Bagaimana sikap kita bila ada teman yang terkena musibah

Sebagai sosok yang baik, kamu wajib membersamai temanmu ketika sedang menghadapi sebuah kesulitan. Apalagi ketika ia sedang tertimpa musibah, kamu wajib berusaha ada di sampingnya.

Musibah itu tak melulu soal kehilangan, hal ini juga bisa ketika ia mendapatkan kesengsaraan dalam perjalanan kariernya. Berikut cara bijak yang bisa dilakukan untuk mendukung teman yang tertimpa musibah. Simak pembahasan ini.

Bagaimana sikap kita bila ada teman yang terkena musibah
Bagaimana sikap kita bila ada teman yang terkena musibah
ilustrasi diskusi (pexels.com/Christina Morillo)

Ia pasti sedang mengalami hari-hari terberat dalam hidupnya. Dengan begitu, ia bakal membutuhkan sosok tempat berkeluh kesah agar bisa mengutarakan semua beban yang ada di dalam hatinya.

Berangkat dari hal tersebut, kamu harus belajar untuk menjadi pendengar yang baik. Temanmu yang baru terkena musibah pasti akan merasa senang jika kamu mau berempati lewat cerita yang dilontarkannya.

Baca Juga: 5 Tahap Kesedihan setelah Musibah Datang, Perlu Dipahami

Bagaimana sikap kita bila ada teman yang terkena musibah
Bagaimana sikap kita bila ada teman yang terkena musibah
ilustrasi mengobrol (pexels.com/RODNAE Productions)

Selanjutnya, kamu harus bisa untuk membuatnya melupakan masalah yang sedang menimpanya. Biasanya, ini dapat dilakukan dengan cara mengajaknya untuk pergi ke tempat-tempat yang cukup mengasyikkan.

Walaupun di awal ia pasti masih bakal tetap merasa jenuh, lambat laun hatinya pasti akan pulih. Ia pasti akan berusaha untuk melepaskan semua rasa penat yang didapat hanya karena tertimpa musibah.

Bagaimana sikap kita bila ada teman yang terkena musibah
Bagaimana sikap kita bila ada teman yang terkena musibah
ilustrasi bertengkar (pexels.com/Karolina Grabowska)

Sebuah musibah memang terjadi tanpa ada yang mengetahui. Tenanmu mungkin saja merasa kaget menyoal mengapa itu bisa terjadi. Jika ia bercerita, jangan pernah cara kesalahan-kesalahan kecil yang ternyata dibuatnya.

Hal itu karena sama saja kamu tidak bisa bersikap empati terhadap apa yang sedang menimpanya. Cobalah untuk lebih berfokus terhadap perasaannya saja daripada penyebabnya.

Bagaimana sikap kita bila ada teman yang terkena musibah
Bagaimana sikap kita bila ada teman yang terkena musibah
ilustrasi mengobrol (pexels.com/Tim Douglas)

Kamu bisa mencoba untuk busa membuat semangatnya pulih kembali. Hiburlah ia dengan cara candaan-candaan kecil yang tentunya tidak membuatnya tersinggung. Kamu juga bisa meminta bantuan seseorang yang lebih akrab dengannya.

Hal tersebut diharapkan agar ia bisa lebuh terbuka dan mencoba merampungkan permasalahannya. Ketika ia bertemu dengan sosok yang asyik, beban yang mungkin dipikulnya bakal hilang.

Baca Juga: 5 Manfaat Jadi Cowok yang Bisa Menenangkan Diri Saat Tertimpa Masalah 

Baca Artikel Selengkapnya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Tidak ada yang bisa memprediksi kapan musibah datang. Kita bisa melihat bahwa musibah layaknya misteri yang tidak bisa diprediksi oleh siapa pun kecuali Tuhan. Berbagai macam musibah mulai dari banjir, gempa bumi, gunung meletus hingga yang terbaru yaitu menyebarnya virus Corona di dataran Tiongkok.

Sebagai manusia beradab yang masih memiliki empati. Lantas bagaimana seharusnya sikap kita terhadap orang-orang yang mengalami musibah? Simak di bawah ini.  

Bagaimana sikap kita bila ada teman yang terkena musibah
Bagaimana sikap kita bila ada teman yang terkena musibah
unsplash/craigcudi

Pastilah dengan menolongnya lewat berbagai cara. Tidak harus dengan cara luar biasa. Kita bisa membantu lewat menyumbang pakaian, menyumbang beras atau hal-hal yang sangat dibutuhkan korban bencana.

Menolong tidak harus dengan sesuatu yang mahal. Yang terpenting layak pakai dan bisa digunakan dengan baik. Menolong orang yang mengalami musibah tidak akan membuatmu miskin. Justru ini bisa menjadi pelajaran untuk kita semua bahwa tidak ada manusia yang bisa hidup tanpa bantuan orang lain

Bagaimana sikap kita bila ada teman yang terkena musibah
Bagaimana sikap kita bila ada teman yang terkena musibah
unsplash/kattrinnaaaaa

Ini penting diingat. Musibah sangatlah tidak cocok untuk dijadikan bahan lelucon bagaimanapun alasannya. Jangan pernah mencari-cari pembenaran untuk membuat lelucon di atas sebuah musibah. Gunakan empatimu sebagai manusia ketika melihat orang lain yang sedang dilanda musibah. Bantulah orang-orang yang mengalami musibah tersebut. Berikan dukungan yang menguatkan hati mereka.

Baca Juga: 5 Cara Menata Suasana Hati Usai Diterpa Musibah, Biar Kuat!

Bagaimana sikap kita bila ada teman yang terkena musibah
Bagaimana sikap kita bila ada teman yang terkena musibah
unsplash/zvessels55

Banyak orang sering lupa bahwa ketika memberikan support terhadap orang-orang yang mengalami musibah tidak bisa dengan terburu-buru. Kita tidak bisa memaksa orang yang sedang bersedih untuk segera berhenti bersedih.

Berikan ruang bagi mereka untuk melampiaskan kesedihannya. Lalu barulah berikan intervensi secara perlahan dan mulai batasi kesedihan tersebut dengan penguatan lewat memotivasi mereka hingga memberikan pengertian bahwa musibah adalah ujian dan bukanlah akhir dari segalanya. Kesabaran sangat penting untuk membuat mereka lepas dari kesedihan. Jangan terburu-buru.

Baca Juga: 5 Cara Melepaskan Rasa Penyesalan Terhadap Musibah yang Menimpa

Baca Artikel Selengkapnya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Suara.com - Ketika kita mendengar tetangg, kerabat, atau orangtua teman kena musibah meninggal dunia, sudah sepantasnya kita untuk turut berduka cita menghibur dan meringankan bebannya. Mudah-mudahan dengan itu ia bisa tabah dan tegar menghadapi bencana yang ia hadapi.

Yang jadi pertanyaan adalah, adakah perkataan tertentu yang harus dihindari ketika kita turut berduka cita?

Psikolog Fath Fatheya, M.Psi, mengungkapkan ternyata ada beberapa hal yang perlu dijaga saat kita ikut berbela sungkawa terhadap sahabat, atau kerabat yang kena musibah.

"Sebagai teman atau kerabat yang mengetahui teman kita tertimpa bencana dan kehilangan orang terdekatnya, kita bisa membantu dengan memahami kondisi orang tersebut sedang sulit dan tidak menyenangkan. Lalu kita dapat mendengarkan keluh kesahnya tanpa menghakimi ya," jelasnya saat dihubungi Suara.com, Rabu [26/12/18]

Baca Juga: Resmi Menikah, Aura Kasih : Tunggu Ya Foto-fotonya!

Sikap menghakimi dan menyudutkan menurut Fatheya harus dihindari jauh-jauh.

"Menghakimi contohnya 'kamu jangan berlarut-larut sedih, kamu begitu aja kok sedih, udah lah gak usah dipikirin yang penting kan diri kamu selamat'. Orang yang mengalami bencana biasanya mengalami guncangan emosional, dengan ia bercerita dan kita mendengarkan, itu akan membantu meredakan mengurangi guncangan emosionalnya," 

Sebagai pendengar cerita, upayakan untuk menerima keluh kesahnya. dengan mendengarkan tanpa menghakimi,

"Secara tidak langsung kita memberikan perasaan aman dan mendukungnya secara psikologis," beber Fathya.

Fatheya berbagi tips agar kita tidak stres sendirian menghadapi musibah.

Baca Juga: Diseret Tsunami, Putri Pertama Aa Jimmy Akhirnya Ditemukan

"Jangan ragu atau sungkan meminta bantuan kepada orang lain. dukungan sosial adalah hal utama dari pemulihan psikologis pasca bencana. berkumpul dengan teman, saudara, kerabat, memberikan kita rasa aman. jika butuh bercerita mengenai apa yang dialami, carilah orang yang dieprcaya dan nyaman untuk bercerita," pungkasnya.

Setiap manusia pasti pernah mengalami masalah atau tertimpa musibah dalam hidupnya. Apapun musibahnya, mulai dari kehilangan seseorang yang kita cintai, kehilangan harta benda yang kita punya, musibah sakit, atau bahkan tertimpa musibah bencana alam yang melenyapkan hampir semua yang kita miliki.

Sebagai hamba Allah SWT, kita memang tak akan luput dari berbagai macam cobaan atau musibah, baik berupa kesusahan maupun kesenangan. Hal itu merupakan sunnatullah yang berlaku bagi setiap insan, yang beriman maupun kafir. Karena Allah SWT telah berfirman:

Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan [yang sebenar-benarnya], dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan
[QS Al-Anbiyâ’:35]

Imam Ibnu Katsîr rahimahullâh berkata:

[Makna ayat ini] yaitu: Kami menguji kamu [wahai manusia], terkadang dengan bencana dan terkadang dengan kesenangan, agar Kami melihat siapa yang bersyukur dan siapa yang ingkar, serta siapa yang bersabar dan siapa yang berputus asa.

Lalu bagaimana sikap kita sebagai seorang muslim dalam menghadapi masalah atau musibah? Untuk menjawab hal ini, kita kembali kepada salah satu firman Allah Swt yang berbunyi:

Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa [seseorang] kecuali dengan izin Allâh; barang siapa yang beriman kepada Allâh, niscaya Dia akan memberi petunjuk ke [dalam] hatinya. Dan Allâh Maha Mengetahui segala sesuatu
[QS At-Taghâbun: 11]

Imam Ibnu Katsîr rahimahullâh berkata:

Maknanya: seseorang yang ditimpa musibah dan dia meyakini bahwa musibah tersebut merupakan ketentuan dan takdir Allâh Ta’ala, kemudian dia bersabar dan mengharapkan [balasan pahala dari Allâh Ta’ala], disertai [perasaan] tunduk berserah diri kepada ketentuan Allâh Ta’ala tersebut, maka Allâh Ta’ala akan memberikan petunjuk ke [dalam] hatinya dan menggantikan musibah dunia yang menimpanya dengan petunjuk dan keyakinan yang benar dalam hatinya, bahkan bisa jadi Allâh Ta’ala akan menggantikan apa yang hilang darinya dengan sesuatu yang lebih baik baginya.

Dari tafsiran di atas kita dapat menyimpulkan bahwasanya sikap kita ketika menghadapi musibah adalah Ridha. Karena bahwasanya setiap musibah yang datang adalah atas seizin Allah SWT, yang di mana pastinya selalu ada hikmah dibalik datangnya musibah.

Musibah memang datang dan menimpa baik kepada orang yang beriman maupun orang kafir. Akan tetapi orang yang beriman memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh orang kafir, yaitu ketabahan dan pengharapan pahala dari Allah SWT dalam menghadapi musibah tersebut. Dan tentu saja semua ini akan semakin meringankan beratnya musibah tersebut bagi seorang muslim.

Dalam menjelaskan hikmah yang agung ini, Ibnul Qayyim rahimahullâh mengatakan:

Sesungguhnya semua [musibah] yang menimpa orang-orang yang beriman dalam [menjalankan agama] Allâh Ta’ala senantiasa disertai dengan sikap ridha dan ihtisâb [mengharapkan pahala dari-Nya]. Kalaupun sikap ridha tidak mereka miliki maka pegangan mereka adalah sikap sabar dan ihtisâb. Ini [semua] akan meringankan beratnya beban musibah tersebut. Karena, setiap kali mereka menyaksikan [mengingat] balasan [kebaikan] tersebut, akan terasa ringan bagi mereka menghadapi kesusahan dan musibah tersebut.

Adapun orang-orang kafir, mereka tidak memiliki sikap ridha dan tidak pula ihtisâb. Kalaupun mereka bersabar [menahan diri], maka [tidak lebih] seperti kesabaran hewan-hewan [ketika mengalami kesusahan].

Sungguh Allâh Ta’ala telah mengingatkan hal ini dalam firman-Nya yang artinya:

Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka [musuhmu]. Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan [pula], sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari Allâh apa yang tidak mereka harapkan.
[QS An-Nisa: 104].

Jadi, orang-orang Mukmin maupun kafir sama-sama menderita kesakitan, akan tetapi orang-orang Mukmin teristimewakan dengan pengharapan pahala dan kedekatan dengan Allâh Ta’ala.

Tidak ada yang bisa memprediksi kapan musibah datang. Kita bisa melihat bahwa musibah layaknya misteri yang tidak bisa diprediksi oleh siapa pun kecuali Tuhan. Berbagai macam musibah mulai dari banjir, gempa bumi, gunung meletus hingga yang terbaru yaitu menyebarnya virus Corona di dataran Tiongkok.

Sebagai manusia beradab yang masih memiliki empati. Lantas bagaimana seharusnya sikap kita terhadap orang-orang yang mengalami musibah? Simak di bawah ini.  

1. Menolong lewat beragam cara

unsplash/craigcudi

Pastilah dengan menolongnya lewat berbagai cara. Tidak harus dengan cara luar biasa. Kita bisa membantu lewat menyumbang pakaian, menyumbang beras atau hal-hal yang sangat dibutuhkan korban bencana.

Menolong tidak harus dengan sesuatu yang mahal. Yang terpenting layak pakai dan bisa digunakan dengan baik. Menolong orang yang mengalami musibah tidak akan membuatmu miskin. Justru ini bisa menjadi pelajaran untuk kita semua bahwa tidak ada manusia yang bisa hidup tanpa bantuan orang lain

2. Tidak menjadikan bahan lelucon

unsplash/kattrinnaaaaa

Ini penting diingat. Musibah sangatlah tidak cocok untuk dijadikan bahan lelucon bagaimanapun alasannya. Jangan pernah mencari-cari pembenaran untuk membuat lelucon di atas sebuah musibah. Gunakan empatimu sebagai manusia ketika melihat orang lain yang sedang dilanda musibah. Bantulah orang-orang yang mengalami musibah tersebut. Berikan dukungan yang menguatkan hati mereka.

unsplash/annaelizaearl

Memberikan dukungan moril juga penting dilakukan jika ada orang lain yang mengalami musibah. Dukungan moril penting untuk membangun kembali semangat, rasa bahagia dan daya juang yang mulai pudar ketika seseorang ditimpa bencana. Bisa melalui pesan singkat, telepon atau perkataan. Dukungan moril dapat dengan mudah dilakukan.

Yang terpenting, kita sadar bahwa orang-orang yang mengalami musibah harus dibantu. Jika tidak bisa dalam bentuk fisik, dukungan moril adalah jenis bantuan yang paling murah dan bisa dilakukan oleh siapa pun.

Baca Juga: 5 Cara Menata Suasana Hati Usai Diterpa Musibah, Biar Kuat!

4. Jangan terburu-buru memaksa mereka untuk tidak bersedih

unsplash/zvessels55

Banyak orang sering lupa bahwa ketika memberikan support terhadap orang-orang yang mengalami musibah tidak bisa dengan terburu-buru. Kita tidak bisa memaksa orang yang sedang bersedih untuk segera berhenti bersedih.

Berikan ruang bagi mereka untuk melampiaskan kesedihannya. Lalu barulah berikan intervensi secara perlahan dan mulai batasi kesedihan tersebut dengan penguatan lewat memotivasi mereka hingga memberikan pengertian bahwa musibah adalah ujian dan bukanlah akhir dari segalanya. Kesabaran sangat penting untuk membuat mereka lepas dari kesedihan. Jangan terburu-buru.

5. Berikan doa terbaik

unsplash/annaelizaearl

Kekuatan doa sangatlah luar biasa. Di setiap agama, doa memiliki tujuan yang sama yaitu untuk kebaikan. Berikanlah doa kepada orang-orang yang sedang mengalami musibah tersebut. Yakinlah bahwa dengan ketulusan doamu mereka yang mengalami musibah akan dikuatkan dan diberikan keselamatan di hari-hari berikutnya.

Perlu kita sadari sebagai manusia yang beradab dan berempati. Musibah tentu saja harus disikapi dengan moralitas yang positif. Musibah bukanlah lelucon, tapi lebih dari itu  musibah adalah sebuah ujian bagi semua manusia bahwa sudah seberapa beradab dan berempatikah kita sebagai manusia yang katanya berperikemanusiaan ini.

Baca Juga: 5 Cara Melepaskan Rasa Penyesalan Terhadap Musibah yang Menimpa

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Video yang berhubungan