Buku panduan hd 465 7

Komatsu HD465-7, HD605-7 GALEO Dump Truck Operation & Maintenance Manual - PDF DOWNLOAD

Published on Oct 19, 2020

Komatsu HD465-7, HD605-7 GALEO Dump Truck Operation & Maintenance Manual Model Specification: KOMATSU HD465-7, HD605-7 DUMP TRUCK Language: English ...

heydownloads

  • About
  • Contact Us
  • Privacy Policy
  • Disclaimer

Blog.Teknisi

The Electronic Technician's Diary - Berbagi Ilmu dan Belajar

Translate

Menu
  • Home
  • FAULT CODES
    • CUMMINS QSB3.3 CM2150
    • CUMMINS QSB4.5/5.9/6.7 CM850 (CM2850)
    • CUMMINS Signature/ISX-15 CM570
    • CUMMINS QSK50/60 CM850
  • Diagnostic Software
  • CAT Electronic Technician
  • Allison Transmission

Home » KOMATSU Manual Book » SHOP MANUAL and OPERATION AND MAINTENANCE MANUAL - KOMATSU High Dump Truck HD465-7/ HD605-7/ HD465-7R/ HD605-7R

Blog.Teknisi

Saturday, November 24, 2018 KOMATSU Manual Book

KOMATSU High Dump Truck HD465-7/ HD605-7/ HD465-7R/ HD605-7R

Buku panduan hd 465 7

#Machine Model:

HD465-7 (S/N 7001 and up)

HD605-7 (S/N 7001 and up)

HD465-7R (S/N 15001 and up)

HD605-7R (S/N 15001 and up)

#Download here:

Shop Manual HD465-7-SN7001and-UP

Shop Manual SM_HD465-7_SEBM027616_as of 19 Sept 14

Shop Manual SM HD465-7R SN.15001-Up SEN02283-11

#Download here:

Operation and Maintenance Manual OMM HD465-7 TEN00017-03D

Field Assembly Instruction Field Assembly HD465-7R SN.15001-Up GEN00071-01

Operation and Maintenance Manual OMM HD465-7 WO EGR SN.15365-UP PEN00466-05

Parts Book LEPB_LEPBH467R6_Parts Book HD465-7R_LEPBH467R6

Blog.Teknisi

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "SHOP MANUAL and OPERATION AND MAINTENANCE MANUAL - KOMATSU High Dump Truck HD465-7/ HD605-7/ HD465-7R/ HD605-7R"

Post a Comment

Newer Post Older Post Home

Subscribe to: Post Comments (Atom)

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal :79

POSISI HD DI TEMPAT LOADING DENGAN SYSTEM BLIND SIDE LOADING
(POSISI HD BERADA DISEBELAH KANAN POWER SHOVEL) YANG SALAH.

Posisi HD berada disebelah kanan Power
Shovel dengan posisi yang salah dan
akibatnya :

 Jarak antara Track dengan roda HD kurang
dari 6m (untuk kapasitas bucket 15 m3)
maka pada saat Excavator melakukan
swing akan terjadi benturan (terutama
malam hari atau operator sudah mulai
turun staminanya).
Ingat : Operator Excavator terhalang
pandangannya untuk melakaukan swing
sebelah kanan.

 Posisi ban depan tidak searah dengan ban
belakang, pada saat HD mulai bergerak
maju dan operator HD memainkan steering
akan terjadi gesekan yang kauat dan akan
terjadi keausan ban depan yang tidak
merata.

 Jarak antara track dengan roda HD melebihi dari 7 meter (untuk kapasitas
bucket 15 m3) maka pada saat Excavator melakukan pengisian material ke
dalam Vessel (bak) dapat mengakibatkan Excavator tidak seimbang.

 Ban belakang menginjak bongkahan material yang besar akan
mengakibatkan :
a. Posisi HD miring akan menimbulkan kerusakan pada suspensi.
b. Kerusakan pada ban.
c. Kondisi tidak aman.

 HD tetap berada disebelah kanan Excavator, walaupun tepat loading point
sebelah kiri sudah bebas/rapi.

POSISI HD DI TEMPAT LOADING
DENGAN SYSTEM DOUBLE SIDE LOADING YANG BENAR.

System ini akan menghasilkan produksi alat
hauling (HD) sangat besar karena alat hauling
(HD) tidak perlu menunggu bucket Excavator siap
pada posisinya dan memperkecil cycle time HD.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan
untuk operator HD yaitu :

 Perhatiakn jarak antara track Excavator
dengan ban HD, terutama untuk HD yang
berda disebelah kanan (seperti yang sudah
dijelaskan pada system yang lain.).

 Perhatikan kondisi dan situasi lapangan.
 Perhatikan tanda-tanda yang berda

dilapangan baik itu yang berada di unit
Excavator maupun areal yang sedang
dikerjakan.
 Perhatiak petunjuk dari petugas lapangan.
 Jangan sekali-kali keluar dari cabin HD,
walaupun sedang menunggu.

Operational Training Department HD 465 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal :80

POSISI HD DI TEMPAT LOADING
DENGAN SYSTEM DOUBLE SIDE LOADING DILAKUKAN TIDAK BENAR.

Cara menempatkan posisi HD yang
dilakukan tidak benar akan terjadi.

 Jarak Vessel dengan sisi track terlalu dekat
(untuk sebelah kiri) san melakukan swing
(terutama malam hari) dan akan terjungkal
pada saat melakukan swing (untuk sebelah
kanan).

 Posisi ban depan tidak searah dengan ban
belakang, maka akan terjadi gesekan yang
kuatdan akan terjadi keausan ban depan
yang tidak merata.

 Driver keluar dari Cabin (hal ini sangat
berbahaya)

INGAT
Untuk driver yang posisinya ada disebelah kanan
agar mengikuti petunjuk dari petugas lapangan
atau tanda-tanda yang berada diunit.

DUMP TRUCK DENGAN ALAT MUAT WHEEL LOADER

Posisi Dump Truck di tempat loading dengan
system “I” shape loading (DT bergerak
maju/mundur)

System ini tidak memerlukan areal yang luas sebab
yang banyak bergerak alat hauling (HD)

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan
untuk operasi HD yaitu :

 Pada saat bucket WA telah melewati cabin,
perhatikan posisi bucket dengan melihat
dari spion (posisi HD bergerak maju).

 Perhatikan posisi bucket WA melalui kaca
spion (posisi HD bergerak mundur).

 Posisikan HD dekat dengan posisi stock
pile.

Dengan memperhatikan langkah-langkah
diatas maka akan mendapatkan :
1. produktivitas akan lebih tinggi baik untuk alat

muat maupun alat hauling.
2. Cycle time akan lebih kecil.

Ingat
Karena system ini banyak bergerak adalah HD,
maka operator HD harus lebih hati-hati dan penuh
konsentrasi bilamana merasa stamina menurun
diannjurkan beristirahat sejenak untuk
menghindari kecelakaan.

Operational Training Department HD 465 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal :81

POSISI DUMP TRUCK DITEMPAT LOADING DENGAN SYSTEM “I” SHAPE
LAODING (HD BERGERAK MAJU/MUNDUR)
UNTUK POSISI YANG SALAH.

Cara penempatan posis HD yang salah akan
terjadi:
1. Wheel loader masih bergerak mundur untuk

menempatkan posisi bucket berada ditengah
atas Vessel (bak).
2. Jam kerja alat hauling (HD) banyak kehilangan
waktu (sebab Wheel Loader masih
memposisikan attachment bucketnya).
3. Jam kerja alat laoading tinggi sedangkan
produksi yang didapat rendah.
4. Manuver Wheel Loader terlalu jauh.

SEBAB
POSISI HD TERLALU JAUH DENGAN STOCK PILE

POSISI DUMP TRUCK DITEMPAT LAODING DENGAN SYSTEM “V” SHAPE
LOADING (HD TIDAK BERGERAK) UNTUK POSISI YANG BENAR.

System ini memerlukan areal yang cukup
luas dikarenakan perlu untuk manuver alat
laoding (Wheel Loader).
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan untuk
operator HD yaitu:

 Posisi HD membelakangi dan dekat dengan
stock pile (agar manuver WA tidak terlalu
jauh).

 Posisi bucket Wheel Loader tepat
disamping Vessel (bak) dapat dilihat
melalui kaca spion.

Dengan memperhatikan langkah-langkah
diatas maka akan didapat :

 Sudut manuver Wheel Loader kecil (cycle
time).

 Produktivity tinggi.
 HD tidak perlu bergerak.

Operational Training Department HD 465 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal :82

POSISI DUMP TRUCK DITEMPAT LOADING DENGAN SYSTEM “V” SHAPE
LOADING YANG KURANG SEMPURNA.

Apabila penempatan HD tidak benar seperti
gamabr diatas maka :

 Manuver WA akan terlalu jauh.
 Waktu banyak terbuang untuk WA.
 Produktivity kecil baik untuk WA maupun

HD.
 Ban cendrung menginjak material didekat

stock dan akan mengakibatkan keausan
ban.

POSISI MENUNGGU/ANTRI DI TEMPAT LOADING POINT DENGAN SYSTEM LOW
LEVEL/BENCH LOADING (DT BERADA DIDEPAN)
DILAKUKAN DENGAN BENAR.

 Pada saat mundur selalu melihat kaca
spion/mirror.

 Sebelum Excavator siap mengisi jangan
sekali-sekali aHD mundur.

 HD yang berikutnya begitu masuk daerah
pemuatan langsung mengambil posisi siap
untuk mundur pada saat HD lain sedang
diisi (loading) dengan tujuan untuk
mengurangi waktu menunggu pada saat
muat.
Keterangan

 Metode ini sangatlah efisien dibanding
dengan metode lain.

 Posisi alat angkut berpindah-pindah agar
sudut pengambilan tetap kecil.

 Speed masuk gigi satu disesuaikan gas.

 Jangan keluar cabin pada saat dimuati.

POSISI MENUNGGU/ANTRI DI TEMPAT LAODING POINT DENGAN SYSTEM
LOW LEVEL/BENCH LOADING (DT BERADA DIDEPAN)
DILAKUKAN DENGAN SALAH.

 Dump Truck dimuati material yang
berlebihan.

 Dump Truck sedang antri menghadap ke
alat muat.

 Bucket Excavator sedang menekan
material yang di Dump Truck.

Akan Berakibat
 Umur Dump Truck akan pendek.
 Excavator waktu menunggu cukup lama.
 Chasis HD akan menalami retak.
 Produktivitas akan rendah.

Operational Training Department HD 465 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal :83

POSISI MENUNGGU/ANTRI DI TEMPAT LOADING POINT DENGAN SYSTEM
LOW LEVEL BENCH LOADING (DT BERADA DISAMPING)
DILAKUKAN DENGAN BENAR.

 Jarak Dump Truck (1) tepat dikaki slope
dan berhenti tepat di center sprocket
Excavator dengan tepat duduk operator
HD. Bila tidak demikian dikhawatirkan :
Operator Excavator kurang bisa
mendeteksi kondisi vessel.

 Perhatikan lampu indicator Pay Load (bila
dilengkapi).

 Dengarkan kode dari operator biasanya
klakson 1 x tanda sudah penuh.

 Jarak Dump Truck yag sedang diisi (1)
dengan Dump Truck yag sedang antri (2)
kurang lebih 2 x panjang Dump Truck.

Keuntungan
 Dump Truck tidak perlu mundur.
 Produksi tinggi.

POSISI MENUNGGU/ANTRI DI TEMPAT LOADING POINT DENGAN SYSTEM
LOW LEVEL/BENCH LOADING (DT BERADA DISAMPING)
DILAKUKAN DENGAN SALAH.

Cara penempatan Dump Truck yang kurang
tepat akan berakibat :

 Jarak Dump Truck (1) berhenti tepat
disamping idler dan jauh dari tebing
sehingga Excavator kurang stabil dan
operator Excavator tidak leluasa mendekati
vessel.

 Jarak Dump Truck (1) dengan (2) terlalu
dekat, di khawatirkan cabin Dump Truck
kejatuhan material.

Operational Training Department HD 465 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal :84

POSISI MENUNGGU/ANTRI DITEMPAT LOADING POINT DENGAN SYSTEM
TOP LOADING (DT MUNDUR) DILAKUKAN DENGAN BENAR.

Yang harus diperhatiakn pada saat Dump Truck
mundur.

 Pada saat bucket Excator siap loading,
Dump truck harus lurus den tepat dengan
alat muat ikuti kemauan operator
Excavator.

 Selalu melihat kaca spion kanan/kiri
dangan berpedoman track Excavator dan
bucket.

 Setelah dirasa lurus terus bergerak
mundur sampai ada kode dari operator
Excavator.

Yang harus diperhatiakn pada saat dump

truck menunggu/antri.
 Dump truck harus siap posisi mundur.
 Jarak dengan dump truck yang diisi
minimum 1 x panjang dump truck.

Keuntungan :
 Produksi tinggi
 Excavator tidak terlalu lama menunggu.

Kerugian
Operator sulit mengantisipasi lokasi loading

POSISI MENUNGGU/ANTRI DITEMPAT LOADING POINT DENGAN SYSTEM
TOP LOADING (DT MUNDUR) DILAKUKAN SALAH.

Kerugiannya bila antri menghadap alat
muat :
Alat muat menunggu HD parkir keloading cukup
lama akan berakibat produksi rendah.

Keuntungan untuk
Operator Dump Truck leluasa
mengantisipasi kondisi lokasi.

Operational Training Department HD 465 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal :85

POSISI MENUNGGU/ANTRI DITEMPAT LOADING POINT DENGAN SYSTEM
TOP LOADING (DT MAJU) DILAKUKAN DENGAN BENAR.

Yang harus diperhatikan untuk operator
dump truck adalah sebagai berikut :

 Pada saat buchet posisi digging dump
truck (1) sudah harus stand by disebelah
kiri alat muat sejajar dengan track dengan
jarak ± meter. Mengapa operator
Excavator mudah memperkirakan posisi
jatuhnya material ke vessel.

 Dump truck (2) haus sudah stand by
dengan jarak 2 x panjang dump truck.
Mengapa agar terhindar dari gerakan
swing alat muat.

Keuntungan:

 Cycle time dump truck kecil.
 Produktivitas tinggi.
 Sangat cocok untuk loading coal.

Kerugian
Operator Excavator kurang bisa mendeteksi

vessel.

POSISI MENUNGGU/ANTRI DITEMPAT LOADING POINT DENGAN SYSTEM
TOP LOADING (DT MAJU) DILAKUKAN KURANG SEMPURNA.

Posis dump truck menunggu/antri seperti
gambar diatas akan berakibat :
Excavator pada saat melakukan pengisian untuk
truck produksi No.2 akan menglami
kesulitan/keseimbangan akan kurang.

Sebab
Jangkauan alt Excavator terlalu jauh.

Akan Mengakibatkan:
 Produksi akan rendah dan waktu banyak

terbuang.
 Lokasi tidak rapi/menjadi kotor.
 Keselamatan dump truck kurang terjamin.

Operational Training Department HD 465 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal :86

POSISI DUMP TRUCK MENUNGGU/ANTRI DI TEMPAT LOADING DENGAN
METHODE CAB SIDE YANG BENAR.

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan
untuk operator/driver HD adalah :

 Perhatikan posisi HD yang sedang diisi
(melalui kaca spion)

 Jarak antara HD yanga sedang menunggu
dengan yang diisi minimal 1 x panjang HD.

 Sudut antara HD yag sedang
menunggu/antri giliran ± 120o terhadap
HD yang sedang diisi material.

 Aktifkan rem parkir dengan Engine putaran
low idle.

Dengan memperhatikan langkah-langkah
diatas maka:

 Gerkan HD yag telah selesai diisi tidak
terganggu.

 Posisi lat power shovel dan loading point
dapat diketahui..

 Menuju ke tempat loading point akan lebih
cepat.

 Produktivity tinggi.

POSISI DUMP TRUCK MENUNGGU/ANTRI DI TEMPAT LOADING DENGAN
METHODE CAB SIDE (Posisi DT ada disebelah kiri alat muat power shovel)

UNTUK POSISI YANG SALAH.

Posisi menunggu seperti gamabr diatas
adalah kurang benar maka:

 Mengganggu Manuver HD yang telah
selesai dimuat material :

 HD yang sedang antri, tidak dapat dilihat
posisi hd.

 Cycle time HD tinggi, produktivity rendah.
 Keselamatan kerja kurang terjamin.
 HD mundur langsung memainkan steering

untuk menuju ketempat loading point
(keausan ban tidak merata).

Operational Training Department HD 465 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal :87

POSISI DUMP TRUCK/HD MENUNGGU/ANTRI DITEMPAT LOADING DENGAN
METHODE BLIND SIDE (Posisi DT ada disebelah kanan alat muat)
DENGAN POSISI YANG BENAR.

Langkah-langkah yang harus diperhatikan
untuk operator HD pada saat
menunggu/antri adalah sebagai berikut :

 Jarak anatara HD yangsedang menunggu
dengan HD yang sedang diisi material
minimal 1x panjang HD.

 Sudut antara HD yang sedang menunggu
dengan HD yang sedang diisi material
±120o.

 Perhatikan posisi HD yang ada
dibelakangnya dengan melalui kaca spion.

 Aktifakan rem parkir dengan Rpm Engine
Low idle.

Dengan memperhatikan langkah-langkah
diatas maka :

 Gerakan HD yang telah diisi material tidak
terganggu.

 Akan cepat menuju ketempat loading point
dikarenakan pandangan kebelakang tidak
terhalang.

 Posisi loading point dan posisi Excavator
terlihat jelas.

 Productivity tinggi.

\

POSISI DUMP TRUCK/HD MENUNGGU/ANTRI DITEMPAT LOADING DENGAN
METHODE BLIND SIDE (Posisi DT ada disebelah kanan alat muat)
DENGAN POSISI YANG SALAH.

Posisi menunggu seperti gambar diatas
adalah kurang benar maka:

 HD yang benar talah selesai diisi material
pada saat kurang dari loading point akan
terganggu.

 Keluar dari loading point akan langsung
memainkan steering dan ini akan
menyebabkan keausan ban yang tidak
merata.

 Keselamatan kerja kurang terjamin.
 Cycle time tinggi, produktivity rendah.
 Menuju ke loading point agar lambat

karena menunggu HD sudah benar-benar
melewati posisi parkir dan akan terjadi
keausan ban yang tidak merata
disebabkan steering langsung dimainkan.

Operational Training Department HD 465 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal :88

POSISI DUMP TRUCK SAAT MENUNGGU/ANTRI DITEMPAT LOADING
DENGAN METHODE DOUBLE SIDE (posisi DT ada di kiri dan kanan alat muat)

DENGAN POSISI YANG BENAR.

Posisi HD seperti gambar diatas akan
mendapatkan :
 Operator HD dapat melihat dengan jelas

situasi dilapangan, baik situasi alat muat
maupun situasi HD yangsedang diisi.
 Dapat mengatur posisi ke loading point sesuai
situasi yang ada dilapangan dan tidak
menunggu menuver HD yang telah selesai
diisi.
 Produktivity akan tinggi dan cycle time rendah.
 Keselamtan kerja akan lebih terjaga.

POSISI DUMP TRUCK SAAT MENUNGGU/ANTRI DITEMPAT LOADING
DENGAN METHODE DOUBLE SIDE (posisi DT ada di kiri dan kanan alat muat)

DENGAN POSISI YANG SALAH.

Apabila operator HD pada saat
menunggu/antri dilakukan seperti gambar
diatas maka :

 Cycle time tinggi dan produktivity akan
rendah.

 Tempat manuver perlu luas.
 Keselamatan kerja kurang terjamin.

Operational Training Department HD 465 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal :89

POSISI HD MENUNGGU/ANTRI YANG BENAR DITEMPAT LOADING WHEEL
LOADER DENGAN SYSTEM KERJA “I” SHAPE LOADING.

Prosedur HD menunggu/antri dengan
system kerja Wheel Loader “I” Shape
Loading yang seperti gambar diatas maka
akan didapat :

 Tidak menggangu bergeraknya HD
yangsedang diisi.

 Cycle time rendah, produktivity tinggi.

Ingat

 Jarak HD yag menunggu dengan HD yang
diisi material sekitar 1 x panjang dump
truck.

 Posisi searah dengan HD yag sedang diisi material.
 Pada saat menungu operator hd jangan keluar dari

cabin.
 Aktifkan rem parkir dan Engine hidup pada Rpm low

idle.

PROSEDUR HD MEUNGGU/ANTRI YANG SALAH DITEMPAT LOADING WHEEL
LOADER DENGAN SYSTEM KERJA “I” SHAPE LOADING

 Prosedur HD menunggu yang sedang diisi
material akan terganggu.

 HD yang sedang diisi untuk langkah
berikutnya mundur bukan maju.

 Keselamatan kerja tidak terjamin.
 Cycle time tinggi dan produksi rendah.
 Selesaikan pengisian untuk HD pertama

akan memainkan steering yang akan
berakibat keausan ban depan yang tidak
merata.

PROSEDUR HD MENUNGGU/ANTRI YANG BENAR DITEMPAT LOADING
WHEEL LOADER DENGAN SYSTEM KERJA “V” SHAPE LOADING.

Posisi HD yang sedang menunggu/antri
seperti gambar diatas akan dapat.

 Pengisian material kedalam bak (vessel)
HD yang sedang antri dapat langsung
dilakukan.

 Cycle time rendah dan productivity tinggi.

Ingat
 Posisi HD yang sedang menunggu sejajar

dan berda disamping HD yang sedang diisi
material.
 Aktifkan rem parkir dan Engine hidup
dalam poisi Low Idle.
 Jangan keluar dari cabin pada saat
menunggu.

Operational Training Department HD 465 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal :90

PROSEDUR HD MENUNGGU/ANTRI YANG SALAH DITEMPAT LOADING
WHEEL LOADER DENGAN SYSTEM KERJA “V” SHAPE LOADING.

Prosedur HD pada saat sedang
menunggu/antri denganm posisi salah
seperti gamabar diatas maka akan terjadi :

 Menunggu posisi bucket WA baru HD
menuju ke tempat laoding.

 Cycle time tinggi san produksi rendah.
 HD pada saat akan bergerak keluar dari

tempat loading point akan terganggu,

steering langsung dimainkan yang mana

akan mengakibatkan keausan ban depan
yang tidak merata.

TEKNIK MENUJU KE TEMPAT DISPOSAL
DILAKUKAN DENGAN BENAR.

Yang harus diperhatikan oleh operator
Dump Truck ketika memasuki daerah
disposal.

 Pada umumnya saat akan masuk areal
banyak sekali simpangan-simpangan
makan harus extra hati-hati.

 Hindari berhenti atau menjalankan Dump
Truck dengan tiba-tiba .

 Batsa areal disposal dan tanah yang telah
dibebankan.

 Kondisi/medan kerja adalah kegiatan-
kegiatan lain disekeliling kerja anda.

TEKNIK MNUJU KE TEMPAT DISPOSAL
DILAKUKAN KURANG BAIK

Pada umumnya jalan disposal masih labil
hindari mengendarai dengan kasar.

Mengapa
 Apabila mengendarai dangan kasar akan

berakibat :
 Suspensi akan cepat mengalami

kebocoran.
 Tire akan cepat mengalami keausan.
 Operator akan cepat mengalami

kelelahan.
 Tidak mengindahkan anjuran dari

pengawas disposal.
 Membuang material semabarangan.

Akan berakibat
Material yang keras kemungkinan akan tercampur
dengan material yang lembek.

Operational Training Department HD 465 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal :91

TEKNIK MELAKUKAN MANUVER
DI LOKASI DISPOSAL DENGAN BENAR.

 Kurangi kecepatan disaat mulai manuver
diareal disposal

 Ikuti kode dari trafficman dimana arah dan
temapat yang sesuai dengan jenis material
yang akan dibuang.

 Usahakan dump truck berlawana arah
dengan safety berm dan roda depan lurus
dengan roda belakang.

Mengapa
 Operator mudah untuk melihat trafficman

dan kondisi safety berm.
 Bila tiba-tiba ada kelongsoran material

dump truck mudah untuk menghindar.

TEKNIK MALAKUKAN MANUVER
DI LOKASI DISPOSAL DILAKUKAN DENGAN SALAH.

Apabila manuver dengan kondisi jalan
kurang bagus akan berakibat:

 Operator akan mengalami proses
kejenuhan.

 Unit akan cepat rusak khususnya di roda
(side wold)

 Sulit mendeksi lokasi buangan.
 Tranferman sulit dilihat.

Operational Training Department HD 465 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal :92

TEKNIK DUMPING

SEBELUM MELAKUKAN DUMPING, AKTIFKAN RETARDER/ ENGINE BRAKE.

 Perhatikan diatas unit anda, hindarkan vessel dari kawat listrik, pohon dan
bangunan, bilamana vessel diangkat akan mengenai/menyentuh vessel.

 Pastikan posisi dump truck rata terhadap permukaan tanah.
 Pastikan disekeliling areal bebas dari kendaraan lain dan manusia.
 Pastikan tekanan udara pada ban tidak ada yang kempes.
 Pastikan posisi dump truck benar-benar aman dari kecelakaan.
 Mainkan lever vessel ke posisi naik dan tekan padal gas secara perlahan-

lahan (jangan dikejut).

 Selesai dumping majukan unit perlahan-lahan yang tujuannya agar
material didalam vessel habis.

 Turunkan vessel dengan Engine pada Rpm rendah.

Dumping di area disposal
dilakukan dengan benar

Yang harus diperhatikan pada saat dumping:
 Yakinkan disekitar dump truck bebas dari
rintangan.
 Pastikan bahwa roda belakang sudah
menempel dibibir safety berm melalui kaca
spion.
 Usahakan dumping mengikuti petunjuk
trafficmen.
 Posisi dump truck harus rata dan lurus.
 Usahakan trafficman berdiri di safety berm
± 15 m.
 Selalu gunakan retarder.
 Jangan beroperasi/jalan dengan vessel terangkat, bila harus
jalan dengan posisi body dinaikkan karena membersihkan
muatan jangan lebih dari 15 m.
 Usahakan dumping material langsung habis.

Mengapa
Karena akan merusak frame, body, hoist dan

yang lainnya.

DUMPING DI AREA DISPOSAL
YANG KURANG TEPAT

Apabila dumping dengan posisi kurang tepat
akan berakibat :

 Unit bisa terguling karena lokasi dumping
kurang rata.

 Hasil buangan tidak langsung ke jurang.
 Menambah pekerjaan bagi alat orang.
 Ban depan terangkat karena unit posisinya

up hill.

Operational Training Department HD 465 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal :93

IMPROVEMENT PENGOPERASIAN RETARDER

A. Cara mengetahui pengguanaan retarder

Ketika kita gunakan lever retarder tidak dapat
terkontrol kecepatan truck maka truck cendrung
bergerak lebih cepat/meluncur.
Maka : Gunakan service brake dan cepat-cepat

kembali ke retarder sesuai grafik
kehandalan dan pindahkan tranmission
ke gigi yang lebih rendah.

Ingat : Jangan sekali-kali mempergunakan
service brake untuk mengurangi
kecepatan truck.

B. Apa yang menyebabkan Dump Truck
keluar dari kemampuan Retarder.

 Hauling pada turunan yang tidak sesuai
dengan grafik kehandalan rem (grafik
performance)

 Terlambat penggunaan retarder.
Karena : gaya gravitasi akan membuat
truck semakin cepat turun jika retarder
tidak segera digunakan.

 Speed (gigi) tidak sesuai dengan
kemiringan jalan.

Akibatnya keluar dari retarder yang sudah
ditentukan (Grafik performance)

 Suhu oli hydraulic akan panas ditandai
dengan alarm berbunyi.

 Suhu engine ikut panas.
 Engine bisa over running.

C. Bagaimana cara mengatasi supaya tidak
keluar dari retarder performance.

 Gunakan retarder saat mulai turun.
 Posisi speed/gigi sesuai brake performabne

curve yang sudah ditentukan berdasarkan
actual di turunan.
 Kecepatan disesuaiakan dengan speed
yang sudah ditentukan (lihat grafik brake
performance).
 Tire sesuaikan standard lokasi.
 Jarak turunan jangan melebihi standard
grafik brake performance.

Operational Training Department HD 465 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal :94

D. TEKNIK MENGHINDARI ENGINE
OVERRUNING PADA JALAN MENURUN

DENGAN MUATAN.

 Lihat grafik kemampuan rem.
 Sesuaikan Gear transmissi dengan

kecepatan unit.

 Pertahankan putaran Engine pada 2000 Rpm.
 Beban dikurangi dari standard karena semakin

besar beban yang diangkut akan mempercepat
kecepatan ui pada jalan menurun.

 Grade jalan dikurangi meksimum 10o.

CONTOH-CONTOH MISS-OPERATION HD 465-7
DAN PENGARUHNYA.

 Sering berhenti dalam posisi tranmisi masuk :
a. Torque Conventer Stall.
b. Mempercepat kenaikan suhu oil torque converter sehingga
menjadi overheat (panas berlebihan).
c. Komponen Torque Converter akan cepat mengalami
kerusakan.

 Speed up/speed down frequently (hunting speed):
a. Slip pada disc/plate tranmisi.
b. Slip pada disc/plate lock up.
c. U-joint/ drive shaft patah.
d. Umur komponen transmisi lebih pendek.

 Membelok dengan patah (pada speed tinggi):
a. Material tumpah.
b. Ban sobek dan aus.
c. Suspensi cepat rusak.
d. Silinder steering dan komponen lain cepat rusak.

 Penggunaan rem secara mengejut.
a. Keausan disc dan plate tinggi.
b. Keretakan pada chasis karena hentakan yang tinggi.
c. Keausan ban.

 Hauling dengan Overload dan overspeed.
a. Transmisi overspeed.
b. Engine overrunning.
c. Suspensi cepat rusak.
d. Transmisi cepat rusak.
e. Axle, final drive cepat rusak.

Operational Training Department HD 465 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal :95

CONTOH – CONTOH MISS- APLICATION HD 465 -7
DAN PENGARUHNYA.

 DUMP TRUCK UNTUK MEMUAT AIR DAN MENYIRAM
JALAN:
a. Produksi rendah.
b. Kerusakan mekanisme dump.
c. Tidak aman.

 Dump truck menarik dump truack lain yang amblas pengaruhnya
tidak effective.

 Hauling pada grade jalan tinggi. drive
a. Tidak produktive.

b. Tranmisi, Engine, Axle, Final
kemungkinan rusak lebih cepat.

 Beroperasi pada lebar bench dan jalan yang sempit
bukan spesifikasi HD 465 -7:

a. Tidak safety.
b. Low production.

 Standard vessel digunakan untuk hauling batu bara
pengaruhanya low production.

Operational Training Department HD 465 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal :96

PARKIR SETELAH SELESAI OPERASI

Tujuan : agar dapat mendeteksi kondisi alat sendiri mengkin dan
persiapan untuk operasi esok harinya.

Kemungkinan-kemungkinan yag kan terjadi antara lain :
 Kelongsoran.
 Kebanjiran.
 Tetimpa pohon roboh.
 Kebakaran.
 Pencurian.
 Sulit dijangkau untuk pengiasian BBM dan
crew maintenance.

Setelah selesai operasi atau kerja perkirlah unit pada tempat yang keras,
datar dan aman.

TEKNIK PARKIR SETELAH SELESAI OPERASI
DILAKUKAN DENGAN BENAR.

Dalam melakukan parkir yang perlu
diperhatikan untuk operator/driver HD
yaitu:

 Berhenti ditempat aman, rata dan keras.
 Aktifkan rem parkir dan netralkan

transmission.
 Bersihkan kotoran-kotoran yang menempel

dan juga buang tekanan udara, check juga
tekanan ban.

Manfaat yang didapat.

 Untuk melakukan perawatan akan lebih
mudah dan aman.

 Jika ada kebocoran setelah operasi segera
dapat diketahui.

Operational Training Department HD 465 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal :97

TEKNIK PARKIR SETELAH SELESAI OPERASI
DILAKUKAN KURANG SEMPURNA

Apabila parkir dilakukan kurang sempurna
seperti keterangan dibawah ini :

 Parkir ditempat turunan (dekat dengan
jurang dan tebing).

 Retarder diaktifkan, lever transmission
masih masuk.

 Kotoran-kotoran yang menempel pada unit
tidak dibersihkan.

 Tekanan udara tetap panuh tidak dibuang.

Dengan keterangan diatas maka dapat
mengakibatkan :

 Unit kurang aman.
 Transmission sangat berat bebannya

(menahan bergeraknya unit) dan ini
sangat berbahaya untuk keselamatan
unit.

Operational Training Department HD 465 -7

MAINTENANCE Hal : 98

1. Pemeriksaan Sebelum Start

A. Pemeriksaan Keliling Unit

Peringatan !
Kebocoran oli atau bahan bakar dan bahan lain yang mudah terbakar disekitar
komponen bersuhu tinggi seperti muffler dan turbocharger bisa menyebabkan
kebakaran.

1. Pemeriksaan dump body, frame, tires, silinder, linkage, kerusakan hose, keausan
(play)
Periksa dump body, frame, tires, silinder, linkage dan hose untuk keretakan atau
keausan atau play dan laksanakan perbaikan jika ditemukan kelainan.

2. Buang kotoran dari seputar engine, battery dan radiator
Pastikan tidak ada kotoran atau debu yang terkumpul di sekitar engine dan radiator.
Periksa juga bahwa tidak ada material yang mudah terbakar (daun kering, ranting dsb)
yang terkumpul sekitar battery, engine muffler, turbocharge atau bagian – bagian lain
yang bersuhu tinggi. Buang semua kotoran yang telah ditemukan.

3. Periksa kebocoran oli dan air di sekitar engine
Pastika tidak ada kebocoran oli dari engine dan air pendingin. Jika ditemukan kelainan
segera perbaiki.

4. Periksa kebocoran oli dari transmisi, differential, final drive, front drive, hidrolik tank,
hose-hose dan joint
Periksa tanda-tanda kebocoran dari undercover atau oli yang menetes diatas tanah.
Periksa kebocoran oli jika ditemukan kelainan segera perbaiki lokasi kebocoran.

5. Periksa baut-baut mounting air cleaner yang lepas
Pastikan tidak ada baut-baut mounting yang lepas dari air cleaner. Jika ada yang
kendor atau lepas segera perbaiki.

6. Periksa Rubber mount dump body
Periksa keretakan, benda asing yang melekat atau baut yang lepas.

7. Periksa kerusakan tangga, baut-baut yang lepas
8. Periksa kerusakan gauge, lampu-lampu dan baut-baut yang lepas
9. Periksa spion belakang, spion depan
10. Periksa seatbelt dan clamp-clamp
11. Pemeriksaan ban-ban

Ban aus :

 ban yang mempunyai tread grove kurang dari 15% dari ban baru

 ban yang keausannya sangat extrem tidak rata
Ban rusak

 Ban yang mempunyai satu bagian alir sampai menembus cord atau retak bagian
karetnya.

 Ban yang cordnya pecah atau terkoyak

 Ban yang permukaanya sobek-sobek

Operational Training Department HD 465 - 7

MAINTENANCE Hal : 99

 Ban tubeler yang bocor atau tidak bisa diperbaiki
 Ban yang sudah tua atau rusak

12. Pemeriksaan Rim
Periksa rim atau rim dari putus karat dan retak. Khususnya periksa side ring, lock ring
dan rim flange

B. Pemeriksaan Sebelum Menghidupkan Engine

 Pemeriksaan Air Cleaner
1. Check bahwa tampilan kuning pada transparant

jika kuning berarti tekanan lebih dari 7,5 kPa.
2. Jika merah mununjukkan tekanan 7,5 kPa. Segera

bersihkan atau ganti air cleaner.
3. Setelah pengecekan, pembersihan dan penggantian,

tekanlah bagian atas dari dust indicator untuk
mengembalikan ke tampilan kuring atau posisi
aslinya.

 Pemeriksaan Level Air Radiator
1. Check level air subtank, tambahkan air antara level

Full dan Low pada subtank.

 Pemeriksaan Fluid Windows Washer Fluid

1. Check level cairan washer window tank, dan jika
pada posisi “Low” tambahkan dengancairan
windows automobile washer.

2. Hati – hati jangan sampai kotoran dan debu jangan
sampai ikut masuk tangki.

3. Ketika mengoperasikan dibawah titik beku,
gunakan cairan anti beku.

Operational Training Department HD 465 - 7

MAINTENANCE Hal : 100

 Pemeriksaan Suspensi HD 465 - 7

Depan
Periksalah pada bagian bawah cover suspensi Pada
range “A”, ditunjukkan pada oleh panah pada label
ketika unit tanpa beban dan ditempat yang rata.

Pada saat yang sama, pindahkan cover untuk

mengukur :

Spesifikasi Buffering

standart Spesifikasi

( B) 239 – 259 mm 239 – 259 mm

Reference 506 – 526 mm 506 – 526 mm

(C)

Ketebalan 50 mm 50 mm

Flange (D)

Belakang

Pengukuran dimensi, periksalah dari rembasan oli.

Spesifikasi Buffering

standart Spesifikasi

(E) 210 – 230 mm 194 – 214 mm

Ketebalan 49 mm 65 mm

Flange (F)

 Periksalah Level Oli Differential
1. Pindahkan Plug (G) dan periksalah oli level

dibawah lubang plug.
2. Jika level terlalu rendah, tambahkan oli sampai oli

penuh (sejajar lubang)

 Periksalah level oli Final Drive

1. Hentikan unit sehingga tanda Top casting berada
diatas dan drain plug (P) berada dibawah.

2. Pindahkan Plug (G) dan periksalah oli level
dibawah lubang plug.

3. Jika level terlalu rendah, tambahkan oli sampai oli
penuh (sejajar lubang)

Operational Training Department

MAINTENANCE Hal : 101

 Pemeriksaan Drive Shaft HD 465 - 7
Periksalah jika ada kelainan, seperti kehilangan
sambungan drive shaft, bearing dan shaft.

 Pengecekan Level Baterry
1. Pastikan level elektrolit battery selalu pada level

antara upper dan lower level

2. Jika tidak mungkin melihat level battery maka
pindahkan tutup dari atas battery, lihatlah melalui
tempat pengisian dan periksalah permukaan
elektrolitnya. Jika kurang segera tambahkan.

 Pemeriksaan Kekencangan belt alternator
Periksa kekencangan belt altenator sekitar 15 mm ketika
ditekan dengan ibu jari.
Penyetelan :
1. Lepaskan baut 1 sampai 4 dan putar baut 5 untuk

mengatur kekencangan belt.
- Kencangkan untuk menambah kekencangan belt
- Kendorkan untuk mengendorkan belt
2. Setelah disetel segera kencangkan baut 1 sampai 4
3. Kencangkan baut no 5.

 Pemeriksaan Frame (Rangka)
Periksalah bahwa tidak retak pada dump body.
1. Bersihkan dump body untuk mempermudah

pengecekan
2. Periksalah semua bagian dari dump body dari

kerusakan.

Operational Training Department

MAINTENANCE Hal : 102

 Bersihkan Breather (lubang pernafasan)
Bersihkan debu dan kotoran yang ada disekitar
breather, kemudian lepaskan breathers dan bersihkan
dengan oli diesel.

A. Transmission Case Breather
B. Steering, Hoist Oil Tank

1. Pindahkan baut (1) kemudian pindahkan cover dan
cuci elemen (3)

2. Kembalikan elemen (3) dan pasang kembali cover
(2) dan baut (1)

2. Prosedur Setelah Engine Hidup

 Biarkan engine hidup pada putaran idle selama 5 menit
 Hindari operasi dengan beban penuh dan kecepatan tinggi
 Segera setelah menghidupkan engine, jangan menaikkan gas secara tiba-tiba,

mematikan engine secara mendadak dan merubah arah secara tiba-tiba.

Setelah engine hidup, jangan langsung mengoperasikan unit, pertama lakukan pemeriksaa
bagian luar :

 Biarkan engine hidup pada putaran rendah selama 5 menit untuk proses
pemanasan

 Setelah prosedur pemanasan, periksa monitor panel
Ketika AISS LOW pada posisi AUTO dan temperatur pendingin dibawah normal
secara otomatis putaran engine akan naik.

 Periksa ketidaknormalan dari warna gas buang, suara-suara atau getaran.

Operational Training Department HD 465 - 7

MAINTENANCE Hal : 103

A. Pengetesan Foot Brake HD 465 - 7

Pengetesan foot brake :
1. Hentikan unit pada tempat yang datar dan tekan

pedal service brake (1)
2. Letakkan shift leve rpada posisi “D”, secara

bertahap naikkan kecepatan engine dan check
bahwa unit tidak bergerak saat kecepatan engine
mencapai 1870 rpm. Jika unit tidak bergerak
berarti normal
3. Turunkan kecepatan engine, letakkan shift lever
pada posisi “N” dan atur posisi parking brake
switch pada posisi “Parking”. Jika ada kelainan
segera perbaiki atau stel kembali.

B. Pengetesan Retarder Brake

Pengetesan Retarder brake :
1. Hentikan unit pada tempat yang datar dan tarik

retarder lever penuh (1).
2. Letakkan shift leve rpada posisi “D”, secara

bertahap naikkan kecepatan engine dan check
bahwa unit tidak bergerak saat kecepatan engine
mencapai 1400 rpm. Jika unit tidak bergerak
berarti normal
3. Turunkan kecepatan engine, letakkan shift lever
pada posisi “N” dan atur posisi parking brake
switch pada posisi “Parking”. Jika ada kelainan
segera perbaiki atau stel kembali.

C. Pengetesan Parking Brake

Pengetesan Parking brake :
1. Hentikan unit pada tempat yang datar dan letakkan

Parking brake switch pada posisi “Parking” (1).
2. Letakkan shift leve rpada posisi “D”, secara

bertahap naikkan kecepatan engine dan check
bahwa unit tidak bergerak saat kecepatan engine
mencapai 1670 rpm. Jika unit tidak bergerak
berarti normal
3. Turunkan kecepatan engine, letakkan shift lever
pada posisi “N” dan atur posisi parking brake
switch pada posisi “Parking”. Jika ada kelainan
segera perbaiki atau stel kembali.

Operational Training Department

MAINTENANCE Hal : 104

3. Pemeriksaan Setelah Bekerja

Gunakan monitor panel untuk memeriksa suhu air pendingin, tekanan oli engine dan
jumlah bahan bakar. Jika terjadi panas yang berlebihan jangan matikan engine dahulu,
biarkan engine berputar dengan putaran sedang sampai turun temperaturnya.

4. Tabel Fuel, Oil dan Pendingin

Operational Training Department HD 465 - 7

1

2

3

4

5

6