Bagaimanakah teknik pertolongan pada korban yang lemas atau tidak sadar di dalam air

tirto.id - Situasi darurat bisa terjadi kapan saja, termasuk orang yang sedang berenang di kolam atau bepergian menggunakan transportasi laut.

Risiko kegawatdaruratan yang mungkin terjadi adalah tenggelam di dalam air. Dalam keadaan tenggelam, seseorang secepat mungkin harus ditolong agar tidak sampai kehabisan napas.

Tenggelam diartikan sebagai istilah saat seseorang menghirup air atau cairan ke arah paru-paru sehingga membuat oksigen terhalang untuk sampai ke bagian depan permukaan alveolus di dalam paru-paru.

Alveolus merupakan tempat pertukaran gas. Saat oksigen terhalang, maka proses oksigenisasi darah tidak bisa terjadi dan memicu orang yang tenggelam pingsan.

Kendati demikian, ada beberapa penyebab seseorang tenggelam. Dikutip buku PJOK Kelas XII (2018), penyebabnya antara lain:

  1. Terganggunya kemampuan fisik akibat pengaruh obat-obatan;
  2. Ketidakmampuan karena hipotermia, syok, cedera, hingga kelelahan;
  3. Ketidakmampuan disebabkan penyakit akut saat berenang.
Sewaktu tenggelam, seseorang akan meneguk air dalam jumlah banyak. Air tersebut masuk ke saluran pernapasan dan saluran napas atas.

Bagian epiglotis lantas mengalami spasme yang memicu tertutupnya saluran napas dan hanya sedikit udara yang bisa lewat.

Namun, jika seseorang ditemukan masih bernapas dan membatukkan air hingga keluar dari mulutnya, maka dia belum sepenuhnya disebut tenggelam. Dia mengalami kondisi yang disebut hampir tenggelam.

Tahapan Penanganan Korban Tenggelam

Saat seseorang ditemukan tenggelam, maka ada tiga tahapan dalam penatalaksanaan penanganannya. Menurut modul PJOK Kelas XII (2020), tahapan ini terdiri dari:

1. Bantuan hidup dasar

Pertolongan pertama pada korban tenggelam di era sebelumnya, dikenal istilah airway, breathing, circulation (chest compression) yaitu buka jalan nafas, bantuan pernafasan, dan kompresi dada.

Setelah ketiganya diterapkan, lalu dilakukan pemeriksaan kesadaran korban. Langkah ini disebut memeriksa/disability.

Namun, menurut pedoman terbaru, penanganan korban tenggelam diprioritaskan pada circulation dan berlanjut ke airway lalu breathing.

Langkah ini tidak berlaku pada bayi baru lahir karena umumnya penyebab pingsan dan tidak bernapas yaitu masalah jalan napas.

2. Membawa korban ke rumah sakit terdekat

Pada tahapan ini, menurut pedoman yang berlaku sebelumnya, ditangani dengan look, listen, dan feel.

Look artinya melihat pergerakan dada, listen yakni mendengarkan jalan napas, dan feel adalah merasakan ada tidaknya hembusan napas.

Namun, seiring perkembangan zaman, pedoman tersebut dikritisi karena kunci utama penyelamatan korban dengan henti jantung adalah bertindak, dan bukan menilai.

Jika terdapat korban tenggelam tidak sadar dan tidak bernapas, segera hubungi ambulans yang umumnya didampingi tenaga paramedis untuk menolong korban.

Pemberian kompresi intrinsik untuk mengeluarkan cairan tidak disarankan karena tidak terbukti mengeluarkan cairan dan berisiko muntah serta aspirasi.

3. Bantuan hidup lanjut

Bantuan hidup lanjut untuk korban tenggelam berupa pemberian oksigen bertekanan lebih tinggi. Pemberian oksigen ini dapat dilakukan dengan Bag Valve mask (BVM) atau tabung oksigen.

Baca juga:

  • Apa Saja Prinsip dalam Olahraga Renang & Manfaatnya untuk Tubuh
  • 6 Film Tentang Kapal Sewol, Tragedi Feri Tenggelam 16 April 2014
  • Gerakan Teknik Dasar Renang Gaya Punggung, termasuk Posisi Badan

Baca juga artikel terkait KORBAN TENGGELAM atau tulisan menarik lainnya Ilham Choirul Anwar
(tirto.id - ica/tha)


Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Dhita Koesno
Kontributor: Ilham Choirul Anwar

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Lihat Foto

KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN

Pelatihan operasi pencarian dan pertolongan korban tenggelam yang dilaksanakan tim SAR gabungan di perairan Waduk Cirata, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (15/9/2020).

KOMPAS.com - Kecelakaan di air bisa dialami siapa saja tanpa terkecuali. Kecelakaan di air, seperti tenggelam, bisa berakibat fatal.

Hendaknya setiap orang senantiasa waspada dan berhati-hati ketika sedang berenang. Terlebih lagi, kecelakaan di air juga bisa diakibatkan oleh pengetahuan yang minim tentang daerah tersebut.

Contohnya tidak tahu kedalaman pantai, danau atau kolam renang. Maka dari itu, hendaknya setiap orang mematuhi peraturan dan memiliki keterampilan berenang.

Lalu, apa yang seharusnya dilakukan untuk membantu seseorang yang tenggelam?

Mengutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), jenis pertolongan yang bisa dilakukan untuk menolong korban tenggelam adalah pertolongan gapai serta pertolongan dari darat.

Baca juga: Pencegahan Terjadinya Kecelakaan di Air

Pertolongan gapai merupakan pertolongan utama yang bisa dilakukan siapa saja, tanpa terkecuali.

Pertolongan gapai adalah jenis pertolongan yang dilakukan dengan mengulurkan benda yang bisa dipegang oleh korban tenggelam.

Jenis pertolongan ini mengharuskan sang penolong untuk berdiri atau berpegangan kuat pada tepi kolam. Alasannya adalah supaya penolong tidak ikut tertarik korban tenggelam.

Selain pertolongan gapai, ada pula pertolongan dari darat. Jenis pertolongan ini dilakukan dengan melemparkan gelang pelampung kepada korban.

Tali yang ada pada gelang pelampung harus dikaitkan pada suatu benda yang berdiri kokoh. Setelah itu penolong akan menarik korban untuk diselamatkan.

Orang bisa pingsan kapan saja dan di mana saja. Oleh karena itu, memberikan pertolongan pertama pada orang pingsan bukan hanya tugas dokter dan perawat. Semua orang perlu mengetahui cara memberikan pertolongan yang tepat pada orang pingsan, agar penanganan awal dapat dilakukan.

Pingsan terjadi ketika otak kekurangan pasokan darah, sehingga asupan oksigen dan gula darah ke otak juga berkurang. Padahal, keduanya dibutuhkan oleh otak untuk dapat berfungsi dengan baik. Akibatnya, dapat terjadi penurunan kesadaran untuk sementara waktu.

Selain karena berkurangnya aliran oksigen dan gula darah ke otak, pingsan juga bisa disebabkan oleh kelelahan atau beberapa kondisi medis dan penyakit tertentu, seperti:

Gejala Lain yang Perlu Diwaspadai ketika Seseorang Pingsan

Pingsan dapat dialami oleh siapa pun dan kapan saja. Misalnya, ketika tubuh terlalu lelah, telat makan, mengubah posisi tubuh terlalu cepat, atau saat berdesak-desakan di dalam kendaraan umum.

Kondisi tersebut dapat memicu penurunan tekanan darah dan detak jantung, sehingga asupan darah ke otak berkurang dan mengakibatkan penurunan kesadaran.

Pingsan yang bukan disebabkan oleh kondisi medis serius biasanya tidak berbahaya dan penderitanya bisa sadar dengan sendirinya setelah beberapa waktu. Namun, pingsan perlu diwaspadai jika disertai tanda dan gejala lain, seperti:

  • Nyeri dada
  • Sesak napas atau tidak napas bernapas spontan
  • Detak jantung tidak teratur
  • Bibir membiru
  • Kulit pucat dan dingin
  • Kejang
  • Tampak kebingungan
  • Sakit kepala
  • Pingsan setelah mengalami cedera kepala

Seseorang yang mengalami pingsan disertai beberapa hal di atas perlu segera mendapat pertolongan medis dan dibawa ke UGD rumah sakit terdekat.

Langkah Pertolongan Pertama pada Orang Pingsan

Penanganan terhadap orang pingsan sebenarnya tergantung pada penyebabnya. Namun, ada cara umum yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama pada orang pingsan, sebelum orang tersebut ditolong oleh dokter di rumah sakit.

Berikut ini adalah langkah-langkah yang tepat untuk menolong orang yang pingsan:

  • Pindahkan orang yang pingsan ke lokasi yang aman dan nyaman, misalnya jika pingsan di jalan, coba pindahkan orang tersebut ke tepi jalan
  • Jika pingsan disebabkan oleh hawa panas, pindahkan orang tersebut ke tempat yang lebih teduh dan pastikan dia mendapatkan udara segar
  • Minta bantuan orang lain untuk menghubungi ambulans atau rumah sakit terdekat
  • Periksa kondisi orang yang pingsan, panggil orang tersebut dan lihat apakah ia dapat memberi respon atau menjawab panggilan
  • Perhatikan juga apakah orang tersebut dapat bernapas dan terdapat denyut nadi di lehernya
  • Posisikan secara terlentang dan naikkan kakinya lebih tinggi sekitar 30 cm dari dada, guna mengembalikan aliran darah kembali ke otak. Jika pingsan saat duduk, baringkan orang tersebut di lantai atau permukaan yang datar
  • Jangan lupa untuk melonggarkan pakaiannya, agar dia dapat lebih mudah dan nyaman untuk bernapas
  • Ketika sadar, berikan dia minuman manis, seperti teh manis, untuk meningkatkan gula darah dan mengembalikan energi yang diperlukan tubuhnya
  • Jika dia muntah, miringkan kepalanya agar tidak tersedak dan muntahannya tidak mengenai dirinya
  • Jika orang tersebut tetap tidak sadarkan diri hingga beberapa menit lamanya, tidak bernapas, atau denyut nadinya tidak terdeteksi, berikan napas buatan dan CPR sambil menunggu ambulans datang

Orang yang telah sadar dari pingsan disarankan untuk tidak terlalu cepat berdiri. Dia perlu didudukkan atau beristirahat setidaknya selama 15–20 menit, agar pingsan tidak terulang kembali.

Tanyakan apakah dia masih mengalami gejala, seperti sesak napas, sakit kepala, lemas, atau sulit menggerakkan bagian tubuh tertentu.

Jangan tunda untuk segera membawanya ke UGD rumah sakit terdekat dan mendapat pertolongan dari dokter, jika orang yang pingsan tersebut mengeluhkan beberapa gejala di atas, sedang hamil, mengalami cedera kepala, atau menunjukkan gejala lain, seperti linglung, penglihatan buram, sulit bicara, demam, atau kejang.

Apabila Anda melihat secara langsung ada orang yang tidak sadarkan diri, berikanlah pertolongan pertama pada orang pingsan dengan cara-cara di atas, sambil menunggu bantuan medis datang.

Terakhir diperbarui: 2 Februari 2022

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA