Berapa kenaikan harga smartphone jika sudah masuk counter

INSPIRASI BISNIS: Counter HP dan Pulsa, Ranah Usaha yang Tak Pernah Padam

Monday, February 06, 2017       08:47 WIB


Penetrasi perkembangan internet yang sangat pesat membuat industri telekomunikasi di Indonesia tumbuh subur. Tak hanya perusahaan-perusahaan besar produsen smartphone dan operator telekomunikasi yang menikmatinya, tapi juga pengusaha kecil penjual eceran pulsa dan telepon genggam atau HP.
Hal itu terbukti dari semakin menjamurnya pada para pedagang HP dan pulsa baik di pusat perbelanjaan hingga di pinggir jalan. Banyaknya pemain yang terjun di ranah bisnis ini juga membuktikan bahwa kue dari industri ini sangat besar. Tidak heran, sebab saat ini hampir seluruh masyarakat Indonesia memiliki HP.
Darmawan Sanidan adalah satu pedagang HP dan pulsa yang sudah cukup puas mendulang cuan dari jenis usaha ini. Setiap bulan puluhan juta sebagai laba bersih dari 3 konter telah masuk ke dompetnya.
Darmawan sebenarnya merupakan salah satu pegawai bank swasta ternama di Indonesia. Namun ketika dia menikah pada 2008 kebutuhan hidupnya meningkat, terpaksa dirinya harus memutar otak untuk mencari tambahan.
Dengan modal hanya sekira Rp10 juta, ia memutuskan untuk mendirikan sebuah konter HP di Mall Cilandak. Dari uang itu sekira Rp2,1 juta digunakan untuk biaya sewa bulan pertama, dan sisanya untuk membeli stok barang dagangan.
"Saya bilang sama istri saya bahwa ini tabungan terakhir. Kalau gagal terpaksa saya akan terus banting tulang bekerja, karena dia yang menjalankan bisnisnya saat itu," kenangnya saat berbincang dengan Okezone.
Beruntungnya kala itu minat masyarakat untuk membeli HP sudahcukup tiggi, meskipun penetrasi dari jenis HP smartphone belum begitu marak. Bahkan di bulan pertama Darmawan mendapatkan laba bersih sekira Rp6-7 juta.
"Waktu itu satu hari bisa dapat laba bersih sampai Rp200 ribu. Saya terkejut, karena kalau saya hitung-hitung saya kerja di bank saja paling sehari dapat Rp40-50 ribu watu itu. Alhamdulillah bulan pertama termbus Rp6-7 juta," tuturnya.
Menurut pengakuan Darmawan tidak ada strategi khusus untuk bisa berkembang di ranah bisnis ini. Dia hanya terus menerapkan pendekatan secara personal kepada setiap calon pembelinya.
Jurus pendekatan secara personal juga dia dapat dari kantornya. Dia percaya dengan membangun komunikasi yang baik maka pembeli akan dengan mudah berubah menjadi pelanggan setia.
"Saya lihat di toko kanan dan kiri tidak ada touch customer secara personal. Itu ampuh, bahkan saya sampai dekat sekali ketika mereka ada acara saya sampai diundang. Jadi yang terbangun bukan hanya cuan tapi lebih dari itu," ujarnya.
Melihat peluang yang cerah dari bisnisnya itu, Darmawan memutuskan untuk meninggalkan karirnya dan fokus mengembangkan konternya. Meski saat itu konternya sudah memberikan penghasilan yang cukup besar, namun Darmawan tidak menghambur-hamburkannya demi terus mengembangkan bisnisnya.
Akhirnya di tahun ketiga, dia mampu menambah 1 konter di pusat perbelanjaan yang sama. Sampai akhirnya dia sudah memiliki 3 konter dengan 7 orang karyawan dengan rata-rata profit yang didulang per bulannya mencapai Rp30-35 juta.
Sayangnya perjalanan bisnisnya dihadapi sebuah permasalahan baru. Pusat perbelanjaan yang ditempatinya berganti kepemilikan dan mengharuskannya untuk hengkang kaki. Dengan sangat terpaksa di 2015 Darmawan harus merelaka 3 konternya yang sudah memiliki banyak pelanggan tetap.
"Saat itu saya mengalami pergolakan batin. Tapi saya pikir bisnis ini harus tetap jalan, akhirnya saya buka di pinggi jalan di Jl MKV, Ciganjur. Karyawan juga berkurang jadi 3 orang," katanya.
Akan tetapi banyaknya pelanggan setia yang dimilikinya membuat dia tak harus memulai bisnis itu dari nol. Para pelanggannya tetap mendatanginya, meskipun tokonya tak lagi berada di dalam Mall Cilandak.
"Meskipun saya akui omset menurun 50%, dulu saya bisa menjual 300 unit HP perbulan," aku Darmawan.
Selain itu, keberadaa konternya yang berada di pinggir jalan memaksanya harus berinovasi. Darmawan kini tak hanya menjual smartphone tapi juga aksesoris, pulsa, dan jasa servis.
Penjualan pulsa saat ini mendominasi penjualannya dengan menyumbang sekira 35% dari omset. Sementara jasa servis menymbang 25%, sisanya disumbang dari penjualan HP dan aksesoris.
"Sekarang ini kebanyakan orang punya smartphone high end. Mereka jadi tidak sering ganti gadget. Tapi sekarang mereka sangat boros dengan pulsa karena paket data internet. Jadi pulsa mendominasi. Selain itu aksesoris juga karena mereka ingin tampilan gadgetnya berubah-ubah," imbuhnya.


KETERANGAN

DEBIT

KREDIT

TOTAL

Balik Modal

Modal awal:

Rp100 juta

-Sewa tempat (per tahun)

(Rp25 juta)

-Etalase dan peralatan lengkap

(Rp10 juta)

-Pembelian stok awal

(Rp65 juta)

Jumlah

Rp100 Juta

Asumsi omzet (per bulan)

Rp30 juta

Pemenuhan stok

(Rp15 juta)

Gaji karyawan (2 Karyawan per bulan)

(Rp5 juta)

Total (kredit)

(Rp20 juta)

Total (Profit per bulan)

Rp10 juta

Asumsi balik modal (Rp100 Juta : Profit)

10 bulan



Sumber : OKEZONE.COM


berita terbaru

untuk pencarian, silahkan masukkan nama
saham, reksadana, atau kata bebas...