Lihat Foto Show KOMPAS.com - Ilmu sejarah digunakan untuk mempelajari masa lampau. Dalam pembelajaran sejarah, kronologi, kronik, dan sinkronik, menjadi tiga hal penting yang harus diketahui. Karena berkaitan erat dengan pembelajaran sejarah itu sendiri. Pengertian kronologiDalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kronologi didefinisikan sebagai urutan waktu dari berbagai kejadian atau peristiwa. Kronologi dalam lingkup sejarah bisa diartikan sebagai penentuan urutan waktu suatu kejadian di masa lampau. Melansir dari Encyclopaedia Britannica, kronologi (chronology) dalam sejarah, digunakan sebagai sistem penanggalan. Kronologi dibutuhkan supaya sejarah makin mudah dipahami dan dipelajari, karena sudah diurutkan, sehingga rangkaian peristiwa tersebut menjadi satu kesatuan utuh. Baca juga: Konsep Berpikir Diakronis dan Contohnya Pengertian kronikKronik dalam KBBI diartikan sebagai catatan peristiwa yang diurutkan sesuai waktu kejadiannya. Kronik adalah catatan kejadian-kejadian secara singkat dari waktu ke waktu secara berurutan. Artinya kumpulan kejadian di masa lalu dikumpulkan atau dikelompokkan dalam urutan waktu yang sama. Menurut Anggara Lutfian Putra dalam Kronik Kolonialisme di Nusantara sebagai Inspirasi Penciptaan Karya Seni Lukis (2016), kronik merupakan kumpulan arsip dari kategorisasi tertentu yang dikumpulkan sesuai masa atau urutan waktunya. Pengertian sinkronikPengertian sinkronik dalam KBBI bisa dilihat dari kata ‘sinkronis’, yakni segala sesuatu yang berkaitan dengan peristiwa dalam suatu masa terbatas. Sinkronik dalam sejarah diartikan sebagai aktivitas pembelajaran peristiwa sejarah di masa tertentu secara lebih mendalam. Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sinkronik diambil dari bahasa Yunani, yakni syn yang artinya dengan, dan chronoss berarti waktu. Dalam sejarah, sinkronik lebih menitikberatkan pada batasan atau kelompok waktu tertentu. Baca juga: Apa itu Sejarah Bersifat Sinkronik? Perbedaan kronologi, kronik, dan sinkronikPersamaan antara ketiganya terletak pada waktu. Kronologi, kronik, dan sinkronik sama-sama berhubungan dengan waktu peristiwa dalam pembelajaran sejarah. Walau begitu, kronologi, kronik, dan sinkronik tetaplah berbeda. Berikut perbedaannya:
Kronik adalah catatan peristiwa menurut urutan saat perihal jadinyanya.[1] Meski penulis kronik memperoleh informasi secara bervariasi, beberapa kronik ditulis dari pengetahuan pelaku, beberapa dari saksi atau peserta dalam peristiwa, atau melewati mulut ke mulut. Beberapa bahan-bahan tertulis adalah piagam, surat, atau karya-karya penulis sejarah sebelumnya. Yang pautan berupa kisah tentang asal-usul yang tak dikenal sehingga mempunyai status mitos. Penyalin kronik juga berpengaruh dalam hal penyalinan kreatif, dengan melakukan koreksi, memperbarui atau melanjutkan sebuah kronik dengan informasi yang dulunya tak tersedia untuk penulis asli.[2] Salah satu contoh kronik di Indonesia adalah Kronik Revolusi Indonesia yang disusun oleh Pramoedya Ananta Toer, Koesalah Subagyo Toer dan Ediati Kamil.[3] Rujukanedunitas.com Page 2Kronik adalah catatan peristiwa menurut urutan saat perihal jadinyanya.[1] Meski penulis kronik memperoleh informasi secara bervariasi, beberapa kronik ditulis dari pengetahuan pelaku, beberapa dari saksi atau peserta dalam peristiwa, atau melewati mulut ke mulut. Beberapa bahan-bahan tertulis adalah piagam, surat, atau karya-karya penulis sejarah sebelumnya. Yang pautan berupa kisah tentang asal-usul yang tak dikenal sehingga mempunyai status mitos. Penyalin kronik juga berpengaruh dalam hal penyalinan kreatif, dengan melakukan koreksi, memperbarui atau melanjutkan sebuah kronik dengan informasi yang dulunya tak tersedia untuk penulis asli.[2] Salah satu contoh kronik di Indonesia adalah Kronik Revolusi Indonesia yang disusun oleh Pramoedya Ananta Toer, Koesalah Subagyo Toer dan Ediati Kamil.[3] Rujukanedunitas.com Page 3Kronik adalah catatan peristiwa menurut urutan saat perihal jadinyanya.[1] Meski penulis kronik memperoleh informasi secara bervariasi, beberapa kronik ditulis dari pengetahuan pelaku, beberapa dari saksi atau peserta dalam peristiwa, atau melewati mulut ke mulut. Beberapa bahan-bahan tertulis adalah piagam, surat, atau karya-karya penulis sejarah sebelumnya. Yang pautan berupa kisah tentang asal-usul yang tak dikenal sehingga mempunyai status mitos. Penyalin kronik juga berpengaruh dalam hal penyalinan kreatif, dengan melakukan koreksi, memperbarui atau melanjutkan sebuah kronik dengan informasi yang dulunya tak tersedia untuk penulis asli.[2] Salah satu contoh kronik di Indonesia adalah Kronik Revolusi Indonesia yang disusun oleh Pramoedya Ananta Toer, Koesalah Subagyo Toer dan Ediati Kamil.[3] Rujukanedunitas.com Page 4Kuanyar adalah desa di kecamatan Mayong, Jepara, Jawa Tengah, Indonesia. Daftar isi
Potensimayoritas penduduk memainkan pekerjaan di industri Genteng. Pariwisata
RencanaPetinggi Desa Kuanyar mempunyai sebagian rencana, diantaranya:
Pranala luaredunitas.com Page 5Tags (tagged): kunir, keling, jepara, unkris, indonesia provinsi, jawa tengah, kabupaten, jepara kecamatan, desa kecamatan, jepara jawa, desa, bumiharjo kelet, damarwulan, tempur gelang jlegong, jepara kategori, tersembunyi, semua daerah tingkat, iv, center, of, studies rintisan kelurahan, mei 2014, semua, kelurahan kunir Page 6Tags (tagged): kunir, keling, jepara, unkris, kunir keling, jepara kunir, desa, kecamatan keling, kecamatan, keling kabupaten, jawa tengah desa, bumiharjo, jlegong, kaligarang, keling klepu kunir, tunahan watuaji, tersembunyi, semua daerah tingkat, iv indonesia, semua, center of, studies indonesia, rintisan, kelurahan mei 2014, semua kelurahan Page 7Tags (tagged): kunir, keling, jepara, unkris, kunir keling, jepara kunir, desa, kecamatan keling, kecamatan, keling kabupaten, jawa tengah desa, bumiharjo, jlegong, kaligarang, keling klepu kunir, tunahan watuaji, tersembunyi, semua daerah tingkat, iv indonesia, semua, pusat ilmu, pengetahuan indonesia, rintisan, kelurahan mei 2014, semua kelurahan Page 8Tags (tagged): kunir, keling, jepara, unkris, indonesia provinsi, jawa tengah, kabupaten, jepara kecamatan, desa kecamatan, jepara jawa, desa, bumiharjo kelet, damarwulan, tempur gelang jlegong, jepara kategori, tersembunyi, semua daerah tingkat, iv, pusat, ilmu, pengetahuan rintisan kelurahan, mei 2014, semua, kelurahan kunir Page 9Kuanyar adalah desa di kecamatan Mayong, Jepara, Jawa Tengah, Indonesia. Daftar isi
Potensimayoritas penduduk memainkan pekerjaan di industri Genteng. Pariwisata
RencanaPetinggi Desa Kuanyar mempunyai sebagian rencana, diantaranya:
Pranala luaredunitas.com Page 10Kuanyar adalah desa di kecamatan Mayong, Jepara, Jawa Tengah, Indonesia. Daftar pokok
Potensimayoritas penduduk bekerja di industri Genteng. Pariwisata
RencanaPetinggi Desa Kuanyar mempunyai sebagian rencana, diantaranya:
Pranala luaredunitas.com Page 11Kuanyar adalah desa di kecamatan Mayong, Jepara, Jawa Tengah, Indonesia. Daftar pokok
Potensimayoritas penduduk bekerja di industri Genteng. Pariwisata
RencanaPetinggi Desa Kuanyar mempunyai sebagian rencana, diantaranya:
Pranala luaredunitas.com Page 12Kronik adalah catatan peristiwa menurut urutan saat peristiwanya.[1] Meski penulis kronik memperoleh informasi secara bervariasi, beberapa kronik ditulis dari pengetahuan pelaku, beberapa dari saksi atau peserta dalam peristiwa, atau melewati mulut ke mulut. Beberapa bahan-bahan tertulis adalah piagam, surat, atau karya-karya penulis sejarah sebelumnya. Yang pautan berupa kisah tentang asal-usul yang tak dikenal sehingga mempunyai status mitos. Penyalin kronik juga berpengaruh dalam hal penyalinan kreatif, dengan melakukan koreksi, memperbarui atau melanjutkan sebuah kronik dengan informasi yang dulunya tak tersedia untuk penulis asli.[2] Salah satu contoh kronik di Indonesia adalah Kronik Revolusi Indonesia yang disusun oleh Pramoedya Ananta Toer, Koesalah Subagyo Toer dan Ediati Kamil.[3] Rujukanedunitas.com Page 13Kronik adalah catatan peristiwa menurut urutan saat peristiwanya.[1] Meski penulis kronik memperoleh informasi secara bervariasi, beberapa kronik ditulis dari pengetahuan pelaku, beberapa dari saksi atau peserta dalam peristiwa, atau melewati mulut ke mulut. Beberapa bahan-bahan tertulis adalah piagam, surat, atau karya-karya penulis sejarah sebelumnya. Yang pautan berupa kisah tentang asal-usul yang tak dikenal sehingga mempunyai status mitos. Penyalin kronik juga berpengaruh dalam hal penyalinan kreatif, dengan melakukan koreksi, memperbarui atau melanjutkan sebuah kronik dengan informasi yang dulunya tak tersedia untuk penulis asli.[2] Salah satu contoh kronik di Indonesia adalah Kronik Revolusi Indonesia yang disusun oleh Pramoedya Ananta Toer, Koesalah Subagyo Toer dan Ediati Kamil.[3] Rujukanedunitas.com Page 14Kuanyar yaitu desa di kecamatan Mayong, Jepara, Jawa Tengah, Indonesia. Daftar pokok
Potensimayoritas masyarakat melakukan pekerjaan di industri Genteng. Pariwisata
RencanaPetinggi Desa Kuanyar mempunyai beberapa rencana, diantaranya:
Pranala luaredunitas.com Page 15Page 16Page 17Page 18Page 19Kuanyar yaitu desa di kecamatan Mayong, Jepara, Jawa Tengah, Indonesia. Daftar pokok
Potensimayoritas masyarakat melakukan pekerjaan di industri Genteng. Pariwisata
RencanaPetinggi Desa Kuanyar mempunyai beberapa rencana, diantaranya:
Pranala luaredunitas.com Page 20Kuanyar adalah desa di kecamatan Mayong, Jepara, Jawa Tengah, Indonesia. Daftar pokok
Potensimayoritas masyarakat melakukan pekerjaan di industri Genteng. Pariwisata
RencanaPetinggi Desa Kuanyar mempunyai beberapa rencana, diantaranya:
Pranala luaredunitas.com Page 21Kuanyar adalah desa di kecamatan Mayong, Jepara, Jawa Tengah, Indonesia. Daftar pokok
Potensimayoritas masyarakat melakukan pekerjaan di industri Genteng. Pariwisata
RencanaPetinggi Desa Kuanyar mempunyai beberapa rencana, diantaranya:
Pranala luaredunitas.com Page 22Kronik adalah catatan peristiwa menurut urutan saat peristiwanya.[1] Meski penulis kronik memperoleh informasi secara bervariasi, beberapa kronik ditulis dari ilmu pelaku, beberapa dari saksi atau peserta dalam peristiwa, atau melewati mulut ke mulut. Beberapa bahan-bahan tertulis adalah piagam, surat, atau karya-karya penulis sejarah sebelumnya. Pautannya berupa kisah tentang asal-usul yang tidak dikenal sehingga memiliki status mitos. Penyalin kronik juga berpengaruh dalam hal penyalinan kreatif, dengan melakukan koreksi, memperbarui atau melanjutkan suatu kronik dengan informasi yang dahulunya tidak tersedia untuk penulis asli.[2] Salah satu contoh kronik di Indonesia adalah Kronik Revolusi Indonesia yang disusun oleh Pramoedya Ananta Toer, Koesalah Subagyo Toer dan Ediati Kamil.[3] Pustakaedunitas.com Page 23Kronik adalah catatan peristiwa menurut urutan saat peristiwanya.[1] Meski penulis kronik memperoleh informasi secara bervariasi, beberapa kronik ditulis dari ilmu pelaku, beberapa dari saksi atau peserta dalam peristiwa, atau melewati mulut ke mulut. Beberapa bahan-bahan tertulis adalah piagam, surat, atau karya-karya penulis sejarah sebelumnya. Pautannya berupa kisah tentang asal-usul yang tidak dikenal sehingga memiliki status mitos. Penyalin kronik juga berpengaruh dalam hal penyalinan kreatif, dengan melakukan koreksi, memperbarui atau melanjutkan suatu kronik dengan informasi yang dahulunya tidak tersedia untuk penulis asli.[2] Salah satu contoh kronik di Indonesia adalah Kronik Revolusi Indonesia yang disusun oleh Pramoedya Ananta Toer, Koesalah Subagyo Toer dan Ediati Kamil.[3] Pustakaedunitas.com Page 24Kronik adalah catatan peristiwa menurut urutan saat peristiwanya.[1] Meski penulis kronik memperoleh informasi secara bervariasi, beberapa kronik ditulis dari ilmu pelaku, beberapa dari saksi atau peserta dalam peristiwa, atau melewati mulut ke mulut. Beberapa bahan-bahan tertulis adalah piagam, surat, atau karya-karya penulis sejarah sebelumnya. Pautannya berupa kisah tentang asal-usul yang tidak dikenal sehingga memiliki status mitos. Penyalin kronik juga berpengaruh dalam hal penyalinan kreatif, dengan melakukan koreksi, memperbarui atau melanjutkan suatu kronik dengan informasi yang dahulunya tidak tersedia untuk penulis asli.[2] Salah satu contoh kronik di Indonesia adalah Kronik Revolusi Indonesia yang disusun oleh Pramoedya Ananta Toer, Koesalah Subagyo Toer dan Ediati Kamil.[3] Pustakaedunitas.com Page 25Kronik adalah catatan peristiwa menurut urutan saat peristiwanya.[1] Meski penulis kronik memperoleh informasi secara bervariasi, beberapa kronik ditulis dari ilmu pelaku, beberapa dari saksi atau peserta dalam peristiwa, atau melewati mulut ke mulut. Beberapa bahan-bahan tertulis adalah piagam, surat, atau karya-karya penulis sejarah sebelumnya. Pautannya berupa kisah tentang asal-usul yang tidak dikenal sehingga memiliki status mitos. Penyalin kronik juga berpengaruh dalam hal penyalinan kreatif, dengan melakukan koreksi, memperbarui atau melanjutkan suatu kronik dengan informasi yang dahulunya tidak tersedia untuk penulis asli.[2] Salah satu contoh kronik di Indonesia adalah Kronik Revolusi Indonesia yang disusun oleh Pramoedya Ananta Toer, Koesalah Subagyo Toer dan Ediati Kamil.[3] Pustakaedunitas.com Page 26 |