Ada 18 nilai-nilai dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa yang dibuat oleh Diknas. Mulai tahun ajaran 2011, seluruh tingkat pendidikan di Indonesia harus menyisipkan pendidikan berkarakter tersebut dalam proses pendidikannya. 18 nilai-nilai dalam pendidikan karakter menurut Diknas adalah: 1. Religius 2. Jujur 3. Toleransi 4. Disiplin 5. Kerja Keras 6. Kreatif 7. Mandiri 8. Demokratis 9. Rasa Ingin Tahu 10. Semangat Kebangsaan 11. Cinta Tanah Air 12. Menghargai Prestasi 13. Bersahabat/Komunikatif 14. Cinta Damai 15. Gemar Membaca 16. Peduli Lingkungan 17. Peduli Sosial 18. Tanggung Jawab Sumber: Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa, oleh Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional, 2010 *** Apakah inisiatif pendidikan karakter di sekolah ini akan berhasil atau hanya sekedar menjadi dokumen formalitas belaka, mari kita lihat. Salah satu indikator sederhana yang bisa kita lihat bersama adalah apakah kecurangan UN akan hilang atau tetap saja tak berubah seperti biasanya. Jawab ya bro dengan singkat,padat,dan tepat. Jangan ditengok aj.jawab juga bantu jawaban dong thanks Jika x dan y penyelesaian dari persamaan linear 9x+ y =1 dan 4x + 6y = 6 maka nilai dari x+y adalah? bantu jawab pls tenggat nya jam 12 ______aktivitas manusia yang dapat diamati dan diukur. ini termasuk proses mental seperti pengambilan keputusan atau proses fisik seperti menangani me … . alat musik yang sumber bunyinya dari dawai disebut , jelaskan apakah lagu anak sd ciptaan pak rafli sudah benar atau masih belum tepat beserta kelebihan dan kekurangannya . analisislah apa hubungan masalah hukum, ketertiban, dan kesadaran hukum dengan pendidikan ips sd . berdasarkan pengamatan anda di indonesia berikan contoh masyarakat dengan sistem stratifikasi tertutup dan stratifikasi terbuka. berikan alasan teor … . pancasila terdiri dari lima sila yang setiap silanya….
MUHAMMADIYAH.ID, YOGYAKARTA – Sepuluh sifat ‘kepribadian Muhammadiyah’ itu menjadi sifat kebangsaan Muhammadiyah sebagaimana moderasi itu diperlukan. Sifat moderat yang tercantum dalam 10 sifat kepribadian Muhammadiyah harus terus kita gelorakan di media sosial. Hal itu menjadi ajakan Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah kepada media dan warga Muhammadiyah dalam Silaturahim dengan Awak Media Massa, pada Kamis (30/1) di Aula PP Muhammaidyah, Yogyakarta. “Karena sekarang dunia medos menjadi arena yang paling keras termasuk untuk menyuarakan apa saja dengan terbuka dan bebas. Orang seperti tanpa redaksi menulis apa saja. Kalau hal itu terus terjadi, jangan-jangan perang dunia ke-3 lahir dari media sosial,” kata Haedar. Media sosial disebut Haedar juga deras dengan manipulasi kebenaran menjadi Simulacra. Adanya opini , hoax dan prasangka diabsolutkan seakan benar melalui sebuah video singkat, atau ujaran-ujaran singkat. “Dan sekarang orang menikmati Simulacra itu, entah tokoh agama dan siapa saja menikmati hal itu. Ini persis apa yang dikhawatirkan Kiai Dahlan ‘orang itu akan akan cenderung pada hasratnya’. Jadi kalau yang cocok itu di apresiasi, tetapi kalau tidak cocok biarpun benar tidak diapresiasi, “ sebut Haedar. Kendati dunia Simulacra sudah benar-benar menjadi kehidupan sehari-hari, Haedar yakin Muhammadiyah didukung media massa bisa membuat moderasi sebanyak mungkin dengan narasi-narasi alternatif kehidupan diluar yang terminimalisasi. Mereka yang dominan di media sosial dianggap sebagai representasi kebenaran. Inilah yang disebut Haedar sebagai Simulacra meminjam istilahnya Jean Baurdrillard. Haedar mengingatkan, 10 Sifat kepribadian Muhammadiyah sebagai moderasi di era media sosial itu perlu terus menerus disuarakan dan diimpelementasikan karena Muhammadiyah sangat berkepentingan agar bangsa ini semakin cerdas tercerahkan, dan akhil baligh dalam berfikir sehingga kemudian tumbuh menjadi masyarakat yang maju, dan kemudian punya karakter dan kepribadian. “Karakter Muhammadiyah perlu terus diimplementasikan, ditengah banyak gelombang perubahan. Para pendiri dan penjaga Muhammadiyah dari waktu-waktu selalu meletakkan pemikiran yang sering kita sebut sebagai ideologi Muhammadiyah,” sebut Haedar. Diantara ikatan dan frame ideologi Muhammadiyah itu ada yang disebut sebagai kepribadian Muhammadiyah dengan 10 sifat Muhammadiyah yang konteks lahirnya dulu dari pergumulan Muhammadiyah dalam politik bersama Masyumi lalu terjadi trust keras dengan kekuasaan para era orde lama kemudian lahirlah kepribadian Muhammadiyah. Kepribadian Muhammadiyah, kata Headar dirumuskan oleh tokoh-tokoh Muhammadiyah yang pernah di politik. Jadi justru bukan mereka yang tidak pernah di politik, seperti Faqih Usman dan lain-lain. Sehingga merasa betul latar belakangnya adalah setelah Muhammadiyah berhenti dari politik itu ada dampak ke Muhammadiyah, dimana orang-orang yang dulu di Masyumi kemudian aktif lagi, alam pikir dan cara perjuangannya seperti parpol maka supaya di framing lalu keluarlah 10 sifat ‘Kepribadian Muhammadiyah’. Adapun 10 Sifat ‘Kepribadian Muhammadiyah’ yang disampaikan Haedar Nahsir itu, adalah;
|