Dalam dunia biologi, kingdom animalia merupakan organisme eukarotik multiseluler yang tidak memiliki dinding sel seperti halnya tumbuhan. Kingdom animalia memiliki anggota yang sangat banyak dengan bentuk tubuh dan alat-alat tubuh yang mempunyai karakteristiknya masing-masing, sehingga mereka diklasifikasikan menjadi 9 filum kingdom animalia. Show Adapun 9 filum kingdom animalia ini antara lain filum Porifera, Coelenterata, platyhelmintes, nemathelmintes, annelida, molusca, arthropoda, echinodermata, dan chordate. Untuk memahami klasifikasi filum kingdom animalia, yuk simak penjelasan lengkapnya! Porifera berasal dari kata “porus” yang artinya lubang kecil dan “ferre” yang berarti membawa atau mengandung. Jadi Porifera merupakan hewan yang tubuhnya mengandung lubang-lubang kecil atau pori-pori bahkan hewan ini disebut juga dengan hewan spons. Porifera belum memiliki jaringan sehingga dimasukan ke dalam subkingdom Parazoa. Umumnya habitat hewan ini ada di laut meski ada beberapa porifera yang hidup di air tawar. Hewan ini memiliki 2 fase kehidupan yaitu berenang bebas saat larva dan menetap (sesil) saat dewasa. Saluran air pada porifera dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu, ascon, sycon, dan leucon. Dimana, ascon merupakan tipe sistem saluran air yang ada lubang-lubang ostiumnya langsung terhubung lurus ke spongsol; sycon merupakan tipe air akan masuk ke dalam ostium lalu melewati saluran-saluran bercabang sebelum masuk ke dalam spongosol; sedangkan leucon adalah tipe saluran air paling kompleks yang ostiumnya dihubungkan dengan rongga-rongga bercabang yang tidak terhubung langsung menuju spongosol. (Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Kingdom Animalia) Berdasarkan zat penyusun rangkanya, porifera diklasifikasikan menjadi 3 kelas, yaitu calcarea (rangka tersusun dari CaCO3), hexactinellida (rangka dari zat silikat), dan demospongiae (rangka dari serabut spongin). Contoh hewan porifera adalah hewan spons (leuconsolenia). Platyhelminthes berasal dari kata “platy” yang artinya pipih dan “helmins” yang berarti cacing. Dimana, cacing pipih merupakan filum cacing yang paling primitif. Platyhelminthes merupakan hewan triploblastic aselomata dan memiliki simetri bilateral. Filum platyhelmintes ini dibagi menjadi 3 kelas, yaitu :
Anggota kelas ini umumnya hidup bebas dan tubuhnya tidak bersegmen serta bagian luarnya dilapisi epidermis dan dilengkapi bulu getar. Tidak hanya itu, tubuhnya dilengkapi dengan sel-sel penghasil lender (zat mukosa). Contoh hewan kelas turbellaria adalah planaria.
Sebagian besar anggota kelas trematoda bersifat parasite pada hewan vertebrata. Bentuk tubuhnya seperti daun dan dilengkapi dengan alat pengisap di bagian mulut dan bagian ventral. Contoh hewannya adalah cacing hati.
Anggota kelas cestoda bersifat parasite. Bentuk tubuhnya seperti pita dan bersegmen (beruas) atau disebut proglatid. Setiap ruas dilengkapi dengan seperangkat alat hermaprodit, ada juga yang dilengkapi dengan alat hisap pada bagian kepala. Contohnya Taenia saginata (cacing pita sapi) dan Taenia solium (cacing pita babi). Coelenterata berasal dari kata “koilos” yang artinya rongga dan “enteron” yang berarti usus. Tubuh Coelenterata memiliki rongga sentral seperti usus bernama coelenteron dan gastrovascular yang berfungsi untuk pencernaan makanan. Sama seperti Porifera, hampir semua anggota Coelenterata hidup di laut dan sebagian di air tawar. Hewan ini hidup melekat pada suatu substrat dan ada juga yang berenang bebas. Contoh hewannya adalah ubur-ubur, anemone laut, dan binatang karang. Nematode atau Nemathelminthes merupakan cacing yang berbentuk silindris memanjang, sehingga disebut cacing giling. Nematoda merupakan hewan triploblastik pseudoselomata dan contohnya adalah cacing perut, cacing tambang, cacing otot, cacing filarial, dan cacing kremi. Annelida merupakan cacing yang bentuknya bersegmen-segmen seperti cincin atau gelang, maka annelida disebut juga cacing gelang. Filum annelida ini berhabitat di air baik laut, tawar, maupun di tanah yang lembap. Annelida ini dibagi menjadi 3 kelas, yaitu kelas Polychaeta (cacing berambut banyak), contoh cacing wawo dan cacing palolo; Kelas Oligochaeta (cacing berambut sedikit), contohnya cacing tanah; dan kelas Hirudinea, contoh hewannya adalah lintah dan pacet Mollusca berasal dari kata “mollis” yaitu hewan bertubuh lunak. Ciri utamanya adalah tubuhnya yang bilateral simetris tidak beruas-ruas dan mempunyai cangkok yang terbuat dari CaCO3. (Baca juga: Mengenal Kingdom Plantae, Ada Apa Saja?) Filum ini dikelompokan menjadi 5 kelas, yaitu Amphineura (contohnya Chiton); Scaphopoda (contohnya siput gading); Gastropoda (contohnya siput darat); Cephalopoda (contohnya sotong dan gurita); dan Pelecypoda (contohnya remis, tiram, kerang mutiara). Arthropoda merupakan hewan yang memiliki kaki beruas-ruas atau berbuku-buku. Arthropoda dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu Crustacea (contoh: udang, kepiting), Myriapoda (contoh: kaki seribu, kelabang), Arachnoidea (contoh: laba-laba, kalajengking), dan Insekta (contohnya kupu-kupu, kumbang, lalat, nyamuk). Echinodermata merupakan hewan yang permukaan tubuhnya dipenuhi oleh duri, sehingga disebut sebagai hewan berkulit duri. Filum Echinodermata dibagi menjadi 5 kelas, yaitu Asteriodea (bintang laut), Echinoidea (landak laut), Ophiuroidea (bintang ular), Crinoidea (lilia laut) dan Holothuroidea (mentimun laut). Chordata merupakan hewan yang mempunyai notokord yang memanjang sebagai sumbu tubuh. Filum ini dibagi menjadi 3 subfilum yaitu : Ini merupakan hewan yang notokordnya lenyap pada masa perkembangannya. Contohnya Halochynthia. Ini merupakan hewan yang notokor, saraf dorsal dan celah faringnya berkembang dengan baik. Contohnya Amphioxus, Branchiostoma. Ini merupakan hewan yang notokordnya berkembang menjadi vertebrata atau tulang belakang. Vertebrata dibagi menjadi 2 superkelas, yaitu Pisces yang terbagi ke dalam kelas agnatha (ikan tak berahang), Chondrichthyes (ikan bertulang rawan) dan Osteichthyes (ikan bertulang sejati. superkelas kedua adalah Tetrapoda dibagi menjadi kelas Amphibia, Reptilia, Aves, dan Mamalia.
Makalah Kingdom Animalia – Untuk pembahasan kali ini kami akan memberikan ulasan mengenai Kingdom Animalia yang dimana dalam hal ini meliputi pengertian, ciri, struktur dan contohnya, nah agar lebih dapat memahami dan mengerti simak ulasan selengkapnya dibawah ini. Pengertian Kingdom AnimaliaKingdom Animalia merupakan salah satu kingdom yang memiliki anggota yang paling banyak dan bervariasi. Secara garis besar kingdom animalia dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu golongan vertebrata (hewan bertulang belakang) dan golongan invertebrata (hewan tak bertulang belakang. Dan berikut akan dijelaskan mengenai ciri-ciri, struktur lapisan tubuh, dan klasifikasi dari kingdom animalia. Ciri-Ciri Kingdom AnimaliaBerikut ini terdapat beberapa ciri-ciri kingdom animalia, antara lain sebagai berikut:
Struktur Kingdom AnimaliaBerikut ini terdapat beberapa struktur kingdom animalia, antara lain sebagai berikut: 1. Simetri tubuh Berdasarkan simetri tubuhnya, hewan dapat dibedakan menjadi hewan yang memiliki simetri, antara lain:
2. Lapisan Tubuh Dalam perkembangannya menjadi individu dewasa, hewan akan membentuk lapisan tubuh. Berdasarkan jumlah lapisan tubuhnya, hawan dikelompokkan menjadi:
3. Rongga Tubuh (selom) Hewan triploblastik masih dapat diklasifikasikan lagi berdasarkan rongga tubuh (selom) yang dimilikinya. Rongga tubuh pada hewan sendiri dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
Klasifikasi Kingdom AnimaliaBerikut ini terdapat beberapa klasifikasi kingdom animalia, antara lain sebagai berikut: 1. INVERTEBRATABerdasarkan adanya lapisan kulit embrio,rongga tubuh dan bentuk tubuhnya, Invertebrata dibedakan menjadi filum-filum, yaitu: A. PORIFERA Porifera (Latin, porus = pori, fer = membawa) adalah hewan multiseluler yang paling sederhana. Porifera sering disebut sebagai hewan spons, karena kebanyakan dari spesiesnya mempunyai kerangka dari serabut spongin sehingga membentuk bagian tubuh seperti spons.
Ciri-Ciri Porifera Antara lain sebagai berikut:
Porifera hidup secara heterotrof. Makanan berupa bakteri dan plankton yang dicerna secara intraselular dalam koanosit dan amoebosit. Sebagian besar hidup di laut, beberapa hidup di air tawar misalnya; haliciona dari kelas demospongia. Melakukan reproduksi secara: Reproduksi aseksual Terjadi dengan pembentukan tunas, gemmule (tunas internal), dan regenerasi (membentuk individu baru). Reproduksi seksual Dilakukan dengan pembentukan gamet (sperma dan ovum) yang dihasilkan oleh koanosit. Porifera merupakan tumbuhan hermaprodit. Struktur tubuh Porifera Klasifikasi Porifera Berdasarkan susunan kerangkanya, Porifera dibagi menjadi 3 golongan, yaitu: 1. Calcarea Mempunyai kerangka yang tersusun dari kalsium karbonat, memiliki koanosit besar. Hidup di air laut yang dangkal. Contoh:
Mempunyai kerangka yang tersusun dari silica atau zat kersik, mempunyai system saluran air yang sederhana. Hidup di air laut yang dalam. Contoh: Mempunyai kerangka yang tersusun dari silikat bersama-sama spongin,atau hanya spongin saja.Sistem saluran air umumnya rumit. Contoh: Sistem Saluran air Porifera Contoh spesies Porifera B. COELENTERATA Ciri-ciri umum: 1. Ukuran dan bentuk tubuh
2. Struktur dan fungsi tubuh
Dengan jaringan ektoderm (epidermis) dan endoderm (gastrodermis). Ektoderm berfungsi sebagai pelindung, sedangkan endoderm berfungsi sebagai alat pencernaan.
Dengan gastrosoel atau gastrovaskuler (rongga pencernaan yang berbentuk kantung). Pencernaan berlangsung secara ekstraseluler (dalam gastrovaskuler) dan intraseluler (di dalam sel-sel gastrodermis)
3. Cara hidup Coelenterata hidup bebas secara heterotrof dengan memangsa plankton atau hewan kecil di air. 4. Habitat Hidupnya akuatik di air tawar laut. Umumnya hidup dilaut maupun air tawar. 5. Reproduksi Reproduksi pada Coelenterata terjadi secara seksual dan aseksual. Dengan pembentukan tunas yang terjadi pada Coelenterata bentuk polip dan akan tetap melekat dekat polip, sehingga membentuk koloni. Dilakukan dengan pembentukan gamet (sperma dan ovum) yang terjadi pada bentuk medusa, tetapi ada beberapa pada bntuk polip misalnya pada Hydra. Klasifikasi Coelenterata Jenis Coelenterata yang telah teridentifikasi sekitar 10.000 spesies. Pembagian spesies Coelenterata berdasarkan bentuk kehidupan yang dominan dalam siklus hidupnya, terdiri dari 3 kelas yaitu: 1. Hydrozoa Siklus hidup memiliki fase polip dan medusa, salah satu contoh organismenya adalah Hydra viridis yang hidup di air tawar, bentuk tubuhnya selalu polip dan bertunas . Contoh lainnya adalah Obelia geniculata yang hidup di air laut, bentuk tubuhnya polip & medusa, Obelia memiliki Polip Hydrant yang berfungsi sebagai pemangsa dan Polip Gonagium sebagai alat reproduksi, selain itu Obelia juga bertuna 2. Scyphozoa Scypozoa mempunyai ciri-ciri tubuh medusa berukuran besar, berbentuk seperti paying atau lonceng, dan memiliki tentakel yang mengandung sel penyengat. Reproduksinya mengalami metagenesis. Contoh : Aurelia aurita 3. Anthozoa Anthozoa memilki tubuh yang mirip bunga, hanya bersifat polip dan tubunhya mengandung kerangka dan zat kapur yang keras dan dapat membentuk terumbu karang atau atol. Anthozoa terbagi menjadi dua yaitu: Contoh : Fungia patella, Acrophora, Oculina, Meandrina, Astrea pallida. Contoh : Euplexaura anthipathes, Corralium rubrum, Tubifora musica. C. PLATYHELMINTHES Platyhelminthes (Yunani, Platy = pipih; Helminthes = cacing) atau cacing pipih adalah kelompok hewan yang lebih sempurna dibanding Porifera maupun Coelenterata. Termasuk hewan triplobastik karena memiliki tiga lapisan sel yaitu, ectoderm, mesoderm, dan endoderm. 1. Ciri-Ciri umum Antara lain sebagai berikut:
2. Struktur Tubuh Platyhelminthes Antara lain sebagai berikut:
3. Cara Hidup Hidup bebas maupun parasit. Platyhelminthes yang hidup bebas memakan hewan atau tumbuhan kecil maupun sisa organisme. Sedangkan yang hidup parasit kebutuhan hidupnya tergantung sepenuhnya pada inangnya (host). 4. Reproduksi Reproduksi pada Platyhelminthes terjadi secara seksual dan aseksual.
5. Klasifikasi Platyhelminthes Berdasarkan segmentasi tubuhnya, ada tidaknya silia,alat pencernaan dan cara hidupnya, Platyhelminthes dibagi menjadi 3 (tiga) kelas, yaitu:
Contoh : Planaria (Dugesia tigrina) Contoh : Fasciola hepatica, Clonorchis sinensis, Schistosoma japonicum, Fasciolapsis busci, Paragonimus westermani Contoh : Taenia saginata, Taenia solium, Diphylobotrium latum D. NEMATHELMINTHES Nemathelminthes (Yunani, nema = benang, helminthes = cacing). Disebut juga sebagai cacing gilig karena tubuhnya berbentuk bulat panjang atau seperti benang. Berbeda dengan platyhelminthes yang belum memiliki rongga tubuh, Nemathelminthes sudah memiliki rongga tubuh meskipun bukan rongga tubuh sejati. Oleh karena memiliki rongga tubuh semu, maka Nemathelminthes disebut sebagai hewan pseudoselomata. 1. Ciri-Ciri Nemathelminthes Antara lain sebagai berikut:
2. Struktur Tubuh Nemathelminthes Antara lain sebagai berikut:
3. Cara hidup Ada yang hidup sebgai parasit pada manusia, hewan, dan tumnbuhan, ada pula yang hidup bebas. Nemathelminthes yang hidup bebas berperan dalam penguraian sampah organik. Sedangkan cacing parasit memperoleh makanan berupa sari makanan atau darah dari tubuh inangnya. 4. Reproduksi Antara lain sebagai berikut:
5. Klasifikasi Nemathelminthes Nemathelminthes yang sudah teridentifikasi sekitar 80.000 spesies. Namun jumlah spesies sesungguhnya diperkirakan mencapai 10 kali lipat dari spesies yang telah diidentifikasi. Beberapa contoh spesies Nemathelminthes :
Hidup parasit pada usus halus manusia dan menyebabkan penyakit Ascariasis atau cacingan. Hewan ini bersifat kosmopolit (dapat hidup di segala tempat), terutama di daerah tropis. Bentuk tubuhnya bulat panjang dengan bagian ujung meruncing. Mulut terletak pada bagian anterior yang dilengkapi 3 buah bibir, sedangkan lubang ekskresi terdapat di permukaan ventral di belakang mulut. Dibawah epidermis terdapat otot memanjang, tetapi tidak ditemukan otot melingkar. Daur hidup :
Cacing ini dinamakan cacing tambang karena ditemukan di pertambangan daerah tropis. Cacing tambang dapat hidup sebagai parasit dengan menyerap darah dan cairan tubuh pada usus halus manusia. Cacing ini memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dari cacing perut. Cacing tambang Ancylostoma memiliki ujung anterior melengkung membentuk kapsul mulut dengan 1-4 pasang kait kitin atau gigi pada sisi ventralnya.Kait kitin berfungsi untuk menempel pada usus inangnnya. Pada ujung posterior cacing tambang jantan terdapat bursa kopulasi. Alat ini digunakan untuk menangkap dan memegang cacing betina saat kawin. Cacing betina memiliki vulva (organ kelamin luar) yang terdapat didekat bagian tengah tubuhnya.
Cacing ini disebut cacing kremi karena ukurannya yang sangat kecil. sekitar 10 -15 mm. Cacing kremi hidup di dalam usus besar manusia. Cacing kremi tidak menyebabkan penyakit yang berbahaya namun cukup mengganggu. Infeksi cacing kremi tidak memerlukan perantara.Telur cacing dapat tertelan bila kita memakan makanan yang terkontaminasi telur cacing ini. Pengulangan daur infeksi cacing kremi secara autoinfeksi, yaitu dilakukan ole penderita sendiri. Cacing ini bertelur pada anus penderita dan menyebabkan rasa gatal. Jika penderita sering menggaruk pada bagian anus dan tidak menjaga kebersihan tangan, maka infeksi cacing kremi akan terjadi kembali.
Cacing rambut dinamakan pula cacing filaria. Tempat hidupnya di dalam pembuluh limfa. Cacing ini menyebabkan penyakit kaki gajah (elefantiasis), yaitu pembengkakan tubuh. Pembengkakan terjadi karena akumulasi cairan dalam pembuluh limfa yang tersumbat oleh cacing filaria dalam jumlah banyak. Cacing filaria masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Culex yang banyak terdapat di daerah tropis. Cacing ini hidup pada otot manusia dan menyebabkan penyakit trikhinosis atau kerusakan otot. Manusia yang terinfeksi cacing ini karena memakan daging yang tidak dimasak dengan baik. E. ANNELIDA Annelida (dalam bahasa latin, annulus = cincin) atau cacing gelang adalah kelompok cacing dengan tubuh bersegmen. Berbeda dengan Platyhelmintes dan Nemathelminthes, Annelida merupakan hewan tripoblastik yang sudah memiliki rongga tubuh sejati (hewan selomata). Namun Annelida merupakan hewan yang struktur tubuhnya paling sederhana.
1. Ciri-Ciri Annelida Antara lain sebagai berikut:
2. Struktur Tubuh Annelida Annelida memiliki segmen di bagian luar dan dalam tubuhnya. Antara satu segmen dengan segmen lainya terdapat sekat yang disebut septa. Pembuluh darah, sistem ekskresi, dan sistem saraf di antara satu segmen dengan segmen lainnya saling berhubungan menembus septa. Rongga tubuh Annelida berisi cairan yang berperan dalam pergerakkan annelida dan sekaligus melibatkan kontraksi otot. Sistem pencernaan annelida sudah lengkap, terdiri dari mulut, faring, esofagus (kerongkongan), usus, dan anus. Cacing ini sudah memiliki pembuluh darah sehingga memiliki sistem peredaran darah tertutup. Darahnya mengandung hemoglobin, sehingga berwarna merah. Pembuluh darah yang melingkari esofagus berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Sistem saraf annelida adalah sistem saraf tangga tali. Ganglia otak terletak di depan faring pada anterior. Ekskresi dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari nefridia, nefrostom, dan nefrotor. Nefridia (tunggal-nefridium) merupaka organ ekskresi yang terdiri dari saluran. Nefrostom merupakan corong bersilia dalam tubuh. Nefrotor merupaka npori permukaan tubuh tempat kotoran keluar. Terdapat sepasang organ ekskresi tiap segmen tubuhnya. 3. Cara hidup dan habitat Habitat annelida umumnya berada di dasar laut dan perairan tawar, dan juga ada yang segaian hidup di tanah atau tempat-tempat lembap. Annelida hidup diberbagai tempat dengan membuat liang sendiri. 4. Reproduksi Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan gamet. Namun ada juga yang bereproduksi secara fregmentasi, yang kemudian beregenerasi. Organ seksual annelida ada yang menjadi satu dengan individu (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris). 5. Klasifikasi Annelida Annelida dibagi menjadi tiga kelas, yaitu: a) PolychaetaPolychaeta (dalam bahasa yunani, poly = banyak, chaetae = rambut kaku) merupakan annelida berambut banyak. Tubuh Polychaeta dibedakan menjadi daerah kepala (prostomium) dengan mata, antena, dan sensor palpus. Polychaeta memiliki sepasang struktur seperti dayung yang disebut parapodia (tunggal=parapodium) pada setiap segmen tubuhnya. Fungsi parapodia adalah sebagai alat gerak dan mengandung pembuluh darah halus sehingga dapat berfungsi juga seperti insang untuk bernapas. Setiap parapodium memiliki rambut kaku yang disebut seta yang tersusun dari kitin. Contoh Polychaeta yang sesil adalah cacing kipas (Sabellastarte indica) yang berwarna cerah. Sedangkan yang bergerak bebas adalah Nereis virens, Marphysa sanguinea, Eunice viridis (cacing palolo), dan Lysidice oele (cacing wawo). b) Oligochaeta Oligochaeta (dalam bahasa yunani, oligo = sedikit, chaetae = rambut kaku) yang merupakan annelida berambut sedikit. Oligochaeta tidak memiliki parapodia, namun memiliki seta pada tubuhnya yang bersegmen. Contoh Oligochaeta yang paling terkenal adalah cacing tanah. Jenis cacing tanah antara lain adalah cacing tanah Amerika (Lumbricus terrestris), cacing tanah Asia (Pheretima), cacing merah (Tubifex), dan cacing tanah raksasa Australia (Digaster longmani). Cacing ini memakan oarganisme hidup yang ada di dalam tanah dengan cara menggali tanah. Kemampuannya yang dapat menggali bermanfaat dalam menggemburkan tanah. Manfaat lain dari cacing ini adalah digunakan untuk bahan kosmetik, obat, dan campuran makan berprotein tinggi bagi hewan ternak. c) Hirudinea Hirudinea merupakan kelas annelida yang jenisnya sedikit. Hewan ini tidak memiliki arapodium maupun seta pada segmen tubuhnya. Panjang Hirudinea bervariasi dari 1-30 cm. Tubuhnya pipih dengan ujung anterior dan posterior yang meruncing. Pada anterior dan posterior terdapat alat pengisap yang digunakan untuk menempel dan bergerak. Sebagian besar Hirudinea adalah hewan ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya. Inangnya adalah vertebrata dan termasuk manusia. Hirudinea parasit hidup denga mengisap darah inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup dengan memangsa invertebrata kecil seperti siput. Contoh Hirudinea parasit adalah Haemadipsa (pacet) dan hirudo (lintah). Saat merobek atau membuat lubang, lintah mengeluarkan zat anestetik (penghilang sakit), sehingga korbannya tidak akan menyadari adanya gigitan. Setelah ada lubang, lintah akan mengeluarkan zat anti pembekuan darah yaitu hirudin. Dengan zat tersebut lintah dapat mengisap darah sebanyak mungkin. F. Mollusca Mollusca (dalam bahasa latin, molluscus = lunak) merupakan hewan yang bertubuh lunak. Tubuhnya lunak dilindungi oleh cangkang, meskipun ada juga yang tidak bercangkang. Hewan ini tergolong triploblastik selomata. 1. Ciri-Ciri Mollusca Antara lain sebagai berikut:
2. Struktur Tubuh Mollusca Tubuh mollusca terdiri dari tiga bagian utama : Massa viseral adalah bagian tubuh mollusca yang lunak. Massa viseral merupakan kumpulan sebagaian besar organ tubuh seperti pencernaan, ekskresi, dan reproduksi. Mantel membentuk rongga mantel yang berisi cairan.Cairan tersebut merupakan lubang insang, lubang ekskresi, dan anus. Selain itu, mantel dapat mensekresikan bahan penyusun cangkang pada mollusca bercangkang. Sistem saraf mollusca terdiri dari cincin saraf yang nengelilingi esofagus dengan serabut saraf yang melebar. Sistem pencernaan mollusca lengkap terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus. Ada pula yang memiliki rahang dan lidah pada mollusca tertentu. Lidah bergigi yang melengkung kebelakang disebut radula. Radula berfungsi untuk melumat makanan. Mollusca yang hidup di air bernapas dengan insang. Sedangkan yang hidup di darat tidak memiliki insang. Pertukaran udara mollusca dilakukan di rongga mantel berpembuluh darah yang berfungsi sebagai paru-paru. Organ ekskresinya berupa seoasang nefridia yang berperan sebagai ginjal. 3. Cara hidup dan habitat Mollusca hidup secar heterotrof dengan memakan ganggang, udang, ikan ataupun sisa-sisa organisme. Habitatnya di air tawar, di laut dan didarat. Beberapa juga ada yang hidup sebagai parasit. 4. Reproduksi Mollusca bereproduksi secara seksual dan masing-masing organ seksual saling terpisah pada individu lain. Fertilisasi dilakukan secara internal dan eksternal untuk menghasilkan telur. Telur berkembang menjadi larva dan berkembang lagi menjadi individu dewasa. 5. Klasifikasi Mollusca merupakan filum terbesar dari kingdom animalia. Molluska dibedakan menurut tipe kaki, posisi kaki, dan tipe cangkang, yaitu: a) GastropodaGastropoda (dalam bahasa latin, gaster = perut, podos = kaki) adalah kelompok hewan yang menggunakan perut sebagai alat gerak atau kakinya. Misalnya, siput air (Lymnaea sp.), remis (Corbicula javanica), dan bekicot (Achatia fulica). Hewan ini memiliki ciri khas berkaki lebar dan pipih pada bagian ventrel tubuhnya. Gastropoda bergerak lambat menggunakan kakinya. Gastropoda darat terdiri dari sepasang tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek. Pada ujung tentakel panjang terdapat mata yang berfungsi untuk mengetahui gelap dan terang. Sedangkan pada tentakel pendek berfungsi sebagai alat peraba dan pembau. Gastropoda akuatik bernapas dengan insang, sedangkan Gastropoda darat bernapas menggunakan rongga mantel. b) Pelecypoda Pelecypoda diidentefikasikan sebagai kerang (Anadara sp.), tiram mutiara (Pinctada margaritifera dan Pinctada mertinsis), kerang raksasa (Tridacna sp.), dan kerang hijau (Mytilus viridis). Pelecypoda memiliki ciri khas, yaitu kaki berbentuk pipih seperti kapak. Kaki Pelecypoda dapat dijulurkan dan digunakan untuk melekat atau menggali pasir dan lumpur. Pelecypoda ada yang hidup menetap dan membenamkan diri di dasar perairan. Pelecypoda mampu melekat pada bebatuan, cangkang hewan lain, atau perahu karena mensekresikan zat perekat. Pelecypoda memiliki dua buah cangkang pipih yang setangkup sehingga disebut juga Bivalvia. Kedua cangkang pada bagian tengah dorsal dihubungkan oleh jaringan ikat (ligamen) yang berfungsi seperti engsel untuk membuka dan menutup cangkang dengan cara mengencangkan dan mengendurkan otot. Cangkang tersusun dari lapisan periostrakum, prismatik, dan nakreas. Pada tiram mutiara, jika di antara mantel dan cangkangnya masuk benda asing seperti pasir, lama-kelamaan akan terbentuk mutiara. Mutiara terbentuk karena benda asing tersebut terbungkus oleh hasil sekresi palisan cangkang nakreas.Pelecypoda tidak memiliki kepala. Mulutnya terdapat pada rongga mantel, dilengkapi dengan labial palpus. Pelecypoda tidak memiliki rahang atau radula. Maka makanannya berupa hewan kecil seperti protozoa, diatom, dan sejenis lainnya.Insang Pelecypoda berbentuk lembaran sehingga hewan ini disebut juga Lamellibranchiata (dalam bahasa latin, lamella = lembaran, branchia = insang). Lembaran insang dalam rongga mantel menyaring makanan dari air yang masuk kedalam rongga mantel melalui sifon (corong). Sistem saraf Pelecypoda terdiri dari tiga pasang ganglion yang saling berhubungan. Tiga ganglion tersebut adalah ganglion anterior, ganglion pedal, dan ganglion posterior. Reproduksi Pelecypoda terjadi secara seksual. Organ seksual terpisah pada masing-masing individu. Fertilisasi terjadi secara internal maupun eksternal.Pembuahan menghasilkan zigot yang kemudian akan menjadi larva. c) Cephalopoda Cephalopoda (dalam bahasa latin, chepalo = kepala, podos = kaki) merupakan Mollusca yang memiliki kaki di kepala. Anggota Cephalopoda misalnya sotong (Sepia officinalis), cumi-cumi (loligo sp.), dan gurita (Octopus sp.) Hidup Cephalopoda seluruhnya di laut dengan merayap atau berenang di dasar laut. Makananya berupa kepiting atau invertebrata lainnya. Sebagai hewan pemangsa, hampir semua Cephalopoda bergerak cepat dengan berenang.Kebanyakan Cephalopoda memiliki organ pertahanan berupa kantong tinta. Kantong tinta berisikan cairan seperti tinta berwarna coklat atau hitam yang terletak di ventral tubuhnya.Tinta ini akan di keluarkan jika hewan ini merasa terancam dengan cara menyemburkannya. Cephalopoda memiliki kaki berupa tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsanya. Cephalopoda memiliki sistem saraf yang berpusat di kepalanya menyerupai otak. Untuk reproduksi hewan ini berlangsung secara seksual. Cephalopoda memiliki organ reproduksi berumah dua (dioseus). Pembuahan berlangsung secra internal dan menghasilkan telur. G. ECHINODERMATA Echinodermata (dalam bahasa yunani, echino = landak, derma = kulit) adalah kelompok hewan triopoblastik selomata yang memilki ciri khas adanya rangka dalam (endoskeleton) berduri yang menembus kulit. 1. Ciri-Ciri Echinodermata Antara lain sebagai berikut:
2. Struktur Tubuh Echinodermata Permukaan Echinodermata umumnya berduri, baik itu pendek tumpul atau runcing panjang. Duri berpangkal pada suatu lempeng kalsium karbonat yang disebut testa. Sistem saluran air dalam rongga tubuhnya disebut ambulakral. Ambulakral berfungsi untuk mengatur pergerakan bagian yang menjulur keluar tubuh, yaitu kaki ambulakral atau kaki tabung ambulakral. Kaki ambulakral memiliki alat isap. sistem pencernaan terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.Sistem ekskresi tidak ada. Pertukaran gas terjadi melalui insang kecil yang merupakan pemanjangan kulit. Sistem sirkulasi belum berkembang baik. Echinodermata melakukan respirasi dan makan pada selom. Sistem saraf Echinodermata terdiri dari cincin pusat saraf dan cabang saraf. Echinodermata tidak memiliki otak. Untuk reproduksi Echinodermata ada yang bersifat hermafrodit dan dioseus. 3. Cara hidup dan habitat Echinodermata merupakan hewan yang hidup bebas. Makanannya adalah kerang, plankton, dan organisme yang mati. Habitatnya di dasar air laut, di daerah pantai hingga laut dalam. 4. Reproduksi Echinodermata bersifat dioseus bersaluran reproduksi sederhana. Fertilisasi berlangsung secara eksternal. Zigot berkembang menjadi larva yang simetris bilateral bersilia. Hewan ini juga dapat beregenerasi. 5. Klasifikasi Echinodermata Echinodermata dikelompokkan menjadi lima kelas, yaitu: a) Asteroidea Asteroidea merupakan spesies Echinodermata yang paling banyak jumlahnya, yaitu sekitar 1.600 spesies. Asteroidea juga sering disebut bintang laut.Contoh spesies ini adalah Acanthaster sp., Linckia sp., dan Pentaceros sp. Tubuh Asteroidea memiliki duri tumpul dan pendek.Duri tersebut ada yang termodifikasi menjadi bentuk seperti catut yang disebut Pediselaria. Fungsi pediselaria adalah untuk menangkap makanan serta melindungi permukaan tubuh dari kotoran. Pada bagian tubuh dengan mulut disebut bagian oral, sedangkan bagian tubuh dengan lubang anus disebut aboral. Pada hewan ini, kaki ambulakral selain untuk bergerak juga merupakan alat pengisap sehingga dapat melekat kuat pada suatu dasar. Sistem ambulakral Asteroidea terdiri dari :
Anggota Asteroidea memiliki kemampuan regenerasi yang sangat besar. Setiap bagian lengannya dapat beregenerasi dan bagian cakram pusat yang rusak dapat diganti. Asteroidea merupakan hewan dioseus, organ kelamin berpasangan pada setiap lengan, dan fertilisasi terjadi di luar tubuh. b) Ophiuroidea Ophiuroidea terdiri dari 2.000 spesies, contohnya adalah bintang ular (Ophiothrix). Ophiuroidea (dalam bahasa yunani, ophio = ular) berbentuk seperti asteroidea, namun lengannya lebih langsing dan fleksibel. Cakram pusatnya kecil dan pipih dengan permukaan aboral (dorsal) yang halus atau berduri tumpul. Ophiuroidea tidak memiliki pediselaria. Cakram pusat berbatasan dengan lengan-lengannya. c) Echinoidea Echinoidea berbentuk bola atau pipih, tanpa lengan.Echinoidea yang berbentuk bola misalnya bulu babi (diadema saxatile) dan landak laut (Arabcia punctulata). Permukaan tubuh hewan ini berduri panjang. Echinoidea memilki alat pencernaan khas, yaitu tembolok kompleks yang disebut lentera aristoteles. Fungsi dari tembolok tersebut adalah untuk menggiling makanannya yang berupa ganggang atau sisa-sisa organisme. Echinoidea yang bertubuh pipih misalnya dolar pasir (Echinarachnius parma). Permukaan sisi oral tubuhnya pipih, sedangkan sisi aboralnya agak cembung.Tubuhnya tertutupi oleh duri yang halus dan rapat. Durinya berfungsi untuk bergerak, menggali, dan melindungi permukaan tubuhnya dari kotoran.Kaki ambulakral hanya terdapat di sisi oral yang berfungsi utuk mengangkut makanan. d) Holothuroidea Holothuroidea dikenal dengan nama timun laut atau teripang. Contoh hewan ini adalah Cucumaria sp., Holothuria sp., dan Bohadschia argus. Hewan ini tidak berlengan dan anus terdapat pada kutub yang berlawanan dari tubuhnya. Daerah ambulakral dan inter-ambulakral tersusun berselang-seling di sepanjang tubuhnya. Alur ambulakral tertutup, madreporit terdapat di rongga tubuhnya. Sebagian kaki ambulakral termodifikasi menjadi tentakel oral. Sistem respirasinya disebut pohon respirasi, karena sistem tersebut terdiri dari dua saluran utama yang bercabang pada rongga tubuhnya.Keluar dan masuknya air melalui anus. e) Crinoidea Hewan ini berbentuk seperti tumbuhan.Crinoidea terdiri dari kelompok yang tubuhnya bertangkai dan tidak bertangkai. Kelompok yang bertangkai dikenal sebagai lili laut, sedangkan yang tidak bertangkai dikenal sebagai bintang laut berbulu. Contoh lili laut adalah Metacrinus rotundus dan untuk bintang laut berbulu adalah Oxycomanthus benneffit dan Ptilometra australis. Lili laut menetap di kedalaman 100 m atau lebih. Sedangkan yang berbulu hidup di daerah pasang surut sampai laut dalam. Kedua kelompok tersebut memiliki oral yang menghadap ke atas. Lengannya yang berjumlah banyak mkengelilingi bagian kaliks (dasar tubuh). Pada kaliks terdapat mulut dan anus. Jumlah lengan kelipatan lima dan mengandung cabang-cabang kecil yang disebut pinula.Sistem ambulakral tidak memiliki madreporit dan ampula. Crinoidea adalah pemakan cairan, misalnya zooplankton atau partikel makanan. I. ARTHROPODA Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos = kaki) merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau bersegmen. Segmen tersebut juga terdapat pada tubuhnya. Tubuh Arthropoda merupakan simeri bilateral dan tergolong tripoblastik selomata. 1. Ciri tubuh Ciri tubuh Arthropoda meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh. 2. Ukuran dan bentuk tubuh Ukuran tubuh Arthropoda sangat beragam, beberapa diantaranya memiliki panjang lebih dari 60 cm., namun kebanyakan berukuran kecil. Begitu pula dengan bentuk Arthropoda pun beragam. 3. Struktur tubuh Tubuh Arthropoda bersegmen dengan jumlah segmen yang bervariasi. Pada tiap segmen tubuh tersebut terdapat sepasang kaki yang beruas. Segmen bergabung membentuk bagian tubuh, yaitu Kaput (kepala), toraks (dada), dan abdomen (perut). Ciri lain dari Arthropoda adalah adanya kutikula keras yang membentuk rangka luar (eksoskeleton). Eksoskeleton tersusun dari kitin yang di sekresikan oleh sel kulit. Eksoskeleton melekat pada kulit membentuk perlindungan tubuh yang kuat. Eksoskeleton terdiri dari lempengan-lempengan yang dihubungkan oleh ligamen yang fleksibel dan lunak. Eksoskeleton tidak dapat membesar mengikuti pertumbuhan tubuh. Oleh karena itu, tahap pertumbuhan Arthropoda selalu diikuti dengan pengelupasan eksoskeleton lama dan pembentukan eksoskeleton baru. Tahap pelepasan eksoskeleton disebut dengan molting atau ekdisis. Hewan yang biasanya melakukan ekdisis misalnya kepiting, udang, dan laba-laba. Sistem saraf Arthropoda berupa sistem saraf tangga tali berjumlah sepasang yang berada di sepanjang sisi ventral tubuhnya. Pada berbagai tempat di segmen tubuh, ada pembesaran saraf tangga tali yang disebut ganglia. Ganglia berfungsi sebagai pusat refleks dan pengendalian berbagai kegiatan. Ganglia bagian anterior yang lebih besar berfungsi sebagai otak. Sistem pencernaan Arthropoda terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus. Mulutnya dilangkapi dengan berbagai alat tambahan yang beragam, misalnya mandibula dan maksila pada belalang. Arthropoda bernapas dengan insang, trakea, atau paru-paru buku. Sisa metabolisme berupa cairan dikeluarkan oleh organ ekskresi yang disebut saluran/tubula Malpighi, kelenjar ekskresi, atau keduanya. Sistem sirkulasi Arthropoda bersifat terbuka. Sistem sirkulasi terdiri dari jantung, pembuluh darah pendek, dan ruang disekitar organ tubuh yang disebut sinus atau hemosol. Darah Arthropoda disebut juga hemolimfa. 4. Cara hidup dan habitat Cara hidup Arthropoda sangat beragam, ada yang hidup bebas, parasit, komensal, atau simbiotik. Dilingkungan kita, sering dijumpai kelompok hewan ini, misalnya nyamuk, lalat, semut, kupu-kupu, capung, belalang, dan lebah. Habitat penyebaran Arthropoda sangat luas.Ada yang di laut, periran tawar, gurun pasir, dan padang rumput. 5. Reproduksi Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual. Namun ada juga yang secara aseksual, yaitu dengan partenogenesis. Partenogenesis adalah pembentukan individu baru tanpa melalui fertilisasi (pembuahan). Individu yang dihasilkan bersifat steril. Organ reproduksi jantan dan betina pada Arthropoda terpisah, masing-masing menghasilkan gamet pada individu yang berbeda sehingga bersifat dioseus (berumah dua). Hasil fertilisasi berupa telur. 6. Klasifikasi Arthropoda diklasifikasikan menjadi 20 kelas berdasarkan struktur tubuh dan kaki. Berikut ini akan diuraikan empat kelas diantaranya yang paling umum, yaitu”: a) Arachnoidea Arachnoidea (dalam bahasa yunani, arachno = laba-laba) disebut juga kelompok laba-laba, meskipun anggotanya bukan laba-laba saja. Kalajengking adalah salah satu contoh kelas Arachnoidea yang jumlahnya sekitar 32 spesies. Ukuran tubuh Arachnoidea bervariasi, ada yang panjangnya lebih kecil dari 0,5 mm sampai 9 cm. Arachnoidea merupakan hewan terestrial (darat) yang hidup secara bebas maupun parasit. Arachnoidea yang hidup bebas bersifat karnivora. Arachnoidea dibedakan menjadi tiga ordo, yaitu Scorpionida, Arachnida, dan Acarina. Scorpionida memiliki alat penyengat beracun pada segmen abdomen terakhir, contoh hewan ini adalah kalajengking (Uroctonus mordax) dan ketunggeng (Buthus after). Pada Arachnida, abdomen tidak bersegmen dan memiliki kelenjar beracun pada kaliseranya (alat sengat), contoh hewan ini adalah Laba-laba serigala (Pardosa amenata), laba-laba kemlandingan (Nephila maculata). Acarina memiliki tubuh yang sangat kecil, contohnya adalah caplak atau tungau (Acarina sp.). Berikut adalah ciri-ciri dari salah satu hewan Arachnoidea yang sering kita jumpai, yaitu laba-laba. Tubuhnya terdiri dari dua bagian, yaitu sefalotoraks (kepala-dada) pada bagian anterior dan abdomen pada bagian posterior. Sefalotoraks adalah penyatuan tubuh bagian sefal atau kaput (kepala) dan bagian toraks (dada). Pada sefalotoraks terdapat sepasang kalisera (alat sengat), sepasang pedipalpus (capit), dan enam pasang kaki untuk berjalan. Kalisera dan pedipalpus merupakan alat tambahan pada mulut. Pada bagian abdomen (opistosoma) laba-laba terdiri dari mesosoma dan metasoma. Pada bagian posterior abdomen terdapat spineret yang merupakan organ berbentuk kerucut dan dapat berputar bebas. Didalam spineret terdapat banyak spigot yang merupakan lubang pengeluaran kelenjar benang halus atau kelenjar benang abdomen. Kelenjar benang halus mensekresikan cairan yang mengandung protein elastik. Protein elastik tersebut akan mengeras di udara membentuk benang halus yang digunakan untuk menjebak mangsa. Laba-laba bernapas dengan paru-paru buku atau trakea.Paru-paru buku adalah organ respirasi berlapis banyak seperti buku dan terletak pada bagian abdomen. Ekskresi laba-laba dilakukan dengan tubula ( tunggal = tubulus ) Malpighi. Tubula Malpighi merupakan tabung kecil panjang dan buntu dan organ ini terletak di dalam hemosol yang bermuara ke dalam usus. Selain Tubula Malpighi, ekskresi lainnya dilakukan dengan kelenjar koksal. Kelenjar koksal merupakan kelenjar ekskretori buntu yang bermuara pada daerah koksa (segmen pada kaki insecta). b) Myriapoda Myriapoda (dalam bahasa yunani, myria = banyak, podos = kaki) merupakan hewan berkaki banyak. Hewan kaki seribu adalah salah satunya yang terkadang kita lihat di lingkungan sekitar kita. Myriapoda hidup di darat pada tempat lembap, misalnya di bawah daun, batu, atau tumpukan kayu. Bagian tubuh Myriapoda sulit dibedakan antara toraks dan abdomen.Tubuhnya memanjang seperti cacing. Pada kaput terdapat antena, mulut, dan satu pasang mandibula (rahang bawah), dua pasang maksila (rahang atas), dan mata yang berbentuk oseli (mata tunggal). Tubunya bersegmen dengan satu hingga dua pasang anggota badan pada tiap segmennya. Setiap segmen terdapat lubang respirasi yang disebut spirakel yang menuju ke trakea. Ekskresinya dengan tubula malpighi. Myriapoda bersifat dioseus dan melakukan repsroduksi seksual secara internal. Myriapoda dibedakan menjadi dua ordo, yaitu Chilopoda dan Diplopoda. c) Chilopoda Kelompok hewan ini dikenal sebagai kelabang.Tubuhnya memanjang dan agak pipih. Pada kepalanya terdapat antena dan mulut dengan sepasang mandibula dan dua pasang maksila. Pada tiap segmen tubuhnya terdapat kaki dan sepasang spirakel. Pasangan pertama kaki termodifikasi menjadi alt beracun. Alat penyengat digunakan unutk menyengat musuh atau pengganggunya. Sengatannya menimbulkan bengkak dan rasa sakit. Contoh hewan ini adalah kelabang (scutigera sp.). d) Diplopoda Hewan pada ordo ini dikenal dengan kaki seribu, meskipun jumlah kakinya bukan berjumlah seribu. Ada yang menyebutkan nama lain seperti keluwing. Tubuhnya bulat panjang. Mulutnya terdiri dari dua pasang maksila dan bibir bawah. Pada tiap segmen tubuhnya terdapat dua pasang kaki dan dua pasang spirakel. Diplopoda tidak memiliki cakar beracun karenanya hewan ini bersifat hebivora atau pemakan sisa organisme. Gerakkan hewan ini lambat dengan kaki yang bergerak seperti gelombang. Bila terganggu hewan ini akan menggulungkan tubuhnya dan pura-pura mati. Contoh hewan ini adalah kaki seribu(lulus sp.). e) Crustacea Crustacea (dalam bahasa latinnya, crusta = kulit) memiliki kulit yang keras. Udang, lobster, dan kepiting adalah contoh kelompok ini. Umumnya hewan Crustacea merupakan hewan akuatik, meskipun ada yang hidup di darat. Crustacea dibedakan menjadi dua subkelas berdasarkan ukuran tubuhnya, yaitu Entomostraca dan Malacostraca. f) Entomostraca Entomostraca adalah crustacea yang berukuran mikroskopik, hidup sebagai zooplankton atau bentos di perairan, dan juga ada yang sebagai parasit. Contoh hewan ini adalah Daphnia, Cypris virens, dan Cyclops sp. g) Malacostraca Malacostraca adalah crustacea yang berukuran lebih besar dari pada entomostraca. Hewan yang termasuk kelompok ini adalah Udang, lobster, dan kepiting. Berikut akan dibahas sedikit mengenai urain hewan kelompok satu ini. Udang memiliki ekssoskeleton yang keras untuk melindungi tubuhnya. Tubuhnya terdiri dari dua bagian, yaitu kaput dan toraks yang menyatu membentuk sefalotoraks, serta abdomen. Dibagian sefalotoraks dilindungi oleh eksoskeleton yang keras berupa karapaks.Karapaks memiliki duri di ujung anterior yang disebut rostrum. Di dekat rostrum terdapar mata faset ( majemuk) yang bertangkai. Pada kaput sefalotoraks merupakan penyatuan lima segmen. Dibagian kaput terdapat sepasang antenula, sepasang antena, dan tiga pasang bagian mulut. Antenula berfungsi sebagai alat peraba, sedangkan antena sebagai alat keseimbangan tubuh. Tiga pasang mulut terdiri dari sepasang mandibula dan dua pasang maksila. Pada bagian toraks terdiri dari delapan segmen, terdapat tiga pasang maksiliped, sepasang seliped, dan empat pasang kaki jalan(periopod). Maksiliped tersebut berfungsi sebgai penyaring makanan.Seliped berfungsi untuk mencari makanan dan melindungi diri dari musuh. Pada bagian abdomen terdapat lima pasang kaki renang (pleopod). Pada ujung posterior terdapat telson dan sepasang alat kemudi untuk berenang (urupod). Pada udang jantan, pasangan pleopod 1 dan 2 bersatu menjadi gonopod. Gonopod berfungsi sebagai penyalur sperma saat kopulasi. Sedangkan pada wanita berfungsi untuk melekatkan telur dan membawa anaknya. Saluran pencernaan udang terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.Mulut dan esofagus terletak di bagian bawah sefalotoraks. Lambung (terletak di sefalotoraks) dan usus (terletak di abdomen) berada disepanjang bagian dorsal tubuh. Hati yang merupakan kelanjar pencernaan terletak di bagian toraks dan abdomen. Makanan udang berupa berudu, larva, serangga, dan ikan-ikan kecil. Sisa metabolisme dikeluarkan melalui alat kelenjar hijau yang terletak di kepalanya. Pernapasan dilakukan dengan insang yang terdapat di bagian ventral tubuhnya dekat kaki. Sistem peredaran darah terdiri dari jantung, pembuluh darah, dan sinus yang rongganya berdinding tipis.Organ kelamin bersifat dioseus. i) Insecta Insecta (dalam bahasa latin, insecti = serangga).Banyak anggota hewan ini sering kita jumpai disekitar kita, misalnya kupu-kupu, nyamuk, lalat, lebah, semut, capung, jangkrik, belalang,dan lebah.Ciri khususnya adalah kakinya yang berjumlah enam buah. Karena itu pula sering juga disebut hexapoda. Insecta dapat hidup di bergagai habitat, yaitu air tawar, laut dan darat. Hewan ini merupakan satu-satunya kelompok invertebrata yang dapat terbang. Insecta ada yang hidup bebas dan ada yang sebagai parasit. Tubuh Insecta dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu kaput, toraks, dan abdomen. Kaput memiliki organ yang berkembang baik, yaitu adanya sepasang antena, mata majemuk (mata faset), dan mata tunggal (oseli).Insecta memiliki organ perasa disebut palpus. Insecta yang memiliki syap pada segmen kedua dan ketiga.Bagian abdomen Insecta tidak memiliki anggota tubuh. Pada abdomennya terdapat spirakel, yaitu lubang pernapasan yang menuju tabung trakea. Trakea merupakan alat pernapasan pada Insecta. Pada abdomen juga terdapat tubula malpighi, yaitu alt ekskresi yang melekat pada posterior saluran pencernaan.Sistem sirkulasinya terbuka. Organ kelaminnya dioseus. 2. VertebrataVertebrata adalah subfilum dari chordata, mencakup semua hewan yang memiliki tulang punggung terdiri dari tulang. Vertebrata adalah subfilum terbesar dari chordata. Pada vertebrata dapat dimasukkan ke dalam semua jenis ikan (kecuali remang, belut Jeung, “lintah laut”, atau hagfish), amfibi, reptil, burung, dan mamalia. Kecuali untuk jenis ikan, vertebrata diketahui memiliki dua pasang kaki. Vertebrata memiliki sistem yang terdiri dari banyak pasangan massa otot, dan juga sistem saraf pusat yang biasanya terletak di tulang belakang. Sistem pernapasan menggunakan insang atau paru-paru.
Klasifikasi Vertebrata Kerajaan hewan (kingdom animalia) kelompok vertebrata terdiri dari lima kelompok, yaitu ikan (Pisces), katak (amfibi), binatang melata (reptil), burung (Aves) dan mamalia (binatang menyusui). 1. Kelompok Ikan Ikan adalah organisme akuatik yang memiliki tubuh ramping. Tubuhnya memiliki bingkai dalam dan luar bingkai dalam bentuk skala. permukaan licin tubuhnya, dan bernapas dengan insang. Di sisinya adalah garis lateral sebagai indera untuk menentukan kedalaman dan tekanan air. Alat gerak dalam sirip bentuk dan ekor. Ikan termasuk hewan berdarah dingin karena suhu tubuh mereka bervariasi sesuai dengan suhu lingkungan mereka. Ikan Kelas dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu ikan tanpa rahang, ikan bertulang rawan dan ikan bertulang. Tanpa rahang ikan yaitu belut laut memiliki mulut bulat dilapisi dengan gigi tajam untuk menghisap darah dan merobek tubuh mangsanya. ikan bertulang rawan hiu, ikan pari, dan ikan todak. Hiu memiliki kerangka yang terbuat dari tulang rawan dan kulit yang ditutupi oleh bentukan gigi. Hiu termasuk ikan yang memiliki gerak kecepatan tinggi dan termasuk ikan predator ganas. ikan bertulang ikan memiliki kerangka yang terdiri dari tulang keras atau tulang sejati. Selain itu, ikan bertulang juga memiliki luar kerangka dalam bentuk sisik berbentuk datar yang menutupi tubuh. Kelompok ikan ini adalah sekelompok ikan terbesar. 2. Amfibi Hewan termasuk amfibi adalah hewan yang dapat hidup di darat dan di air. Ketika berkembang biak, amfibi melepaskan telur dan sperma di dalam air sehingga terjadi pembuahan di luar tubuh. Hasil pembuahan menjadi amfibi larva (berudu) yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Sebagai orang dewasa, amfibi bernapas dengan paru-paru. Demikian pula, ikan, amfibi juga termasuk hewan berdarah dingin. Amfibi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu salamander, katak dan kodok. Perbedaan katak dengan kodok adalah katak hidup selalu dalam basah atau lembab, sementara kodok hidup di tempat yang kering. 3. Reptil Ciri-ciri kelompok reptil yang bernapas dengan paru-paru dan tubuh ditutupi oleh kulit bersisik. kura-kura tubuh dan kura-kura dilindungi oleh carapace pelindung. Reptil berkembang biak dengan bertelur. Bersama dengan reptil ikan dan amfibi, termasuk hewan berdarah dingin. Reptil terdiri dari:
4. Burung Alat gerak burung adalah sayap depan, sedangkan bagian belakang kaki alat gerak berupa ditutupi dengan sisik. bulu burung terdiri dari protein yang disebut keratin. Bulu berguna sebagai tahan panas dan sempurna untuk tubuh burung. Bentuk burung kaki disesuaikan dengan berbagai adaptasi dan cara mendapatkan makanan. Burung pemangsa telah melengkung cakar yang menayangkan mencengkeram dan menghancurkan mangsa, seperti elang. perenang burung telah berselaput kemudi kaki, misalnya bebek. Burung yang memiliki jari ke arah belakang, sehingga mencengkeram objek inangnya, misalnya kutilang, kakatua. Burung memiliki paruh. paruh macam burung disesuaikan dengan jenis makanan. Nuri paruh berguna untuk memecahkan biji, paruh finch berguna untuk mematuk cacing, bangau paruh berguna untuk ikan mangsa yang berada di air, bebek berguna ketika mencari makanan, dan paruh elang berguna untuk merobek daging menjadi kecil sayatan. Karakteristik lain dari burung, yang meliputi hewan homelterm (berdarah panas). Artinya, suhu tubuh tetap konstan (tetap) setelah suhu lingkungan yang berubah, sedangkan ikan, amfibi, dan reptil termasuk poikilotherm (berdarah dingin). 5. Mamalia (Primata) Ciri utama dari mamalia adalah memiliki kelenjar susu, rambut (bukan bulu), bernapas dengan paru-paru, melahirkan, dan berdarah panas (homeiterm). Demikianlah pembahasan mengenai Kingdom Animalia – Ciri, Struktur, Klasifikasi dan Contoh semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂 |