Bagaimanakah suhu yang sesuai untuk tanaman kopi Arabika

Secangkir kopi bisa menjadi teman Anda dalam segala suasana. Ruapnya menggelitik hidung mengantarkan aroma menggoda. Tetesan kopi membasahi lidah mengirimkan rasa pada syaraf. Kopi yang nikmat berasal dari proses penanaman yang baik dan benar. Tapi bagaimana proses menanam kopi sehingga buahnya tumbuh sempurna dan menghasilkan biji-biji kopi yang berkualitas? Ada dua faktor yang memengaruhi pertumbuhan tanaman kopi, yaitu: faktor internal dan eksternal.

Faktor internal dipengaruhi oleh sifat bawaan tanaman kopi itu sendiri. Faktor ini tidak mudah diubah dan sifatnya berbeda antara tanaman satu dengan tanaman kopi yang lain. Ada yang produksinya tinggi atau rendah, ada yang buahnya besar atau kecil, ada pula yang getah buahnya manis atau tidak.

Faktor kedua yang memengaruhi pertumbuhan tanaman kopi adalah faktor eksternal. Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah lingkungan, seperti: tanah, iklim, pohon peneduh, dan pemeliharaan. Faktor lingkungan sangat memengaruhi faktor eksternal, misalnya: walaupun tanaman kopi masuk ke dalam sifat unggul jika tidak didukung dengan lingkungan yang tepat maka bisa menyebabkan kegagalan.

1. Tanah

Faktor yang memengaruhi pertumbuhan tanaman kopi secara eksternal yang pertama adalah tanah. Tanaman kopi tidak bisa tumbuh di sembarang tanah. Tanaman kopi akan tumbuh dengan baik jika ditanam di tanah yang memiliki lapisan atas yang dalam dan subur. Idealnya kondisi tanah mengandung nutrisi organik yang tinggi, seperti tanah dari hasil letusan gunung berapi.

Tanaman kopi tidak cocok ditanam di tanah yang drainasenya jelek, tanah liat, berat, dan tanah pasir. Karena tanah dengan kondisi tersebut kurang dapat mengikat air dengan baik dan kandungan nitrogen rendah. Sedangkan tanaman kopi sangat membutuhkan nitrogen.

Selain itu, menanam kopi lebih bagus di kondisi tanah dengan pH sekitar 6-6,5.

2. Iklim

Iklim suatu daerah sangat memengaruhi pertumbuhan kopi. Iklim yang baik untuk tanaman kopi adalah yang memiliki curah hujan dalam satu tahun, tinggi tempat dan suhu, dan kondisi angin.

a. Ketinggian Tempat dan Kondisi Suhu

Setiap jenis kopi memiliki syarat penanaman tanah di ketinggian yang berbeda. Kopi Arabika bisa tumbuh di dataran rendah dan dataran tinggi, tapi jika ditanam di ketinggian kurang dari 1000 mdpl Arabika akan lebih mudah diserang hama dan penyakit. Kopi Arabika paling baik jika ditanam di ketinggian antara 1000 – 1700 mdpl dengan suhu 16-20 °Celcius.

Sedangkan jenis kopi Robusta bisa tumbuh di dataran rendah antara 0-1000 mdpl. Di ketinggian 600 mdpl ke atas dengan suhu 20 °C pertumbuhan Robusta menjadi lebih optimal.

Suhu lingkungan berpengaruh terhadap cepat atau lambatnya tanaman kopi berbuah. Sedangkan kondisi ketinggian menentukan hujan dan panas sinar matahari. Dataran lebih tinggi mendapatkan hujan lebih banyak, namun jumlah sinar mataharinya lebih sedikit.

b. Curah Hujan

Indonesia memiliki pembagian curah hujan antara 2000-3200 mm per tahun. Batas minimal curah hujan yang baik untuk tanaman kopi adalah 1500 mm dan batas optimalnya antara 2500-3000 mm.

Musim kering bisa membantu tanaman kopi untuk dapat berproduksi tinggi. Misalnya: tanaman kopi jenis robusta, ideal ditanam di daerah yang memiliki musim kemarau 3-4 bulan dengan catatan pada waktu tersebut tetap mendapatkan hujan yang cukup. Sebelum berbunga, tanaman kopi sebaiknya mendapatkan musim kering paling banyak 1,5 bulan. Sedangkan sesudah berbunga sebaiknya tidak lebih dari 2 minggu.

Bunga kopi biasanya muncul di akhir musim kemarau. 2 minggu setelah hujan turun, bunga kopi akan bermekaran. Setelah bunga kopi mekar, tanaman kopi membutuhkan musim kering dengan curah hujan yang cukup untuk menunjang perkembangan buah. Bila asupan air cukup, buah kopi akan masak dalam waktu 4-5 bulan sejak bunga mekar. Namun bila curah hujan kurang, sebagian bunga kopi akan layu dan rontok (gagal berbuah). Bila curah hujan terlalu tinggi, buah kopi akan lambat masak (6-7 bulan) dengan kandungan nutrisi yang rendah dan akan berpengaruh terhadap rasa.

c. Kondisi Angin

Tanaman kopi tidak tahan dengan angin yang kencang terutama saat memasuki musim kemarau. Angin memengaruhi tingkat penguapan air di permukaan tanah. Selain itu angin yang terlalu kencang bisa merobohkan tanaman. Itu sebabnya di sisi-sisi perkebunan kopi sering ditanam pohon pelindung untuk menahan angin dan mencegah tanaman kopi rusak.

Dua faktor yang memengaruhi pertumbuhan tanaman kopi berupa pohon pelindung dan pemeliharaan akan dibahas pada artikel selanjutnya.

Faktor iklim inipun sangat menentukan, berhasil atau tidaknya kalau kita akan bertanam. Maka sebelum kita menanam kopi, terlebih dahulu kita pelajari, iklim yang bagaimana yang dikehendaki oleh tanaman kopi. Hingga dengan demikian maka kita akan dapat menyesuaikan dalam mencari lokasi untuk perkebunan kopi.

Tanaman kopi ini dapat tumbuh baik pada daerah yang terletak antara 20 derajat lintang utara dan 20 derajat lintang selatan. Sedangkan untuk derah di Indonesia sendiri, karena mengingat letak geografisnya diantara 5 derajat lintang utara sampai dengan 10 derajat lintang selatan, maka sebenanya menjadi daerah yang sangat potensiil bila ditanami opi. Kalau kita lihat sebagian besar pertanaman kopi di Indonesia ini terletak diantara 0 derajat sampai 10 derajat lintang selatan. Seperti saja misalnya, Jawa, Bali dan Sulawesi Selatan.

Pengaruh iklim ini dapat mempengaruhi tentang berhasil atau tidaknya kita dalam berkebun kopi. Dari segi iklim ini dapatlah kita bagi menjadi tiga hal yang berpengaruh penting:

1.      Elevasi/ tinggi tempat

2.      Temperatur

3.      Curah Hujan

Karena elevasi dan temperatur ini mempunyai hubungan yang sangat erat sekali dan berkaitan satu dengan yang lainnya, maka sebaiknya kita bicarakan saja sekalian.

Temperatur rata-rata tahunan di Indonesia ini pada ketinggian permukaan air laut adalah +26 derajat Celsius. Kemudian akan turun 6 derajat setiap naik 100 meter dpl.

Untuk jenis kopi Arabika, dapat ditanam di elevasi 500-2000 meter dpl, namun sebenarnya elevasi yang optimal adalah 800-1500 meter dpl, dengan temperatur 17-21 derajat Celsius. Batas elevasi terendah bagi kopi jenis Arabika ditentukan oleh ketahannya terhadap penyakit karat daun. Pada saat ini di Indonesia belum banyak jenis kopi yang resisten, sehingga sebagian besar kopi Arabika di tanam pada elevasi diatas 800 meter dpl, dan hanya sedikit saja yang ditanam pada elevasi 500-800 meter dpl.

Elevasi tertinggi bagi jenis kopi Arabika dibatasi oleh embun upas/frost, yang sering terjadi pada elevasi diatas 1500meter dpl.
Bagaimanakah suhu yang sesuai untuk tanaman kopi Arabika
Gambar 10: Perkebunan Kopi di Dataran Tinggi
Kemudian untuk kopi jenis Robusta dapat ditanam pada elevasi 0 sampai 1000meter dpl. Akan tetapi elevasi optimal adalah 400 sampai 800 meter dpl, dengan temperatur rata-rata antara 21 sampai dengan 24 derajat Celsius. Makin tinggi elevasi makin lambat pertumbuhan kopi dan makin lama pula masa non produktifnya. Disamping itu semua elevasi juga berpengaruh terhadap besarnya biji, yang artinya di tempat-temat yang lebih tinggi maka bijinya pun akan lebih besar.

Jumlah dan curah hujan tidaklah begitu penting. Namun distribusi cuah hujan inilah yang lebih penting untuk tanaman kopi. Hal ini disebabkan karena tanaman kopi memerlukan masa agak kering selama kurang lebih 3 bulan.

Masa kering ini memang sangat penting untuk tanaman kopi jenis Robusta. Karena jenis ini memerlukan penyerbukan bersilang. Sedangkan untuk jenis kopi Arabika agak bisa lebih toleran karena memang penyerbukannya dilakukan sendiri.

Untuk curah hujan yang paling baik untuk tanaman kopi adalah daeah yang mempunyai curah hujan optimal antara 2000 sampai 3000 mm per tahun. Kemudian dimasa kering yang kurang lebih 3 bulan itu, cukuplah kita usahakan dengan adanya hujan kiriman.

Menurut Schmidt – Ferguson, di Jawa ini sebagian besar iklimnya yang untuk daerah kopi adalah termasuk iklim yang agak kering. Sedangkan untuk daerah Sumatera di golongkan pada iklim yang agak basah. Makanya di iklim yang agak basah itu panenan kopi relatif lebih merata bila dibandingkan dengan iklim yang agak kering.

Disamping perbedaan tipe ikloim ini, juga akan berpengaruh terhadap rendemen kopi. Untuk daerah yang iklimnya lebih kering maka rendemen kopinya akan lebih tinggi.

Seperti juga tanaman lainnya, maka untuk kopi inipun memerlukan tanah yang subur. Hal ini bisa dibuktikan, bahwa kebun kopi yang arealnya itu bekas hutan maka akan memberikan hasil yang lebih baik. Oleh karena itu yang sangtat perlu diperhatikan adalah unsur-unsur zat organik/ hara yang sangat diperlukan. Sedangkan usaha lainnya adalah menjaga agar susunan dan struktur tanah tetap baik.


Page 2

Kopi dikenal sebagai salah satu minuman yang memiliki karakter unik. Umumnya, masyarakat mengenal kopi dengan cita rasa yang pahit dan bisa dipadukan dengan bahan lainnya seperti susu. Namun, bagi mereka yang mengenal kopi begitu mengerti banyaknya jenis dan cita rasa kopi.

Cita rasa kopi yang dihasilkan dapat terjadi karena beberapa faktor, seperti tanah, ketinggian atau altitude, tekanan udara, proses pascapanen. Tak jarang kami mendengar pertanyaan beberapa hal yang dapat mempengaruhi rasa kopi, salah satunya tentang ketinggian tanaman kopi.

Bagaimanakah suhu yang sesuai untuk tanaman kopi Arabika

Image source : Artem Bryzgalov - Unsplash

Ketinggian tanaman biji kopi hingga saat ini memiliki ketertarikan bagi penikmat kopi. Hal tersebut menjadi salah satu alasan seseorang memilih kualitas biji kopi. Tak heran jika pada setiap kemasan biji kopi yang dijual selalu dicantumkan ketinggian tanaman dan catatan rasa kopi tersebut.

Ketinggian dan suhu

Tahukah Anda bahwa ketinggian tanaman kopi dapat menentukan bentuk biji kopi yang dihasilkan? kopi yang ditanam di ketinggian lebih dari 1300 mdpl, secara fisik memiliki bentuk yang lebih padat dan garis tengah yang lebih merapat dan berbentuk zig-zag. Hal tersebut terjadi karena tingkat kelembaban dan kondisi udara yang mempengaruhi terhadap pertumbuhan kopi yang cenderung lambat. Kopi yang ditanam pada ketinggian tersebut adalah biji kopi arabika. Tak heran jika kopi arabika memiliki waktu produksi yang lebih lama.

Beda halnya dengan biji kopi robusta yang ditanam pada ketinggian kurang dari 800 mdpl. Tanaman kopi tersebut bisa dibilang memiliki ketahanan yang lebih kuat dari biji kopi arabika. Kopi robusta masih bisa tumbuh di level ketinggian berapa pun. Bahkan biji kopi robusta bisa saja ditanam di halaman rumah Anda. Berbeda dengan biji kopi arabika yang memiliki ketahanan lebih rentan terkena penyakit pada tanaman kopi tersebut.

Melihat hal itu, kita dapat melihat bahwa ketinggian tanaman kopi memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kopi dan bentuk biji kopi. Mengapa demikian? Bagaimana dengan cita rasa kopinya?

Bagaimanakah suhu yang sesuai untuk tanaman kopi Arabika

Image source : Battlecreek Coffee Roasters - Unsplash

Seperti yang dilansir dalam buku ‘The Little Coffee Know it All’ yang ditulis oleh Shawn Steiman, ia menjelaskan bahwa pada sebuah penelitian terhadap tanaman sayur, seperti selada dan lobak yang ditanam pada tekanan udara yang rendah peneliti merasakan adanya perbedaan terhadap daun selada yang tumbuh di tekanan udara yang berbeda. Begitu juga dengan tanaman lobak yang tidak bereaksi, kecuali pada tekanan udara yang lebih rendah.

Uniknya, rasa dan senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman sayur tersebut tidak berubah. Lalu, bagaimana dengan tanaman kopi? Di buku tersebut ia memaparkan bahwa adanya perubahan yang sama pada tanaman selada dengan tanaman kopi, karena keduanya merupakan benih. Sepertinya tekanan udara tidak dapat mempengaruhi rasa kopi.

“Ketinggian dan letak garis lintang memang penting, tetapi yang perlu Anda ingat justru pengaruh keduanya terhadap suhu wilayah tanam, yang mempengaruhi karakter rasa minuman favorit Anda,” tulis Shawn Steiman.

Bagaimanakah suhu yang sesuai untuk tanaman kopi Arabika

Image source: Katya Austin - Unsplash

Jika berbicara tentang ketinggian tanaman, khususnya pada tanaman kopi, menurut Steiman sejauh ini tekanan udara menjadi salah satu faktor yang menjadi perbedaan pada ketinggian tanaman. Semakin tinggi ketinggian tanaman, maka akan semakin rendah suhunya. Dari berbagai penelusurannya, ternyata suhu dapat mempengaruhi pertumbuhan berbagai tanaman.

Salah satu jurnal menyatakan bahwa pertumbuhan, produktivitas, mutu, serta cita rasa kopi juga ditentukan oleh beberapa faktor, seperti sifat kimia tanah. Ketinggian lahan tanaman kopi berpengaruh terhadap curah hujan dan suhu udara. Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa semakin tinggi tanaman kopi, maka suhu udara akan semakin rendah dan curah hujan semakin tinggi. Dalam jurnal tersebut pun menerangkan bahwa keadaan iklim seperti itu membuat tanahnya semakin subur.

Mengingat faktor iklim tersebut, rupanya dapat memengaruhi proses penguraian bahan organik dan komposisi kimia pada tanah, serta proses kematangan buah kopi. Ketika mengetahui komposisi kimia tanah, hal ini dapat menentukan dalam memilih lokasi penanaman buah kopi, serta dosis pupuk yang sesuai dengan kriteria dan kebutuhan tanaman.

Sama tingginya, beda rasanya

Kata Steiman, perbedaan suhu yang terjadi tidak hanya berdasarkan tingkat ketinggian di suatu wilayah, melainkan juga pada garis lintang. Sebagai contoh, Steiman menjelaskan bahwa suhu udara di Hawaii dengan ketinggian 765 mdpl lebih sejuk daripada suhu udara di Kolombia di wilayah yang memiliki ketinggian 765 mdpl. Ini menjelaskan bahwa secara geografis Hawaii memiliki jarak lebih jauh dari garis lintang khatulistiwa, jika dibandingkan dengan Kolombia.

Meskipun ketinggiannya sama di wilayah berbeda, rasa yang dihasilkan akan berbeda karena adanya perubahan suhu tersebut. Perbedaan suhu udara antara wilayah satu dengan wilayah lainnya tidak semata karena ketinggian, melainkan dapat dihitung berdasarkan ketinggian dengan garis lintangnya. Semakin jauh garis lintang pada ketinggian tertentu, maka akan semakin rendah suhu udaranya.

Bagaimanakah suhu yang sesuai untuk tanaman kopi Arabika

Image source: George Howell Coffee

“Apakah semakin tinggi tanaman kopi hasilnya akan lebih baik?”

Kopi yang ditanam pada ketinggian lebih dari 800 mdpl diakui memiliki karakter rasa yang berbeda, seperti tingkat keasaman, aroma dan cita rasa yang lebih bervariasi. Jika Anda sering menemukan kopi dengan cita rasa yang bervariasi, seperti buah-buahan tropis, berries, orange, coklat, kacang, dan varian rasa lainnya, kemungkinan besar kopi tersebut memang berasal dari tanaman > 800 mdpl. Sedangkan, untuk kopi yang ditanam di ketinggian yang lebih rendah memiliki tingkat keasaman yang lebih rendah dan karakter rasa yang lebih sedikit.

Bagaimana dengan curah hujan?

Berbicara soal faktor alam yang satu ini, pada tanaman kopi arabika dan robusta memiliki kebutuhan curah hujan yang berbeda. Sebelum membahas lebih lanjut, curah hujan adalah ketinggian air hujan yang terkumpul di tempat yang datar, tidak mengalami penguapan, tidak meresap, serta tidak mengalir. Curah hujan tersebut memiliki perhitungan dalam satuan milimeter (mm).

Selain ketinggian tanaman kopi, curah hujan juga memiliki pengaruh terhadap kualitas tanaman kopi. Dari dua jenis kopi yang ada, yaitu kopi arabika dan robusta memiliki kebutuhan curah hujan yang berbeda. Kopi arabika umumnya membutuhkan curah hujan sekitar 1200-2200 mm per tahun. Alasannya, pada jenis kopi ini tidak menghasilkan buah yang banyak. Apabila curah hujannya lebih dari 2200 mm per tahun, akan rentan menurunkan kualitas buah kopi. Selain itu, jika curah hujan pada tanaman kopi arabika terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan tanah.

Sebaliknya, untuk tanaman kopi robusta membutuhkan curah hujan yang tinggi, yaitu sekitar 2200-3000 mm per tahun. Ya, jelas berbeda dengan tanaman kopi arabika, karena tanaman kopi robusta lebih ‘kuat’ dan bisa ditanam di ketinggian yang rendah, yaitu <800 mdpl yang memiliki suhu lebih tinggi, yaitu 18-36˚C. Di temperatur yang lebih tinggi, tanaman kopi tersebut juga membutuhkan curah hujan yang lebih tinggi. Jika tidak, maka buah kopi memiliki tingkat kematangan yang cepat, akibatnya buah akan cepat gugur. Buah kopi yang sudah jatuh ke tanah akan terkontaminasi dengan rasa tanah.

Pengaruh tanah pada rasa kopi

Ternyata, faktor lainnya selain curah hujan adalah tanah. Di beberapa paragraf sebelumnya, kami telah menyinggung faktor tanah yang dapat mempengaruhi cita rasa kopi. Ada satu hal bahasan menarik menurut kami ketika berbicara soal pengaruh tanah terhadap cita rasa kopi. Salah satu penulis blog di portal Kompasiana menuliskan bahwa faktor tanah ini memiliki sebutan terroir.

Istilah tersebut umumnya digunakan untuk menguraikan kompleksitas Cita rasa wine. Kalau dalam bahasa Perancis disebut ‘gout de terroir’ yang memiliki arti rasa tanah. Menurut penulis blog tersebut, kata itu kerap digunakan untuk menyebut minuman anggur lokal di pedesaan dengan maksud menyindir wine yang memiliki rasa yang hambar.

Istilah terroir diyakini sebagai faktor alam secara keseluruhan yang terjadi di lokasi penanaman, yang meliputi kandungan kimia, struktur, bentuk, hingga kemiringan tanah. Selain itu, lokasi penanaman, iklim, ketinggian, serta curah hujan di lingkungan tersebut. Terroir ini memiliki pengaruh besar terhadap cita rasa buah anggur yang akan dijadikan wine.

Bagaimanakah suhu yang sesuai untuk tanaman kopi Arabika

Image source: George Howell Coffee

Begitu juga dengan tanaman buah kopi, pada prinsipnya sama dengan buah anggur yang memiliki ciri khas tersendiri tergantung asal daerah tanaman kopi tersebut. Di sinilah letak pengaruh bahwa faktor alamiah yang terjadi seperti ketinggian, tekstur tanah, temperatur yang dimaksud akan menghasilkan cita rasa kopi yang berbeda.

Tidak sampai di situ, bicara soal penanaman buah kopi dan cita rasa yang dihasilkan juga identik dengan cara mengolah buah kopi pada pascapanen. Tingkat kematangan buah kopi tidak sama, maka petani kopi sudah terlatih benar-benar memilih buah kopi yang sudah matang.

Setelah buah kopi dipetik dan disortir para petani kopi akan mengolahnya hingga menjadi biji kopi. Proses ini biasa disebut sebagai proses pascapanen. Hal tersebut juga menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi cita rasa kopi. Berkaitan dengan proses pascapanen, kami pernah mengulasnya pada artikel sebelumnya (klik di sini).

Apakah selama ini Anda memilih kopi berdasarkan ketinggian tanaman kopi untuk mendapatkan cita rasa yang diinginkan? Apa saja yang menjadi rasa favorit Anda?

Comments will be approved before showing up.