Bagaimana pendapatmu ketika mengetahui batik sudah diakui sebagai salah satu warisan budaya dunia

Batik Indonesia adalah warisan budaya dunia. Sejak tanggal 2 Oktober 2009 bertempat di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, UNESCO secara resmi telah menetapkan batik Indonesia sebagai salah satu warisan budaya tak benda (The Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity).

Batik merupakan produk asli Indonesia yang indah secara seni dan proses pembuatannya. Batik Indonesia adalah salah satu seni menggambar yang tertua di dunia. Jadi apa yang terpola dalam sebuah kain batik memiliki makna yang sangat mendalam, dimana didalamnya terkandung makna dan filosofis yang sangat tinggi.

Sebagai warisan budaya Indonesia, batik terus dijaga kelestariannya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mendorong peningkatan daya saing industri batik nasional dan menjaga pasar dari serbuan produk impor, salah satunya melalui penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Saat ini banyak tokoh dunia yang telah mengenakan batik di dalam forum internasional, dan banyak desainer fesyen kelas dunia yang juga mulai mengadopsi batik Indonesia dalam koleksi karya busana mereka.

Baca Juga: Menjaga Kelestarian Batik Nasional Ditengah Pandemi Global

Ada banyak tokoh dunia yang menggunakan batik saat acara resmi. Nelson Mandela, Presiden Afrika Selatan yang telah meninggal pada 5 Desember 2013 mencintai batik, bahkan menggunakan baju batik sehari-hari.

Kecintaan Nelson Mandela terhadap batik rupanya juga terlihat saat menghadiri acaraacara resmi, seperti peluncuran asosiasi mantan pemimpin dunia, The Elders, pada bulan Juli tahun 2007. Di kesempatan ini, pria kelahiran Mvezo, Afrika Selatan, 18 Juli 1918 ini dengan bangga mengenakan kemeja batik Indonesia.

Mantan Presiden Amerika, Barack Obama pun mencintai batik. Barack Obama yang pernah tinggal di Indonesia pun seringkali menggunakan kemeja batik saat acara formal.

Sewaktu menyambut Hari Batik Sedunia yang selalu diperingati tanggal 2 Oktober, Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta menggelar pameran batik yang menampilkan beberapa corak batik koleksi Ann Dunham, ibunda Presiden Barrack Obama, selama ia berada di Indonesia.

Tujuan Awal Pembuatan Batik

Batik awalnya dibuat untuk bangsawan kerajaan. Motif batik, dibedakan untuk raja, bangsawan, dan rakyat biasa. Motif batik beragam, ada yang bercirikan tanaman dan hewan yang dibuat dengan muatan filosofis yang tinggi.

Berdasarkan teknik pembuatannya, batik digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu:

Batik Tulis

Batik tulis merupakan kain yang dihias dengan ragam dan corak batik dengan menggunakan tangan. Pembuatan batik tulis ini biasanya memakan waktu kurang lebih selama tigan bulan.

Batik Cap

Batik cap adalah kain yang dihias dengan ragam dan corak batik yang dibentuk dengan cap. Biasanya, cap tersebut terbuat dari plat tembaga.

Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu yang relatif singkat jika dibandingkan dengan jenis batik tulis, yakni kurang lebih selama tiga hari.

Kombinasi Batik Tulis dan Cap

Batik ini adalah kombinasi antara batik tulis dan batik cap, dimana proses pembuatan batik awalnya digunakan cap dan diperindah dengan tangan.

Mengenalkan Batik Indonesia ke Dunia Internasional

Batik merupakan identitas Indonesia dan dapat dijadikan sarana diplomasi dan komunikasi multikultural kepada semua negara sahabat di dunia. Semua rakyat Indonesia, sahabat-sahabat bangsa lain di dunia juga suka dan cinta batik, sekaligus suka memakai batik, maka masa depan batik akan cerah.

Tahukah kamu bahwa batik Indonesia sudah mendunia? Ini membuktikan bahwa produk Indonesia juga mampu bersaing di era global.

Definisi batik Indonesia telah tertuang dengan jelas dalam SNI 0239 – 2019: Batik- Pengertian dan Istilah. Menurut SNI tersebut, batik merujuk pada kerajinan tangan sebagai hasil pewarnaan, secara perintangan menggunakan malam (lilin batik) panas sebagai perintang warna, dengan alat utama pelekat lilin batik berupa canting tulis dan atau canting cap untuk membentuk motif tertentu yang memiliki makna.

Selain perlindungan batik melalui penerapan SNI, Kementerian Perindustrian juga telah mencanangkan Labelisasi Batikmark dengan Batik INDONESIA. Labelisasi ini bertujuan untuk melestarikan dan melindungi batik Indonesia secara hukum dari berbagai ancaman di bidang HKI maupun perdagangan.

Tujuan lainnya dari labelisasi adalah memberikan jaminan mutu batik Indonesia dalam perdagangan serta meningkatkan apresiasi dan meningkatkan citra batik Indonesia di masyarakat internasional.

Langkah ini dilakukan dalam rangka mendukung pembedaan batik asli Indonesia dengan produk tiruannya, pihaknya telah merancang aplikasi Batik Analyzer. Aplikasi berbasis Android dan iOS ini menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang sejalan dengan program prioritas pada peta jalan Making Indonesia 4.0.

Di samping itu, kehadiran Batik Analyzer diharapkan menjadi solusi perlindungan industri batik Indonesia dalam menyongsong era industri 4.0. Upaya pelestarian dan perlindungan batik ini tentu saja tak hanya menjadi tugas Pemerintah Indonesia, tetapi kita sebagai anak bangsa juga wajib ikut serta berperan di dalamnya.

Aktivitas mendukung dan melestasikan batik harus terus dilakukan secara intensif dan berkelanjutan hingga terbentuk citra bahwa batik identik dengan Indonesia dan dikenal dunia. Sejatinya, esensi dari sebuah perlindungan budaya batik adalah meningkatkan keyakinan dalam diri masing-masing bahwa batik merupakan budaya asli kita yang luhur dan membanggakan.

Agar batik nusantara dapat bersaing di era globalisasi ini, apa upaya yang perlu dilakukan oleh bangsa Indonesia pada umumnya, dan pengrajin batik pada khususnya? Melestarikan batik sebagai warisan budaya bangsa adalah merupakan wujud cinta terhadap tanah air.

Upaya melestarikan dan mendorong pengembangan industri batik nasional agar lebih berdaya saing global harus dilakukan segenap pihak. Saat ini, industri batik mencapai 47.000 unit usaha dan tersebar di 101 sentra dengan telah menyerap tenaga kerja lebih dari 200 ribu orang.

Bahkan, di era revolusi industri 4.0, kita semua harus mampu melahirkan teknologi canggih yang dapat membuat industri batik di dalam negeri semakin berdaya saing. Sebab, industri batik merupakan bagian dari subsektor industri tekstil dan busana, yang menjadi salah satu andalan dalam implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0.

Di samping itu, dengan semakin gencarnya isu lingkungan, Kemenperin juga aktif mengajak kepada para pengrajin batik agar mulai menggunakan bahan baku yang lebih ramah lingkungan. Misalnya, pemakaian malam batik daur ulang dan terbarukan serta pemakaian zat warna alami.

Proses produksi di industri batik diharapkan semakin efektif dan efisien, sehingga daya saingnya akan meningkat, yang pada akhirnya industri ini akan dapat tetap berjaya di negeri sendiri, tak lekang oleh perubahan zaman.

Semuanya itu tentunya membutuhkan kreasi tiada henti dari setiap anak bangsa. Artinya, industri ini akan terus bersemi guna batik tetap lestari.

Pemerintah Indonesia selalu mendorong upaya-upaya menduniakan batik. Bentuk upayaupaya ini dinilai akan meningkatkan apresiasi dan akulturasi batik dalam kemajemukan budaya.

Seluruh masyarakat seyogyanya membeli produk yang menggunakan bahan batik dari seluruh tanah air. Masing-masing daerah memiliki motif-motif khas yang menarik. Mari kita dukung industri batik di seluruh wilayah Nusantara.

Batik dan Globalisasi Sosial Budaya

Globalisasi dimaknai sebagai munculnya interpretasi produk-produk global dalam konteks yang dilakukan masyarakat dalam berbagai wilayah budaya. Interpretasi lokal masyarakat tersebut kemudian juga telah membuka kemungkinan adanya pergeseran makna atas nilai budaya.

Kebudayaan Indonesia walau beraneka ragam namun pada dasarnya terbentuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India dan kebudayaan Arab. Demikian juga yang tersirat dalam filosofis batik.

Kebudayaan India terutama masuk dari penyebaran agama Hindu dan Buddha di Nusantara jauh sebelum Indonesia terbentuk. Kerajaan-kerajaan yang bernafaskan agama Hindu dan Buddha sempat mendominasi Nusantara pada abad ke-5 Masehi ditandai dengan berdirinya kerajaan tertua di Nusantara, Kutai sampai pada penghujung abad ke-15 Masehi.

Keberadaan batik Indonesia dengan aneka ragam motif serta bentuknya, diyakini bakal menjadi satu di antara ikon multikultur Indonesia yang menawan pada perhelatan pergaulan dan perdagangan internasional.

Dinamisasi kebudayaan dan tantangan global lewat pemberdayaan kebudayaan dalam negara dan pasar yang mendialogkan kebudayaan, politik, dan ekonomi di ranah batik, dan pasar diwakili oleh entitas paduan globalisasi, lokalisasi dan multikulturalisme.

Globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya bangsa Indonesia. Berikut dampak globalisasi bidang sosial budaya:

  • Meningkatkan pembelajaran mengenai tata nilai sosial budaya, cara hidup, pola pikir yang baik, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi dari bangsa lain yang telah maju.
  • Meningkatkan etos kerja yang tinggi, suka bekerja keras, disiplin, mempunyai jiwa kemandirian, rasional, sportif, dan lain sebagainya.
  • Globalisasi berdampak terhadap perkembangan Bahasa Indonesia, banyak kata-kata dari bahasa asing, terutama bahasa Inggris sebagai Bahasa Internasional memperkaya kosa kata Bahasa Indonesia. Contohnya kata hallo, televisi, dan radio.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA