Teks anekdot adalah cerita singkat yang mengandung humor atau unsur lucu yang memiliki maksud untuk mengkritik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, anekdot merupakan cerita singkat yang menarik.
Teks anekdot biasanya bertopik tentang politik, layanan publik, lingkungan, sosial, dan yang lainnya. Teks anekdot juga tidak hanya berbentuk cerita, tapi bisa juga berbentuk dialog singkat antar tokoh yang memberikan kesan humor, amanat, pesan moral, hingga kebenaran.
Berikut di bawah ini ciri-ciri dan kaedah kebahasannya yang perlu diketahui.
Dilansir dari situs Kemendikbud, ciri bahasa teks anekdot menggunakan kata yang menduduki fungsi keterangan waktu yang menunjukan masa lalu atau lampau, menggunakan kata seru untuk menunjukan ekspresi seperti terkejut, kagum, dan lainnya. Selain itu menggunakan ungkapan bahasa seperti kata, frasa, kalimat yang maknanya dianggap lucu dan menyebabkan orang tertawa.
Maka, jika dirangkum teks anekdot sendiri memiliki ciri-ciri, diantaranya:
Menghibur dan mengundang gelak tawa pendengar
Tidak menyinggung pembaca atau pendengar yang diceritakan saat kritik halus
Menginspirasi pembaca atau pendengar dalam menyampaikan protes atas ketidaksetujuan dengan cara santun
Media penyampaian pandangan, aspirasi dan humor ke publik
Menampilkan tokoh-tokoh yang dapat diidentifikasi dalam kehidupan sehari-hari
Bersifat humoris, lucu, menggelitik, lelucon tapi menyindir
Kaidah Kebahasaan Teks Anekdot
Teks anekdot memiliki kaidah kebahasaan, yaitu:
Memakai kata keterangan (adverb) bentuk lampau
Menggunakan kata kerja lampau
Menggunakan kiasan atau gaya bahasa metafora
Bersifat naratif yang diceritakan secara runtut
Menggunakan kata penghubung dan tanda baca sesuai kaidah
Menggunakan kata sifat, kata benda, dan kata majemuk
Bisa dilengkapi dengan pertanyaan retorik
Menggunakan bahasa informal atau bahasa sehari-hari
Memadukan antara fakta dan kejadian
Itulah uraian mengenai ciri-ciri dan kaidah kebahasaan teks anekdot. Semoga bermanfaat ya!