Pertanyaan Bank Mandiri merupakan gabungan dari beberapa bank antara lain Bank Dagang Negara, Bank Exim, BAPINDO dan Bank Bumi Daya. Tujuan penggabungan keempat bank tersebut adalah untuk memperbesar dan memperkuat perusahaan agar lebih banyak menghasilkan keuntungan. Contoh di atas merupakan termasuk penggabungan badan usaha …. Pertanyaan Bank Mandiri berdiri setelah adanya penggabungan empat bank pemerintah yaitu Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Bumi Daya (BBD), dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo). Berdasarkan informasi tersebut, penggabungan yang dilakukan adalah … 2.Bank Mandiri merupakan hasil merger antara Bank Bumi Daya (BBD), BankDagang Negara(BDN), Bank PembangunanIndonesia(Bapindo) dan Bank ExporImpor. Hasilmergerkeempatbankinidilaksanakanpadatahun1999.11Merdeka.com - PT Bank Mandiri merupakan salah badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998. Berawal dari pengambilalihan kepemilikan saham atas empat bank pemerintah, Bank Mandiri akhirnya memiliki aset, pinjaman, dan deposit terbesar di Indonesia. Kepala Museum Mandiri, Budi Trinovari mengatakan sejarah panjang dari empat bank bergabung, yakni Bank Ekspor Impor Indoneaia (Bank Exim), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Bumi Daya (BBD), dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) dapat ditelusuri lebih dari 180 tahun yang lalu, sebelum akhirnya dilakukan merger pada 31 Juli 1999. "Kenapa 180 tahun yang lalu, karena Bank Exim dulunya adalah badan usaha milik Belanda bernama Nederlandsche Handel Maatschappij (NHM) pada tanggal 27 Februari 1826. Selain Bank Exim, BDN dan BBD juga dulunya badan usaha Belanda yang kemudian dinasionalisasikan oleh Soekarno pada tahun 1960," ujar Budi kepada merdeka.com, akhir pekan ini. Pasca penggabungan, Bank Mandiri mengalami berbagai proses panjang dalam penyesuaian budaya maupun teknologi. Bahkan, pengurangan pegawai sebanyak 8.980 orang dan kantor cabang sebanyak 194 unit, juga dilakukan guna menciptakan konsolidasi baru. "Penyesuaiannya sekitar 5-7 tahun pelan-pelan. Sekarang ini komposisinya lebih banyak pegawai baru sudah hampir tidak terasa budaya yang lama. Makanya sampai dibentuk tim khusus namanya Tim Internalisasi Budaya, yang sampai sekarang masih ada untuk menyatukan budaya," jelas dia. Selain itu, Bank Mandiri juga mewarisi sembilan sistem perbankan dari keempat bank tersebut. Setelah investasi awal untuk konsolidasi sistem yang berbeda tersebut, Bank Mandiri mulai melaksanakan program pergantian platform yang berlangsung selama tiga tahun, di mana program pengganti tersebut difokuskan untuk meningkatkan kemampuan penetrasi di segmen retail banking. "Akhirnya dipilih sistemnya Bank Exim tapi kemudian mulai tahun 1999 sampai 2001 hampir selesai menyatukan sistem. 2003-2004 diubah lagi yang akhirnya dijadikan sistemnya Bank Mandiri. Jadi sistem Bank Exim dipakai untuk masa transisi saja, untuk menyatukan segala macam sistem," jelas Budi. Kala penggabungan, lanjut Budi, Muljohardjoko yang sebelumnya merupakan Direktur Utama PT Taspen sejak 1996, diangkat sebagai Direktur Utama Bank Mandiri pertama. Karena penggabungan empat bank pemerintah, Bank Mandiri secara otomatis telah menjadi BUMN saat dilakukan merger. "Keempat bank itu kan sudah BUMN. Masing-masing bank sudah punya kantor cabang. Malah kita sudah lengkap dari Sabang sampai Merauke. Seperti Bank Exim dia kuat di Papua, sampai di Wamena, Merauke, Nabire ada. BDN lengkap di Sulawesi, maka sampai di pelosok Watampone ada," jelas Budi. Kini Bank Mandiri telah mempekerjakan sekitar 36.737 karyawan dengan 2.457 kantor cabang dan 7 kantor cabang/perwakilan/perusahaan anak di luar negeri, hingga Desember 2015. Layanan distribusi Bank Mandiri juga dilengkapi dengan 17.388 atm, dan 53.957 ATM dalam jaringan ATM Link, ATM Bersama, ATM Prima dan Visa/Plus, 286.861 Electronic Data Capture (EDC) serta jaringan elektronik yang meliputi Internet Banking, SMS Banking dan Call Center. (mdk/sau)
02 Oct 2021, 16:09 WIB - Oleh:
Bisnis.com, JAKARTA – Mantan Direktur Utama Bank Mandiri (Persero) Agus Martowardojo mengenang masa-masa sulit awal berdirinya perseroan pada periode 1998 sampai dengan 1999. Agus menuturkan pada 2 Oktober 1998, Bank Mandiri didirikan untuk menerima penggabungan empat bank, yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia, dan Bank Pembangunan Indonesia. “Saat itu, kondisi sedang krisis, total kerugian empat bank yang bergabung ke Bank Mandiri Rp124 triliun,” ujarnya saat menerima penghargaan lifetime achievement Bank Mandiri, dalam rangkaian HUT ke-23 perseroan, Sabtu (2/10/2021). Baca Juga : Kisah 23 Tahun Bank Mandiri Dimulai dari Tangan Mulyo Hardjoko Dia melanjutkan bahwa pada 1999, atau tepatnya saat legal merger, masih ada kerugian sebanyak Rp68 triliun. Hutang tersebut perlu dibayarkan guna menghindari kemungkinan terburuk yang bisa terjadi pada emiten bersandi BMRI tersebut. Beruntung, lanjutnya, negara memutuskan untuk melakukan merger dan memberi suntikan modal sebesar Rp174 triliun kepada Bank Mandiri pada 1999. “Kami bersyukur sekarang pada hari ulang tahun bank mandiri ke-23. Kalau kita lihat tahun 1998-1999, total aset Bank Mandiri hanya Rp240 triliun, sekarang, total aset Bank Mandiri Rp1.600 triliun, sudah berlipat-lipat,” pungkasnya. Sejak didirikan, kinerja Bank Mandiri senantiasa mengalami perbaikan terlihat dari laba yang terus meningkat dari Rp1,18 triliun pada 2000 hingga mencapai Rp5,3 triliun di tahun 2004. Sampai dengan semester I/2021, bank berlogo pita emas itu, membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp12,5 triliun atau tumbuh 21,45 persen secara tahunan (YoY). Pertumbuhan laba terutama didukung oleh pendapatan bunga bersih sebesar 21,50 persen yoy menjadi Rp35,16 triliun. Selain itu, pendapatan berbasis jasa (fee based income) yang tumbuh 17,27 persen yoy menjadi Rp15,94 triliun, turut menopang pertumbuhan laba. Adapun penyaluran kredit naik 16,37 persen secara tahunan menjadi Rp1.014,3, sedangkan dana pihak ketiga (DPK) naik 19,73 persen secara tahunan menjadi Rp1.1692 triliun. Dari total DPK, komposisi dana murah sebesar 68,49 persen atau mencapai Rp800,8 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini : bank mandiri, agus martowardojo Simak Video Pilihan di Bawah Ini :
Editor: Amanda Kusumawardhani Bank Mandiri (digayakan sebagai mandırı) (IDX: BMRI) adalah bank yang berkantor pusat di Jakarta,[8] dan merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia dalam hal aset, pinjaman, dan simpanan. Bank ini berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia. Pada tanggal 31 Juli 1999, empat bank milik Pemerintah yaitu, Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim), dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo), digabungkan[9] ke dalam Bank Mandiri.
Jenis Jakarta Indonesia Cabang Wilayah operasi Tokoh Laba operasi Laba bersih Karyawan Sejarah keempat Bank (BBD, BDN, Bank Exim, dan Bapindo) tersebut sebelum bergabung menjadi Bank Mandiri, dapat ditelusuri lebih dari puluhan tahun yang lalu. Keempat bank nasional tersebut telah turut membentuk riwayat perkembangan dunia perbankan Indonesia, dan masing-masing telah memainkan peranan yang penting dalam pembangunan ekonomi di Indonesia.
Bank Bumi Daya didirikan melalui suatu proses panjang yang bermula dari nasionalisasi sebuah perusahaan Belanda De Nationale Handelsbank NV, menjadi Bank Umum Negara pada tahun 1959. Pada tahun 1964, Chartered Bank (sebelumnya adalah Bank milik Inggris) juga dinasionalisasi, dan Bank Umum Negara diberi hak untuk melanjutkan operasi Bank tersebut. Pada tahun 1965, Bank Umum Negara digabungkan ke dalam Bank Negara Indonesia dan berganti nama menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV beralih menjadi Bank Bumi Daya.
Bank Dagang Negara merupakan salah satu bank tertua di Indonesia. Sebelumnya Bank Dagang Negara dikenal sebagai Nederlandsch Indische Escompto Maatschappij yang didirikan di Batavia (Jakarta) pada tahun 1857. Pada tahun 1949 namanya berubah menjadi Escomptobank NV. Selanjutnya, pada tahun 1960 Escomptobank dinasionalisasi dan berubah nama menjadi Bank Dagang Negara, sebuah Bank pemerintah yang membiayai sektor industri dan pertambangan.
Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim) berawal dari perusahaan dagang Belanda N.V. Nederlansche Handels Maatschappij yang didirikan pada tahun 1824 di s-Gravenhage kemudian pada tahun 1826 didirikan kantor factorij di Batavia dan mengembangkan kegiatannya di sektor perbankan pada tahun 1870. Pemerintah Indonesia menasionalisasi perusahaan ini pada tahun 1960, dan selanjutnya pada tahun 1965 perusahan ini digabung dengan Bank Negara Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit II. Pada tahun 1968 Bank Negara Indonesia Unit II dipecah menjadi dua unit, salah satunya adalah Bank Negara Indonesia Unit II Divisi Expor – Impor, yang akhirnya menjadi Bank Exim, bank Pemerintah yang membiayai kegiatan ekspor dan impor.
Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) berawal dari Bank Industri Negara (BIN), sebuah Bank Industri yang didirikan pada tahun 1951. Misi Bank Industri Negara adalah mendukung pengembangan sektor – sektor ekonomi tertentu, khususnya perkebunan, industri, dan pertambangan. Bapindo dibentuk sebagai bank milik negara pada tahun 1960 dan BIN kemudian digabung dengan Bank Bapindo. Pada tahun 1970, Bapindo ditugaskan untuk membantu pembangunan nasional melalui pembiayaan jangka menengah dan jangka panjang pada sektor manufaktur, transportasi dan pariwisata.
Pasca-penggabungan
Bank Mandiri dibentuk pada tanggal 2 Oktober 1998, dan empat bank asalnya efektif mulai beroperasi sebagai bank gabungan pada tanggal 31 Juli 1999. Setelah selesainya proses merger, Bank Mandiri kemudian memulai proses konsolidasi, termasuk pengurangan cabang dan pegawai. Selanjutnya diikuti dengan peluncuran single brand di seluruh jaringan melalui iklan dan promosi. Salah satu pencapaian penting adalah penggantian secara menyeluruh platform teknologi. Bank Mandiri mewarisi sembilan sistem perbankan dari keempat legacy banks. Setelah investasi awal untuk konsolidasi sistem yang berbeda tersebut, Bank Mandiri mulai melaksanakan program penggantian platform yang berlangsung selama tiga tahun, di mana program pengganti tersebut difokuskan untuk meningkatkan kemampuan penetrasi di segmen retail banking. Pada saat ini, infrastruktur teknologi informasi Bank Mandiri sudah mampu melakukan pengembangan e-channel & produk retail dengan Time to Market yang lebih baik. Dalam proses penggabungan dan pengorganisasian ulang tersebut, jumlah cabang Bank Mandiri dikurangi sebanyak 194 buah dan karyawannya berkurang dari 26.600 menjadi 17.620. Direktur Utama Bank Mandiri yang pertama adalah Muljohardjoko (Dirut Taspen sejak Februari 1996). Alumnus Fakultas Ekonomi UI ini pernah juga berdinas di PT Telkom, terakhir ia menjabat sebagai direktur keuangan). Muljohardjoko menjadi Dirut Bank Mandiri selama 35 hari ketika awal-awal menjadi Dirut Taspen. Kepemimpinan Muljohardjoko di Taspen sendiri berjalan sejak Februari 1996 sampai tahun 1999. Direktur Utama Bank Mandiri yang kedua adalah Robby Djohan. Kemudian pada Mei 2000, posisi Djohan digantikan ECW Neloe. Neloe menjabat selama lima tahun, sebelum digantikan Agus Martowardojo sebagai Direktur Utama sejak Mei 2005. Neloe menghadapi dugaan keterlibatan pada kasus korupsi di bank tersebut. Agus kemudian digantikan oleh Zulkifli Zaini dan saat ini Dirut Bank Mandiri dijabat oleh Darmawan Junaidi. Pada Maret 2005, Bank Mandiri mempunyai 829 cabang yang tersebar di sepanjang Indonesia dan enam cabang di luar negeri. Selain itu, Bank Mandiri mempunyai sekitar 2.500 ATM dan tiga anak perusahaan utama yaitu Bank Syariah Mandiri dan sekarang sudah bergabung dengan bank syariah lain sehingga membentuk Bank Syariah Indonesia (BSI), Mandiri Sekuritas, dan AXA Mandiri. Nasabah Bank Mandiri yang terdiri dari berbagai segmen merupakan penggerak utama perekonomian Indonesia. Berdasarkan sektor usaha, nasabah Bank Mandiri bergerak dibidang usaha yang sangat beragam. Sebagai bagian dari upaya penerapan prudential banking & best-practices risk management, Bank Mandiri telah melakukan berbagai perubahan. Salah satunya, persetujuan kredit dan pengawasan dilaksanakan dengan four-eye principle, di mana persetujuan kredit dipisahkan dari kegiatan pemasaran dan business unit. Sebagai bagian diversifikasi risiko dan pendapatan, Bank Mandiri juga berhasil mencetak kemajuan yang signifikan dalam melayani Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan nasabah ritel. Pada akhir 1999, porsi kredit kepada nasabah corporate masih sebesar 87% dari total kredit, sementara pada 31 Desember 2009, porsi kredit kepada nasabah UKM dan mikro telah mencapai 42,22% dan porsi kredit kepada nasabah consumer sebesar 13,92%, sedangkan porsi kredit kepada nasabah corporate mencakup 43,86% dari total kredit. Sesudah menyelesaikan program transformasi semenjak 2005 sampai dengan tahun 2009, Bank Mandiri sedang bersiap melaksanakan transformasi tahap berikutnya dengan merevitalisasi visi dan misi untuk menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu progresif. Pada Juni 2013, Bank Mandiri sudah mempunyai 1.811 cabang dan sekitar 11.812 ATM yang tersebar merata di 34 provinsi di Indonesia tanpa terkecuali, semakin menegaskan Bank Mandiri sebagai salah satu dari jajaran bank terbesar di Indonesia.[butuh rujukan]
Bank Mandiri membentuk sebuah perusahaan baru yang diberi nama Mandiri Capital, merupakan modal ventura pertama yang berbasis teknologi di Indonesia. Mandiri Capital akan menanamkan modal ke bisnis-bisnis start-up yang berpotensi besar.[10] Bank Mandiri menambah dua kantor cabang baru di di pulau Gili Trawangan dan Sengigi, Nusa Tenggara Barat (NTB). Penambahan kantor cabang ini dilakukan karena melihat prospek ekonomi yang bagus di sektor pariwisata. Dengan tambahan dua cabang baru itu, saat ini perseroan sudah memiliki 2.456 kantor cabang di seluruh Indonesia.[11] Bank Mandiri menyediakan layanan perbankan bagi Pos Indonesia untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan kas. Melalui penyediaan layanan ini, Bank Mandiri akan mengelola kas Pos Indonesia seperti penyediaan likuiditas, penerimaan setoran dana, pengelolaan dana dan rekening, fasilitas cash management, serta layanan perbankan lain untuk pegawai dan mitra bisnis Pos Indonesia. Sinergi Bank Mandiri dengan Pos Indonesia telah menghasilkan banyak pengembangan bisnis, seperti pembentukan bank joint venture bersama-sama TASPEN dengan nama Bank Mantap (sebelumnya Bank Sinar) yang menjadi kendaraan untuk penyaluran kredit pensiunan. Mandiri dan Pos Indonesia juga berkolaborasi dalam mendukung kelancaran penyaluran PSKS melalui Layanan Keuangan Digital. Bahkan, untuk memudahkan transaksi keuangan masyarakat, sekitar 4.000 electronic data capture (EDC) Bank Mandiri telah ditempatkan di kantor pos yang berada di berbagai wilayah Tanah Air. Selain kerjasama tersebut, Bank Mandiri juga menyediakan layanan keuangan bagi pegawai dan pensiunan Pos Indonesia yang saat ini tercatat memiliki sekitar 26 ribu pegawai dan 16 ribu pensiunan.[12] Mandiri Group[13]
Berikut daftar direktur Utama Bank Mandiri sejak 1998:
Bank Mandiri mempunyai beberapa slogan yang berganti seiring waktu:
Page 231 Juli adalah hari ke-212 (hari ke-213 dalam tahun kabisat) dalam kalender Gregorian.
Wikimedia Commons memiliki media mengenai 31 July. 30 Juli - 31 Juli - 1 Agustus |