Berikut ini yang bukan merupakan persoalan yang dibahas dalam ekonomi makro yaitu

Artikel ini membahas 5 Permasalahan Ekonomi Makro di Indonesia. Permasalahan ekonomi makro yang tidak segera ditangani dengan serius, dapat menimbulkan efek samping yang parah. Tidak hanya berdampak pada ekonomi nasional, tetapi masyarakat pun juga mengalami beberapa kesulitan di banyak sektor. 

Lantas apa saja sih permasalahan ekonomi makro? Berikut adalah beberapa permasalahan yang dapat mengancam jika tidak segera ditindaklanjuti. 

5 Permasalahan Ekonomi Makro di Indonesia

Berikut ini beberapa permasalahan ekonomi makro yang sering terjadi bahkan bukan hanya di Indonesia.

1. Pertumbuhan Ekonomi Terganggu 

Dampak dari permasalahan ekonomi makro yang merasakan dampak adalah kalangan bisnis, pengusaha dan produksi. Misalnya pabrik besar dan perusahaan maupun usaha bisnis lainnya. Tidak dapat dipungkiri, jika perusahaan mengalami kesulitan sampai terjadi kebangkrutan, dampak paling luas pun akan merambah ke pertumbuhan ekonomi. 

Ketika pertumbuhan ekonomi terganggu tentu saja akan berdampak pada pertumbuhan sektor perekonomian yang lain. Contoh kasus yang hangat kita rasakan saat ini. Kasus masker akibat pandemic corona. Karena virus Covid-19 harga semakin melambung tinggi. 

Masyarakat rela berdesak-desakan membeli masker, sekalipun dengan harga yang sangat tinggi. Pihak penjual pun memanfaatkan momen ini untuk meraup keuntungan tiga bahkan empat kali lipat dari hari biasa. Sedangkan dari pihak pabrik, tidak bisa memproduksi masker dengan permintaan sangat tinggi dalam waktu singkat. 

Alasannya tentu saja dari segi operator karyawan, tingginya permintaan masker 10 kali lipat lebih banyak, didukung dengan pembelian bahan pokok untuk memproduksi masker. Skala lebih kompleks lagi, permasalahan ekonomi makro tentu saja akan mengganggu kelangsungan bisnis pemula maupun pelaku bisnis lama. 

Baca juga : Perbedaan Ekonomi Mikro Dan Makro yang Wajib Kamu Tahu

2. Tajamnya Angka Pengangguran dan Kemiskinan 

Permasalahan ekonomi makro yang tidak dapat dihindari, semakin banyak pengangguran. Akibat perusahaan yang tidak mampu bersaing dan bertahan, akhirnya bangkrut. Mau tidak mau harus melakukan PHK karyawan demi bisa berdiri. Harusnya bisa merekrut karyawan baru, justru menambah angka pengangguran. 

Padahal, satu perusahaan anggap saja bisa mempekerjakan 35 karyawan. Jika dikalikan 10 perusahaan sudah berapa karyawan yang diserap? Sedangkan jika 10 perusahaan hanya tersisa 5 perusahaan yang bertahan, sisanya bangkrut, maka akan menyumbang 175 karyawan menganggur. 

Ada satu hal yang perlu kita pahami kenapa terjadi perusahaan atau usaha bisnis yang mengalami kebangkrutan? Jawabannya sederhana. Karena banyak perusahaan yang menjual produk barang mereka untuk kalangan masyarakat menengah ke bawah. Sedangkan di masa sulit, di sektor lain juga banyak yang melakukan pengurangan karyawan (angka pengangguran meningkat). Baca selengkapnya penyebab terjadinya pengangguran.

Maka hasil perekonomian uang pun juga mengenai dampak. Tingkat jual beli semakin menurun, karena tidak ada sirkulasi uang. Tentu saja angka kemiskinan pun juga semakin besar. Banyak masyarakat bawah yang kesulitan makan akibat pekerjaan yang sulit. Realitanya memang angka kemiskinan di Indonesia lebih tinggi. 

Baca juga : 9 Rekomendasi Buku Ekonomi Best Seller

Berikut ini yang bukan merupakan persoalan yang dibahas dalam ekonomi makro yaitu

3. Terjadinya Krisis Nilai Tukar Uang Terhadap Utang Luar Negeri 

Seperti yang kamu tahu bahwa Indonesia memiliki permasalahan ekonomi makro. Salah satunya bentuk utang ke luar negeri. Nah, ketika terjadi permasalahan ekonomi makro, maka bisa menimbulkan krisis nilai tukar, dimana devisa negara akan mendapatkan dampak terburuk. 

Devisa negara salah satu sektor yang akan mendapatkan dampak terburuknya. Selain itu juga, dampak ini juga akan dirasakan oleh investor maupun perusahaan yang memiliki kerjasama luar negeri atau menjalankan kerjasama ekspor impor penjualan. Tentu saja mereka akan mengalami masalah yang sangat serius. 

Tidak perlu jauh-jauh, contoh sederhana perusahaan yang ada di Indonesia mendapatkan suntikan dana dari pihak luar. Ketika terjadi permasalahan ekonomi makro, maka suntikan dana yang sudah diberikan akan ditarik atau dikembalikan. Jika suntikan sedikit mungkin tidak masalah, bagaimana jika nominalnya banyak? Tentu saja ini bisa berdampak langsung terhadap keberlangsungan perusahaan sekaligus anak karyawannya. 

Belum lagi masalah utang di luar negeri. Tidak hanya utang negara, perusahaan yang memiliki utang di luar negeri pun akan mendapatkan dampak. Dimana hutang tersebut tidak mendapatkan perlindungan dari negara. Dampak buruknya, dapat menimbulkan pembengkakan utang dalam sekali waktu saja. 

Baca juga : Pengertian Ekonomi Makro : Tujuan dan Ruang Lingkupnya

4. Terjadi Inflasi 

Terjadinya inflasi tinggi akan berpengaruh pada tingginya utang luar negeri yang mempengaruhi dunia perbankan di Indonesia. Bentuk kesulitan yang paling terasa masalah likuiditas. Akibatnya terjadi kemacetan di sektor usaha akibat terlalu besar beban utang negara. 

Perusahaan swasta maupun non swasta pun juga mendapatkan pengaruhnya. Akibat terjadinya inflasi, dimana asset-aset yang mereka miliki pun terkuras akibat tidak bisa meminjam pinjaman bank. Belum lagi dengan UKM yang tidak bisa meminjam uang atau mengawali usaha lewat hutang bank sebagai modal. Masalah inflasi di Indonesia pernah terjadi di tahun 2004 yang mencapai 10,5%

5. Kekalahan Daya Saing 

Dampak yang akan berpengaruh akan mengalami kekalahan daya saing. Tentu saja konteks daya saing dalam hal ini adalah daya saing melawan perusahaan besar yang memiliki power besar. Sehingga pasaran secara nasional pun menjadi lesu dan terkesan lamban. 

Berikut ini yang bukan merupakan persoalan yang dibahas dalam ekonomi makro yaitu

Masalah ini akan semakin parah jika masyarakat memiliki kebiasaan dan rasa bangga membeli akan produk-produk dari luar. Tentu saja ini akan memperlancar arus ekonomi mereka, dan mematikan perputaran ekonomi di dalam Negeri. 

Itu sebabnya di masa pandemic seperti ini, sangat disarankan untuk membeli produk UKM-UMKM untuk menyeimbangkan perekonomian. Agar tetap terjadi perputaran perekonomian. Agar ekonomi semakin menguat. Tentu saja cara ini diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi local daripada pertumbuhan ekonomi luar. Agar suplai produk domestic tetap terjaga. 

Bukan malah justru sebaliknya. Tetap mencari produk luar dalam kondisi susah. Saat masyarakat membeli produk luar, itu sama artinya membantu dalam memperlambat perputaran perekonomian dan melemahkan ekonomi di dalam negeri. Memang dari segi kualitas dan bahan, produk luar lebih baik. Tetapi dalam kondisi inflasi, bukankah seharusnya lebih mementingkan produk dalam negeri terlebih dulu. 

Namun ya kembali lagi, semua tergantung dari cara berfikir masing-masing individu. Itu pun kembali keputusan personal dan hak masyarakat dalam membeli produk. Jawaban yang pasti, produk dalam negeri harus siap untuk bersaing melawan produk-produk dari luar untuk merebut perhatian masyarakat lokal dengan produk yang dihasilkan. 

Dari beberapa permasalahan ekonomi makro di atas, tentu saja kita menjadi lebih paham, sekaligus memahami perekonomian luar negeri mampu mempengaruhi perekonomian lokal. Belum lagi ditambah dengan permasalahan yang sifatnya sangat kompleks dan luas. Tidak hanya bisa diselesaikan oleh satu dua orang. Tetapi oleh banyak pihak. 

Baca juga : Prinsip Apakah Yang Diterapkan dalam Ekonomi Islam?

Berikut ini yang bukan merupakan persoalan yang dibahas dalam ekonomi makro yaitu

Nah, semoga dengan ulasan tentang permasalahan ekonomi makro inipun membukakan wawasan. Tidak hanya melihat dari ekonomi mikronya saja. Tetapi juga dilihat secara ekonomi makro. Memang banyak berbeda permasalahan ekonomi makro dengan permasalahan ekonomi mikro. 

Nah, buat kamu yang tertarik mendalami ilmu tentang dunia perekonomian internasional, tidak ada salahnya fokus dan mempelajari cabang ilmu satu ini. Kamu bisa baca dan beli buku ekonomi dari Toko Buku Deepublish. Siapa tahu kamu salah satu calon duta untuk Indonesia.

Buku Terkait

Apa saja yang termasuk dalam ekonomi makro? Ini penjelasannya.

Termasuk salah satu cabang ilmu ekonomi dasar, sudahkah Sobat OCBC tau apa itu ekonomi makro? Dalam penerapannya, ekonomi makro adalah faktor yang dapat mempengaruhi banyak kebijakan.

Mulai dari tenaga kerja, stabilitas harga, hingga pertumbuhan perniagaan nasional. Nah, dari sini dapat dipahami bahwa penting untuk mempelajari apa itu ekonomi makro. Yuk simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

Apa itu Ekonomi Makro?

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), ekonomi adalah ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi, dan pemakaian barang atau harta, seperti keuangan, perdagangan, dan perindustrian.

Sedangkan apa itu makro merujuk pada jumlah atau ukuran yang besar. Maka dari itu, bisa disimpulkan bahwa makro ekonomi adalah bahasan ilmu ekonomi berskala besar.

Dengan kata lain, ekonomi makro adalah cabang ilmu ekonomi seputar ekonomi secara keseluruhan, termasuk kinerja, perilaku, hingga proses pengambilan keputusan. Ini juga masih berkaitan dengan penggunaan faktor produksi secara efisien agar tercipta kesejahteraan masyarakat yang maksimal.

Menurut bapak ekonomi dunia, Adam Smith, makro ekonomi adalah sebuah upaya untuk menganalisis suatu fenomena atau peristwa, biasanya guna mengetahui sebab akibat dari peristiwa tersebut.

Sementara itu, menurut Budiono penulis buku Ekonomi Makro, apa itu ekonomi makro merujuk pada cabang ilmu untuk mengetahui pertumbuhan perekonomian suatu negara serta pokok-pokok ekonominya dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Karena ekonomi makro adalah studi ekonomi secara menyeluruh dan dalam skala besar, sehingga ini sering dipakai sebagai instrumen analisis untuk merancang berbagai kebijakan terkait pertumbuhan ekonomi, tenaga kerja, inflasi, hingga keseimbangan neraca negara.

Bentuk Kebijakan Ekonomi Makro

Seperti yang disebutkan tadi, praktik ekonomi makro dipakai untuk membuat suatu kebijakan. Beberapa kebijakan dalam ekonomi makro adalah sebagai berikut.

1. Kebijakan moneter

Kebijakan pertama dari ekonomi makro adalah kebijakan moneter. Kebijakan ini juga menjadi pembeda antara ekonomi makro dan mikro. Dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Bank Indonesia sebagai bank sentral negara.

Kebijakan moneter mencakup tentang langkah-langkah pemerintah untuk mempengaruhi pengeluaran agregat, mulai dari mempengaruhi penawaran atau peredaran uang di masyarakat hingga mengubah tingkat bunga pada periode tersebut.

Singkatnya, kebijakan moneter ditujukan untuk mengukur banyaknya dana yang dikeluarkan bank sentral di suatu negara. Sebab, perputaran uang dalam bank sentral berpengaruh pada tinggi rendahnya tingkat inflasi.

Oleh sebab itu, peran kebijakan moneter dalam ekonomi makro adalah untuk menjaga laju pertumbuhan ekonomi negara.

2. Kebijakan fiskal

Dalam mempengaruhi pengeluaran agregat atau jalannya perekonomian suatu negara, pemerintah menerapkan kebijakan fiskal melalui langkah-langkah untuk mengatur pemasukan dan pengeluaran negara.

Peran kebijakan fiskal dalam ekonomi makro adalah guna mempengaruhi pendapatan nasional, tingkat investasi nasional, distribusi pendapatan nasional, dan sebagainya.

3. Kebijakan segi penawaran

Kebijakan terakhir dalam ekonomi makro adalah kebijakan segi penawaran yang lebih menekankan pada keseimbangan neraca keuangan negara atau perusahaan.

Kebijakan segi penawaran juga digunakan dalam peningkatan efisiensi kegiatan produksi suatu usaha dan gairah untuk bekerja dengan cara mengurangi pajak pendapatan rumah tangga.

Umumnya, pemerintah melaksanakan kebijakan ini melalui pemberian insentif pada perusahaan-perusahaan yang terus berinovasi, menggunakan teknologi terbaru, dan melakukan pengembangan kualitas produknya.

Baca juga: Apa itu Inflasi - Penyebab, Dampak & Cara Mengatasi

Ruang Lingkup Ekonomi Makro

Dalam penerapannya, ada tiga ruang lingkup utama ekonomi makro, di antaranya:

1. Kebijakan pemerintah

Dari ketiga kebijakan pemerintah yang telah disebutkan tadi merupakan bentuk upaya pemerintah dalam mengatasi permasalahan inflasi, pengangguran, atau persoalan ekonomi makro lainnya.

2. Menentukan perekonomian negara

Ruang lingkup kedua yang dijelaskan dalam ekonomi makro adalah kemampuan produksi produk ataupun jasa dari suatu negara. Rincian pembahasannya yaitu mulai dari pengeluaran pemerintah, pengeluaran perusahaan atau investasi, pengeluaran konsumsi rumah tangga, serta ekspor dan impor.

3. Pengeluaran agregat atau menyeluruh

Ruang lingkup terakhir yang dibahas dalam ekonomi makro adalah tingkat pengeluaran agregat atau secara menyeluruh. Jika tingkat pengeluaran agregat tidak ideal, maka akan muncul masalah perekonomian lainnya.

Tujuan Ekonomi Makro

Selain menciptakan perekonomian yang seimbang dan ideal, tentunya masih ada banyak tujuan lainnya. Beberapa tujuan dari kebijakan makro ekonomi adalah sebagai berikut.

1. Menciptakan pertumbuhan ekonomi

Tujuan pertama dari kebijakan ekonomi makro adalah untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Hal tersebut akan meningkatkan pendapatan nasional secara otomatis. Sehingga kegiatan perekonomian pun akan meningkat dalam jangka panjang.

2. Meningkatkan pendapatan nasional

Tingginya pendapatan nasional menunjukkan adanya peningkatan pula dalam kegiatan produksi suatu negara. Hal tersebut tentunya berpengaruh pada meningkatnya kesejahteraan dan pendapatan per kapita negara tersebut.

3. Menstabilkan keadaan perekonomian

Selanjutnya, tujuan ekonomi makro adalah untuk menstabilkan perekonomian negara. Dapat dikatakan stabil adalah ketika ekonomi suatu negara bisa mencapai keseimbangan pada neraca pembayaran dan permintaan persediaan barang.

Kestabilan ekonomi ini penting karena akan menjadi cerminan kondisi dan kemampuan ekonomi negara di mata pelaku ekonomi dari negara lainnya.

4. Meratakan distribusi pendapatan

Distribusi pendapatan yang merata bisa dikatakan sebagai impian semua negara, sebab ketika distribusi pendapatan ini merata, maka kemakmuran masyarakat juga akan tercapai.

5. Mengembangkan kapasitas produksi nasional

Dengan mengembangkan kapasitas produksi, negara juga akan mampu meningkatkan pertumbuhan serta pembangunan ekonominya.

6. Membuat neraca pembayaran seimbang

Tujuan selanjutnya dari analisis ekonomi makro adalah membuat neraca pembayaran luar negeri seimbang agar tidak terjadi defisit, serta meningkatkan devisa negara lewat peningkatan kegiatan ekspor.

7. Meningkatkan kesempatan kerja

Peningkatan produktivitas nasional tidak hanya berpengaruh pada kapasitas produksi, namun juga membuka peluang kesempatan kerja yang lebih tinggi.

8. Mengendalikan inflasi

Tujuan terakhir dari analisis ekonomi makro adalah sebagai upaya untuk mengendalikan inflasi. Hal tersebut dilakukan dengan menekan harga yang berlaku seminimal mungkin lewat beberapa kebijakan, seperti cash ratio politik pasar terbuka, hingga politik diskonto.

Permasalahan Ekonomi Makro

Dilakukannya ekonomi makro ternyata juga membawa dampak pada iklim bisnis suatu negara dan sering dikaitkan erat dengan persoalan keuangan negara tersebut.

Ada juga beberapa persoalan ekonomi makro yang sering muncul. Pertama adalah permasalah perbankan dan kredit terkendala atau macet. Permasalahan kedua yaitu terjadinya krisis nilai tukar uang di dalam dan luar negeri. Terakhir, permasalahan pada konteks bisnis terkait pertumbuhan ekonomi.

Itulah pembahasan seputar apa itu ekonomi makro lengkap hingga penjelasan tentang bentuk kebijakan, ruang lingkup, tujuan, dan permasalahannya. Jika Sobat OCBC merupakan seorang pebisnis, memahami ekonomi makro akan sangat membantu dalam menyikapi setiap perkembangan situasi serta pengambilan keputusan pribadi maupun bisnis.

Baca juga: