KENOSIS Vol. 1 No. 1. Juni 2015
STRATEGI GURU DALAM MENINGKATKANKREATIVITAS ANAK
USIA TAMAN KANAK-KANAK
Kori Makulua
Abstract
Child developmentvariesnaturally; such as the progress on talent, enthusiasm, creativity,
emotional maturity, personality, and physical and social circumstances. Each child also
has a limited ability to learn is inherent himself, to think creatively and productively.
Children will be active in accordance with the interests and potential of themselves, so the
development of children's creativity should be started in early childhood such as
Education Early Childhood (ECD) non-formal such as Daycare, Play Group or ECD
Formal. To achieve optimal development of children's creativity for children in
Kindergarten, then the strategy of teachers in the learning activity is necessary, so that the
child will be stimulated to think and act creatively. Regarding the strategy of teachers,
there are some things that need to be considered by the teacher, including: factors of child
development in Kindergarten, mastery learning strategy concept, has a creative potential
within themselves, so that the creative potential that is, a teacher can do a learning
activity for children ages in Kindergarten through activities that are packaged in the form
of a game. It is hoped that such strategies of teachers can
enhance the creativity of children of Kindergarten age.
Keywords : Strategy, Teacher, Child, Creativity, Personality, Potential
Abstrak
Secara alamiah, perkembangan anak berbeda-beda, baik dalam bakat, minat, kreativitas,
kematangan emosi, kepribadian keadaan jasmani dan sosialnya.Selain itu juga setiap anak
memiliki kemampuan terbatas dalam belajar yang inheren, dalam dirinya untuk dapat
berpikir kreatif dan produktif. Anak akan beraktivitas sesuai dengan minat dan potensi
yang dimiliki dirinya, sehingga pengembangan kreativitas anak harus dimulai sejak anak
usia dini baik dalam pendidikan PAUD non formal (TPA, KB) maupun PAUD Formal
(TK). Untuk mencapai pengembangan kreativitas anak yang optimal bagi anak usia taman
Kanak-Kanak, diperlukan strategi guru dalam pembelajaran, sehingga anak akan
terangsang untuk berpikir kreatif. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru,
diantaranya: faktor perkembangan anak Taman Kanak-Kanak, menguasai konsep strategi
pembelajaran, memiliki potensi kreatif dalam diri, sehingga dengan potensi kreatif itulah,
seorang guru dapat melakukan aktivitas pembelajaran untuk anak usiaTaman Kanak-
Kanak, melalui aktivititas atau kegiatan-kegiatan yang dikemas dalam bentuk permainan.
Diharapkan dengan strategi guru yang demikian dapat meningkatkan kreativitas anak usia
taman kanak-kanak.
Kata Kunci : Strategi Guru dan Kreativitas,kepribadian, potensi
STRATEGI GURU DALAM MENINGKATKAN
KREATIVITAS ANAK USIA TAMAN KANAK-KANAK
KENOSIS Vol. 1 No. 1. Juni 2015
I. Pendahuluan
Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu pendidikan prasekolah yang
ada di jalur pendidikan sekolah. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak di luar
lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar.
Usaha ini dilakukan
supaya anak usia 4-6 tahun lebih siap mengikuti pendidikan selanjutnya.
Sebagaimana terdapat dalam Garis-Garis Besar Program Kegiatan Belajar Taman
Kanak-Kanak (GBPKBTK, 1994) bahwa Taman Kanak-Kanak didirikan sebagai
usaha mengembangkan seluruh kepribadian anak didik dalam rangka
menjembatani pendidikan dalam keluarga dan pendidikan disekolah.
Adapun
yang menjadi tujuan program kegiatan belajar anak Taman Kanak-Kanak adalah
untuk membantu meletakan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan,
keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan
diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan dan perkembangan
selanjutnya.
Diakui atau tidak, manusia memiliki potensi kreatif sejak awal ia
diciptakan. Hal ini dapat dilihat pada awal perkembangannya, seorang bayi dapat
memanipulasi gerakan ataupun suara hanya dengan kemampuan pengamatan atau
pendengarannya.Ia belajar mencoba, meniru, berkreasi dan mengekspresikan diri
sesuai dengan gayanya sendiri yang khas dan unik. Hal ini menunjukkan bahwa
pada dasarnya anak telah memiliki jiwa kreatif.
Dengan kreativitas alami yang dimilikinya,anak akan senantiasa
membutuhkan aktivitas yang sarat dengan ide kreatif. Secara alami rasa ingin tahu
dan keinginan untuk mempelajari sesuatu itu telah ada dan merupakan anugerah
Tuhan seperti yang telah dikemukakan pada awal bagian ini.Maka secara
naturalpun anak memiliki keberanian untuk mempelajari sesuatu menurut caranya
sendiri.Oleh karena itu Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu jalur
pendidikan anak usia dini yang siap mengembangkan kreativitas anak. Untuk
mengembangkan kreativitas yang dimiliki oleh anak, bukan hanya menjadi
tanggung jawab orang tua/orang dewasa lainnya, tetapi juga yang tidak kalah
penting peranannya adalah guru dalam hal ini guru Taman Kanak-Kanak.
KORI MAKULUA
KENOSIS Vol. 1 No. 1. Juni 2015
Kreativitas yang harus dikembangkan oleh guru adalah daya cipta yang mula-
mula timbul untuk merangsang anak didik ke arah penyajian kembali, penemuan
kembali (rediscovery), yang lambat laun akan menjurus ke arah penemuan yang
baru dan timbulnya problem baru. Selanjutnya pada pasal 28b pasal 2, dinyatakan
bahwa setiap anak berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka proses pendidikan harus
memanusiakan manusia.Pendidikan tidak hanya terbatas berperan pada
pengalihan ilmu pengetahuan saja, namun dalam undang – undang No.20 tahun
2003 tentang sistim pendidikan nasional yang menyebutkan bahwa pendidikan
memiliki fungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggungjawab.
Dari fungsi dan tujuan pendidikan ini
diharapkan manusia Indonesia adalah manusia yang berimbang antara segi
kognitif, efektif, dan psikomotor.
Untuk mempertahankan daya kreatif, para pendidik harus memperhatikan
sikap natural anak yang sangat menunjang tumbuhnya kreativitas. Dalam upaya
mengembangkan kreativitas ini, hendaknya dilakukan semenjak usia dini, sebab
pada masa ini individu memiliki peluang yang sangat besar untuk dapat
mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya.Pertanyaan yang muncul
adalah mengapa kreativitas penting diperhatikan dan apa peranannya dalam
kehidupan seseorang? Kreativitas seperti yang telah dinyatakan oleh David
Champbell, dalam Taufig, mengatakan bahwa kreativitas mempunyai peran yang
sangat bagi kesuksesan hidup sesorang.
Hal itu disebabkan karena di dalam
kreativitas tergambar peran penting penentu kesuksesan.Demikian halnya pada
STRATEGI GURU DALAM MENINGKATKAN
KREATIVITAS ANAK USIA TAMAN KANAK-KANAK
KENOSIS Vol. 1 No. 1. Juni 2015
anak, peran kreativitas membentuk pola atau perilaku anak dalam hidup
kesehariannya.
Pengembangan kreativitas anak usia dini bukan hanya menjadi
tanggungjawab orang tua, tetapi juga menjadi tanggungjawab guru dan
lingkungan dimana anak itu berada. Dalam kaitannya dengan strategi guru
disekolah, implementasinya terletak dalam proses pembelajaran yang dilakukan di
dalam kelas maupun di luar kelas. Pelaksanaan pembelajaran merupakan suatu hal
yang paling penting dalam kegaiatan pendidikan.Pada tahap inilah materi yang
menjadi tujuan pendidikan disampaikan atau diberikan kepada peserta didik. Oleh
karenanya, pelaksanaan pembelajaran perlu dirancang dan diformat dengan
sebaik-baiknya, supaya apa yang disampaikan dapat terserap dan dipahami
dengan mudah, serta memperoleh hasil yang maksimal, karena pengembangan
kreativitas menjadi bagian dari perubahan perilaku yang diharapkan.
Pertanyaannya adalah bagaimana cara atau strategi yang dipakai oleh guru
untuk mengembangkan kreativitas anak usia Taman Kanak-Kanak? Pertanyaan ini
menjadi fenomena yang sangat menarik, sekaligus memberikan inspirasi untuk
mengkajinya dalam tulisan ini.
II. Pembahasan
2.1. Pengertian Strategi Belajar-Mengajar
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar
haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Jika
dihubungkan dengan belajar-mengajar, strategi bisa dihubungkan dengan pola-
pola umum kegiatan guru anak didik dalam kegiatan belajar-mengajar untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah digariskan. Defenisi ini
menginsyaratkan bahwa strategi memiliki peran yang sangat dominan di dalam
proses pembelajaran.
KORI MAKULUA
KENOSIS Vol. 1 No. 1. Juni 2015
Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal
sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan
tingkahlaku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
Spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku bagaimana yang
diinginkan sebagai hasil belajar mengajar yang dilakukan itu. Disini
terlihat apa yang dijadikan sebagai sasaran dari kegiatan belajar-mengajar.
Sasaran yang dituju harus jelas dan terarah. Oleh karena itu tujuan
pengajaran yang dirumuskan harus jelas dan konkrit, sehingga mudah
dipahami oleh anak didik. Bila tidak, maka kegiatan belajar mengajar tidak
punya arah dan tujuan yang pasti. Akibat selanjutnya perubahan yang
dihadapi terjadi pada anak didik pun sukar diketahui karena
penyimpangan-penyimpangan dari kegiatan belajar mengajar. Karena itu,
rumusan tujuan yang operasional dalam belajar mengajar mutlak dilakukan
oleh guru sebelum melakukan tugasnya di sekolah.
b. Memilih sistem pendekataan belajar-mengajar berdasarkan aspirasi dan
pandangan hidup masyarakat. Memilih cara pendekatan belajar-mengajar
yang dianggap paling efektif untuk mencapai sasaran. Bagaimana cara
guru memandang suatu persoalan, konsep, pengertian dan teori apa yang
dipakai dalam memecahkan suatu kasus, akan mempengaruhi hasilnya.
c. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar-mengajar
yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan
oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya. Metode atau teknik
penyajian untuk memotivikasi anak didik agar mampu menerapkan
pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah berbeda
dengan cara atau metode supaya anak didik terdorong dan mampu berpikir
bebas dan cukup keberanian untuk mengemukakan pendapatnya sendiri.
Perlu dipahami bahwa suatu metode mungkin hanya cocok dipakai untuk
mencapai tujuan tertentu. Jadi dengan sasaran yang berbeda, guru
hendaknya jangan menggunakan teknik penyajian yang sama. Bila
beberapa tujuan ingin diperoleh maka guru dituntut untuk memiliki
STRATEGI GURU DALAM MENINGKATKAN
KREATIVITAS ANAK USIA TAMAN KANAK-KANAK
KENOSIS Vol. 1 No. 1. Juni 2015
kemampuan tentang berbagai metode atau mengombinasikan beberapa
metode yang relevan.
d. Menetapkan norma-norma dan batas-batas minimal keberhasilan atau
kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh
guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar-mengajar yang
selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan sistem
instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan. Suatu program baru
bisa diketahui keberhasilannya setelah dilakukan evaluasi. Sistem
penilaian dalam kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu strategi
yang tidak bisa dipisahkan dengan strategi dasar yang lain. Apa yang harus
dinilai, dan bagaimana penilaian itu harus dilakukan termasuk kamampuan
yang harus dimiliki oleh guru. Seorang anak didik dapat dikatagorikan
sebagai anak didik yang berhasil, bisa dilihat dari berbagai segi atau
gabungan dari berbagai aspek.
Strategi dasar dalam proses belajarmengajar seperti yang dikemukakan di
atas, mengindikasikan bahwa belajar merupakan suatu kegiatan yang bersifat
edukatif, sehingga nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru
dengan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan karena kegiatan
belajar-mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang
telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar
merencanakan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala
sesuatunya guna kepentingan pengajaran. Dilain sisi, harapan yang tidak pernah
sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan
guru dapat dikuasai oleh anak didik secara tuntas. Oleh karena itu, guru dituntut
untuk menggunakan strategi di dalam proses pembelajaran, baik itu strategi
pengorganisasian, strategi pengelolaan maupun strategi pengevaluasian.
Berkaitan dengan strategi guru di dalam pendidikan pra sekolah jalur
formal atau di Taman Kanak-Kanak, salah satu faktor yang harus dikuasai oleh
guru adalah bahwa masa anak-anak merupakan masa bermain, oleh sebab itu
kegiatan pendidikan di Taman Kanak-Kanak harus di kemas dalam bentuk
permaian atau belajar sambil bermain sebaliknya juga bermain sambil belajar.
KORI MAKULUA
KENOSIS Vol. 1 No. 1. Juni 2015
Dalam rangka mengembang tugas dan tanggungjawab untuk mengoptimalkan
potensi kreatif yang dimiliki anak sehingga mereka dapat tumbuh dan
berkembang sesuai potensi yang dimiliki maka diperlukan suatu upaya/strategi
yang kreatif agar mereka dapat tumbuh secara optimal dengan kondisi nyaman
dan menyenangkan.Upaya-upaya tersebut dapat dimulai dengan pemahaman para
pendidik berkenaan dengan konsep dan aplikasi pengembangan kreativitas di
Taman Kanak-Kanak.
2.2. Konsep Kreativitas
2.2.1. Pengertian Kreativitas
Secara alamiah perkembangan anak berbeda-beda,baik dalam bakat, minat
kreativitas, kematangan emosi, kepribadian, keadaan jasmani maupun keadaan
sosialnya. Selain itu, setiap anak memiliki kemampuan tak terbatas dalam belajar
yang inheren(telah ada) dalam dirinya untuk dapat berpikir secara kreatif dan
produktif. Anak akan beraktivitas sesuai dengan minat dan potensi yang dimiliki
dirinya, pengembangan kreativitas anak harus diberikan stimulasi dari usia dini,
sehingga anak akan terangsang untuk berpikir kreatif, karena dengan kreatifitaslah
memungkinkan manusia menjadi berkualitas dan survive dalam hidupnya. Anak
akan melihat masalah dari berbagai sudut pandang, mampu menghasilkan karya
dari yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya.
Kreativitas sangat penting untuk dikembangkan sejak usia dini, seperti
yang dikemukakan oleh Munandar bahwa :
“kreativitas yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.
Dalam era pembangunan ini, tidak dapat dipungkiri bahwa kesejahteraan
dan kejayaan masyarakat dan negara bergantung pada sumbangan kreatif,
berupa ide-ide baru, dan teknologi dari anggota masyarakatnya.Untuk
mencapai hal itu, perlulah sikap dan perilaku kreatif dipupuk sejak dini, agar
anak didik kelak tidak hanya menjadi konsumen pengetahuan baru dan
pencari kerja, tetapi mampu menciptakan pekerjaan baru”
STRATEGI GURU DALAM MENINGKATKAN
KREATIVITAS ANAK USIA TAMAN KANAK-KANAK
KENOSIS Vol. 1 No. 1. Juni 2015
Uraian di atas mengandung makna bahwa kreativitas perlu dikembangkan
sejak usia dini. Kreativitas merupakan kemampuan umum untuk menciptakan
sesuatu yang baru, baik berupa produk atau gagasan baru, yang dapat diterapkan
dalam memecahkan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat unsur-unsur
yang sudah ada sebelumnya.
Salah satu pendekatan yang dipakai pada anak usia dini untuk merangsang
dan mengembangkan kreativitas anak adalah dengan kegiatan bermain yang
dilakukan dilingkungannya, dengan menggunakan sarana, alat-alat permainan
yang edukatif dan memanfaatkan berbagai sumber belajar dengan menggunakan
media permainan flascard, yaitu media pembelajaran dalam bentuk kartu
bergambar yang di dalamnya terdapat tulisan, gambar, atau tanda pengganti
bilangan yang bervariasi.
Utami Munandar, juga mengungkapkan tentang pengertian kreativitas
dengan beberapa rumusan yang merupakan kesimpulan para ahli,antara lain:
1. Kreativitas ialah kemampuan untuk membuat komposisi baru, berdasarkan
data, informasi, ataupun unsur-unsur yang ada
2. Kreativitas ialah kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia
menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap sesuatu masalah,dimana
penekanannya adalah pada kuantitas ketepatgunaan dan keragaman jawaban
3. Secara operasional kreativitas dapat dirumuskan sebagai kemampuan yang
mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan originalitas dalam
berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan.
Pada umumnya kreativitas dirumuskan dalam istilah pribadi (person),
proses (process), pendorong (press),dan produk (product).Defenisi yang
menekankan pada dimensi person dikemukakan oleh Guilford, yaitu kreativitas
yang mengacu pada kemampuan yang merupakan ciri/karakteristik dari orang-
orang kreatif.Jadi secara person, kreativitas merupakan ungkapan unik dari sebuah
pribadi sebagai hasil interaksi individu, perasaan,sikap dan perilakunya. Dengan
kata lain, kreativitas merupakan sifat pribadi seorang individu dan bukan
merupakan sifat sosial yang dihayati oleh masyarakat, yang tercermin dari
kemampuannya untuk menciptakan sesuatu yang baru.
KORI MAKULUA
KENOSIS Vol. 1 No. 1. Juni 2015
Defenisi yang menekankan pada proses diajukan oleh Munandar, yaitu
kreativitas merupakan proses yang mencerminkan kelancaran, keluwesan maupun
keaslian dalam berpikir.
Sedangkan istilah produk,dikemukakan oleh Barron
dalam Supriadi, yaitu kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru
.
Menurut Hurlock, kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatuyang
baru, apakah dalam bentuk gagasan atau objek dalam suatu bentuk atau susunan
yang baru.
Adapun pemahaman kreativitas pada produk adalah sebagai kemampuan
untuk menghasilkan sesuatu yang baru.Kreativitas atau daya kreasi itu dalam
masyarakat yang progresif dihargai sedemikian tingginya, dan dianggap sebegitu
penting, sehingga untuk memupuk dan mengembangkannya dibentuk laboratorium
atau bengkel-bengkel khusus yang tersedia tempat, waktu, dan fasilitas yang
diperlukanlah dikatakan bahwa kreativitas merupakan salah.
Berdasarkan apa yang telah dikemukakan di atas dapatlah dikatakan
bahwa
2.2.2. Ciri-Ciri Kreativitas
Berdasarkan analisis factor, Guilford mengemukakan bahwa ada lima sifat
yang menjadi ciri kemampuan berpikir kreatif, yakni:
1. Kelancaran (fluency) : kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan
2. Keluwesan (flexibility) : kemampuan untuk mengemukakan bermacam-
macam pemecahan atau pendekatan terhadap masalah
3. Keaslian (originality) : kemampuan untuk memecahkan gagasan dengan
cara-cara yang asli, tidak klise
4. Penguraian (elaboration) : kemampuan untuk menguraikan sesuatu
dengan terperinci, secara jelas dan panjang lebar
5. Perumusan kembali (redifinition) : kemampuan untukmeninjau sesuatu
persoalan berdasarkan perspektif yang berbeda dengan apa yang telah
diketahui orang.
Uraian di atas menjelaskan bahwa ciri-ciri kreativitas dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu: ciri-ciri kreativitas yang berhubungan dengan
STRATEGI GURU DALAM MENINGKATKAN
KREATIVITAS ANAK USIA TAMAN KANAK-KANAK
KENOSIS Vol. 1 No. 1. Juni 2015
kemampuan berpikir atau berpikir kreatif (berpikir divergen), ialah kemampuan
menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, yang
penekanannya pada kuantitas, ketepatgunaan dan keragaman jawaban. Ciri
lainnya adalah ciri yang menyangkut sikap dan perasaan yang disebut dengan ciri
afektif dan kreativitas.Ciri-ciri ini merupakan ciri-ciri yang berhubungan dengan
kognisi, kemampuan berpikir seseorang dengan kemampuan berpikir kreatif.
Dalam kaitannya dengan aplikasi dari wujud kreativitas pada anak usia
diniadalah sebagaimana yang dikemukakan oleh Ihat Hatimah, yang
mengemukakan beberapa bentuk kreativitas anak usia dini yaitu :
1. Gagasan/berpikir kreatif,yang meliputi :
a. berpikir luwes, yaitu anak yang mampu mengungkapkan pengertian
lain yang mempunyai sifat sama; mampu memberikan jawaban yang
tidak kaku, mampu berinisiatif
b. berpikir original yaitu anak yang mampu mengungkapkan jawaban
yang baru, anak mampu mengimajinasi bermacam fungsi benda
c. berpikir terperinci, yaitu anak yang memiliki tingkat kemampuan
mengingat masa lalu yang kuat, serta memiliki kemampuan
menghubungkan masa lalu dan masa kini
2. Aspek sikap,yang meliputi :
a. Rasa ingin tahu, yaitu anak tersebut senang menanyakan sesuatu;
terbuka terbuka terhadap situasi asing, senang mencoba hal-hal yang
baru
b. Ketersediaan untuk menjawab,yaitu anak yang tertarik untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan guru serta tertarik
untuk memecahkanmasalah-masalah baru.
c. Keterbukaan, yaitu anak yang senang berargumentasi: senang terhadap
pengalaman orang lain.
d. Percaya diri, yaitu anak yang berani melontarkan berbagai gagasan;
tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain; kuat pendirian, serta
memiliki kebebasan berkreasi
KORI MAKULUA
KENOSIS Vol. 1 No. 1. Juni 2015
e. Berani mengambil resiko, yaituanak yang tidakragu mencoba hal baru,
selalu berusaha untuk berhasil, dan berani mempertahankan.
3. Aspek Karya, yang meliputi :
a. permainan, yaitu anak yang berani memodifikasi berbagai
mainan,mampu menyusun berbagai bentuk permainan.
b. Karangan,yaitu anak mampu menyusun karangan,tulisan atau cerita;
mampu menggambar hal yang baru memodifikasi dari yang telah ada.
Seorang anak yang kreatif mampu memberikan suatu pemikiran baru
atau permasalahan yang dihadapi atau orang lain hadapi, baik yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari atau yang berkaitan dengan
pengalaman uji coba.
Ciri-ciri kreativitas seperti yang telah digambarkan di atas
menunjukkan bahwa betapa sangat beragam dan fluktuatifnya kepribadian orang
kreatif.Orang kreatif memiliki potensi kepribadian yang positif maupun yang
negatif. Disinilah pentingnya kehadiran guru sebagai pembimbing yang akan
membantu anak menyeimbangkan perkembangan kepribadiannya, sehingga anak
kreatif akan berkembang optimal, tidak hanya perkembangan intelegensinya tetapi
juga perkembangan sosial dan emosinya.
2.2.3. Faktor Pendukung Kreativitas
Kreativitas merupakan potensi yang dimiliki seseorang yang dapat
dikembangkan.Dalam mengembangkan kreativitas ini terdapat faktor-faktor yang
dapat mendukung upaya dalam menumbuhkembangka kreativitas. Ada berbagai
pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, salah satu diantaranya adalah
Hurlock,b menurutnya, faktor pendukun kreativitas adalah :
1. Waktu. Untuk menjadi kreatif, kegiatan anak seharusnya jangan diatur
sedemikan rupa sehingga hanya sedikit waktu bebas bagimereka untuk bermain
dengan gagasan,konsep dan mencobanya dalam bentuk baru dan original.
2. Kesempatan menyendiri. Hanya apabila tidak mendapat tekanan dari kelompok
sosial, anak dapat menjadi kreatif
STRATEGI GURU DALAM MENINGKATKAN
KREATIVITAS ANAK USIA TAMAN KANAK-KANAK
KENOSIS Vol. 1 No. 1. Juni 2015
3. Dorongan terlepas dari seberapa jauh prestasi anak memenuhi standar orang
dewasa
4. Sarana. Sarana untuk bermain dan kelak sarana lainnya harus disediakan untuk
merangsang dorongan eksperimentasi dan eksplorasi yang merupakan unsur
penting dari semua kreativitas
5. Lingkungan yang merangsang. Lingkungan sekolah dan lingkungan rumah
harus merangsang kreativitas. Ini harus dilakukan sedini mungkin sejak masa
bayi dan dilanjutkan hingga masa sekolah dengan menjadikan kreativitas,suatu
pengalaman yang menyenangkan serta dihargai secara sosial
6. Hubungan anak dan orang tua yang tidak posesif. Orang tua yang tidak terlalu
melindungi atau terlalu posesif terhadap anak, mendorong anak untuk mandiri
7. Cara mendidik . mendidik anak secara demokratis dan permisif dirumah dan di
sekolah meningkatkan kreativitas
8. Kesempatan untuk memperoleh pengetahuan. Kerativitas tidak muncul dalam
kehampaan, makin banyak pengetahuan yang diperoleh anak, semakin baik
dasar-dasar untuk mencapai hasil yang kreatif.
2.2.4. Faktor Penghambat Kreativitas
Perlu untuk diperhatikan oleh guru terutama orang tua adalah tentang
berbagai sikaporang tua yang tidak menunjang kreativitas anak, seperti yang
dikemukakan oleh Utami Munandar, antara lain: mengatakan kepada anak bahwa
ia akan dihukum jika berbuat salah, tidak membolehkan anak menjadi marah
kepada orang tua, tidak membolehkan anak mempertanyakan keputusan orang tua,
tidak membolehkan anak bermain dengan yang berbeda dari keluarga anak yang
pandangan dan nilai yang berbeda, anak tidak boleh berisik, orang tua ketat
mengawasi kegiatan anak, orang tua memberi saran-saran spesifik tentang
penyelesaian tugas. orang tua kritis terhadap anak danmenolak gagasan anak,
orang tua tidak sabar dengan anak, orang tua dan anak adu kekuasaan, orang tua
menekan dan memaksa anak untuk menyelesaikan tugas.
KORI MAKULUA
KENOSIS Vol. 1 No. 1. Juni 2015
Dari pemaparan di atas, dapatlah dikatakan bahwa faktor pendukung
maupun penghambat kreativitas anak usia dini terletak juga pada tanggungjawab
orang tua, guru serta lingkungan yang berhubungan dengan anak.
2.3. Karakteritik Anak Usia Taman Kanak-Kanak
Anak merupakan usia belajar yang paling potensial. Dikatakan potensial
karena pada usia ini anak secara tepat dapat mengalami perubahan yang
merupakan hakikat dari proses belajar-mengajar. Oleh karena itu, lingkungan
pembelajaran untuk anak dapat dikembangkan.Sesuai potensi yang
dimilikinya.Anak semakin menunjukan minat terhadap teman lainnya.
Menurut Snowman, anak usia pra sekolah atau TK memiliki sejumlah ciri-
ciri yang dapat dilihat dari:
a. Ciri Fisik
Anak prasekolah umumnya sangat aktif, anak pada usia ini sangat
menyukai kegiatan yang dilakukan atas kemauan sendiri. Kegiatan mereka
yang dapat diamati adalah seperti suka berlari, memanjat dan
melompat.Anak membutuhkan istirahat yang cukup, sulit memfokuskan
pandangan pada objek-objek yang kecil ukuranya sehingga koordinasi
tangan dan matanya masih kurang sempurna.
b. Ciri Social
Anak pada usia ini memiliki satu atau dua sahabat tetapi sahabat ini cepat
berganti. Penyesuaian diri mereka berlangsung secara tepat sehingga
mudah bergaul. Umumnya mereka sering memilih teman yang sama jenis
kelamin, kemudian pemilihan jenis kelamin berkembang ke jenis kelamin
yang berbeda. Anggota kelompok bermain jumlahnya kecil dan tidak
terorganisir dengan baik.Oleh karena itu kelompok tersebut tidak bertahan
lama dengan cepat berganti-ganti.Perselisihan sering terjadi, tetapi hanya
berlangsung sebentar kemudian hubungannya berlangsung kembali. Anak
usia prasekolah mempunyai kesadaran terhadap perbedaan jenis kelamin
dan peran sebagai anak laki-laki dan anak perempuan. Dampak kesadaran
ini mulai telihat dari pilihan terhadap alat-alat permainan.
STRATEGI GURU DALAM MENINGKATKAN
KREATIVITAS ANAK USIA TAMAN KANAK-KANAK
KENOSIS Vol. 1 No. 1. Juni 2015
c. Ciri Emosi
Anak usia prasekolah cenderung mengekspresikan emosinya secara bebas
dan terbuka. Ciri ini sering dilihat dari sikap marah yang sering
ditunjukkannya. Sikap iri hati pada anak usia pra sekolah sering terjadi
sehingga mereka berupaya untuk mendapatkan perhatian orang lain secara
berebut.
d. Ciri Kognitif
Anak pra sekolah umumnya telah terampil dalam berbahasa.Pada
umumnya mereka senang berbicara, khususnya dalam
kelompoknya.Kompetensi anak perlu diterapkan dalam interaksi, minat,
kesempatan, mengagumi, dan kasih sayang.Sebagai individu yang
sementara berkembang anak memiliki sifat suka meniru tanpa
mempertimbangkan kemampuan yang ada padanya.Hal ini di dorong oleh
rasa ingin tahu dan ingin mencoba sesuatu yang diminati, yang kadangkala
muncul secara spontan sikap jujur yang menunjukkan kepolosan
seseorang.Kehidupan yang dirasakan anak merupakan sosok individu yang
kompleks yang memiliki perbedaan dengan individu lainnya. Pemahaman
guru tentang karakteristik anak akan bermanfaat dalam upaya menciptakan
lingkungan belajar yang mendukung perkembangan anak.
2.4. Karakteristik dan Kepribadian Guru Pengembang Kreativitas
Untuk membantu anak tetap memiliki dan mengembangkan potensi
kreatifnya, dibutuhkan seorang guru yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
kreatif dan meyukai tantangan, menghargai karya anak, menerima anak apa
adanya, motivator, ekspresif, penuh penghayatan dan peka pada perasaan,
pencinta seni dan keindahan, memiliki kecintaan yang tulus kepada anak,
memiliki ketertarikan terhadap perkembangan anak, bersedia memiliki potensi
yang dimiliki anak,hangat dalam bersikap, memiliki sikap yang konsisten akan
tetapi dinamis, bersedia bermain dengan anak, luwes dan lincah dalam kebutuhan,
minat dan kemampuan anak, memberikan kesempatan kepada anak untuk
KORI MAKULUA
KENOSIS Vol. 1 No. 1. Juni 2015
menjelajahi lingkungan, memberi kesempatan kepada anak untuk mencoba dan
mengembangakan kemampuan, daya pikir serta daya ciptanya.
Karakteristik dan
kepribadian guru sebagaimana yang telah diutarakan di atas, memang benar
adanya. Hal ini diakibatkan karena pada dasarnya setiap anak memiliki
kecenderungan berbakat dalam dan memiliki kemampuan mengungkapkan dirinya
secara kreatif, meskipun masing-masing anak
Ada tujuh strategi yang dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan
kreativitas anak usia dini khususnya anak usia Taman Kanak-Kanak, antara lain :
1. Pengembangan kreativitas melalui menciptakan produk (Hasta Karya)
Memiliki posisi penting dalam berbagai aspek perkembangan anak. Tidak
hanya kreativitas yang akan terfasilitasi untuk berkembang dengan baik, tetapi
juga kemampuan kognitif anak. Dalam kegiatan hasta karya, setiap anak akan
menggunakan imajinasinya untuk membentuk suatu bangunan atau benda
tertentu berdasarkan khayalan imanjinasinya.
2. Pengembangan kreativitas melalui imajinasi
Janis Beaty menyatakan bahwa bagi anak imajinasi adalah kemampuan anak
untuk merespons atau melakukan fantasi yang mereka buat dan kebanyakan
anak dibawah usia tujuh tahun melakukan hal tersebut. Dalam permainan
imajinasi anak dapat memperagakan sesuatu situasi, memainkan perannya
dengan cara tertentu ataupun membayangkan situasi yang tidak pernah mereka
alami.
3. Pengembangan kreativitas melalui eksplorasi
Ide kreatif sering kali muncul dari eksplorasi atau penjelajahan individu
terhadap sesuatu.Eksplorasi dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk
melihat, memahami dan merasakan dan pada akhirnya membuat sesuatu yang
menarik perhatian mereka.Kegiatan eksplorasi adalah penjelajahan lapangan
dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak terutama sumber alam
yang ada di tempat itu.
4. Pengembangan kreativitas melalui eksperimen
Eksperimen atau percobaan pada anak usia dini atau taman kanak-kanak yang
dimaksud dalam hal ini bukanlah suatu proses rumit yang harus dikuasai anak
STRATEGI GURU DALAM MENINGKATKAN
KREATIVITAS ANAK USIA TAMAN KANAK-KANAK
KENOSIS Vol. 1 No. 1. Juni 2015
sebagai suatu cara untuk memahami konsep tentang sesuatu hal ataupun
penguasaan anak tentang konsep dasar eksperimen, melainkan pada bagaimana
mereka dapat mengetahui cara atau proses terjadinya sesuatu, dan bagaimana
sesuatu dapat terjadi dan bagaimana mereka dapat menentukan solusi terhadap
permasalahan yang ada dan pada akhirnya mereka dapat membuat sesuatu yang
bermanfaat bagi kegiatan tersebut.
5. Pengembangan kreativitas melalui proyek
Metode proyek merupakan metode pembelajaran yang dilakukan anak untuk
melakukan pendalaman terhadap sutau topik pembelajaran yang diminati oleh
satu atau beberapa anak, yang dikerjakan secara berkelompok untuk
memecahkan masalah yang dihadap kelompok untuk mencapai tujuan.
6. Pengembangan kreativitas melalui musik
Ungkapan diri kreatif berkaitan dengan musik pada anak taman kanak-kanak
masih sangat sederhana, seperti: memperagakan gerakan yang khas untuk
melukis nyanyian, memainkan alat musik perkusi makin keras atau makin
lunak dengan maksud menambahkan nuansa tertentu, mungkin juga mengarang
syair yang baru untuk nyanyian yang sudah dikenal.
7. Pengembangan kreativitas melalui bahasa
Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Sering kali ditemukan anak-anak taman kanak-kanak berbicara, mereka sering
berbicara tentang apa yang terjadi baik pada dirinya sendiri maupun pada orang
lain. Mereka sering berbicara untuk mengeluarkan apa yang ada dalam pikiran
mereka. Sikap ini mendorong meningkatkan penggunaan bahasa dan dialog
dengan yang lain. Sebagian anak juga terlihat mengalami kesulitan
mengungkapkan perasaan dengan kata-kata dan menunjukkannya dengan
perbuatan.
Jadi, jelas bahwa sesungguhnya tidak ada seorangpun yang tidak memiliki
bakat kreatif, namun apabila tidak dipupuk atau dikembangkan maka bakat ini
tidak akan berkembang secara optimal. Ditinjau dari segi pendidikan, bakat kreatif
ini dapat ditingkatkan, oleh karena itu perlu dipupuk sejak dini, sehingga yang
KORI MAKULUA
KENOSIS Vol. 1 No. 1. Juni 2015
diperlukan sekarang ialah bagaimana caranya meningkatkan kreativitas anak usia
dini.
Selain itu juga ada salah satu upaya dalam mengembangkan kreativitas
anak Taman Kanak-Kanak adalah dengan memberikan stimulus yang baik dan
tepat, yaitu pembelajaran dengan bermain.Dimana setiap materi yang akan
diberikan harus dikemas dalam bentuk permainan. Permainan merupakan kegiatan
yang menyenangkan dilakukan oleh anak, dengan permainan anak dapat
melakukan banyak hal, anak akan mendapatkan informasi atau pengetahuan yang
belum diketahuinya, sehingga anak akan berpikir kreatif untuk memasuki
lingkungan bermainnya. Perlu dijelaskan bahwa ada begitu banyak permainan
yang terdapat dalam tujuh strategi untuk mengembangkan kreativitas anak usia
dini, terdapat +93 permainan/kegiatan
yang tersebar dalam tujuh strategi
pengembangan kreativitas sebagaimana yang telah dijelaskan. Ini berarti guru
Tamak Kanak-Kanak hendaknya memiliki jiwa kreatif dan bersedia menerima
berbagai potensi yang dimiliki oleh anak sehingga anak dapat mengembangkan
kreativitas yang dimilikinya secara terbuka.
III. PENUTUP
Dalam rangka mewujutkan tatanan pendidikan yang mandiri dan
berkualitas sebagaimana diatur dalam UU No. 20 Tahun2003 tentang sistim
Pendidikan Nasional, perlu dilakukan berbagai upaya strategis dan integral yang
menunjang penyelenggaraan.Kesempatan memperoleh pendidikan yang
berkualitas berlaku untuk semua (education for all), mulai dari usia dini sebagai
masa the golden age sampai jenjang pendidikan tinggi. Mengacu pada hal
tersebut, proses pembelajaran pada anak usia dini hendaknya diberikan dengan
tujuan untuk memberikan konsep-konsep dasar yang memiliki kebermaknaan bagi
anak melalui pengalaman nyata yang memungkinkan anak untuk menunjukkan
aktivitas dan ras ingin tahu secara optimal. Proses pembelajaran seperti ini
memungkinkan adanya keseimbangan peran dan pola asuhan pendidik yang
STRATEGI GURU DALAM MENINGKATKAN
KREATIVITAS ANAK USIA TAMAN KANAK-KANAK
KENOSIS Vol. 1 No. 1. Juni 2015
demokratis agar anak memiliki kebebasan untuk mengeksplorasi dunia sekitar.
Salah satu cara yang harus ditempuh oleh guru adalah dengan menggunakan
strategi dalam proses belajar-mengajar agar kreativitas anak dapat dieksplor untuk
dikembangkan.
Catatan akhir
Yeni Rahmawati & Euis Kurniawati, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia
Taman Kanak-Kanak. Kencana: Jakarta 2010, hal 1
Tangyong Agus F, dkk, CBSA: Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak . Suatu
Panduan bagi Guru Taman-Kanak-Kanak untuk Menyusun Persiapan bagi Kegiatan Belajar-
Mengajar. Jakarta, Gramedia, hal 21
Yuliani Nurani Sujiono, 2009, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini,Jakarta, Indek, hal 8.
Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistim Pendidikan Nasional,
Tuhana Taufig Adrianto, 2013, Cara Cerdas Mengaktifkan IQ Kreatif Anak, Jogjakarta,Kata
Hati, h. 86
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar-Mengajar, Rineka Cipta :Jakarta, cet
5, h. 5-8.
Utami, Munandar, 1999, Kreativitas dan Keberbakatan. Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan
Bakat, Jakarta : Grasindo, h 44
Ahmad Susanto, 2012, Perkembangan Anak Usia Dini, Pengantar dan Berbagai Aspeknya, Edisi
Kedua, Kencana Prenada media Group, Jakarta, h,
Munandar dalam Susanto, Opcit
Barron dalam Semiawan, Conny,Belajar Dan Pembelajaran Dalam Taraf Usia Dini:
Pendidikan Prasekolah Dan Dasar, Jakarta : Prenhalindo, 2002, hal 10
Hurlock Dalam Susanto, Psikologi Perkembangan Suatu PendekatanSepanjang Rentang
Kehidupan(Terj), Jakarta, Erlangga, 1999, h. 32
Guilford dalam Jamaris M, 2002, Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-
Kanak, Pedoman Bagi Orang Tua dan Guru,Jakarta : Grasindo, hal 67.
Jamaris M, 2002, Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak,
Pedoman Bagi Orang Tua dan Guru, Jakarta : Grasindo, hal 44
Hurlock, 1999, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan(Terj), Jakarta, Erlangga, h. 11
Munandar Utami,Kreativitas Dan Keberbakatan. Strategi Mewujutkan Potensi Kreatif Dan
Berbakat,Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. 1999,h.95
Yeni Rahmawati & Euis Kurniawati, Strategi Pengembangan Kreativitas ,… h.45-50
Yeni Rahmawati & Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas, … h.52-65
Yeni Rahmawati & Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas, … h. 67-174
KORI MAKULUA
KENOSIS Vol. 1 No. 1. Juni 2015
DAFTAR PUSTAKA
Adrianto Taufig Tuhana, 2013, Cara Cerdas Mengaktifkan IQ Kreatif Anak, Jogjakarta :
Kata Hati
Agus F Tangyong, dkk, 2011, CBSA: Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak .
Suatu Panduan bagi Guru Taman-Kanak-Kanak untuk Menyusun Persiapan bagi
Kegiatan Belajar-Mengajar. Jakarta, Gramedia
Djamarah Syaiful Bahri & Zain Aswan, 2012, Strategi Belajar-Mengajar, Rineka Cipta
: Jakarta, cet 5
Hurlock, E. B, 1999, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan(Terj), Jakarta, Erlangga
Jamaris M, 2002, Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak,
Pedoman Bagi Orang Tua dan Guru, Jakarta : Grasindo
Munandar Utami 1999, Kreativitas Dan Keberbakatan. Strategi Mewujutkan Potensi
Kreatif Dan Berbakat,Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Rahmawati Yeni & Kurniawat Euis, 2010, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada
Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Kencana: Jakarta
Sujiono Nurani Yuliani, 2009, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini,Jakarta, Indek
Susanto Ahmad, 2012, Perkembangan Anak Usia Dini, Pengantar dan Berbagai
Aspeknya, Edisi Kedua, Kencana Prenada media Group, Jakarta
Semiawan Conny, 2002, Belajar Dan Pembelajaran Dalam Taraf Usia Dini: Pendidikan
Prasekolah Dan Dasar, Jakarta : Prenhalindo
Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistim Pendidikan Nasional.