Batu yang menggantungkan dan meneteskan air dari langit langit gua kapur

Batu yang menggantungkan dan meneteskan air dari langit langit gua kapur

Stalagmit dan stalaktit (Pixabay)

Bobo.id - Jika teman-teman pernah masuk ke dalam gua, mungkin kamu akan melihat ada banyak batu-batuan alam yang bentuknya menonjol dan lancip.

Batuan ini biasanya ada di bagian langit-langit dan di bagian lantai gua.

Yap, ternyata itu namanya stalagmit dan stalaktit.

Bagaimana batuan ini bisa terbentuk?

BACA JUGA : 7 Gua di Dunia Ini Panjangnya Mencapai Ratusan Kilometer

Stalagmit

Stalagmit dan stalaktit itu dibedakan berdasarkan letaknya di dalam gua.

Stalagmit merupakan batuan lancip yang biasanya terbentuk berlapis- lapis di lantai gua dengan bagian ujung yang mengarah ke atas.

Stalagmit inilah batuan yang berada di bagian dasar atau lantai gua.

Batuan ini terbentuk dari kumpulan kalsit (kalsium karbonat) yang berasal dari air yang menetes.

BACA JUGA : Setelah Keluar dari Gua, Anak-Anak Ini Harus Dikarantina, Kenapa?

Bentuk Stalagmit Bermacam-macam

Bentuk dari stalagmit ini bermacam-macam, yaitu lebar, pendek, tinggi, kurus, dan ada juga yang seperti menara.

Bentuk yang berbeda-beda ini dipengaruhi oleh sedikit banyaknya air yang menetes, ketinggian langit-langit gua, kondisi atmosfer gua, dan kandungan karbonat dalam air yang menetes.


Page 2

Yomi Hanna Kamis, 12 Juli 2018 | 16:15 WIB

Batu yang menggantungkan dan meneteskan air dari langit langit gua kapur

Stalagmit dan stalaktit (Pixabay)

Stalagmit yang bentuknya kurus biasanya terjadi karena pengendapan kalsitnya yang cepat.

Stalagmit dengan bentuk seperti ini terjadi di daerah tropis dengan tingkat karbondioksidanya tinggi serta ada di daerah kering.

Karena suhu panas membuat pengendapan yang terjadi menjadi lebih cepat menguap.

BACA JUGA : Berapa Lama Manusia Bisa Bertahan Jika Terjebak di Dalam Gua?

Stalaktit

Sedangkan stalaktit adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Yunani yang artinya adalah menetes.

Jika stalagmit batuan yang berbentuk lancip dengan ujung yang mengarah ke atas, stalaktit adalah batuan yang runcing dan berlubang- lubang lancip dengan ujungnya mengarah ke bawah.

Dilihat dari posisinya, stalaktit adalah kebalikan dari stalagmit.

BACA JUGA : Ini 4 Hadiah Keren untuk Tim Sepak Bola Thailand yang Terjebak di Gua

Stalaktit terbentuk dari kalsium karbonat yang mengendap serta mineral-mineral lainnya, yang terendap dalam larutan air bermineral.

Jadi, stalagmit dan stalaktit ini berada saling beriringan di bagian lantai dan langit-langit gua.

Keduanya terbentuk secara alami serta dapat memperindah tampilan dalam gua, lo.

Kalau begini, jadi pengin bertualang ke dalam gua, nih, supaya bisa melihat keindahan stalagmit dan stalaktit itu.

Lihat video ini juga, yuk!


Page 3


Page 4

Batu yang menggantungkan dan meneteskan air dari langit langit gua kapur

Pixabay

Stalagmit dan stalaktit

Bobo.id - Jika teman-teman pernah masuk ke dalam gua, mungkin kamu akan melihat ada banyak batu-batuan alam yang bentuknya menonjol dan lancip.

Batuan ini biasanya ada di bagian langit-langit dan di bagian lantai gua.

Yap, ternyata itu namanya stalagmit dan stalaktit.

Bagaimana batuan ini bisa terbentuk?

BACA JUGA : 7 Gua di Dunia Ini Panjangnya Mencapai Ratusan Kilometer

Stalagmit

Stalagmit dan stalaktit itu dibedakan berdasarkan letaknya di dalam gua.

Stalagmit merupakan batuan lancip yang biasanya terbentuk berlapis- lapis di lantai gua dengan bagian ujung yang mengarah ke atas.

Stalagmit inilah batuan yang berada di bagian dasar atau lantai gua.

Batuan ini terbentuk dari kumpulan kalsit (kalsium karbonat) yang berasal dari air yang menetes.

BACA JUGA : Setelah Keluar dari Gua, Anak-Anak Ini Harus Dikarantina, Kenapa?

Bentuk Stalagmit Bermacam-macam

Bentuk dari stalagmit ini bermacam-macam, yaitu lebar, pendek, tinggi, kurus, dan ada juga yang seperti menara.

Bentuk yang berbeda-beda ini dipengaruhi oleh sedikit banyaknya air yang menetes, ketinggian langit-langit gua, kondisi atmosfer gua, dan kandungan karbonat dalam air yang menetes.

Batu yang menggantungkan dan meneteskan air dari langit langit gua kapur

Keberadaan stalagmit dan stalaktit saling beriringan, menciptakan keindahan dalam gua (Hanna Vivaldi)

Jika teman-teman pernah masuk ke dalam gua, mungkin kamu akan melihat ada banyak batu-batuan alam yang bentuknya menonjol dan lancip. Batuan ini biasanya ada di bagian langit-langit dan di bagian lantai gua. Yap, ternyata itu namanya stalagmit dan stalaktif. Bagaimana batuan ini bisa terbentuk?

Stalagmit

Stalagmit dan stalaktit itu dibedakan berdasarkan letaknya di dalam gua. Stalagmit merupakan batuan lancip yang biasanya terbentuk berlapis- lapis di lantai gua dengan bagian ujung yang mengarah ke atas. Stalagmit inilah batuan yang berada di bagian dasar atau lantai gua. Batuan ini terbentuk dari kumpulan kalsit (kalsium karbonat) yang berasal dari air yang menetes.

Bentuk Stalagmit Bermacam-macam

Bentuk dari stalagmit ini bermacam-macam, yaitu lebar, pendek, tinggi, kurus, dan ada juga yang seperti menara. Bentuk yang berbeda-beda ini dipengaruhi oleh sedikit banyaknya air yang menetes, ketinggian langit-langit gua, kondisi atmosfer gua, dan kandungan karbonat dalam air yang menetes.

Stalagmit yang bentuknya kurus biasanya terjadi karena pengendapan kalsitnya yang cepat. Stalagmit dengan bentuk seperti ini terjadi di daerah tropis dengan tingkat karbondioksidanya tinggi serta ada di daerah kering. Karena suhu panas membuat pengendapan yang terjadi menjadi lebih cepat menguap.

Stalaktit

Sedangkan stalaktit adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Yunani yang artinya adalah menetes. Jika stalagmit batuan yang berbentuk lancip dengan ujung yang mengarah ke atas, stalaktit adalah batuan yang runcing dan berlubang- lubang lancip dengan ujungnya mengarah ke bawah. Dilihat dari posisinya, stalaktit adalah kebalikan dari stalagmit. Stalaktit terbentuk dari kalsium karbonat yang mengendap serta mineral-mineral lainnya, yang terendap dalam larutan air bermineral.

Jadi, stalagmit dan stalaktit ini berada saling beriringan di bagian lantai dan langit-langit gua. Keduanya terbentuk secara alami serta dapat memperindah tampilan dalam gua, lo. Kalau begini, jadi pengin bertualang ke dalam gua, nih, supaya bisa melihat keindahan stalagmit dan stalaktit itu.

Pelancong menggantungkan banyak harapan ketika datang ke sebuah Ada yang sekadar ingin menikmati pemandangan, menghirup udara sejuk, sampai ingin kesembuhan akan suatu penyakit.

Harapan untuk sembuh itu yang hendak dicapai oleh Batman Purba saat berkunjung ke objek wisata air panas kawah putih Tinggi Raja di Medan, Sumatera Utara. Bersama seorang putri dan dua bocah lelaki keponakannya, mereka melumuri tubuh dengan bubuk kapur di tepi Sungai Bah Balaklak. Setelah itu mereka membilas tubuh dengan menyiramkan air sungai bersuhu hangat.

“Air dan kapur ini mengandung belerang dan bagus buat kesehatan kulit. Bisa menghilangkan gatal-gatal, menyembuhkan panu, koreng, membersihkan jerawat, dan bikin awet muda,” kata Batman, 40 tahun, kepada Tempo, Minggu, 2 Juni 2019.

Menurut Batman, air Sungai Bah Balaklak amat segar. Ada bagian air yang bersuhu hangat kuku karena tercampur aliran air panas yang berasal dari Kawah Putih di bagian atas sungai. Bubuk kapur mereka jumput dari dinding sungai yang memang dipenuhi endapan batu kapur warna-warni.

Batman adalah penduduk Dusun Bandar Tonga, Desa Pardomuan Tonga, Kecamatan Silau Kahean, Provinsi Sumatera Utara. Tempo bertemu dengannya ketika sama-sama mengunjungi Kawah Putih Tinggi Raja, sebutan umum bagi zona mata air panas di dalam Cagar Alam Dolok Tinggi Raja di Desa Dolok Merawa, Kecamatan Silau Kahean. Air panas ini mengandung belerang atau sulfur.

Bukan hanya Batman yang mempercayai khasiat obat air hangat Sungai Bah Balaklak. Hendrik Sipayung dan sejumlah pemuda Desa Dolok Tinggi Raja, Desa Jiran Dolok Merawa, serta belasan pengunjung dari luar Kecamatan Silau Kahean pun memiliki keyakinan yang sama.

“Orang-orang yang ke sini pasti ingin melihat kawah putih dan mendapatkan kesehatan dengan mandi di sungai bawah kawah putih,” kata Hendrik. “Biasanya pengunjung melihat-lihat ke kawah putih dulu, baru kemudian ke bawah untuk mandi di sungai.”

Objek wisata kawah putih Dolok Tinggi Raja seluas 176 hektare. Seluas 4 hektare di antaranya merupakan zona mata air panas yang mengandung belerang atau sulfur. Zona mata air panas ini mencakup sebagian daerah aliran sungai Bah Balaklak. Sumber air panas dikelilingi endapan travertin atau batu kapur

Kawah Putih Tinggi Raja sering juga disebut Kawah Biru Tinggi Raja. Penyebutan ini mengacu pada endapan kapur putih bertingkat seperti terasering dan air panas yang tampak membiru memenuhi kolam di bawahnya. Air panas itu kemudian mengalir lewat bawah tanah ke Sungai Bah Balaklak.

Di beberapa titik sepanjang trek 2 kilometer dari kawah ke sungai dijumpai banyak mata air panas kecil beraroma belerang. Kemunculan mata air ditandai dengan bentuk kerucut mirip kepundan gunung api yang memancarkan gelegak air panas dan asap.

Tak hanya di area kawah putih, endapan kapur juga ditemukan di tepian Sungai Bah Balaklak. Endapan kapur ini berwarna-warni, dengan warna dominan putih, krem, hijau muda, dan coklat. Endapan kapur di tebing sungai membentuk stalaktit atau batangan kapur berujung runcing yang menggantung ke permukaan sungai. Padahal umumnya stalaktit ditemukan di langit-langit gua. Kawah putih Dolok Tinggi Raja sempat populer pada dekade 1980 dan 1990.

SUMBER;https://travel.tempo.co/read/1219371/air-panas-objek-wisata-tinggi-raja-berkhasiat-batman-membuktikan