Bibit jangkrik yang baik berumur sekitar 5 10 hari

Jangkrik merupakan salah satu serangga yang sering dijadikan pakan burung, ikan dan reptil. Permintaan akan jangkrik seiring dengan naiknya minat untuk memelihara burung, ikan dan reptil. Cara ternak jangkrik cukup mudah dilakukan baik untuk skala kecil maupun besar.

Sebelum membahas tentang cara ternak jangkrik, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu jenis dan sifat bintang ini. Nama ilmiah jangkrik Gryllus Sp., termasuk dalam keluarga Gryllidae. Menurut catatan terdapat lebih dari 1000 spesies jangkrik yang hidup di daerah tropis.

Di Indonesia, setidaknya sudah dikenal 100-an spesies jangkrik. Namun belum semuanya terpetakan secara lengkap. Jenis spesies yang banyak dipelihara untuk ternak jangkrik komersial adalah Gryllus mitratus dan Gryllus testaclus. Selain itu, masih terdapat jangkrik yang diternakan untuk tujuan lain, seperti hobi dan hewan aduan.

Jangkrik merupakan hewan herbivora. Di alam bebas serangga ini memakan daun-daunan muda seperti rerumputan. Dalam lingkungan budidaya, bisa diberi pakan sayuran hijau yang banyak mengandung air seperti sawi, bayam, selada, mentimun dan daun pepaya.

Persiapan kandang

Langkah pertama untuk memulai ternak jangkrik adalah menyiapkan kandang atau tempat budidaya jangkrik. Kandang untuk ternak jangkrik bisa dibuat dari berbagai bahan seperti kardus papan atau triplek. Pada kesempatan kali ini, kami akan memberikan contoh pembuatan kandang jangkrik dari kayu dan kasa.

Desain kandang untuk ternak jangkrik kotak seperti peti, bisa terbuat dari papan atau tripleks. Berikut gambaran kandang jangkrik kotak tunggal.

  • Kotak terbuat dari papan atau tripleks dengan tulang dari kayu kaso/kayu reng. Ukuran panjang 100 cm, lebar 60 cm dan tinggi 30-40 cm.
  • Gunakan lem pada setiap sambungan dan sudut peti. Gunanya agar jangkrik yang baru menetas tidak keluar lewat celah sambungan. Ukuran jangkrik baru menetas sangat kecil.
  • Permukaan bagian atas harus bisa dibuka tutup dengan menggunakan engsel.
  • Pada sisi muka dan belakang diberi lubang ventilasi. Ukuran lubang ventilasi 50 x 7 cm, posisi lubang sekitar 10 cm dari atas (lihat gambar). Ventilasi ditutup dengan kasa kawat ukuran halus agar jangkrik kecil tidak bisa kabur.
  • Pada sisi pinggir diberi celah atau cantelan untuk pegangan. Gunanya untuk memudahkan mengangkat atau menggeser peti.
  • Pada sekeliling sisi bagian dalam, kira-kira 10 cm dari atas, berikan isolasi plastik. Gunanya agar jangkrik tidak merayap ke atas.
  • Pasang kaki-kaki pada keempat sudut peti, kira-kira tingginya 10 cm. Keempat kaki-kaki tersebut nantinya diletakan pada mangkung yang diisi air atau cairan lain. Gunanya untuk mencegah hama seperti semut masuk ke dalam kandang.

Kandang jangkrik juga bisa dibuat bersusun, misalnya tiga susun untuk menghemat tempat dan efisiensi budidaya. Kandang jangkrik sebaiknya diletakkan di dalam ruangan yang gelap, tidak terkena sinar matahari langsung.

Selain terlindung dari sinar matahari langsung, ternak jangkrik juga membutuhkan ketenangan. Sebaiknya pilih ruangan yang memiliki angin cukup, gelap, jauh dari hiruk pikuk dan lalu lalang pergerakan manusia.

Persiapan bibit jangkrik

Seperti sudah diuraikan sebelumnya, bibit untuk ternak jangkrik yang biasa diternakan dari jenis G. miratus dan G. testaclus. Bibit bisa dibeli dari toko pakan yang menyediakan pakan hidup. Sebenarnya jenis jangkrik lain bisa juga diternakan, ada beberapa spesies yang memang sulit atau lambat perkembangbiakkannya.

Bibit atau indukan ternak jangkrik sebaiknya didapat dari tangkapan alam. Atau kalau sulit, sekurang-kurangnya bibit jangkrik jantan didapat dari alam. Karena biasanya indukan jantan hasil tangkapan alam lebih agresif.

Ciri-ciri calon indukan jangkrik:

  • Sungut atau antena masih panjang, seluruh anggota badan masih lengkap, bisa melompat jauh dan gesit, badan berwarna mengkilap.
  • Jangan pilih jangkrik yang bila dipegang mengeluarkan cairan baik dari mulut maupun duburnya.
  • Induk jantan mengeluarkan derikan yang keras. Permukaan sayap atau punggungnya bergelombang dan kasar.
  • Induk betina ada ovipositor pada bagian ekornya, ekornya ada tiga bagian tengah merupakan ovipositor. Ukurannya besar.

Cara membedakan jangkrik jantan dan betina yang paling mudah adalah melihat ekornya. Jangkrik jantan hanya memiliki dua helai ekor sedangkan betina terlihat memiliki 3 helai ekor. Sebenarnya ekor bagian tengah adalah ovipositor.

Cara ternak jangkrik

Kondisi kandang untuk ternak jangkrik harus memperhatikan tingkat kelembaban dan binatang pengganggu. Kelembaban harus terus dikontrol, terutama saat musim kemarau, Untuk menjaga kelembaban bisa dilakukan dengan penyemprotan atau menutup kandang dengan karung goni basah.

Musuh atau hama ternak jangkrik lumayan banyak, diantaranya tikus, kecoa, semut dan laba-laba. Selain itu, jangkrik bisa menjadi kanibal bila ketersediaan makanan dalam kandang tidak mencukupi.

a. Mengawinkan jangkrik

Tempat untuk mengawinkan jangkrik sebaiknya terpisah dengan tempat pembesaran anakan. Kondisi kandang untuk mengawinkan sebaiknya dibuat aga mirip dengan habitat jangkrik di alam. Dinding kandang bisa diolesi tanah liat, semen putih serta diberi daun-daun kering, seperti daun jati, daun pisang atau serutan kayu.

Jangkrik yang akan dikawinkan harus berasal dari spesies yang sama. Bila indukan jantan dan betina berbeda spesies, perkawinan tidak akan terjadi. Untuk mengawinkan jangkrik masukan indukan betina dan jantan dengan perbandingan 10:2.

Dalam kandang perkawinan, siapkan bak pasir atau tanah sebagai tempat peneluran. Selama masa perkawinan jangkrik jantan akan mengeluarkan suara derik terus menerus. Jangkrik betina yang telah dibuahi akan bertelur. Telur biasanya diletakkan dalam pasir atau tanah.

Selama masa perkawinan jangkrik harus mendapatkan asupan pakan yang cukup. Contoh pakannya kubis, sawi, kangkung, bayam, daun pepaya dan jenis sayuran hijau lainnya. Buang pakan yang tersisa setiap hari, jangan sampai pakan membusuk di dalam kandang.

Beberapa peternak ada yang memberikan ramuan khusus bagi jangkrik yang sedang dikawinkan. Misalnya, bekatul, tepung ikan, kuning telur bebek yang telah direbus dan dihaluskan, dan beberapa vitamin. Katanya agar telur yang dihasilkan bisa banyak dan berkualitas. Apakah hal tersebut efektif? belum ada ujinya hanya berdasarkan dari pengalaman beberapa peternak saja.

b. Menetaskan telur

Telur jangkrik akan menetas setelah 7-10 hari, terhitung sejak perkawinan. Maksimal 5 hari setelah induk betina bertelur (sebelum menetas), pisahkan telur-telur tersebut. Hal ini untuk menghindari si induk memakan telurnya sendiri.

Pindahkan ke dalam kandang penetasan telur yang juga sekaligus pembesaran anakan. Warna telur yang telah dibuahi akan berubah dari bening menjadi keruh. Setelah 4-6 hari biasanya telur menetas.

Pada masa penetasan, kelembaban kandang harus terus dijaga dengan penyemprotan air, atau menutup kandang dengan karung goni basah.

c. Pemberian pakan

Setelah telur menetas, langkah selanjutnya adalah memberikan pakan. Jangkrik yang baru menetas, berumur 1-10 hari diberikan pakan ayam (voor), yang terbuat dari kacang kedelai, beras merah, dan jagung kering yang dihaluskan.

Setelah lewat 10 hari, anakan jangkring bisa dikasih makan sayur-sayuran dan jagung muda. Selanjutnya pakan bisa ditambahkan singkong, mentimun atau ubi.

d. Pemeliharaan kandang

Penting untuk menjaga kandang tetap higienis dan bersih, serta terhindar dari gangguan hama. Hal lain yang perlu dijaga adalah kondisi kandang agar tetap lembab dan gelap. Selain itu tetap jaga agar makanan cukup tersedia, karena bila kurang jangkrik akan kanibal, saling emmangsa di antara mereka.

Buang pakan yang tersisa setiap hari, jangan sampai membusuk di dalam kandang. Kandang yang baru dibuat sebaiknya dicuci dahulu, jangan sampai masih berbau vinil bila terbuat dari tripleks. Caranya, lumuri permukaan kandang dengan lumpur sawah untuk dan dijemur hingga kering.

Periksa air yang ada pada mangkuk atau kaleng pada kaki-kaki kandang. Tambah atau ganti bila cairan sudah sedikit. Cairan yang digunakan bisa air, minyak tanah, atau jenis cairan lain yang bisa mencegah hama masuk ke dalam kandang.

e. Pemanenan

Ada dua output yang bisa dipanen dari ternak jangkrik, yaitu jangkrik dewasa dan telur jangkrik. Telur jangkrik biasanya dijual lebih mahal dari jangkrik itu sendiri. Telur biasanya dijual kepada para peternak jangkrik pembesaran.

Ternak jangkrik sudah bisa dipanen setelah mencapai umur kurang lebih 30 hari. Terhitung sejak telur mulai menetas.

Referensi

  1. Sitiavata Rizema Putra, 2014. Buku pintar budidaya kroto, ulat hongkong dan jangkrik. Flash Book, Yogyakarta.
  2. Sukarno, 1999. Budidaya jangkrik. Kanisius, Yogyakarta.
  3. Suseno, 1999. Beternak jangkrik untuk mancing. Trubus.

Cara Memilih Bibit Jangkrik Yang Baik – Jangkrik merupakan salah satu hewan yang sering digunakann sebagai pakan burungatau pakan reptile dan hewan lainnya. Sehingga tidak heran apabila sebagian orang saat ini tertarik untuk memelihara atau membudidayakan jangkrik sebagai usaha sampingannya. Selain sebagai penunjang kebutuhan ekonomi, membuddidayakan jangkrik juga cukup mudah untuk dilakukan. Tidak membutuhkan keahlian khusus dalam memeliharanya, yang anda butuhkan hanyalah mencari indukan atau bibit jangkrik yang bisa anda beli di tempat budidaya jangkrik atau anda bisa mencarinya sendiri di sawah.

Ciri Jangkrik Betina dan Jantan

Bibit jangkrik umumnya banyak yang diambil dari alam bebas, misalnya di sawah dan diperkebunan, di semak, atau bahkan di hutan. Bibit jangkrik yang didapatkan di dalam bebas memiliki beberapa keunggulan, diantaranya induk jangkrik lebih sehat, kuat dan benar-benar telah dewasa untuk siap kawin. Berikut ciri-ciri khusus jika dilihat secara fisik hewan jangkrik jantan dan juga jangkrik betina.

Baca Juga :   Cara Merawat Burung Emprit Paling Mudah

1. Jangkrik Jantan

Jangkrik jantan mempunyai ciri-ciri tubuh pendek dan lebih besar, mempunyai sayap di punggung yang cukup kasar, dan tidak mempunyai ovipositor.

2. Jangkrik Betina

Sementara jangkrik betina mempunyai ciri-ciri kebalikan dari jangkrik jantan yaitu mempunyai tubuh ramping dan memanjang dengan sayap punggung yang halus serta mengkilat, mempunyai ovipositor yang berwarna hitam dan agak kaku.

Setelah mengetahui beberapa ciri-ciri yang dimiliki indukan jangkrik jantan dan betina, selanjutnya berikut ini Cara Memilih Bibit Jangkrik Yang Baik dengan sedikit memperhatikan beberapa hal di bawah ini.

1.Pilih Jangkrik yang Sehat

Apabila dilihat dari fisik dan gerakannya jangkrik yang sehat dan kuat adalah jangkrik yang mempunyai gerakan gesit, lincah dan jika disentuh akan meronta. Fisik yang dimiliki jaangkrik haruslah lengkap, seperti memiliki sungut, ovipositor (jarum penyuntik telur) dan memiliki kelengkapan kaki yang menjadi prioritas utama.

2. Pilih Bibit Jangkrik yang Keras dan Lunak

Dalam memilih bibit jangkrik hal selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah dengan memilih tubuh jangkrik yang keras dan tidak lunak. Apabila hewan jangkrik yang anda pegang lemas dan tidak gesit hewan tersebut kebanyakan cairan yang bertanda bahwa jangkrik tidak sehat dan mudah mati.

3. Pemilihan Jangkrik Betina yang Bagus

Ketika memilih indukan jangkrik maka pilih jangkrik betina yang memiliki ovipositor utuh, berwana hitam, dan cukup kaku. Perhatikan jangan salah memilih hewan jangkrik betina yang masih mempunyai ovipositor yang berwarna putih atau terang. Hal tersebut dikarenakan hewan jangkrik yang memiliki ovipositor terang dapat dikatakan belum siap untuk dikawinkan.

4. Pilih jangkrik yang telah berumur 60 hingga 80 hari dengan beberapa tanda mempunyai sayap yang telah lengkap.

Kriterian ini adalah pilihan lain untuk menentukan bibit hewan jangkrik yang telah siap untuk titernakkan atau ditangkarkan. Namun, terkadang sangat sukar menemukan dan memperoleh bibit jangkrik yang benar-benar seperti kriteria tersebut diatas. Kemungkinan biasanya mendapatkan bibit hewan jangkrik yang tidak lengkap anggota tubuhnya, seperti misalnya kaki belakang tidak utuh, sungutnya patah, serta ovipositornya bengkok atau patah.
Hal tersebut sering dialami oleh beebrapa peternak hewan jangkrik yang memperolehnya dari menangkap hewan tersebut bebeas di alaam dengan cara yang kurang benar. Maka dari itu, apabila anda memilih untuk menangkap indukan jangkrik di alam bebas, hendaknya menangkap dengan hati-hati agar anggota badan jangkrik tetap utuh.

5. Memilih indukan hewan jangkrik langsung dari alam

Cara Memilih Bibit Jangkrik Yang Baik selanjutnya yaitu dengan memilih indukan dari alam bebasa secara langsung. Hal ini sebagaimana penjelasan sebelumnya bahwa memilih indukan yang langsung dari alam akan lebih tahan terhadap penyakit dan lebih agresif. Berbedan halnya dengan indukan jangkrik yang anda ambil dari hadil pembiakan di penangkaran yang lebih terbiasa hidup di tempat yang tertutup, maka daya tahan tubuhnya kurang baik.

6. Memilih indukan yang sehat serta berkualitas baik

Kembali lagi seperti penjelasn sebelumnya bahwa memilih indukan hewan jangkrik diutamakan yang sehat dan tidak mengalami cacat, memiliki warna gelap, dan ukuran badannya cukup besar. Perhatikan kelindahan dari gerakan jangkrik tersebut, semakin lincah semakin agresif.

7. Harus dapat membedakan antara jangkrik jantan dan betina

Mengetahui jenis indukan jangkrik antara jantan dan betina penting untuk dilakukan. Hal ini untuk memperlancar proses pembibitan. Jangkrik betina dapat dikenali dengan ciri khas yaitu mempunyai ovipositor yang berwanra hitam dan kaku, sehingga jika dilihat hampir memiliki 3 helai ekor.

8. Memperhatikan umur indukan jangkrik

Idealnya umur indukan hewan jangkrik yaitu sekitar 10 hingga 20 hari. Dimana ketika jangkrik yang telah berumur 10-20 hari dapat dikatakan akan lebih siap dalam bertelur.

9. Jika mengambil indukan dari penangkaran pilih yang betina saja

Jika anda telah memutuskan untuk mengambil indukan dari penangkaran, maka sebaiknya usahakan untuk mengambil indukan jangkrik yang betina saja. Sementara yang jantan bisa anda cari langsung di alam bebas. Apabila anda memilih untuk mengambil semua indukan antara jantan dan betina langsung di penangkaran maka dikhawatirkan akan menghasilkan keturunan abnormal.

Baca Juga :   Panduan Lengkap Cara Budidaya Jangkrik "Paling Menguntungkan"

10. Menjodohkan beberapa indukan betina dengan satu indukan jantan

Setelah anda mencari dan menemukan indukann jangkrik jantan dan betina, maka selanjutnya anda bisa menjodohkan dalam suatu wadah. Untuk satu indukan hewan jangkrik jantan bisa anda pasangkan dengan beberapa ekor hewan jangkrik betina.proses penjodohan yang tepat dan ideal yaitu dengan perbandingan 10:2 untuk indukan jangkrik betina dan jantan.

Itulah ulasan mengenai Cara Memilih Bibit Jangkrik Yang Baik sehingga anda bisa mengetahui beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelu membudidayakan hewan jangkrik. Untuk masalah benih anda bisa langsung mencarinya di alam bebas, karena lebih tahan akan enyakit dan lebih lincah. Semoga bermanfaat.

Baca juga:

Cara Menanam Cabe Hidroponik Dengan Media Air

Tips Umpan Ikan Bandeng Bagi Pemula

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA