Bagaimana menyikapi teknologi dan media sosial dengan bijak

Bagaimana menyikapi teknologi dan media sosial dengan bijak
Photo by camilo jimenez on Unsplash

Dalam memperingati Hari Media Sosial hari ini sudahkah kamu bijak dalam menggunakannya? Media sosial berperan sangat penting untuk media komunikasi dan informasi di era globalisasi ini. Jutaan orang di dunia bisa saling bertukar informasi, gambar, atau pemikiran dengan cepat tanpa hambatan lagi.

Saat ini, media sosial yang kita kenal banyak digunakan di Indonesia adalah Whatsapp, Line, Instagram, Facebook, dan Twitter. Semakin berkembangnya penggunaan media sosial, banyak terjadi kasus penyalahgunaan hingga perlu untuk diproses menurut hukum yang berlaku.

Di Indonesia, perilaku bersosial media sudah diatur dalam UU no. 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik atau sering disebut UU ITE. Beberapa hal yang diatur di antaranya mengenai pencemaran nama baik, penghinaan SARA, dan perdagangan elektronis.

Agar tidak melanggar UU ITE dan dapat menggunakan media sosial dengan optimal, berikut lima tips menggunakan media sosial dengan bijak :

1. Gunakan Sesuai Kebutuhan

Bagaimana menyikapi teknologi dan media sosial dengan bijak
Photo by Erik Lucatero on Unsplash

Media sosial hadir untuk dapat digunakan dalam berbagai hal, mulai dari hal-hal yang baik hingga hal-hal yang buruk. Seiring pesatnya perkembangan media sosial, meningkat juga kejahatan siber.

Hal itu tentu perlu dihindari dengan cara menggunakan media sosial sesuai dengan porsi dan kebutuhannya. Bagi anak-anak, media sosial mungkin belum terlalu dibutuhkan karena masih dalam pendampingan orang tua.

Pada usia remaja, penggunaan media sosial sangat tinggi karena usia remaja adalah saatnya menjalin relasi dengan seluas-luasnya. Namun, jika digunakan tanpa kontrol, bukan tidak memungkinkan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

2. Jaga Sikap dan Etika

Bagaimana menyikapi teknologi dan media sosial dengan bijak
Photo by Eliott Reyna on Unsplash

Tidak hanya dalam kehidupan nyata saja, sikap dan etika juga perlu ditunjukkan saat menggunakan media sosial. Media sosial juga merupakan tempat bertemunya banyak orang, mulai dari anak kecil hingga orag tua, warga Indonesia hingga warga luar negeri, dan orang-orang dari latar belakang yang berbeda-beda.

Untuk itu, sikap dan etika perlu ditunjukkan dengan cara menghargai pendapat orang lain yang berupa postingan, gambar, dsb. Selain itu, menunjukkan respect juga perlu dala situasi yang diperlukan, seperti saat terjadi bencana.

Tidak hanya itu, bahasa sopan dan santun terhadap lawan bicara juga perlu diterapkan agar tidak menyinggung perasaan lawan bicara di media sosial.

3. Ikuti Informasi yang Bermanfaat

Bagaimana menyikapi teknologi dan media sosial dengan bijak
Photo by Austin Distel on Unsplash

Berkumpulnya orang-orang dari belahan dunia yang berbeda menjadikan ladang informasi yang luas di media sosial. Informasi tersebut dapat berupa informasi yang baik sampai informasi yang kurang penting.

Untuk itu, perlu filter untuk mengambil sumber informasi dari media sosial agar informasi yang didapatkan akurat, kredibel, dan dapat dipertanggungjawabkan.

4. Jauhi Toxic Account

Bagaimana menyikapi teknologi dan media sosial dengan bijak
Photo by Kinga Cichewicz on Unsplash

Berkaitan dengan perlunya filter dalam menyaring informasi di media sosial, hal itu juga berlaku untuk akun-akun yang kita ikuti.Terkadang ada beberapa akun yang sangat direkomendasikan untuk kita ikuti, dan ada pula akun yang toxic dan membawa kita pada hal hal buruk.

Toxic account adalah akun-akun yang mengimpulsi kita untuk melakukan hal buruk, seperti boros atau marah. Jika hal itu terjadi, berhentilah untuk mengikutinya.

5. Manfaatkan Sosial Media Semaksimal Mungkin

Bagaimana menyikapi teknologi dan media sosial dengan bijak
Photo by William Iven on Unsplash

Sebagai media yang bisa digunakan untuk berbagai hal, media sosial bisa menjadi pasar yang efektif untuk memamerkan skill, kemampuan, dan kreativitas kita.

Hal itu dapat berupa konten viideo, gambar, atau tulisan yang berisi mengenai personal branding atau untuk pemasaran produk. Selain itu, opini atau pendapat juga bebas diutarakan di media sosial dengan catatan dapat dipertanggungjawabkan.

Hal itu akan sangat berguna, contohnya ketika kita mendaftar suatu pekerjaan maka HRD bisa melihat aktivitas kita di media sosial. Untuk itu, manfaatkan dengan baik dan bijak agar bisa berguna untuk diri kita.

Beberapa tips di atas dapat diterapkan agar kita bisa bijak menggunakan media sosial karena tidak dapat dipungkiri media sosial sudah sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari.

Media sosial dapat memberikan pengaruh besar bagi kehidupan kita, baik pengaruh baik hingga pengaruh buruk.

Maka, tentukan apa yang menjadi tujuanmu. Selamat hari media sosial!

Penulis : Nafi Khoiriyah

Editor : Aneq Oktina

PERKEMBANGAN media sosial (medsos) di Indonesia sudah seperti nasi yang menjadi kebutuhan pokok. Menurut data yang dipublikasikan We Are Social, perusahaan asal Inggris, pada Januari 2020, terungkap bahwa 175,4 juta penduduk Indonesia telah menggunakan internet dan 160 juta telah menggunakan medsos dari total 272,1 juta keseluruhan penduduk.

Artinya, jika dipersentasekan, ada sekitar 59% jumlah penduduk Indonesia yang aktif menggunakan medsos. Dari total pengguna medsos itu, Youtube menjadi platform yang paling banyak diakses di Indonesia dengan 88%, diikuti Whatsapp 84%, Facebook 82%, Instagram 79, Twitter 56%, dan Line 50%.

Di tengah pandemi covid-19, konsumsi medsos masyarakat cenderung meningkat. Hal ini lantaran adanya kebijakan physical distancing yang dikeluarkan pemerintah. Alhasil, aktivitas komunikasi masyarakat Indonesia lebih banyak dilakukan di medsos. Bahkan, sebagian besar masyarakat tidak hanya menggunakan medsos sebagai media komunikasi, tapi juga sumber informasi yang dipercayai.

Padahal, tidak semua yang diunggah di medsos merupakan berita yang valid atau malah bisa jadi berita hoaks (informasi yang tidak benar). Parahnya lagi, pengunggah medsos tidak tahu jika informasi yang disebarkan merupakan berita hoaks. Hal ini lantaran kebanyakan pengguna medsos tidak mengecek kebenaran informasi yang didapatkan terlebih dahulu. Bahkan, menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), hingga 5 Mei 2020, mencatat sebanyak 1.401 konten hoaks dan disinformasi terkait covid-19 yang beredar di masyarakat.

Berita hoaks dapat merugikan orang lain dan memengaruhi pola pikir penerima berita. Penyebar berita hoaks pun tidak begitu saja luput dari jeratan hukum. Di Indonesia sudah ada Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) yang dapat menjerat perilaku pengguna medsos yang melanggar UU tersebut. Oleh karena itu, pengguna medsos harus cermat dan bijak dalam mengunggah informasi.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengunggah informasi di medsos agar kita tidak menjadi bagian dari penyebar berita hoaks.

Pertama, jangan hanya membaca judul, tapi harus keseluruhan informasi. Berita hoaks biasanya menggunakan judul yang provokatif. Pengguna medsos yang enggan membaca keseluruhan informasi biasanya hanya membaca judul, lalu memercayai informasi itu dan menyebarkan sesuai dengan kesimpulan judul yang dibaca.

Padahal, terkadang judul dan keseluruhan informasi acap kali berbeda. Oleh karena itu, membaca kritis keseluruhan informasi harus dilakukan pengguna medsos.

Kedua, mengecek sumber berita. Banyak informasi beredar luas di medsos. Kebanyakan, informasi yang valid disertai dengan sumber yang jelas sehingga pembaca berita bisa mengecek informasi sebenarnya melalui alamat situs resmi dari media yang tepercaya.

Perlu dicatat, apabila situs yang tercantum menggunakan domain blog, informasi yang disajikan masih belum dapat dikatakan valid. Jadi, apa yang harus dilakukan?

Pengguna medsos harus mencari informasi serupa yang terdapat di media-media tepercaya. Jika informasi yang terdapat di medsos itu tidak ada atau berlainan dengan informasi di situs resmi, dapat dikatakan informasi yang bersumber dari medsos tersebut hoaks atau disinformasi.

Sebagai contoh, yang kerap terjadi di Whatsapp ialah adanya pesan yang tidak diketahui sumbernya dan berlabel anonim, berkeliaran di grupgrup Whatsapp.

Dalam menyikapi hal ini, pengguna medsos yang tidak bijak biasanya akan ikut emosional dan langsung menyebarkan ke grup-grup Whatsapp lainnya dan itu akan berlangsung terusmenerus.

Ketiga, membandingkan informasi dari medsos dengan beberapa media massa. Jika dirasa masih belum meyakinkan terhadap kebenaran suatu informasi pada satu situs, pengguna medsos dapat mengecek di situs yang lain dengan membandingkan fakta yang diusung. Jika informasi yang terdapat di beberapa media sama, dapat dipastikan informasi tersebut valid.

Namun, jika masih terdapat perbedaan informasi yang signifi kan, perlu diverifikasi lebih lanjut. Biasanya dalam beberapa waktu kemudian akan muncul penjelasan resmi dari pihak atau institusi terkait yang bertujuan meluruskan informasi.

Di era teknologi seperti saat ini, penggunaan medsos tidak bisa lagi dapat terben dung dan dihindari. Mau atau tidak, sebagai masyarakat yang tidak mau ketinggalan zaman, medsos harus kita terima.

Pertanyaannya sekarang, kita mau menjadi pengguna medsos yang seperti apa? Mari bijak dalam bermedia sosial agar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.