Berikut adalah ketimpangan sosial yang ada di indonesia kecuali..… *

Ketimpangan sosial atau Kesenjangan sosial adalah suatu keadaan di mana terjadi kesenjangan, ketimpangan, ataupun ketidaksamaan akses untuk memanfaatkan sumber daya yang terjadi dalam suatu masyarakat. Ketimpangan sosial berarti tidak seimbang atau terjadi jarak di tengah masyarakat. Hal ini disebabkan adanya perbedaan status sosial, ekonomi, maupun budaya.[1]

Berikut adalah ketimpangan sosial yang ada di indonesia kecuali..… *

Peta dunia yang menunjukkan Indeks Pengembangan Manusia terkait Kesenjangan 2014. Indeks tersebut menangkap Pengembangan Manusia dari rata-rata orang dalam masyarakat, yang kurang saat terdapat kesenjangan dalam persebaran kesehatan, pendidikan dan pendapatan.

Kesenjangan sosial terjadi saat sumber daya yang ada di dalam suatu masyarakat tidak tersebar secara merata, yang menimbulkan pola-pola khusus berdasarkan kategori-kategori yang ditetapkan secara sosial. Kesenjangan sosial dihasilkan oleh perbedaan kekuasaan, agama, kekerabatan, martabat, ras, etnisitas, gender, usia dan golongan. Kesenjangan sosial berkaitan dengan kesenjangan ekonomi, yang biasanya dideskripsikan atas dasar distribusi pemasukan atau kekayaan yang tidak merata, merupakan jenis kesenjangan sosial yang sering diteliti. Ilmu ekonomi dan sosiologi secara aktif menggunakan pendekatan-pendekatan yang berbeda untuk meneliti dan menjelaskan kesenjangan ekonomi. Namun, sumber daya alam dan sosial selain sumber daya ekonomi murni juga tak tersebar secara merata dalam sebagian besar masyarakat dan dapat menghasilkan status sosial yang berbeda-beda. Norma-norma alokasi dapat berdampak pada distribusi hak dan kewajiban, kekuasaan sosial, akses pada barang-barang publik seperti pendidikan atau sistem yudisial, perumahan, transportasi, kredit dan jasa keuangan seperti perbankan dan barang dan jasa sosial lainnya.

  • Abel, T (2008). "Cultural capital and social inequality in health". Journal of Epidemiology and Community Health. 62 (7): e13. doi:10.1136/jech.2007.066159. 
  • Acker, Joan (1990). "Hierarchies, jobs, bodies: a theory of gendered organizations". Gender and Society. 4: 139–58. doi:10.1177/089124390004002002. 
  • Bourdieu, Pierre. 1996.The State Nobility: Elite Schools in the Field of Power, translated by Lauretta C. Clough. Stanford: Stanford University Press.
  • Brennan, S (2009). "Feminist Ethics and Everyday Inequalities". Hypatia. 24 (1): 141–159. doi:10.1111/j.1527-2001.2009.00011.x. 
  • Brenner, N (2010). "Variegated neoliberalization: geographies, modalities, pathways". Global networks. 10 (2): 182–222. doi:10.1111/j.1471-0374.2009.00277.x. 
  • Coburn, D (2004). "Beyond the income inequality hypothesis: class, neo-liberalism, and health inequalities". Social Science & Medicine. 58 (1): 41–56. doi:10.1016/s0277-9536(03)00159-x. 
  • Esping-Andersen, Gosta. 1999. "The Three Worlds of Welfare Capitalism." In The Welfare State Reader edited by Christopher Pierson and Francis G. Castles. Polity Press.
  • Wilkinson, Richard; Pickett, Kate (2009). The Spirit Level: Why More Equal Societies Almost Always Do Better. Allen Lane. ISBN 978-1-84614-039-6. 
  • Frankfurt, H (1987). "Equality as a Moral Ideal". Ethics. 98 (1): 21–43. doi:10.1086/292913. 
  • Cruz, Adrienne and Sabine Klinger (2011). Gender-based violence in the world of work International Labour Organization
  • Goldthorpe, J. H. (2010). "Analysing Social Inequality: A Critique of Two Recent Contributions from Economics and Epidemiology". European Sociological Review. 26 (6): 731–744. doi:10.1093/esr/jcp046. 
  • Irving, D (2008). "Normalized transgressions: Legitimizing the transsexual body as productive". Radical History Review. 100: 38–59. doi:10.1215/01636545-2007-021. 
  • Jin, Y.; Li, H.; et al. (2011). "Income inequality, consumption, and social-status seeking". Journal of Comparative Economics. 39 (2): 191–204. doi:10.1016/j.jce.2010.12.004. 
  • Lazzarato, M (2009). "Neoliberalism in Action: Inequality, Insecurity and the Reconstitution of the Social". Theory, Culture & Society. 26 (6): 109–133. doi:10.1177/0263276409350283. 
  • Mandel, Hadas (2012). "Winners and Losers: The Consequences of Welfare State Policies for Gender Wage Inequality". European Sociological Review. 28: 241–262. doi:10.1093/esr/jcq061. 
  • Ortiz, Isabel & Matthew Cummins. 2011. Global Inequality: Beyond the Bottom Billion – A Rapid Review of Income Distribution in 141 Countries. United Nations Children's Fund (UNICEF), New York.
  • Pakulski, J.; Waters, M. (1996). "The Reshaping and Dissolution of Social Class in Advanced Society". Theory and Society. 25 (5): 667–691. doi:10.1007/bf00188101. 
  • Piketty, Thomas (2014). Capital in the 21st century. Belknap Press.
  • Sernau, Scott (2013). Social Inequality in a Global Age (4th edition). Thousand Oaks, CA: Sage.
  • Stanley, E. A. 2011. "Fugitive flesh: Gender self-determination, queer abolition, and trans resistance." In E. A. Stanley & N. Smith (Eds.), Captive genders: Trans embodiment and the prison industrial complex (pp. 1–14). Edinburgh, UK: AK Press.
  • Stiglitz, Joseph. 2012. The Price of Inequality. New York: Norton.
  • United Nations (UN) Inequality-adjusted Human Development Report (IHDR) 2013. United Nations Development Programme (UNDP).
  • Weber, Max. 1946. "Power." In Max Weber: Essays in Sociology. Translated and Edited by H.H. Gerth and C. Wright Mills. New York: Oxford University Press.
  • Weeden, K. A.; Grusky, D. B. (2012). "The Three Worlds of Inequality". American Journal of Sociology. 117 (6): 1723–1785. doi:10.1086/665035. 
  • Wright, E. O. (2000). "Working-Class Power, Capitalist-Class Interests, and Class Compromise". American Journal of Sociology. 105 (4): 957–1002. doi:10.1086/210397. 
  • Inequality watch
  • "Wealth Gap" - A Guide Diarsipkan 2014-07-14 di Wayback Machine. (January 2014), AP News
  • Guardian.com/business/2015/jan/19/global-wealth-oxfam-inequality-davos-economic-summit-switzerland New Oxfam report says half of global wealth held by the 1% Diarsipkan 2015-11-03 di Wayback Machine. (2015-01-19). "Oxfam warns of widening inequality gap." The Guardian
  • How Much More (Or Less) Would You Make If We Rolled Back Inequality? (January 2015). "How much more (or less) would families be earning today if inequality had remained flat since 1979?" National Public Radio
  • OECD - Education GPS: Gender differences in education
  1. ^ Media, Kompas Cyber. "Ketimpangan Sosial: Pengertian, Bentuk, dan Faktornya Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2020-11-16. 

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kesenjangan_sosial&oldid=19581726"

Pahamifren, sebelum membahas materi Sosiologi kelas 12 tentang pengertian dan bentuk-bentuk ketimpangan sosial, coba deh kamu bayangkan fenomena berikut:

Di antara kamu pasti pernah melihat kondisi kehidupan masyarakat yang sangat kontras kan? Misalnya, saat kamu berada di kota-kota besar di Indonesia, kamu akan melihat gedung-gedung mewah dan orang-orang berpenampilan rapi. Sementara, di sekitar gedung-gedung mewah tadi, terdapat pemukiman kumuh.

Sebagian besar penduduk di pemukiman itu bekerja serabutan, misalnya pengamen, pedagang kaki lima, dan buruh pasar. Nah, dari fenomena tersebut, kamu dapat melihat adanya perbedaan sosial yang sangat mencolok, kan? Fenomena semacam ini menjadi satu di antara contoh bentuk-bentuk ketimpangan sosial yang paling mudah kita temui.

Pengertian dan Bentuk-Bentuk Ketimpangan Sosial

Secara umum, ketimpangan sosial diartikan sebagai kondisi adanya ketidakseimbangan atau jarak yang terjadi di tengah-tengah masyarakat yang disebabkan oleh adanya perbedaan status sosial, ekonomi, maupun budaya.

Seperti yang sudah dijelaskan tadi, contoh bentuk-bentuk ketimpangan sosial ini bisa kamu lihat dalam kehidupan sehari-hari, seperti adanya perbedaan sosial antara si kaya dan si miskin, hukum yang tidak adil bagi masyarakat kalangan bawah, perbedaan akses pendidikan di kota dan di desa, perbedaan fasilitas publik di kota dan di desa, dan sebagainya.

Pengertian Ketimpangan Sosial Menurut Para Ahli

Biar kamu lebih jelas memahami pengertian ketimpangan sosial, berikut definisi ketimpangan sosial menurut para ahli yang perlu kamu ketahui.

  • Budi Winarno mendefinisikan ketimpangan sosial sebagai kegagalan pembangunan di era globalisasi untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikis warga.
  • Jonathan Haughton mendefinisikan ketimpangan sosial sebagai bentuk ketidakadilan yang terjadi dalam proses pembangunan.
  • Roichatul Aswidah mendefinisikan ketimpangan sosial sebagai dampak residual dari proses pertumbuhan ekonomi.
  • William Ogburn mendefinisikan ketimpangan sosial sebagai perubahan sosial yang melibatkan unsur-unsur dalam masyarakat yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain.
  • Andrinof A. Chaniago mendefinisikan ketimpangan sosial sebagai buah dari pembangunan yang berfokus pada ekonomi dan melupakan aspek sosial.

Bentuk-Bentuk Ketimpangan Sosial

Andrinof A. Chaniago menyebutkan ada enam bentuk ketimpangan sosial. Bentuk-bentuk ketimpangan sosial tersebut, antara lain:

Ketimpangan Pengembangan Diri Manusia

Bentuk ketimpangan ini menjadi faktor yang sangat berpengaruh pada kesejahteraan seseorang. Ketimpangan pengembangan diri manusia biasanya disebabkan oleh rendahnya pendidikan seseorang, yang bisa memengaruhi pola pikir seseorang tersebut. Tanpa pendidikan yang bagus, seseorang dapat menjadi pemalas, pesimis, dan mudah menyerah.

Ketimpangan Antara Desa dan Kota

Ketimpangan antara desa dan kota bisa terlihat jelas dari perbedaan pembangunan infrastruktur di kedua wilayah tersebut. Pembangunan infrastruktur di kota tampak lebih masif dan cepat dibandingkan di desa.

Ketimpangan ini akhirnya menyebabkan banyaknya masyarakat desa pindah ke kota demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Ketimpangan antara desa dan kota ini juga dipengaruhi akses dan kualitas pendidikan. Akses dan kualitas pendidikan di desa yang masih minim membuat pola pikir dan kesejahteraan masyarakat desa tertinggal jauh dari masyarakat kota.

Ketimpangan Antarwilayah dan Subwilayah

Perbedaan wilayah juga menjadi bentuk ketimpangan sosial yang kerap terjadi di dunia. Subwilayah biasanya memiliki akses dan fasilitas yang lebih sedikit dibandingkan wilayah. Misalnya, pembangunan infrastruktur lebih banyak dilakukan di wilayah pusat, seperti kota Bandung, daripada subwilayah, seperti Ujungberung, Bojonagara, dan Tegalega.

Ketimpangan Antargolongan Sosial Ekonomi

Ketimpangan antar golongan sosial terjadi karena adanya perbedaan kelas sosial dan stratifikasi sosial. Misalnya, akses kesehatan dan pendidikan antara masyarakat kelas atas dan masyarakat kelas bawah sangat berbeda. Masyarakat kelas atas memiliki akses kesehatan dan pendidikan yang lebih baik dibandingkan masyarakat kelas bawah.

Ketimpangan Penyebaran Aset

Ketimpangan penyebaran aset yang tidak merata terjadi karena pendistribusiannya hanya terpusat di perkotaan, sementara di daerah-daerah biasanya sangat tertinggal. Misalnya, pembuatan jalan tol lebih banyak dilakukan di kota dibandingkan di desa.

Ketimpangan Antarsektor Ekonomi

Ketimpangan antarsektor ekonomi dapat kamu lihat dari perbedaan lapangan pekerjaan, pendapatan masyarakat, sektor budaya dan pariwisata. Bentuk ketimpangan inilah yang banyak membentuk strata masyarakat berdasarkan status sosial.

Faktor Penyebab Ketimpangan Sosial

Selain pengertian dan bentuk-bentuk ketimpangan sosial, kamu perlu mengetahui faktor penyebab ketimpangan sosial. Faktor penyebab ketimpangan sosial ini dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Mari kita bahas dua faktor tersebut satu per satu, ya.

Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Faktor ini berupa rendahnya kualitas sumber daya manusia yang disebabkan oleh tingkat pendidikan atau keterampilan yang rendah, kesehatan yang rendah, serta adanya hambatan budaya (budaya kemiskinan).

Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar kemampuan seseorang. Hal ini bisa berupa birokrasi atau kebijakan pemerintah yang membatasi akses seseorang. Misalnya, ketimpangan sosial terjadi bukan karena seseorang malas bekerja, melainkan ada sistem yang membatasi seseorang untuk bisa mendapat pekerjaan tersebut.

Dampak Ketimpangan Sosial

Ketimpangan sosial menjadi sebuah permasalahan kompleks yang dapat berdampak negatif bagi masyarakat luas. Dampak ketimpangan sosial di masyarakat bisa berupa kualitas pendidikan masyarakat yang semakin rendah, tingkat kriminalitas semakin tinggi, kemiskinan, dan dekadensi moral. Apabila dibiarkan terus menerus, hal ini akan mengganggu proses pembangunan ekonomi suatu negara.

Demikian pembahasan materi Sosiologi kelas 12 tentang pengertian dan bentuk-bentuk ketimpangan sosial yang perlu kamu ketahui. Bagi kamu yang ingin mendapatkan materi-materi pelajaran lainnya, kamu bisa mendapatkannya di aplikasi belajar online Pahamify. Ada ratusan video pembelajaran berkonsep gamifikasi yang bikin belajar kamu makin mudah dan mengasyikkan!

Nah, buat kamu pejuang UTBK 2021, kamu bisa mencoba berbagai latihan soal UTBK terbaru lewat fitur Try Out Online Gratis Pahamify. Tunggu apalagi, download aplikasi Pahamify sekarang!

Penulis: Salman Hakim Darwadi