Berikut ini adalah tanda tanda khas anak yang mengalami kekurangan protein kwashiorkor kecuali

Penyakit kwashiorkor umumnya terjadi pada anak-anak akibat kekurangan nutrisi dan dapat memicu masalah yang cukup serius. Orang dengan penyakit ini biasanya memiliki penampilan sangat kurus di semua bagian tubuh, kecuali perut yang membengkak karena cairan.

Anak-anak dengan kondisi ini mungkin tidak tumbuh atau berkembang dengan baik selama sisa hidupnya. Namun, kebanyakan orang yang terkena kwashiorkor dapat sembuh total jika dirawat lebih awal.

Baca juga: Gejala-gejala Fatty Liver: Picu Tidak Nyaman di Perut dan Kelelahan

Apa itu penyakit kwashiorkor?

Penyakit kwashiorkor yakni bentuk malnutrisi yang terjadi karena kekurangan protein. Kekurangan protein yang parah ini bisa menyebabkan retensi cairan, sehingga membuat perut menjadi terlihat kembung.

Biasanya, pembengkakan akan dimulai dari kaki. Namun bisa juga melibatkan seluruh tubuh, termasuk bagian wajah.

Oleh karena itu, seorang anak dengan kondisi ini akan memiliki kondisi fisik yang khas terutama penampilan fisik sangat kurus. Ini karena hilangnya massa otot dan jaringan lemak.

Dikutip dari Healthline, kwashiorkor dikenal juga sebagai malnutrisi edematous karena berhubungan dengan edema atau retensi cairan. Kondisi ini merupakan gangguan nutrisi yang paling sering terlihat di daerah rentan mengalami kelaparan.

Penyebab umum penyakit kwashiorkor

Penyebab penyakit kwashiorkor disebabkan oleh kekurangan protein dalam makanan. Perlu dipahami, setiap manusia membutuhkan protein dalam makanan agar tubuh dapat memperbaiki sel dan membuat sel baru.

Tubuh manusia yang sehat akan meregenerasi sel dengan cara ini secara konstan. Protein ini sangatlah penting untuk pertumbuhan selama masa kanak-kanak serta kehamilan.

Jika tubuh kekurangan protein, maka pertumbuhan dan fungsi tubuh normal akan mulai terhenti dan kwashiorkor dapat berkembang.

Penyakit kwashiorkor biasanya terjadi setelah seorang anak berhenti menyusui dan sebelum mereka mencapai usia 4 tahun. Hal ini mungkin terjadi karena anak tidak lagi mendapatkan nutrisi dan protein yang sama dari makanannya.

Bagaimana gejala dari penyakit kwashiorkor?

Selain perut kembung akibat berisi cairan, penyakit kwashiorkor juga ditandai dengan beberapa gejala umum lainnya. Anak-anak dengan kwashiorkor seringkali memiliki sedikit lemak tubuh, namun tidak selalu demikian.

Edema dapat menutupi seberapa kecil berat badan yang dimiliki seorang anak. Anak tersebut mungkin tampak memiliki berat badan yang khas atau bahkan lebih gemuk namun penampilan ini bengkak karena cairan bukan lemak maupun otot.

Ada berbagai gejala atau tanda umum lain yang mungkin akan dialami oleh penderita kwashiorkor. Nah, beberapa gejala umum penyakit kwashiorkor yang perlu diketahui, antara lain sebagai berikut:

1. Penurunan selera makan

Seseorang yang menderita kwashiorkor sudah terbiasa untuk menerima asupan nutrisi dan protein. Oleh karena itulah, selera makan akan perlahan-lahan menghilang karena tubuh sudah terbiasa untuk tidak menerima asupan nutrisi maupun protein.

2. Perubahan warna rambut

Selain hilang selera makan, kondisi kwashiorkor juga akan membuat kondisi fisik penderitanya berubah yakni pada warna rambut. Perubahan pada warna rambut ini disebabkan oleh dehidrasi dan akan membuatnya kering serta mudah rontok.

3. Tungkai kaki membengkak

Masalah kwashiorkor akan menyebabkan terjadinya pembengkakan pada perut ,serta tungkai kaki karena cairan. Tak hanya itu, pembengkakan yang terjadi pada tungkai ini jika ditekan akan meninggalkan bekas jari.

4. Kekurangan otot dan jaringan lemak

Tak hanya perut buncit, salah satu tanda umum lainnya akibat menderita kwashiorkor adalah hilangnya massa otot. Tubuh juga menjadi terlihat sangat kurus karena jaringan lemak ikut menghilang akibat kekurangan nutrisi serta protein.

5. Tidak semangat dan mudah lesu

Seorang anak yang menderita kondisi ini akan terlihat tidak bersemangat sehingga sangat mudah lesu. Jika kelesuan sudah terjadi, maka anak mudah tersinggung dan sulit untuk berinteraksi dengan yang lainnya.

Sementara itu, penderita kwashiorkor akan memiliki kondisi dermatosis atau lesi kulit yang pecah, berisik, tidak, merata, dan rusak. Infeksi kulit juga sering terjadi dengan penyembuhan luka yang cukup lambat.

Bagaimana dokter mendiagnosis penyakit ini?

Saat mendiagnosis penyakit kwashiorkor pada anak-anak, dokter memulai dengan mengambil riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter mungkin juga akan mencari keberadaan lesi atau ruam kulit yang khas, serta edema pada tungkai kaki dan terkadang wajah atau lengan.

Sebelum pemeriksaan, dokter akan mengukur bagaimana berat badan anak berhubungan dengan tinggi badan. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meminta tes darah untuk mengetahui kadar elektrolit, kreatinin, protein total, dan prealbumin.

Setelah itu, tes lain dapat dilakukan untuk mencari kerusakan otot dan menilai fungsi ginjal, kesehatan secara keseluruhan, dan pertumbuhan lebih lanjut.

Beberapa tes yang dimaksud ini, meliputi gas darah arteri nitrogen urea darah atau BUN, tingkat kreatinin dalam darah, kadar kalium dalam darah, urinalisis, dan hitung darah lengkap atau CBC.

Anak-anak dengan kwashiorkor cenderung memiliki kadar gula darah serta kadar protein, natrium, seng, dan magnesium yang rendah. Karena itu, biasanya pemeriksaan dilakukan untuk mendiagnosis penyakit dari gejala fisik anak dan pola makan yang dijalani.

Penanganan penyakit kwashiorkor

Meskipun kwashiorkor merupakan kondisi yang berkaitan dengan malnutrisi, memberi makan anak atau orang dewasa tidak akan memperbaiki kekurangan dan efek dari kondisi tersebut.

Jika seorang anak telah lama hidup tanpa protein dan nutrisi yang cukup, maka akan mengakibatkan kesulitan makan.

Oleh karena itu, sangat penting untuk memperkenalkan kembali makanan dengan hati-hati untuk menghindari sindrom pemberian makan atau refeeding.

Sindrom refeeding ini melibatkan perpindahan elektrolit dan cairan yang mengancam jiwa dimana terjadi dengan pemberian makan kembali secara cepat pada individu yang kekurangan gizi.

Banyak anak dengan kwashiorkor juga akan mengembangan intoleransi laktosa. Akibatnya, mereka mungkin perlu menghindari produk susu atau mengonsumsi enzim agar tubuh dapat menerima kembali nutrisi yang masuk tersebut.

Adakah komplikasi akibat penyakit kwashiorkor?

Perlu diketahui, penyakit kwashiorkor yang tidak mendapatkan perawatan tepat bisa memicu munculnya komplikasi. Jika perawatan terlambat dilakukan, seorang anak mungkin bisa mengalami cacat fisik dan mental secara permanen.

Beberapa komplikasi lain yang mungkin dialami, yakni masalah kardiovaskular, infeksi saluran kemih, masalah gastrointestinal, hati yang membesar, hilangnya fungsi sistem kekebalan, dan ketidakseimbangan elektrolit.

Bahkan dengan pengobatan, anak-anak yang pernah mengalami kwashiorkor mungkin tidak akan pernah mencapai potensi pertumbuhan dan tinggi badan sepenuhnya.

Kondisi ini juga membuat seseorang menjadi lebih rentan terhadap infeksi yang bersama dengan sistem kekebalan tubuh dapat menyebabkan komplikasi mengancam jiwa.

Baca juga: Biduran pada Bayi: Penyebab Umum hingga Perawatan Rumahan yang Bisa Diterapkan!

Pencegahan penyakit kwashiorkor

Penyakit kwashiorkor bisa dicegah dengan memastikan asupan kalori dan makanan kaya protein cukup untuk tubuh. Oleh karena itu, biasakan untuk mengonsumsi makanan dengan benar dan mengikuti pedoman diet jika ingin menjaga berat badan ideal.

Nah, beberapa protein dapat dengan mudah ditemukan dalam makanan seperti makanan laut, telur, daging tanpa lemak, kacang polong, dan biji-bijian.

Dalam beberapa kasus, gejala mungkin juga akan disertai dengan tanda penganiayaan lainnya berupa memar dan patah tulang. Jika pencegahan belum berhasil menghindari dari kondisi kwashiorkor ini, maka lakukanlah pemeriksaan segera bersama dokter ahli.

Dokter umumnya akan mendiagnosis kondisi penderita untuk mengetahui penyebab yang mendasari. Biasanya, penanganan tepat akan dilakukan dengan menggunakan obat-obatan atau menerapkan pola hidup yang sehat.

Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.

Kekurangan protein pada anak juga bisa menyebabkan marasmic kwashiorkor.

Marasmic kwashiorkor sindrom gabungan antara marasmus dan kwashiorkor. Artinya, kwashiorkor dan marasmus pada anak terjadi secara bersamaan.

Anak-anak dengan sindrom gabungan ini umumnya mengalami gangguan pertumbuhan atau stunting serta memiliki gejala-gejala lainnya terkait marasmus dan kwashiorkor.

Ini termasuk pembengkakan pada bagian tubuh tertentu serta wasting pada anak.

Perut anak pun menjadi buncit bersamaan dengan area tubuh yang membengkak tersebut.

Meski begitu, masalah pada rambut dan kulit anak dengan marasmic kwashiorkor biasanya tidak separah pada penderita kwashiorkor umumnya.

4. Hipoproteinemia

Berikut ini adalah tanda tanda khas anak yang mengalami kekurangan protein kwashiorkor kecuali

Hipoproteinemia adalah kondisi ketika kadar protein dalam darah sangat rendah.

Kondisi ini bisa terjadi pada anak yang kurang gizi, termasuk kekurangan protein.

Meski begitu, kadar protein yang rendah dalam darah juga bisa terjadi karena masalah kesehatan tertentu, seperti penyakit ginjal, penyakit hati, penyakit celiac, dan penyakit Crohn.

Adapun gejala kekurangan protein atau hipoproteinemia pada anak bisa bervariasi, dari ringan hingga berat.

Berikut adalah gejala-gejala hipoproteinemia yang dimaksud.

  • Kelelahan.
  • Gampang sakit dan infeksi.
  • Pembengkakan di kaki atau pergelangan kaki.
  • Berat badan anak menurun.
  • Nafsu makan menurun.

Perlu Anda pahami, gejala-gejala yang di atas memang mirip dengan kondisi medis lainnya.

Jadi, selalu konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.