Bagaimana pendapat anda tentang qodariyah

Qadariyah (bahasa Arab: قداريه, translit. qadariyah‎) atau Qidiriyah adalah sebuah ideologi dan sekte bidah di dalam akidah Islam yang muncul pada pertengahan abad pertama Hijriah di Basrah, Irak. Kelompok ini memiliki keyakinan mengingkari takdir, yaitu bahwasanya perbuatan makhluk berada di luar kehendak Allah dan juga bukan ciptaan Allah. Para hamba berkehendak bebas menentukan perbuatannya sendiri dan makhluk sendirilah yang menciptakan amal dan perbuatannya sendiri tanpa adanya andil dari Allah.[1][2]

Ideologi Qadariyah murni adalah mengingkari takdir. Yakni tidak ada takdir, semua perkara yang ada merupakan sesuatu yang baru (terjadi seketika), di luar takdir dan ilmu Allah. Allah baru mengetahuinya setelah perkara itu terjadi.[3]

Namun paham Qadariyah yang murni dapat dikatakan telah punah, akan tetapi masih bisa dijumpai derivasinya pada masa sekarang, yaitu mereka tetap meyakini bahwa perbuatan makhluk adalah kemampuan dan ciptaan makhluk itu sendiri, meskipun kini menetapkan bahwa Allah sudah mengetahui segala perbuatan hamba tersebut sebelum terjadinya. Imam Al-Qurthubi berkata, “Ideologi ini telah sirna, dan kami tidak mengetahui salah seorang dari muta’akhirin (orang sekarang) yang berpaham dengannya. Adapun Al-Qadariyyah pada hari ini, mereka semua sepakat bahwa Allah Maha Mengetahui segala perbuatan hamba sebelum terjadi, tetapi mereka menyelisihi As-Salafush Shalih (yaitu) dengan menyatakan bahwa perbuatan hamba adalah hasil kemampuan dan ciptaan hamba itu sendiri.”[4]

Generasi pertama dari Qadariyah menolak sifat-sifat yang telah ditetapkan oleh Allah di dalam Al-Qur'an maupun sunnah. Pengingkaran ini mengenai keyakinan bahwa Allah dapat dilihat pada hari kiamat dengan penglihatan manusia. Mereka juga meyakini bahwa Al-Qur'an adalah makhluk. Pengingkaran lainnya mengenai pendahuluan ilmu Allah sebelum segala sesuatu yang baru belum terjadi. Sementara itu, golongan kedua dari Qadariyah meyakini bahwa Allah bukan merupakan pencipta dari tindakan-tindakan manusia. Golongan ini telah menetapkan keilmuan, tetapi menolak tingkatan penciptaan perbuatan manusia.[5]

Pelopornya sekte ini adalah Ma'bad al-Juhani, seorang penduduk kota Bashrah dan muridnya Ghailan ad-Dimasyqi. Paham bid'ah ini tersebar di Bashrah dan mempengaruhi banyak penduduknya ketika tokoh kota tersebut, ‘Amr bin ‘Ubaid mengikuti paham ini.

Imam Al-Auza'i mengatakan, “Yang pertama kali mencetuskan paham mengingkari takdir adalah Susan, seorang penduduk Irak. Ia awalnya adalah seorang Nasrani yang masuk Islam, (namun) kemudian kembali kepada agamanya semula. Ma’bad al-Juhani menimba (paham ini) darinya, kemudian Ghailan bin Muslim ad-Dimasyqi menimbanya dari Ma’bad.”[6] Imam Muslim meriwayatkan dalam Kitab Shahih-nya dari Yahya bin Ya’mar, ia berkata, “Yang pertama kali memelopori (menyebarkan) paham ingkar takdir di Bashrah adalah Ma’bad al-Juhani.” “Penduduk Bashrah banyak yang terpengaruh dengan paham sesat ini setelah melihat ‘Amr bin ‘Ubaid mengikutinya.” [7]

  • Jabariyah

  1. ^ //www.fatwaislam.com/fis/index.cfm?scn=fd&ID=1357
  2. ^ //islamqa.info/en/158488
  3. ^ lihat kitab Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim, karya Imam an-Nawawi, 1/138
  4. ^ Fathul Bari, karya al-Hafizh Ibnu Hajar, 1/145
  5. ^ Al-'Aqil, Muhammad bin A. W. (2018). Bamuallim, M., dan al-Faiz, M. S.,, ed. Manhaj Aqidah Imam Asy-Syafi'i. Diterjemahkan oleh Idris, N., dan Zuhri, S. Jakarta: Pustaka Imam Syafi'i. hlm. 559.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Banyak nama: editors list (link)
  6. ^ Syarh Ushul I’tiqad Ahlis Sunnati wal Jama’ah, karya Al-Lalika'i, 4/827
  7. ^ lihat perkataan Al-Imam as-Sam’ani dalam kitab Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim, karya Imam An-Nawawi, 1/137.

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Qadariyah&oldid=20235834"

"QUIS"ketika selesai berwudhu kenapa laki-laki tidak boleh bersentuhan dengan perempuan...?no copas...no nyontek...penjelasan ✓.melihat buku ✓.otw kal … ian pergi kemana ketika lebaran :v​

sebutkan 5 sholat nawafil ghairu muakkad

Setelah ibadah dhuha bersama di sekolah, Reni kembali ke kelas, dia melihat Intan sedang bermain dan tidak mengikuti ibadah dhuha bersama, bagaimana s … eharusnya sikap Reni …..

Sebutkan 5 sholat nawatil yang muakad

Membaca Al-Qur'an dengan khusyuk, penuh penghayatan, dengan hati yang ikhlas, mampu menyentuh jiwa dan perasaan apabila perlu dengan menangis, hal ini … sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah Swt. .... a. Q.S. al-Isra: 109 b. Q.S. al-A'raf: 204 c. Q.S. an-Nisa': 82 d. Q.S. an-Nahl: 98bantu jawab makasih☺​

hadis dibawah Ini mengajurkan umat manusia untuk berbuat baik kepada...pliss jangan ngasal ini buat PAT ku nanti makasih​

perbuatan zina seringkali berawal dari​

apabila laki laki dan perempuan berduaan di tempat sepi pihak ketiga adalah​

Jelaskan peranan akal bagi manusia menurut al quran

sebutkan syarat syarat pakaian bagi wanita muslimah please ​

Qadariyah

pengertian

Pengertian Qadariyah. Pengertian Qadariyah secara etimologis, berasal dari bahasa Arab, yaitu Qadara yang bemakna kemampuan dan kekuatan. Adapun secara terminologi istilah adalah suatu aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi oleh Allah Swt. Aliran-aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi segala perbuatannya, ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas kehendaknya sendiri. Aliran ini lebih menekankan atas kebebasan dan kekuatan manusia dalam mewujudkan perbutan-perbutannya. 

Dalam istilah Inggrisnya faham ini dikenal dengan nama free will dan free act. Mereka, kaum Qadariyah mengemukakan dalil-dalil akal dan dalil-dalil naqal (Al-Qur'an dan Hadits) untuk memperkuat pendirian mereka. Mereka memajukan dalil, kalau perbuatan manusia sekarang dijadikan oleh Tuhan, kenapa mereka diberi pahala kalau berbuat baik dan disiksa kalau berbuat maksiat, padahal yang membuat atau menciptakan hal itu adalah Allah Swt. Jadi istilah Qadariyah dinisbatkan kepada faham ini, bukan berarti faham ini mengajarkan percaya pada taqdir, justru sebaliknya faham Qadariyah adalah faham pengingkaran taqdir. Penyebab lebih dikenalkanya penisbatan dan sebutan Qadariyah para pengingkar takdir.

Sejarah lahirnya aliran Qadariyah tidak dapat diketahui secara pasti dan masih merupakan sebuah perdebatan. Akan tetepi menurut Ahmad Amin, ada sebagian pakar teologi yang mengatakan bahwa Qadariyah pertama kali dimunculkan oleh Ma'bad al-Jauhani dan Ghilan ad-Dimasyqi sekitar tahun 70 H/689M. 

Harun Nasution menegaskan bahwa aliran ini berasal dari pengertian bahwa manusia mempunyai kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya, dan bukan berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk pada qadar Tuhan. 

Menurut Ahmad Amin, orang-orang yang berpaham Qadariyah adalah mereka yang mengatakan bahwa manusia memiliki kebebasan berkehendak dan memiliki kemampuan dalam melakukan perbuatan. Manusia mampu melakukan perbuatan, mencakup semua perbuatan, yakni baik dan buruk. Tokoh Aliran Qadariyah.

 1) Ma'bad al-Juhani. 2) Ghailan al-Dimasyqi. Doktrin Ajaran Aliran Qadariyah. Menurut Ahmad Amin dalam kitabnya Fajrul Islam, menyebutkan pokok-pokok ajaran Qadariyah sebagai berikut : 1) Orang yang berdosa besar itu bukanlah kafir, dan bukan mukmin, tapi fasik dan orang fasik itu masuk neraka secara kekal.

 2) Allah Swt. tidak menciptakan amal perbuatan manusia, melainkan manusia yang menciptakannya dan karena itulah maka manusia akan menerima pembalasan baik atas segala amal baiknya, dan menerima balasan buruk atas segala amal perbuatannya yang salah dan dosa karena itu pula, maka Allah Swt berhak disebut adil.

 3) Kaum Qadariyah mengatakan bahwa Allah Swt itu Maha Esa atau satu dalam arti bahwa Allah Swt tidak memiliki sifat-sifat azali, seperti al-ilm, al-hayat, mendengar dan melihat yang bukan dengan dzat-Nya sendiri. Menurut mereka Allah Swt., itu mengetahui, berkuasa, hidup, mendengar, dan melihat dengan dzat-Nya sendiri.

4) Kaum Qadariyah berpendapat bahwa akal manusia mampu mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, walaupun Allah Swt tidak menurunkan agama. Sebab, katanya segala sesuatu ada yang memiliki sifat yang menyebabkan baik atau buruk.


Lihat Sosbud Selengkapnya

Page 2

Qadariyah

pengertian

Pengertian Qadariyah. Pengertian Qadariyah secara etimologis, berasal dari bahasa Arab, yaitu Qadara yang bemakna kemampuan dan kekuatan. Adapun secara terminologi istilah adalah suatu aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi oleh Allah Swt. Aliran-aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi segala perbuatannya, ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas kehendaknya sendiri. Aliran ini lebih menekankan atas kebebasan dan kekuatan manusia dalam mewujudkan perbutan-perbutannya. 

Dalam istilah Inggrisnya faham ini dikenal dengan nama free will dan free act. Mereka, kaum Qadariyah mengemukakan dalil-dalil akal dan dalil-dalil naqal (Al-Qur'an dan Hadits) untuk memperkuat pendirian mereka. Mereka memajukan dalil, kalau perbuatan manusia sekarang dijadikan oleh Tuhan, kenapa mereka diberi pahala kalau berbuat baik dan disiksa kalau berbuat maksiat, padahal yang membuat atau menciptakan hal itu adalah Allah Swt. Jadi istilah Qadariyah dinisbatkan kepada faham ini, bukan berarti faham ini mengajarkan percaya pada taqdir, justru sebaliknya faham Qadariyah adalah faham pengingkaran taqdir. Penyebab lebih dikenalkanya penisbatan dan sebutan Qadariyah para pengingkar takdir.

Sejarah lahirnya aliran Qadariyah tidak dapat diketahui secara pasti dan masih merupakan sebuah perdebatan. Akan tetepi menurut Ahmad Amin, ada sebagian pakar teologi yang mengatakan bahwa Qadariyah pertama kali dimunculkan oleh Ma'bad al-Jauhani dan Ghilan ad-Dimasyqi sekitar tahun 70 H/689M. 

Harun Nasution menegaskan bahwa aliran ini berasal dari pengertian bahwa manusia mempunyai kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya, dan bukan berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk pada qadar Tuhan. 

Menurut Ahmad Amin, orang-orang yang berpaham Qadariyah adalah mereka yang mengatakan bahwa manusia memiliki kebebasan berkehendak dan memiliki kemampuan dalam melakukan perbuatan. Manusia mampu melakukan perbuatan, mencakup semua perbuatan, yakni baik dan buruk. Tokoh Aliran Qadariyah.

 1) Ma'bad al-Juhani. 2) Ghailan al-Dimasyqi. Doktrin Ajaran Aliran Qadariyah. Menurut Ahmad Amin dalam kitabnya Fajrul Islam, menyebutkan pokok-pokok ajaran Qadariyah sebagai berikut : 1) Orang yang berdosa besar itu bukanlah kafir, dan bukan mukmin, tapi fasik dan orang fasik itu masuk neraka secara kekal.

 2) Allah Swt. tidak menciptakan amal perbuatan manusia, melainkan manusia yang menciptakannya dan karena itulah maka manusia akan menerima pembalasan baik atas segala amal baiknya, dan menerima balasan buruk atas segala amal perbuatannya yang salah dan dosa karena itu pula, maka Allah Swt berhak disebut adil.

 3) Kaum Qadariyah mengatakan bahwa Allah Swt itu Maha Esa atau satu dalam arti bahwa Allah Swt tidak memiliki sifat-sifat azali, seperti al-ilm, al-hayat, mendengar dan melihat yang bukan dengan dzat-Nya sendiri. Menurut mereka Allah Swt., itu mengetahui, berkuasa, hidup, mendengar, dan melihat dengan dzat-Nya sendiri.

4) Kaum Qadariyah berpendapat bahwa akal manusia mampu mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, walaupun Allah Swt tidak menurunkan agama. Sebab, katanya segala sesuatu ada yang memiliki sifat yang menyebabkan baik atau buruk.


Lihat Sosbud Selengkapnya

Page 3

Qadariyah

pengertian

Pengertian Qadariyah. Pengertian Qadariyah secara etimologis, berasal dari bahasa Arab, yaitu Qadara yang bemakna kemampuan dan kekuatan. Adapun secara terminologi istilah adalah suatu aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi oleh Allah Swt. Aliran-aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi segala perbuatannya, ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas kehendaknya sendiri. Aliran ini lebih menekankan atas kebebasan dan kekuatan manusia dalam mewujudkan perbutan-perbutannya. 

Dalam istilah Inggrisnya faham ini dikenal dengan nama free will dan free act. Mereka, kaum Qadariyah mengemukakan dalil-dalil akal dan dalil-dalil naqal (Al-Qur'an dan Hadits) untuk memperkuat pendirian mereka. Mereka memajukan dalil, kalau perbuatan manusia sekarang dijadikan oleh Tuhan, kenapa mereka diberi pahala kalau berbuat baik dan disiksa kalau berbuat maksiat, padahal yang membuat atau menciptakan hal itu adalah Allah Swt. Jadi istilah Qadariyah dinisbatkan kepada faham ini, bukan berarti faham ini mengajarkan percaya pada taqdir, justru sebaliknya faham Qadariyah adalah faham pengingkaran taqdir. Penyebab lebih dikenalkanya penisbatan dan sebutan Qadariyah para pengingkar takdir.

Sejarah lahirnya aliran Qadariyah tidak dapat diketahui secara pasti dan masih merupakan sebuah perdebatan. Akan tetepi menurut Ahmad Amin, ada sebagian pakar teologi yang mengatakan bahwa Qadariyah pertama kali dimunculkan oleh Ma'bad al-Jauhani dan Ghilan ad-Dimasyqi sekitar tahun 70 H/689M. 

Harun Nasution menegaskan bahwa aliran ini berasal dari pengertian bahwa manusia mempunyai kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya, dan bukan berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk pada qadar Tuhan. 

Menurut Ahmad Amin, orang-orang yang berpaham Qadariyah adalah mereka yang mengatakan bahwa manusia memiliki kebebasan berkehendak dan memiliki kemampuan dalam melakukan perbuatan. Manusia mampu melakukan perbuatan, mencakup semua perbuatan, yakni baik dan buruk. Tokoh Aliran Qadariyah.

 1) Ma'bad al-Juhani. 2) Ghailan al-Dimasyqi. Doktrin Ajaran Aliran Qadariyah. Menurut Ahmad Amin dalam kitabnya Fajrul Islam, menyebutkan pokok-pokok ajaran Qadariyah sebagai berikut : 1) Orang yang berdosa besar itu bukanlah kafir, dan bukan mukmin, tapi fasik dan orang fasik itu masuk neraka secara kekal.

 2) Allah Swt. tidak menciptakan amal perbuatan manusia, melainkan manusia yang menciptakannya dan karena itulah maka manusia akan menerima pembalasan baik atas segala amal baiknya, dan menerima balasan buruk atas segala amal perbuatannya yang salah dan dosa karena itu pula, maka Allah Swt berhak disebut adil.

 3) Kaum Qadariyah mengatakan bahwa Allah Swt itu Maha Esa atau satu dalam arti bahwa Allah Swt tidak memiliki sifat-sifat azali, seperti al-ilm, al-hayat, mendengar dan melihat yang bukan dengan dzat-Nya sendiri. Menurut mereka Allah Swt., itu mengetahui, berkuasa, hidup, mendengar, dan melihat dengan dzat-Nya sendiri.

4) Kaum Qadariyah berpendapat bahwa akal manusia mampu mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, walaupun Allah Swt tidak menurunkan agama. Sebab, katanya segala sesuatu ada yang memiliki sifat yang menyebabkan baik atau buruk.


Lihat Sosbud Selengkapnya

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA