Berapa lama makanan dicerna menjadi kotoran

Reporter : Mutia Nugraheni

Cari tahu jawabannya.

Dream – Pernah berpikir 'perjalanan' makanan yang kita konsumsi? Apakah langsung hancur begitu saja, atau memerlukan waktu yang lama agar bisa diserap tubuh?

Selalu ingat kalau makanan yang dikunyah lebih lama, akan lebih mudah untuk dicerna. Ketika makanan lewat dari kerongkongan, kelenjar ludah akan bekerja untuk melembapkan makanan.

Coba Pijatan Ringan untuk Redakan Masalah Pencernaan

Pada proses ini, makanan akan lebih mudah untuk ditelan. Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK) makanan yang melewati kerongkongan akan sampai di sfingter esofagus.

Bagian bawahnya merupakan otot yang membawa makanan menuju perut. Setelah itu, makanan akan tercampur aduk dengan cairan pencernaan. Pada tahap ini akan sistem pencernaan akan menghasilkan enzim, dan asam lambung yang akan meneruskan proses pencernaan.

Ketika makanan melewati usus kecil dan usus besar, usus kecil akan menutrisi dan air akan diserap ke aliran darah. Lalu dari usus besar, limbah tersebut akan berubah menjadi tinja yang akan dipindahkan ke bagian rektrum. Rektrum merupakan ruang yang berada diujung bawah usus besar yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan tinja.

Makan Bersama/ Foto: Shutterstock

Secara umum, makanan membutuhkan waktu 24 hingga 72 jam untuk bergerak melalui saluran pencernaan Anda. Waktu yang tepat tergantung pada jumlah dan jenis makanan yang Anda konsumsi. 

Angka tersebut juga didasarkan pada faktor-faktor seperti jenis kelamin, metabolisme, dan apakah Anda memiliki masalah pencernaan yang dapat memperlambat atau mempercepat proses mencerna makanan.

Iklan dari HonestDocs

Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️

Pada awalnya, makanan bergerak relatif cepat melalui sistem pencernaan. Dalam waktu enam hingga delapan jam, makanan telah bergerak melalui perut, usus kecil, dan usus besar.

Saat di usus besar Anda, sebagian isi makanan yang dicerna bisa bertahan lebih dari satu hari sementara makanan dicerna lebih banyak lagi. 

Sebuah penelitian menemukan bahwa rata-rata waktu yang dihabiskan makanan di usus besar bervariasi berdasarkan jenis kelamin yaitu 33 jam untuk pria dan 47 jam untuk wanita.

Tingkat pencernaan Anda juga didasarkan pada apa yang Anda makan. Daging dan ikan bisa memakan waktu hingga dua hari untuk sepenuhnya dicerna. Protein dan lemak yang dikandungnya merupakan molekul kompleks yang membutuhkan waktu lebih lama bagi tubuh untuk terpisah.

Sebaliknya, buah-buahan dan sayuran, yang kaya serat, bergerak melalui sistem Anda dalam waktu kurang dari sehari. Faktanya, makanan berserat tinggi dapat membantu jalur pencernaan Anda berjalan lebih efisien.

Jensi makanan yang paling cepat dicerna adalah makanan olahan, junk food yang manis seperti permen batangan. Tubuh akan mencernanya dalam hitungan jam, sehingga dengan cepat membuat Anda merasa lapar lagi.

Iklan dari HonestDocs

Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️

Apa yang terjadi selama proses pencernaan?

Pencernaan merupakan proses di mana tubuh Anda memecah makanan dan mengeluarkan nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk beroperasi. Apapun yang tersisa dari proses pencernaan merupakan produk limbah, yang dibuang oleh tubuh.

Sistem pencernaan manusia terdiri dari lima bagian utama yaitu:

  • Mulut
  • Kerongkongan
  • Lambung
  • Usus halus
  • Usus besar

Inilah yang terjadi ketika tubuh mencerna makanan:

Saat Anda mengunyah, kelenjar di mulut akan mengeluarkan air liur. Cairan pencernaan tersebut mengandung enzim yang dapat memecah pati dalam makanan. Hasilnya adalah massa lembek yang disebut bolus agar lebih mudah ditelan.

Saat Anda menelan, makanan bergerak turun ke kerongkongan (pipa yang menghubungkan mulut ke perut). Gerbang berotot yang disebut sfingter esofagus bagian bawah terbuka untuk membiarkan makanan bergerak ke lambung.

Asam di lambung akan memecah makanan. Hasil pemecahan makanan tersebut menghasilkan campuran lembek gastric juices dan sebagian makanan yang dicerna, yang disebut chyme. Campuran tersebut berpindah ke usus kecil Anda.

Iklan dari HonestDocs

Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️

Di usus kecil, pankreas dan hati Anda berkontribusi pada proses pencernaan. Pancreatic juices memecah karbohidrat, lemak, dan protein. Empedu dari hati bekerja melarutkan lemak. Vitamin, nutrisi lain, dan air mengalir melalui dinding usus kecil ke aliran darah Anda. 

Kemudian bagian yang tidak tercerna yang tersisa lainnya bergerak ke usus besar.

Usus besar menyerap nutrisi sisa dari makanan. Sisanya kemudian menjadi limbah padat yang disebut feses. Rektum menyimpan feses sampai Anda siap untuk buang air besar.

Tips untuk pencernaan yang sehat

Agar makanan tetap lancar di sistem pencernaan Anda dan mencegah masalah seperti diare dan sembelit, cobalah beberapa tips berikut:

Konsumsi lebih banyak sayuran, buah, dan biji-bijian

Sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian adalah sumber makanan yang kaya serat. Serat membantu makanan bergerak melalui sistem pencernaan Anda dengan lebih mudah.

Batasi mengkonsumsi daging merah dan makanan olahan

Daging membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna. Selain itu daging dapat menghasilkan bahan kimia yang dapat merusak saluran pencernaan Anda.

Tambahkan probiotik ke dalam diet anda

Bakteri bermanfaat dalam probiotik dapat membantu menyingkirkan bakteri berbahaya di saluran pencernaan. Anda dapat menemukan makanan yang kaya akan probiotik dalam makanan seperti yogurt dan kefir, dan dalam suplemen.

Berolahraga setiap hari

Menggerakkan tubuh juga membuat saluran pencernaan tetap bergerak. Berjalan kaki setelah makan dapat mencegah munculnya gas dan perut kembung. 

Olahraga juga dapat menjaga berat badan Anda tetap terjaga, yang dapat menurunkan risiko Anda untuk kanker tertentu dan penyakit lain pada sistem pencernaan.

Tidur yang cukup

Kurang tidur berkaitan dengan obesitas, yang juga dapat menyebabkan masalah dengan sistem pencernaan.

Hindari stress

Stress yang berlebihan dapat memperburuk kondisi pencernaan seperti mulas. Lakukanlah teknik menghilangkan stress seperti meditasi dan yoga dapat membantu menenangkan pikiran Anda.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Terima kasih atas saran dan masukannya! Kami akan meningkatkan kualitas layanan kami agar lebih bermanfaat.

Foto: thinkstock

Jakarta - Setelah makanan masuk ke mulut, ia melewati serangkaian tahap pencernaan. Muncullah pertanyaan bagi orang-orang yang sedang berdiet: “Berapa lama waktu yang dibutuhkan makanan untuk membuat berat badan kita bertambah?”

Menurut Dr. David Katz, direktur Yale University Prevention Research Center, hal ini tergantung dengan kecepatan metabolisme kita. “Namun rata-rata proses ingestion, digestion, dan egestion memakan waktu 12 jam,” ujarnya, seperti dikutip dari Huffington Post.

Saat limbah makanan telah terbuang dari tubuh, bagian yang berguna sudah dimanfaatkan untuk energi, penghasil panas, atau disimpan sebagai glikogen maupun lemak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Makanan melewati perut dan usus kecil dalam waktu 6-8 jam, lalu masuk ke usus besar untuk dicerna lebih lanjut. Pembuangan limbah makanan yang tidak dicerna melalui usus besar biasanya dimulai setelah melewati 24 jam. Limbah benar-benar terbuang dari tubuh setelah beberapa hari.Saat makanan dicerna, perut dan usus kecil mengeluarkan enzim dan hormon. Enzim tersebut memecah karbohidrat, protein, dan lemak yang kita konsumsi menjadi materi berguna bagi sel-sel tubuh.Kembali ke pertanyaan awal, berapa lama makanan bisa membuat berat badan kita bertambah? Meski berupa pertanyaan sederhana, jawabannya bisa menjadi rumit dan berbeda-beda, tergantung individu. Ada beragam variasi bagaimana orang merespon makanan. Semuanya tidak saja tergantung dengan perubahan pola makan, tapi juga respon hormon dan fisiologis yang unik dari setiap orang.

(dyh/odi)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA