Bayi 8 bulan muntah dan demam

“Ketika Si Kecil mengalami demam, wajar apabila dirinya sering menangis (rewel) dan mudah marah. Sebab, demam juga seringkali disertai dengan tubuh yang lesu, nyeri, dan sakit kepala. Namun, ada beberapa gejala lain yang perlu ibu waspadai ketika anak demam. Contohnya seperti gangguan pencernaan, penurunan kesadaran, hingga kejang.”

Halodoc, Jakarta - Demam terjadi ketika suhu tubuh mengalami peningkatan lebih dari 38 derajat Celsius, dan umumnya diakibatkan karena peradangan. Masalah kesehatan ini paling sering menyerang anak, karena pada usia ini sistem kekebalan tubuhnya belum terbentuk sempurna. Munculnya demam pada anak menandakan respons tubuh saat sel antibodi melawan virus dan bakteri penyakit.



Demam memang terkadang bisa mereda dengan sendirinya tanpa perlu penanganan medis khusus. Beberapa kasus demam juga membaik setelah pemberian obat pereda atau penurun panas. Akan tetapi, jika demam anak diikuti oleh beberapa gejala berikut ini, ibu perlu waspada dan segera membawa anak ke rumah sakit terdekat. 

Gejala yang Perlu Diwaspadai Saat Anak Demam

Berikut adalah gejala penyerta yang perlu diwaspadai saat anak demam, antara lain: 

1. Gangguan Pencernaan

Ketika Si Kecil mengalami demam yang disertai dengan buang air besar (BAB) terus-menerus, bisa jadi ia terkena diare atau tifus. Diare ditandai dengan peningkatan frekuensi BAB, biasanya lebih dari tiga kali sehari dengan feses berbentuk cair. Gangguan medis ini bisa terjadi karena beberapa faktor, misalnya infeksi bakteri, virus, parasit, reaksi obat, dan sensitif terhadap makanan tertentu.

Selain itu, anak mungkin juga akan mengalami beberapa gejala lain, seperti mual, muntah, dan penurunan nafsu makan. Jika tidak segera mendapatkan penanganan, Si Kecil akan berisiko mengalami dehidrasi. Waspada apabila diare terjadi saat usia sang buah hati kurang dari 5 tahun. Pasalnya, diare pada usia tersebut berpotensi menyebabkan dehidrasi yang bisa mengancam nyawa.

2. Penurunan Kesadaran 

Coba perhatikan, apakah demam yang dialami anak disertai dengan penurunan kesadaran atau terlihat sulit dibangunkan, kurang aktif, selalu mengantuk, dan tidak merespons saat diajak bicara? Jika iya, bawa segera anak ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan medis. 

Bukan tanpa alasan, demam yang disertai dengan penurunan kesadaran bisa menjadi tanda DBD, terlebih jika muncul ruam merah pada tubuhnya. Jika tidak segera ditangani, anak bisa mengalami gejala DSS (dengue shock syndrome), seperti mimisan, gusi berdarah, muntah berdarah, dan feses berdarah.

3. Kejang

Kejang terjadi akibat peningkatan suhu tubuh secara ekstrem. Kondisi ini biasanya muncul ketika suhu tubuh berada di atas 38 derajat Celsius. Masalah kesehatan ini lebih rentan terjadi pada anak berumur 6 bulan hingga 5 tahun. Kejang demam sendiri dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:

  • Kejang demam sederhana yang terjadi hanya satu kali dalam 24 jam dengan durasi kejang kurang dari 15 menit. Kejang umumnya terjadi pada seluruh tubuh, tidak hanya pada sebagian tubuh.
  • Kejang demam kompleks yang demam tipe terjadi lebih dari 15 menit atau lebih dari satu kali dalam 24 jam. Kejang hanya terjadi pada sebagian tubuh.

Kejang demam sederhana jarang mengakibatkan kerusakan otak ataupun kecacatan mental. Kondisi ini juga bukan merupakan tanda epilepsi. Sebaliknya, kejang demam kompleks terbilang sangat berbahaya jika tidak segera ditangani.

Selain tiga gejala yang sudah disebutkan, ada pula gejala yang wajar dialami oleh Si Kecil ketika mengalami demam, seperti sering menangis (rewel) dan mudah marah. Biasanya, demam juga disertai dengan tubuh yang lesu, nyeri, dan sakit kepala.

Apabila Si Kecil mengalami demam, ibu bisa menemaninya agar ia merasa nyaman. Jika memang dibutuhkan, berikan obat penurun panas yang bisa ibu dapatkan dengan mudah di apotek. 

Kalau ibu tidak memiliki stok di rumah, ibu bisa cek kebutuhan obat penurun panas pada aplikasi Halodoc. Tentunya tanpa perlu lagi keluar rumah atau menunggu berlama-lama di apotek. Jadi, jangan sampai ibu tidak punya aplikasi

Apalagi untuk orang tua baru, tidak jarang dibuat kelimpungan lantaran kurang pengalaman tentang kondisi bayi ketika sakit.

Padahal, bayi mengalami demam dan muntah terbilang bukan persoalan baru lagi dalam perjalanan menjadi orang tua.

Itulah sebabnya, Moms harus paham benar ketika si Kecil mulai memperlihatkan gejala-gejala tak enak badan seperti demam dan muntah.

Baca Juga: Si Kecil Memuntahkan Lagi Makanannya Saat Disuapi? Bisa Jadi Ini Penyebabnya Moms

Melansir dari Kompas.com, ada sederet penyebab bayi bisa mengalami muntah, dari yang sepele sampai yang serius.

Pertama adalah infeksi virus dan gastroentitis akut yang juga menyebabkan diare, kedua bayi mengalami alergi dan hipersensitif pada saluran cerna.

Ketiga bayi terlalu banyak makan, keempat bayi mengalami gangguan penyumbatan saluran cerna atau obstruksi usus.

Kelima bayi mengalami radang pada selaput perut, keenam bisa keracunan makanan, dan ketujuh bisa gangguan metabolik.

Baca Juga: Bayi Sering Muntah Berulang Kali? Ketahui Penyebabnya Berikut Ini Moms

Tidak cuma itu, bayi bisa muntah dan demam karena reaksi obat, terserang flu, dan keracunan makanan.

Penyebab bayi muntah di atas memang tidak selalu disertai dengan naiknya suhu tubuh bayi alias demam.

Hanya saja, perlu didingat ketika anak mengalami panas, Moms tidak boleh melakukan hal-hal berikut ini.

1. Langsung memberi obat

Bila bayi mengalami demam ringan antara suhu 37,6-37,9 derajat celcius, Moms tidak perlu langsung memberi obat.

Kenaikan suhu tersebut merupakan cara imun bayi melawan infeksi yang masuk.

“Penelitian menunjukkan, jika kita sering menekan demam dengan obat, maka nantinya saat demam berat, akan perlu waktu lebih lama untuk pulih.”

Baca Juga: Si Kecil Sering Muntah? Atasi dengan Cara Mudah Berikut Ini

Demikian dijelaskan Dr Dawn Lim, konsultan dokter anak di Kinder Clinic, Paragon Medical Center, Singapura.

Namun, apabila suhu tubuh anak terus naik, bisa dipertimbangkan untuk memberi paracetamol.

Jika obat ini masih belum membantu, Lim menyebut, orang tua sudah bisa mempertimbangkan untuk memberikan dosis ibuprofen -jika dia tidak ada riwayat alergi pada anak.

"Jangan hanya melihat angka pada termometer. Lihatlah pula kondisi anak itu,” kata Lim.

"Jika dia kelihatan tidak sehat, saran saya segeralah pergi ke dokter," sambung dia.

Baca Juga: Si Kecil Sering Muntah Setelah Makan? Yuk Moms Ketahui Penyebabnya!

2. Memberi selimut agar berkeringat

Tidak ada bukti ilmiah yang menjelaskan kalau menyelimuti anak agar berkeringat bisa menurunkan demam.

Justru, hal itu bisa memperburuk karena membuat suhu tubuh melonjak.

Ahli menyarankan untuk memberikan pakaian tipis tapi tetap nyaman.

Dan menempatkan si Kecil di ruangan dengan ventilasi baik.

Baca Juga: Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir, Lewat Suntik atau Obat?

3. Kompres air dingin

Mengompres anak dengan air dingin ketika demam justru berbahaya.

Pasalnya, suhu rendah yang tiba-tiba akan menyebabkan pembuluh darah kulit menutup dan mengarahkan panas ke dalam.

Sebagai gantinya, Moms bisa membasuh anak dengan spons mandi yang sudah dibahasi air bersuhu ruangan.

Apa yang harus dilakukan jika bayi muntah dan demam?

Berikut ini beberapa cara merawat anak demam dan muntah yang bisa dilakukan terlebih dahulu di rumah:.
Perhatikan Kondisi Fisiknya..
2. Cegah Dehidrasi..
3. Teruskan Pemberian ASI..
4. Berikan Makanan Tidak Pedas..
Obat Penurun Panas..
6. Kompres Hangat..
7. Bawa Anak ke Dokter..

Kenapa bayi badannya panas dan muntah?

Bayi yang mengalami demam, BAB cair, dan muntah bisa jadi merupakan tanda terjadinya infeksi saluran cerna. Infeksi ini bisa disebabkan oleh virus, bakteri, amoeba, atau mikroorganisme lain. Sementara untuk menurunkan suhu bayi di rumah, yang dilakukan Anda sudah cukup baik, yaitu menempelkan kompres dingin.

Demam dan muntah gejala penyakit apa?

Demam disertai dengan muntah, dapat menunjukkan beberapa hal, diantaranya adalah : - Demam tifoid. Penyakit infeksi yang disebabkan bakteri salmonella typhii. Gejaanya dapat ditandai dengan demam, keluhan saluran pencernaan seperti mual, muntah, diare, konstipasi, lemas, dan tidak nafsu makan.

Kenapa anak bayi 8 bulan muntah?

Berikut merupakan penyebab lain kemungkinan bayi muntah-muntah: Bayi makan/minum terlalu banyak dan cepat. Penyakit asam lambung. Gastroenteritis atau muntaber.

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA