Media Pembelajaran bagi Tunanetra Selain kekhususan metode pengajaran yang di gunakan oleh anak tunanetra. Mereka pun mempunyai kekhususan dalam menggunakan media pembelajaran. Karena kondisi penglihtan mereka yang tak berfungsi, maka media yang di gunakan untuk pengajaran anak tunanetra ialah media yang dapat dijangkau dengan pendengaran dan perabaannya. Adapun media tersebut ialah Papan baca (Kenop), Reglette dan Stilus (pena) yaitu alat tulis manual, Mesintik Braille (Perkins Braille) , Kaset.[1] Media Pembelajaran yang diterapkan pada anak-anak tunanetra di beberapa Sekolah Luar Biasa (SLB) meliputi: alat bantu menulis huruf Braille (Reglette, Pen dan mesin ketik Braille); alat bantu membaca huruf Braille (Papan huruf dan Optacon); alat bantu berhitung (Cubaritma, Abacus/Sempoa, Speech Calculator), serta alat bantu yang bersifat audio seperti tape-recorder. Khusus Alat bantu membaca huruf Braille adalah alat bantu pembelajaran untuk mengenal huruf Braille alat ini biasa disebut pantule singkatan dari Papan Tulis Braille. Alat ini terdiri dari paku-paku yang dapat ditempel pada papan sehingga membentuk kombinasi huruf Braille, seperti laci atau kotak peti, terbuat dari papan dengan lubang-lubang tempat memasukkan pin-pin logam. Salah satu kelemahan papan tulis Braillle ada pada pinnya yang terlepas dari papannya, sehingga kerap hilang. Selain itu, ukurannya yang relatif besar dan terbuat dari papan membuatnya berat untuk dibawa-bawa.[2]
Metode-metode pengajaran yang diterapkan dalam proses belajar mengajar mengalami perkembangan dari waktu ke waktu, sehingga variasi metode pengajaran bertambah. Pada dasarnya metode yang digunakan untuk siswa tunanetra hampir sama dengan siswa normal, hanya yang membedakan ialah adanya beberapa modifikasi dalam pelaksanaannya, sehingga para tunanetra mampu mengikuti kegiatan pembelajaran yang bisa mereka ikuti dengan pendengaran ataupun perabaan.[3] Di bawah ini, ada beberapa metode yang dapat di laksanakan dengan menggunakan fungsi pendengaran dan perabaan, tanpa harus menggunakan penglihatan. Adapun metode-metode tersebut ialah: Yang dimaksud dengan metode ceramah ialah cara penyampaian sebuah materi pelajaran dengan cara penuturan lisan kepada siswa atau khalayak ramai.[4] Zuhairini dkk mendefinisikan metode ceramah ialah suatu metode di dalam pendidikan di mana cara penyampaian pengertian-pengertian materi kepada anak didik dengan jalan penerangan dan penuturan secara lisan. Untuk penjelasan uraiannya, guru dapat mempergunakan alat-alat bantu mengajar yang lain, misalnya gambar, peta, denah dan alat peraga lainnya.[5] Metode ceramah dapat diikuti oleh tunanetra karena dalam pelaksanaan metode ini guru menyampaikan materi pelajaran dengan penjelasan lisan dan siswa mendengar penyampaian materi dari guru. Metode tanya jawab ialah penyampaian pelajaran dengan cara guru mengajukan pertanyaan dan murid menjawab atau suatu metode di dalam pendidikan di mana guru bertanya sedangkan murid menjawab tentang materi yang ingin diperolehnya.[6] Menurut Zakiah Daradjat metode tanya jawab adalah salah satu teknik mengajar yang dapat membantu kekurangan-kekurangan yang terdapat pada metode ceramah. Ini disebabkan karena guru dapat memperoleh gambaran sejauhmana murid dapat mengerti dan dapat mengungkapkan apa yang telah diceramahkan.[7] Siswa tunanetra mampu mengikuti pengajaran dengan menggunakan metode tanya jawab, karena metode ini merupakan tambahan dari metode ceramah yang menggunakan indera pendengaran. Metode diskusi adalah salah satu alternatif metode yang dapat dipakai oleh seorang guru di kelas dengan tujuan dapat memecahkan suatu masalah berdasarkan pendapat para siswa. Seiring dengan itu metode diskusi berfungsi untuk merangsang murid berfikir atau mengeluarkan pendapatnya sendiri mengenai persoalan-persolan yang kadang-kadang tidak dapat dipecahkan oleh suatu jawaban atau suatu cara saja, tetapi memerlukan wawasan atau ilmu pengetahuan yang mampu mencari jalan terbaik atau alternatif terbaik.[8] Anak tunanetra dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar yang menggunakan metode diskusi, mereka dapat ikut berpartisipasi dalam kegiatan diskusi itu karena dalam metode dsikusi, kemampuan daya fikir siswa untuk memecahkan suatu persoalan lebih diutamakan. Dan metode ini bisa diikuti tanpa menggunakan indera penglihatan d. Metode Sorogan Metode sorogan adalah metode individual di mana murid mendatangi guru untuk mengkaji suatu kitab dan guru membimbingnya secara secara langsung. Metode ini dalam sejarah pendidikan Islam dikenal dengan sistem pendidikan ” Kuttai” sementara di dunia barat dikenal dengan metode tutorship dan mentoring. Pada prakteknya si santri diajari dan dibimbing bagaimana cara membacanya, menghafalnya, atau lebih jauh lagi menerjemahkan atau menafsirkannya, semua itu dilakukan oleh guru, sementara santri menyimak penuh perhatian dan ngesahi (mensahkan) dengan memberi catatan pada kitabnya atau mensahkan bahwa ilmu itu telah diberikan kepadanya.[9] Metode ini dapat diikuti oleh anak tunanetra dan inti dari metode ini adalah adanya bimbingan langsung dari guru kepada anak didik dan seorang guru dapat mengetahui langsung sejauhmana kemampuan anak didiknya dalam memahami suatu materi pelajaran. e. Metode Bandongan Metode bandongan adalah salah satu metode pembelajaran dalam pendidikan islam dimana siswa atau santri tidak menghadap guru atau kyai satu demi satu, tetapi semua peserta didik menghadap guru dengan membawa buku atau kitab masing-masing kemudian guru membacakan, menerjemahkan, menerangkan kalimat demi kalimat dari kitab yang dipelajarinya, sementara santri secara cermat mengikuti penjelasan yang diberikan oleh kyai dengan memberikan catatan-catatan tertentu. Cara belajar ini paling banyak dilakukan di pesantren-pesantren tradisional.[10] Metode bandongan ini bisa di pergunakan dalam pengajaran kitab atau al-Qur’an dan inti dari metode ini adalah guru memberikan penjelasan materi kepada anak didik tidak secara perorangan. Metode ini merupakan kebalikan dari metode sorogan. Tunanetra dapat mengikuti metode ini, karena metode ini dapat diikuti dengan tanpa menggunakan indera penglihatan. f. Metode Drill Metode Drill atau latihan adalah suatu metode dalam menyampaikan pelajaran dengan menggunakan latihan secara terus menerus sampai anak didik memiliki ketangkasan yang diharapkan. Metode Drill merupakan salah satu bentuk dari berbagai macam metode yang banyak digunakan oleh para pendidik dalam proses belajar mengajar agar tujuan pembelajaran tercapai. Metode ini lebih menitikberatkan kepada keterampilam siswa secara kecakapan motoris, mental, asosiasi yang dibuat dan sebagainya.[11] Metode Drill dapat disebut juga dengan metode latihan atau praktek secara langsung. Anak tunanetra mampu mengikuti metode ini jika materi yang disampaikan dan media yang digunakan mampu mendukung mereka untuk memahami materi pelajaran.
[1] Abbas Sukardi, Wawancara, Jakarta, 24 Agustus 2008
[2] Mashoedah,”Media Pembelajaran Huruf Braille,” dari blog.uny.ac.id/mashoedah, 30 November 2008
[3] Abbas Sukardi, Wawancara, Jakarta, 24 Agustus 2008
[4] Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2003), cet.1, h.136
[5] Zuhairini, Abdul Ghafur, Slamet As. Yusuf, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Usaha Nasional: Surabaya,1983), cet.8. hal.83
[6] Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2003), cet.1, h.140-141
[7] Zakiah Daradjat,dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,1995),cet.1, h.307
[8]Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2003), cet.1, h.146
[9] Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2003), cet.1, h. 152-153
[11] Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2003), cet.1, h. 156-179 Tegaknya hukum merupakan indikator tertibnya suatu Negara menuju masyarakat yang adil dan tegaknya Hak Asasi Manusia, Indonesia menjadikan hukum sebag … Pancasila merupakan Ideologi Bangsa Indonesia yang telah dijadikan falsafah sejak NKRI terbentuk, Pancasila sangat mewakili bentuk Negara Indonesia ya … Indonesia merupakan Negara yang sangat pluralistik bermacam-macam suku, ras, adat, dan agama, ini merupakan suatu keunggulan yang harus dijaga, tetapi … 1. Indonesia merupakan Negara yang sangat menganut asas bahwa kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi atau golongan, berdasarkan asas diatas be … 1. Analisalah apakah kehadiran UU No 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja semakin membuktikan bahwa pembangunan yang hanya menitik beratkan pada keuntung … 3. Persediaan awal, pembelian, dan penjualan PT Xioma selama tahun 2020 adalah sebagai berikut. Unit Biaya per Unit Persediaan 1.000 Rp 50.000 52.000 … 5. Hitung limit berikut : a. limx.csc√3x X-O √4x+5 b. lim - √√x+5 Skor Total perbedaan antara pengujian secara formil dan materil terhadap Undang-undang No. 11/2020 tentang Cipta Kerja? Pada tanggal 31 Desember 2019 Dealer Mandiri menyajikan data sebagai berikut: Kas 2,546,000 Peralatan 24,500,000 Akum penyusutan peralatan 4,100,000 B … Pada tanggal 31 Desember 2019 Dealer Mandiri menyajikan data sebagai berikut: Kas 2,546,000 Peralatan 24,500,000 Akum penyusutan peralatan 4,100,000 B … |