Bagaimana pengaruh IPTEK terhadap peningkatan SDM di Indonesia

You're Reading a Free Preview
Pages 6 to 11 are not shown in this preview.

Beberapa waktu yang lalu, mencuat berita di media masa mengenai pindahnya sejumlah warga Indonesia ke negara tetangga. Berbagai pihak saling menyalahkan atas kejadian itu, sampai-sampai wartawan pun menjadi sasaran teguran keras petugas di dekat perbatasan karena dituduh sebagai provokator.

Kepindahan atau mobilitas penduduk menuju negara tetangga atau sebaliknya adalah hal biasa yang terjadi pada masyarakat di perbatasan sejak dahulu. Penyebabnya dapat karena dorongan atau motivasi budaya, sosial, maupun ekonomi. Mobilitas itu dapat bersifat sementara, namun ada pula yang bersifat permanen, misalnya penduduk yang bermigrasi menjadi warga negara tetangga sebagaimana disebutkan di atas.

Di Kalimantan Barat, ditinjau dari sisi keamanan perbatasan dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sering kali pasukan penjaga perbatasan menemukan kenyataan bahwa patok perbatasan telah bergeser atau hilang. Selain itu, di kawasan perbatasan terdapat banyak jalan tikus yaitu jalan untuk menuju negara tetangga tanpa melalui pos perbatasan lintas batas. Selanjutnya ditinjau dari sisi demografi sosial di perbatasan, mobilitas sering terkait dengan kegiatan ilegal termasuk penyelundupan, perdagangan barang haram, dan pembalakan liar yang menguntungkan pihak asing.

Tidak dapat diabaikan, di daerah perbatasan ini pada umumnya penduduknya miskin dengan tingkat pendidikan yang relatif rendah. Pada umumnya masyarakat yang kurang sejahtera akan lebih mudah dipengaruhi pihak lain. Bagaimanapun, dilihat dari perspektif pembangunan wilayah, wilayah perbatasan memiliki nilai strategis yang mendukung keberhasilan pembangunan nasional. Karakteristik kegiatan yang berlangsung di wilayah perbatasan ini, baik darat maupun laut mempunyai dampak penting bagi kedaulatan NKRI. Wilayah perbatasan dapat merupakan faktor pendorong bagi peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi bagi masyarakat yang berada di sekitar perbatasan. Selain itu, memiliki keterkaitan yang dapat saling memengaruhi dengan kegiatan yang dilaksanakan di wilayah lainnya yang berbatasan dengan NKRI.

Hal penting lainnya adalah wilayah perbatasan itu mempunyai dampak terhadap kondisi pertahanan dan keamanan, baik pada skala regional maupun nasional. Dijelaskan, problem di Kabupaten Sanggau —(lihat Bappenas, rencana induk pengelolaan batas negara). Di sisi lain, dampak positif mobilitas pelintas batas, bagi pembangunan daerah, salah satunya adalah meningkatnya potensi kegiatan perdagangan di wilayah ini. Kegiatan perdagangan tersebut dapat meningkatkan kualitas penduduk dan pembangunan wilayah secara nyata (Aswatini, 1996). Untuk meningkatkan hal itu, masyarakat di pedalaman perlu memiliki akses ke pusat kegiatan tersebut dan upaya meningkatkan kualitas produk yang mereka hasilkan.

Pemetaan potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam merupakan hal dasar yang perlu dilakukan sebelum proses pemberdayaan masyarakat dengan berbasis pengetahuan lokal dilakukan. Penanaman ide mengoleksi kekayaan adat dan pengetahuan di rumah adat mereka dan menjadikan rumah adat tersebut sebagai pusat pembelajaran masyarakat, pusat pengetahuan dan pendidikan, serta pengembangan pengetahuan lokal diasumsikan dapat mempercepat proses kemandirian masyarakat tersebut. Pola pemberian bantuan saja tanpa mendorong masyarakat untuk memiliki keinginan untuk maju akan menjadikan masyarakat menjadi bergantung pada bantuan.

Membangun SDM merupakan hal penting dan mendasar yang harus dilakukan dan melestarikan SDA yang menjadi tumpuan kehidupan mereka menjadi prasyarat penting bagi daerah Semongan. Kapasitas teknologi yang dibangun di kawasan itu berdasarkan kapasitas lokal dan penguatan pengetahuan yang telah mereka miliki diyakini dapat meningkatkan semangat masyarakat untuk maju dan mandiri. Pembangunan di daerah itu yang melibatkan lebih dari 10 departemen dan kementrian yang dimotori Depsos perlu mendapat dukungan.

Terakhir, sumber daya manusia dan kemampuan untuk meningkatkan kapasitas ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) menjadi tumpuan kekuatan suatu bangsa. Sebagai ilustrasi adalah banyak negara yang minim sumber daya alam, namun karena SDM dan iptek yang dimiliki, mereka dapat bertahan dan bahkan menjadi lebih unggul daripada negara lain yang kaya akan sumber daya alam. Hal itu telah dibuktikan Korea, Jepang, dan China. Demikian juga Taiwan dan Vietnam mampu mengejar ketertinggalan mereka dari negara Barat. Kemajuan ekonomi mereka tumbuh berkat strategi dalam membangun kapasitas iptek dan SDM-nya.

Alvini Pranoto, Kabid Teknologi, Asdep Urusan Penyelarasan Dukungan Iptek Kementerian Negara Riset dan Teknologi
Sumber : Media Indonesia, 8 Juni 2008

Sivitas Terkait : Alvini Pranoto

Pengaruh IPTEK terhadap peningkatan SDM Indonesia khususnya dalam persaingan global dewasa ini meliputi berbagai aspek dan merubah segenap tatanan masyarakat. Aspek-aspek yang dipengaruhi, adalah sebagai berikut : 1. Dampak yang ditimbulkan oleh teknologi dalam era globalisasi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi, sangat luas. Teknologi ini dapat menghilangkan batas geografis pada tingkat negara maupun dunia. 2. Aspek Ekonomi.

Dengan adanya IPTEK, maka SDM Indonesia akan semakin meningkat dengan pengetahuan-pengetahuan dari teknologi tersebut. Dengan kemajuan SDM ini, tentunya secara tidak langsung akan mempengaruhi peningkatan ekonomi di Indonesia. Berkaitan dengan pasar global dwasa ini, tidaklah mungkin jika suatu negara dengan tingkat SDM rendah dapat bersaing, untuk itulah penguasaan IPTEK sangat penting sekali untuk dikuasai.

Selain itu, tidak dipungkiri globalisasi telah menimbulkan pergeseran nilai dalam kehidupan masyarakat di masa kini akibat pengaruh negatif dari globalisasi. 3. Aspek Sosial Budaya.

Globalisasi juga menyentuh pada hal-hal yang mendasar pada kehidupan manusia, antara lain adalah masalah Hak Asasi Manusia (HAM), melestarikan lingkungan hidup serta berbagai hal yang menjanjikan kemudahan hidup yang lebih nyaman, efisien dan security pribadi yang menjangkau masa depan, karena didukung oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dampak yang timbul diakibatkannya ikatan-ikatan tradisional yang kaku, atau dianggap tidak atau kurang logis dan membosankan. Akibat nyata yang timbul adalah timbulnya fenomena-fenomena paradoksal yang muaranya cenderung dapat menggeser paham kebangsaan/nasionalisme. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya tanggapan masyarakat atas kasus-kasus yang terjadi dinilai dengan didasarkan norma-norma kemanusiaan atau norma-norma sosial yang berlaku secara umum (Universal internasional).

Dari uraian diatas mengenai IPTEK dalam upaya peningkatan SDM Indonesia di era globalisasi ini, sudah jelas bahwa dengan adanya IPTEK sudah barang tentu menunjang sekali dalam kaitannya meningkatkan kualitas SDM kita. Dengan meningkatnya kualitas SDM, maka Indonesia akan lebih siap menghadapi era globalisasi dewasa ini.
Perlu sekali diperhatikan, bahwasannya dengan adanya IPTEK dalam era globalisasi ini, tidak dipungkiri juga akan menimbulkan dampak yang negatif dari berbagai aspek, baik aspek ekonomi, budaya maupun imformasi dan komunikasi, untuk itulah filtrasi sangat diperlukan sekali dalam penyerapan IPTEK, sehingga dampak negatif IPTEK dalam upaya peningkatan SDM dapat ditekan seminimal mungkin

umsurabaya.ac.id

Kita semua tahu bahwa penguasaan Iptek menjadi salah satu jalur yang tepat demi membangun kekuatan daya saing supaya menghasilkan produk yang bernilai tambah dan kompetitif.

Kesadaran akan pentingnya iptek telah disampaikan sejak masa lalu, dimana saat itu Bung Karno dalam pidatonya pada kongres Ilmu Pengetahuan Indonesia yang pertama di Malang, menyebutkan bahwa "Bangsa ini hanya akan maju dan sejahtera jika pembangunannya dilandaskan pada ilmu pengetahuan dan teknologi".

Menurut Prof. Agus (Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kemenko PMK), Kemajuan suatu bangsa dan negara yang ditopang oleh perekonomiannya, telah bergeser dari menguasai sumber daya alam menjadi penguasaan atas ilmu pngetahuan dan teknologi. "Saat ini Peringkat Daya Saing Indonesia naik 11 poin dari sebelumnya di posisi 43 pada 2018 menjadi 32 pada tahun ini," ujarnya.

Salah satu faktor pendorong dalam meningkatkan daya saing kita yaitu bagaimana pentingnya inovasi iptek dalam menggerakkan efektifitasnya ekonomi negara. Namun tidak bisa dipungkiri jikalau keberhasilan peningkatan kualitas penelitian dan perkembangan iptek itu bergantung pada faktor kualitas manusianya dan juga anggaran pendanaan.

Diantara dua faktor itu (SDM dan anggaran), seringkali terjadi perdebatan manakan yang lebih dahulu yang dipersyaratkan. Apa dengan semakin berkualitasnya SDM yang ada, maka akan semakin besar juga dukunang dana yang diberikan. Atau sebaliknya, semakin banyak anggaran yang diberikan, maka akan menghasilkan SDM yang semakin berkualitas.

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohammad Nasir menjelaskan, dengan adanya UU Sisnas Iptek, diatur mengenai dana abadi penelitian. Untuk tahun 2020 sendiri anggaran yang ditargetkan adalah Rp 5 triliun.

Natsir menambahkan, bahwa Indonesia sendiri sebelumnya tidak mempunyai pedoman riset yang baik. Untuk jangka 10 tahun ke depan atau lebih tidak ada pedomannya. Dan sekarang dibawah kepemimpinan Joko Widodo ada peraturan presiden terkait rencana riset nasional sampai tahun 2045 nanti.

Hal yang melatarbelakangi keseimbangan antara perkembangan ilmu pengetahuan, inovasi adalah agar karya yang telah dihasilkan oleh perguruan tinggi tidak berhenti menjadi dokumen atau arsip saja, tetapi nantinya diharapkan bisa menjadi solusi yang konkret untuk menjawab persoalan di masyarakat. Selain itu pengalokasian anggaran riset bias ditopang oleh anggaran pendidikan tinggi dan kedua sektor (perkembangan ilmu teknologi dan inovasi) bisa berjalan secara bersinergi.

Dan yang tidak boleh tertinggal adalah adanya koneksitas yang semakin kuat antara dunia penelitian atau riset dengan industri. Sangatlah diperlukan prioritas dalam pengelolaan dan membangun koneksi antar dua industri ini.

Dalam hal ini pemerintah dituntut harus mengambil peran dalam membangun koneksi tersebut, dengan memberikan konsep kerja sama antara peneliti atau ilmuwan dan industri yang dapat memberikan nilai tambahan kepada kedua belah pihak.

Page 2

Kita semua tahu bahwa penguasaan Iptek menjadi salah satu jalur yang tepat demi membangun kekuatan daya saing supaya menghasilkan produk yang bernilai tambah dan kompetitif.

Kesadaran akan pentingnya iptek telah disampaikan sejak masa lalu, dimana saat itu Bung Karno dalam pidatonya pada kongres Ilmu Pengetahuan Indonesia yang pertama di Malang, menyebutkan bahwa "Bangsa ini hanya akan maju dan sejahtera jika pembangunannya dilandaskan pada ilmu pengetahuan dan teknologi".

Menurut Prof. Agus (Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kemenko PMK), Kemajuan suatu bangsa dan negara yang ditopang oleh perekonomiannya, telah bergeser dari menguasai sumber daya alam menjadi penguasaan atas ilmu pngetahuan dan teknologi. "Saat ini Peringkat Daya Saing Indonesia naik 11 poin dari sebelumnya di posisi 43 pada 2018 menjadi 32 pada tahun ini," ujarnya.

Salah satu faktor pendorong dalam meningkatkan daya saing kita yaitu bagaimana pentingnya inovasi iptek dalam menggerakkan efektifitasnya ekonomi negara. Namun tidak bisa dipungkiri jikalau keberhasilan peningkatan kualitas penelitian dan perkembangan iptek itu bergantung pada faktor kualitas manusianya dan juga anggaran pendanaan.

Diantara dua faktor itu (SDM dan anggaran), seringkali terjadi perdebatan manakan yang lebih dahulu yang dipersyaratkan. Apa dengan semakin berkualitasnya SDM yang ada, maka akan semakin besar juga dukunang dana yang diberikan. Atau sebaliknya, semakin banyak anggaran yang diberikan, maka akan menghasilkan SDM yang semakin berkualitas.

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohammad Nasir menjelaskan, dengan adanya UU Sisnas Iptek, diatur mengenai dana abadi penelitian. Untuk tahun 2020 sendiri anggaran yang ditargetkan adalah Rp 5 triliun.

Natsir menambahkan, bahwa Indonesia sendiri sebelumnya tidak mempunyai pedoman riset yang baik. Untuk jangka 10 tahun ke depan atau lebih tidak ada pedomannya. Dan sekarang dibawah kepemimpinan Joko Widodo ada peraturan presiden terkait rencana riset nasional sampai tahun 2045 nanti.

Hal yang melatarbelakangi keseimbangan antara perkembangan ilmu pengetahuan, inovasi adalah agar karya yang telah dihasilkan oleh perguruan tinggi tidak berhenti menjadi dokumen atau arsip saja, tetapi nantinya diharapkan bisa menjadi solusi yang konkret untuk menjawab persoalan di masyarakat. Selain itu pengalokasian anggaran riset bias ditopang oleh anggaran pendidikan tinggi dan kedua sektor (perkembangan ilmu teknologi dan inovasi) bisa berjalan secara bersinergi.

Dan yang tidak boleh tertinggal adalah adanya koneksitas yang semakin kuat antara dunia penelitian atau riset dengan industri. Sangatlah diperlukan prioritas dalam pengelolaan dan membangun koneksi antar dua industri ini.

Dalam hal ini pemerintah dituntut harus mengambil peran dalam membangun koneksi tersebut, dengan memberikan konsep kerja sama antara peneliti atau ilmuwan dan industri yang dapat memberikan nilai tambahan kepada kedua belah pihak.


Lihat Digital Selengkapnya

Page 3

Kita semua tahu bahwa penguasaan Iptek menjadi salah satu jalur yang tepat demi membangun kekuatan daya saing supaya menghasilkan produk yang bernilai tambah dan kompetitif.

Kesadaran akan pentingnya iptek telah disampaikan sejak masa lalu, dimana saat itu Bung Karno dalam pidatonya pada kongres Ilmu Pengetahuan Indonesia yang pertama di Malang, menyebutkan bahwa "Bangsa ini hanya akan maju dan sejahtera jika pembangunannya dilandaskan pada ilmu pengetahuan dan teknologi".

Menurut Prof. Agus (Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kemenko PMK), Kemajuan suatu bangsa dan negara yang ditopang oleh perekonomiannya, telah bergeser dari menguasai sumber daya alam menjadi penguasaan atas ilmu pngetahuan dan teknologi. "Saat ini Peringkat Daya Saing Indonesia naik 11 poin dari sebelumnya di posisi 43 pada 2018 menjadi 32 pada tahun ini," ujarnya.

Salah satu faktor pendorong dalam meningkatkan daya saing kita yaitu bagaimana pentingnya inovasi iptek dalam menggerakkan efektifitasnya ekonomi negara. Namun tidak bisa dipungkiri jikalau keberhasilan peningkatan kualitas penelitian dan perkembangan iptek itu bergantung pada faktor kualitas manusianya dan juga anggaran pendanaan.

Diantara dua faktor itu (SDM dan anggaran), seringkali terjadi perdebatan manakan yang lebih dahulu yang dipersyaratkan. Apa dengan semakin berkualitasnya SDM yang ada, maka akan semakin besar juga dukunang dana yang diberikan. Atau sebaliknya, semakin banyak anggaran yang diberikan, maka akan menghasilkan SDM yang semakin berkualitas.

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohammad Nasir menjelaskan, dengan adanya UU Sisnas Iptek, diatur mengenai dana abadi penelitian. Untuk tahun 2020 sendiri anggaran yang ditargetkan adalah Rp 5 triliun.

Natsir menambahkan, bahwa Indonesia sendiri sebelumnya tidak mempunyai pedoman riset yang baik. Untuk jangka 10 tahun ke depan atau lebih tidak ada pedomannya. Dan sekarang dibawah kepemimpinan Joko Widodo ada peraturan presiden terkait rencana riset nasional sampai tahun 2045 nanti.

Hal yang melatarbelakangi keseimbangan antara perkembangan ilmu pengetahuan, inovasi adalah agar karya yang telah dihasilkan oleh perguruan tinggi tidak berhenti menjadi dokumen atau arsip saja, tetapi nantinya diharapkan bisa menjadi solusi yang konkret untuk menjawab persoalan di masyarakat. Selain itu pengalokasian anggaran riset bias ditopang oleh anggaran pendidikan tinggi dan kedua sektor (perkembangan ilmu teknologi dan inovasi) bisa berjalan secara bersinergi.

Dan yang tidak boleh tertinggal adalah adanya koneksitas yang semakin kuat antara dunia penelitian atau riset dengan industri. Sangatlah diperlukan prioritas dalam pengelolaan dan membangun koneksi antar dua industri ini.

Dalam hal ini pemerintah dituntut harus mengambil peran dalam membangun koneksi tersebut, dengan memberikan konsep kerja sama antara peneliti atau ilmuwan dan industri yang dapat memberikan nilai tambahan kepada kedua belah pihak.


Lihat Digital Selengkapnya

Page 4

Kita semua tahu bahwa penguasaan Iptek menjadi salah satu jalur yang tepat demi membangun kekuatan daya saing supaya menghasilkan produk yang bernilai tambah dan kompetitif.

Kesadaran akan pentingnya iptek telah disampaikan sejak masa lalu, dimana saat itu Bung Karno dalam pidatonya pada kongres Ilmu Pengetahuan Indonesia yang pertama di Malang, menyebutkan bahwa "Bangsa ini hanya akan maju dan sejahtera jika pembangunannya dilandaskan pada ilmu pengetahuan dan teknologi".

Menurut Prof. Agus (Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kemenko PMK), Kemajuan suatu bangsa dan negara yang ditopang oleh perekonomiannya, telah bergeser dari menguasai sumber daya alam menjadi penguasaan atas ilmu pngetahuan dan teknologi. "Saat ini Peringkat Daya Saing Indonesia naik 11 poin dari sebelumnya di posisi 43 pada 2018 menjadi 32 pada tahun ini," ujarnya.

Salah satu faktor pendorong dalam meningkatkan daya saing kita yaitu bagaimana pentingnya inovasi iptek dalam menggerakkan efektifitasnya ekonomi negara. Namun tidak bisa dipungkiri jikalau keberhasilan peningkatan kualitas penelitian dan perkembangan iptek itu bergantung pada faktor kualitas manusianya dan juga anggaran pendanaan.

Diantara dua faktor itu (SDM dan anggaran), seringkali terjadi perdebatan manakan yang lebih dahulu yang dipersyaratkan. Apa dengan semakin berkualitasnya SDM yang ada, maka akan semakin besar juga dukunang dana yang diberikan. Atau sebaliknya, semakin banyak anggaran yang diberikan, maka akan menghasilkan SDM yang semakin berkualitas.

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohammad Nasir menjelaskan, dengan adanya UU Sisnas Iptek, diatur mengenai dana abadi penelitian. Untuk tahun 2020 sendiri anggaran yang ditargetkan adalah Rp 5 triliun.

Natsir menambahkan, bahwa Indonesia sendiri sebelumnya tidak mempunyai pedoman riset yang baik. Untuk jangka 10 tahun ke depan atau lebih tidak ada pedomannya. Dan sekarang dibawah kepemimpinan Joko Widodo ada peraturan presiden terkait rencana riset nasional sampai tahun 2045 nanti.

Hal yang melatarbelakangi keseimbangan antara perkembangan ilmu pengetahuan, inovasi adalah agar karya yang telah dihasilkan oleh perguruan tinggi tidak berhenti menjadi dokumen atau arsip saja, tetapi nantinya diharapkan bisa menjadi solusi yang konkret untuk menjawab persoalan di masyarakat. Selain itu pengalokasian anggaran riset bias ditopang oleh anggaran pendidikan tinggi dan kedua sektor (perkembangan ilmu teknologi dan inovasi) bisa berjalan secara bersinergi.

Dan yang tidak boleh tertinggal adalah adanya koneksitas yang semakin kuat antara dunia penelitian atau riset dengan industri. Sangatlah diperlukan prioritas dalam pengelolaan dan membangun koneksi antar dua industri ini.

Dalam hal ini pemerintah dituntut harus mengambil peran dalam membangun koneksi tersebut, dengan memberikan konsep kerja sama antara peneliti atau ilmuwan dan industri yang dapat memberikan nilai tambahan kepada kedua belah pihak.


Lihat Digital Selengkapnya

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA