhkan berupa ekspresi gembira, biasa saja, cemberut, dan sangat cemberut.

3. Minnoseta

Dikembangkan oleh Weiss dan England pada 1976, metode ini dipraktikkan dengan cara karyawan dituntut memilih satu dari alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang diberikan.

Alternatif jawaban adalah puas, tidak puas, netral, puas, dan sangat puas.

Aspek Kepuasan Kerja

Menurut salah satu pakar, Robbins (1996) menyebut ada lima aspek kepuasan kerja, di antaranya:

1. Kerja yang Menantang Mental

Sebagian karyawan terkadang lebih menyukai pekerjaan yang memberikan kesempatan bagi mereka untuk berkembang. Hal ini karena, pekerjaan yang kurang menantang dianggap mudah membuat bosan.

Namun, terlalu banyak tantangan juga tidak baik bagi kesehatan mental.

Jika dua kondisi ini dilakukan secara berlebihan maka kecil kesempatan bagi karyawan untuk mendapatkan kepuasan kerja.

2. Ganjaran yang Pantas

Ganjaran berupa upah atau gaji yang diberikan pada karyawan harus adil sesuai kinerja yang diberikan pada perusahaan, dan juga harus sesuai dengan harapan para karyawan.

Baca Juga :  10 Ciri Manajer Profesional dan Karakteristiknya

Namun, aspek ini tidak selalu mempengaruhi kepuasan kerja, sebab ada saja karyawan yang lebih memilih gaji kecil asal bekerja di tempat dan mendapatkan jobdesk yang ia sukai.

3. Kondisi Kerja Mendukung

Studi membuktikan bahwa karyawan lebih suka bekerja di tempat yang aman, tidak berbahaya. Lokasi paling ideal untuk bekerja adalah tempat yang memiliki temperatur normal, cahaya yang mumpuni, dan minim kebisingan.

4. Rekan Kerja Mendukung

Karyawan bekerja di perusahaan dalam waktu yang lama, bekerja dengan rekan kerja selama delapan jam dalam satu hari.

Jika selama itu hubungan dengan rekan kerja buruk, maka minim kesempatan karyawan mendapatkan kepuasan kerja.

5. Kesesuaian Pekerjaan dengan Kepribadian

Besar kemungkinan karyawan akan mendapatkan kepuasan kerja jika tipe kepribadian mereka sama dengan tuntutan dari pekerjaan.

Dampak Kepuasan Kerja

Menurut beberapa pakar, seperti Lawler dan Porter menyebutkan bahwa kepuasan kerja dapat berpengaruh pada unjuk kerja karyawan yang diberikan pada perusahaan.

Ketika kepuasan kerja naik, maka produktivitas naik.

Lawler dan Porter mengharapkan produktivitas yang tinggi menyebabkan peningkatan dari kepuasan kerja hanya jika tenaga kerja mempersepsikan bahwa ganjaran instrinsik dan ganjaran ekstrinsik yang diterima kedua-duanya adil dan wajar dan diasosiasikan dengan unjuk kerja yang unggul.

Jika tenaga kerja tidak mempersepsikan ganjaran intrinsik dan ekstrinsik yang berasosiasi dengan unjuk kerja, maka kenaikan dalam unjuk kerja tidak akan berkorelasi dengan kenaikan dalam kepuasan kerja.

Cara Menyukai Pekerjaan untuk Meningkatkan Kepuasan Kerja

Cara lain untuk meningkatkan kepuasan pekerjaan adalah dengan menyukai atau mencintai pekerjaan yang dilakukan.

Ketika Anda sudah menyukai pekerjaan, Anda akan menjalankan dengan antusias dan hasilnya akan memuaskan pribadi maupun perusahaan.

Namun, namanya juga manusia yang menghadapi pekerjaan yang sama setiap harinya pastinya akan muncul beberapa gangguan.

Akan ada waktu di mana Anda bosan dengan rutinitas kerja dan kelihangan motivasi untuk bekerja. Cara ampuh agar Anda kembali semangat adalah dengan menyukai pekerjaan yang dilakukan.

Setidaknya ada lima cara yang bisa Anda lakukan agar bisa menyukai pekerjaan yang ditekuni saat ini:

1. Lakukan Hal yang Kamu Suka di Kantor

Jika kamu memiliki hal yang disukai di kantor, lakukan hal itu setiap kali kamu memiliki kesempatan. Jadikan hal yang disukai itu sebagai motivasi untuk berangkat kerja setiap harinya.

2. Pelajari Hal Baru

Saat terjebak dalam rutinitas kerja yang itu-itu saja, Anda bisa me-refresh diri dengan cara mempelajari hal baru.

3. Ciptakan Perubahan Kecil

Coba buat perubahan kecil dalam hidup, misalnya dengan membuat kebiasaan baru seperti olahraga sebelum berangkat bekerja, atau menonton video idola kamu agar menjadi lebih termotivasi untuk mencari uang.

4. Cuti

Saat Anda berada dalam kondisi terlalu lelah karena pekerjaan menumpukn, ada baiknya Anda mengambil waktu untuk cuti. Mengosongkan otak sembari berpikir ulang apa yang membuat Anda mau bertahan dengan pekerjaan tersebut.

5. Nostalgia Perjuangan Melamar Pekerjaan

Ketika Anda baru lulus, ratusan lamaran pekerjaan dikirim ke berbagai perusahaan demi mengubah status pengangguran jadi karyawan.

Momen yang bisa jadi berat dalam hidup itu bisa dijadikan sebagai cermin perjalanan karier Anda.

Dengan menghargai perjalanan Anda dari mengenyam pendidikan sampai mendapatka pekerjaan profesional, Anda bisa lebih mengenal diri dan berdamai dengan pekerjaan yang ditekuni.

Kesimpulan

Kepuasan kerja adalah perasaan yang dirasakan oleh karyawan saat bekerja para orang lain, baik itu perusahaan besar atau setara UMKM.

Jarang diperihatikan, sebenarnya kepuasan kerja jadi hal penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan.

Kepuasan kerja didukung oleh sederet aspek, faktor, dan dimensi yang di antaranya mencakup soal upah hingga jenjang karier karyawan saat bekerja di sebuah perusahaan.

Kepuasan kerja sendiri memiliki beragam dampak bagi perusahaan, salah satinya ketika hal ini terpenuhi maka produktivitas karyawan akan meningkat.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA