Contoh sikap remaja Kristen yang mampu memanfaatkan IPTEK berdasarkan kebenaran Alkitab adalah

Kejadian 1:27-28; 6:14-16,22

Manusia adalah puncak dari ciptaan Allah ketika Allah menciptakan langit dan bumi serta isinya (Kejadian 1). Dan, karena manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, maka manusia disebut sebagai ciptaan Allah yang mulia, manusia diberikan napas kehidupan, serta dianugerahi akal budi, pikiran, dan perasaan. Lewat akal budi inilah, manusia mengembangkan pengetahuan mereka sehingga terciptalah teknologi. Dan, pada perkembangannya, teknologi yang merupakan hasil dari akal budi manusia sudah demikian modern, sesuai dengan perkembangan zaman dan peradaban.

Contoh sikap remaja Kristen yang mampu memanfaatkan IPTEK berdasarkan kebenaran Alkitab adalah

Sejak manusia jatuh ke dalam dosa, akal budi manusia juga telah dikuasai oleh dosa. Dan, ketika manusia yang berdosa melalui akal budinya dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka ilmu pengetahuan dan teknologi manusia tersebut kecenderungannya digunakan untuk melawan Allah. Seperti yang dilakukan oleh masyarakat Babel (Kejadian 11:1-9). Ketika Allah mengacaubalaukan pembangunan menara Babel, yang ditentang Allah bukanlah pendirian kota dan menara Babelnya, tetapi kesombongan mereka dengan pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya, serta motivasi mereka yang ingin mencari nama dan ingin menyamai Allah (Kejadian 11:4).

Akan tetapi, bagi manusia yang tunduk dan taat akan Allah, akal budi yang berkembang dalam dirinya juga ditundukkan di bawah kedaulatan Allah. Dengan demikian, ilmu pengetahuan dan teknologi yang berasal dari akal budi manusia yang takut akan Allah akan digunakan untuk tujuan yang diinginkan Tuhan, yaitu: untuk mengabdi dan memuliakan Allah serta memberikan kebaikan, manfaat, dan kemudahan bagi umat manusia. Contoh dalam Alkitab tentang manusia yang menggunakan akal budi, pengetahuan, dan teknologinya untuk kemuliaan Allah dan kebaikan bagi sesama adalah Nuh. Allah memerintahkan Nuh membuat bahtera untuk menyelamatkan dirinya dan keluarganya dari kebinasaan akibat air bah akibat kebobrokan moral dunia pada waktu itu. Dimensi ruang dalam bahtera ataupun bahan yang digunakan telah ditentukan oleh Allah, (Kejadian 6:14-15) dan Nuh dengan akal budi dan pengetahuannya mengerjakan apa yang diperintahkan Allah tersebut dengan tepat, yaitu untuk membuat bahtera seperti yang Allah kehendaki untuk menyelamatkan dirinya dan keluarganya (Kejadian 6:22).

Dari tinjauan Alkitab ini bisa disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan hasil dari akal budi manusia telah dimulai sejak awal sejarah manusia. Manusia memiliki daya cipta karena dia diciptakan sebagai gambar Allah dan sebagai pribadi yang berakal budi.

Setiap hasil dari akal budi manusia harus digunakan untuk mengasihi Tuhan.

  1. Contoh sikap remaja Kristen yang mampu memanfaatkan IPTEK berdasarkan kebenaran Alkitab adalah
  2. Contoh sikap remaja Kristen yang mampu memanfaatkan IPTEK berdasarkan kebenaran Alkitab adalah
  3. Contoh sikap remaja Kristen yang mampu memanfaatkan IPTEK berdasarkan kebenaran Alkitab adalah
  4. Contoh sikap remaja Kristen yang mampu memanfaatkan IPTEK berdasarkan kebenaran Alkitab adalah

Lalu, bagaimana hubungan antara iman Kristen dengan teknologi pada saat ini?

Dalam satu sisi teknologi dapat memberikan manfaat kebaikan bagi sesama dan menolong orang percaya untuk memuliakan Allah sehingga iman orang percaya terbangun karenanya (kisah Nuh sebagai contoh).

Contoh sikap remaja Kristen yang mampu memanfaatkan IPTEK berdasarkan kebenaran Alkitab adalah

Akan tetapi, di sisi lain, teknologi akan memberikan dampak negatif bagi manusia, ketika teknologi telah menggeser posisi Allah dalam hidup manusia. Manusia tidak lagi hidup berserah dan mengandalkan Allah, tetapi hidupnya menjadi tergantung dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berasal dari akal budi manusia (Kisah orang-orang Babel sebagai contoh).

Inilah salah satu tantangan bagi orang percaya atau gereja pada masa kini di tengah kemajuan ilmu pengetahuan pada zaman modern ini. Akankah orang percaya terbantu pertumbuhan imannya dengan adanya teknologi, atau justru sebaliknya, iman orang percaya menjadi runtuh karena teknologi telah menggantikan peran Allah dalam hidup orang Kristen?

Lalu, bagaimana seharusnya orang percaya menyikapi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah sedemikian maju pada saat ini?

1. Allah adalah sumber pengetahuan (Amsal 1:7)

"Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, ...."

Dimaksudkan dalam ayat ini bahwa pengetahuan itu berasal atau bersumber dari Tuhan. Dan, sikap diri yang takut akan Tuhan akan menghasilkan pengetahuan yang benar serta dapat menggunakan pengetahuan tersebut dengan bijak untuk mengabdi kepada Tuhan dan kebaikan bagi sesama.

Karena pengetahuan tersebut berasal dari Allah, maka ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki keterbatasan. Seluruh ciptaan Allah atau yang berasal dari Allah memiliki keterbatasan, hanya Allah sendirilah yang sempurna dan tidak terbatas. Pesatnya ilmu pengetahuan manusia yang terus berkembang, dan hebatnya teknologi yang ada sekarang, tetap saja tidak dapat membuktikan keberadaan Allah. Keberadaan Allah dan kehadiran-Nya dalam diri orang percaya hanya dapat dipahami dengan iman.

2. Orang Kristen harus dapat menguasai teknologi dan bukan dikuasai oleh teknologi (1 Korintus 6:12).

"Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak akan membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apapun."

Rasul Paulus menjelaskan bahwa apa yang tidak melawan hukum-hukum Tuhan adalah sesuatu yang diizinkan, dan apa yang melawan hukum Tuhan artinya adalah jatuh kembali ke perbudakan yang lama yaitu perbudakan dosa.

Ilmu pengetahuan dan teknologi hasil dari akal budi manusia diizinkan digunakan untuk mengupayakan kebaikan dan kesejahteraan hidup manusia. Akan tetapi, ketika teknologi yang merupakan hasil dari akal budi manusia yang telah dianugerahkan Allah kepada manusia itu telah digunakan untuk menentang hukum Tuhan, maka manusia akan kembali menjadi budak dosa. Dan, Allah tentunya akan memberikan hukuman kepada manusia yang telah menjadi budak dosa dengan membuat ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai "allah", yang karenanya manusia telah diperhamba. Seperti halnya Allah mengacaukan upaya orang-orang Babel yang membangun kota dan mendirikan menara dengan motivasi untuk mencari nama dan melawan Allah.

3. Teknologi harus digunakan untuk memenuhi hukum Tuhan (Matius 22:37).

"Jawab Yesus kepadanya: Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu."

Salah satu tujuan Allah menciptakan manusia berbeda dengan ciptaan Allah yang lain adalah agar manusia dapat bersekutu dengan Allah dan memuliakan nama-Nya. Untuk dapat bersekutu dengan Allah dan memuliakan nama-Nya, maka manusia harus mengasihi Allah. Demikianlah salah satu hukum yang terutama yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, selain hukum untuk mengasihi sesama manusia seperti mengasihi diri sendiri. Dan, mengasihi Tuhan Allah itu harus dilakukan dengan segenap hati, jiwa, dan akal budi.

Ketika akal budi yang diberikan Allah kepada manusia telah menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka setiap hasil dari akal budi manusia harus digunakan untuk mengasihi Tuhan. Jadi, apa pun hasil-hasil dari teknologi manusia pada masa kini harus digunakan untuk mengasihi Tuhan dengan cara memberikan dampak kebaikan dan kesejahteraan sesama manusia. Akal budi manusia adalah anugerah Allah yang diberikan untuk kebaikan dan kesejahteraan manusia ciptaan Allah yang mulia. Melalui akal budi manusia, maka berkembanglah ilmu pengetahuan dan teknologi serta produk-produk dari teknologi tersebut yang ada pada kita saat ini dan yang bermanfaat untuk kebaikan hidup kita dan sesama.

Akan tetapi, ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki dua sisi, yaitu: sisi negatif dan sisi positif. Baiklah, kita sebagai orang percaya harus bisa menggunakan teknologi dan produk-produk teknologi tersebut untuk hal-hal yang positif, dan tujuan utamanya adalah untuk memuji dan memuliakan nama Allah pencipta langit dan bumi serta isinya. Amin. Soli Deo gloria.

Unduh Audio

Metode ilmiah sering digunakan dalam pembahasan tentang pendidikan. Riset dan metode ilmiah merupakan metode pemecahan masalah yang mengacu pada berpikir reflektif yaitu berpikir menemukan masalah serta memecahkannya melalui kegiatan yang bertahap. Ilmu pendidikan adalah sistem pengetahuan tentang pendidikan yang diperoleh melalui riset.

Proses perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini merupakan hasil dari penemuan dan penelitian yang dilakukan manusia sebelumnya. Sebenarnya perkembangan tersebut diawali dengan rasa keingintahuan manusia yang sangat besar bahkan Paul Leady mengatakan bahwa ”Man is curious animals”. Keingintahuan tersebut yang mendorong manusia untuk berupaya menjawab kenyataan-kenyataan alamiah yang ada di dunia ini lewat berbagai cara, dan hal ini mendorong perkembangan ilmu dan pengetahuan. Selaras dengan asal katanya Sains berasal dari bahasa Latin “scieantia” dan terbentuk kata science (bahasa Inggris), yang berarti pengetahuan atau mengetahui.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sains berarti pengetahuan pada umumnya seperti pengetahuan tentang alam dan dunia fisik seperti geologi, zoology, fisika, dll. Jadi pengertian sains ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari fenomena alam sehingga rahasia yang dikandung dapat diungkapkan dan dipahami. Usaha menyingkapkan rahasia alam tersebut dengan menggunakan metode ilmiah. Sains dalam arti luas ada sebelum era modern dan dalam peradaban sejarah. Kegiatan Sains adalah Kegiatan ilmiah  yang dianggap sebagai amanat Ilahi dalam Kitab Kejadian 2:27-28. Penaklukan yang dimaksudkan adalah dengan pengetahuan (berpikir, merenungkan dan bertindak).

Sains bertujuan untuk  menghasilkan sesuatu yang digunakan untuk kehidupan nyata dan memenuhi kebutuhan manusia. Ruang lingkup  Sains terbatas yaitu hanya kepada hal yang dapat di pahami oleh indera kita seperti pengelihatan, pendengaran, rabaan, sentuhan, dan juga ucapan. Sederhananya  sains merupakan pengetahuan yang di dapat dari proses pembelajaran dan juga pembuktian. Dunia kita mengalami dampak besar  terhadap sains yang berkelanjutan termasuk hasil-hasil teknologis dari sains begitu pun Gereja. Gereja pernah bersitegang terhadap scientist seperti teori evolusi Darwin; Galileo dan Newton dalam gravitasi; kloning manusia, dll. Pembahasan ini dibatasi pada pandangan tentang sains dalam bidang Ilmu Pengetahuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IPTEK) yaitu handphone (gadget). Dewasa ini penggunaan gadget dengan berbagai aplikasi membuat percepatan dalam segala bidang.

Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekonologi orang-orang semakin meninggalkan iman mereka. Mereka selalu bergantung pada IPTEK dan mulai melupakan Tuhan. Namun bagaimana dengan iman Kristen dalam menghadapi kemajuan dunia  dalam era globalisasi yang serba IPTEK ini?

1.      Sejauh mana pengaruh perkembangan IPTEK?

2.      Bagaimana IPTEK dalam pandangan Alkitab?

3.      Seperti apa pandangan Iman Kristen terhadap IPTEK

4.      Bagaimana sikap kita dalam menghadapi perkembangan IPTEK?

1.      Menjelaskan pengaruh perkembangan IPTEK

2.      Mengetahui bagaimana IPTEK dalam pandangan Alkitab

3.      Mengetahui pandangan Iman Kristen terhadap IPTEK

4.      Mengetahui sikap kita dalam menghadapi perkembangan IPTEK



IPTEK adalah akronim dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.  Ilmu adalah pengetahuan dan yang sudah diklarifikasi, diorganisasi, disistematisasi, dan diinterpretasi, menghasilkan kebenaran obyektif, sudah diuji kebenarannya, dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ilmu pengetahuan adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan menerangkan gejala-gejala tertentu. Berikut ini dijelaskan beberapa definisi menurut para ahli sebagai berkut:

a.       Karl Pearson mengatakan, ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana.

b.      Ashley Montagu mengatakan ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk menentukan hakikat prisnsip hal yang sedang dikaji.

            Sedangkan teknologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu tekne, yang berarti pekerjaan, dan logos, berarti suatu studi peralatan, prosedur dan metode yang digunakan pada berbagai cabang industri.

            Jadi ilmu pengetahuan mempunyai teori-teori atau rumus yang tetap, dan teknologi merupakan praktek atau ilmu terapan dari teori-teori yang berasal dari ilmu pengetahuan. IPTEK saling berkaitan, jika tidak adal ilmu pengetahuan, maka teknologi pun tidak akan ada. 

Perkembangan gadget dari masa ke masa dimulai dari perangkat yang bernama Handphone yang dikembangkan dari Telephone. HP pertama kali digunakan di Amerika Serikat pada tahun 1947. Generasi gadget dimulai dari generasi ke 0 (OG) disebut dengan radio HT (Handy Talky), generasi 1(1G) mulai menuju ke masa kini dengan penggunaan telephone seluler yang memiliki antena tetapi terlalu berat dengan jangkauan terbatas dan masih dengan signal analog. Generasi kedua, sudah muncul signal digital pada tahun 1990 dengan dua jaringan nirkabel yaitu GSM di Eropa dan CDMA di A.S. Ditambah fitur yang canggih seperti pesan suara, panggilan tunggu dan SMS. Bentuk telepon selular lebih kecil dan ringan. Generasi ke 3 (3G), internet sudah ada digenggaman pada generasi ini, dengan jangkauan yang luas sampai ke seluruh dunia dapat berkomunikasi dengan videocall karena sudah dilengkapi dengan kamera yang menjurus pada multimedia. Generasi ke 4 (4G), hp pada masa generasi ini disebut smartphone sangat dekat dengan manusia dan sebagian pekerjaan manusia dapat dibantu.

Gadget adalah kemajuan teknologi yang banyak digandrungi orang dari semua kalangan usia. Gadget dalam berbagai kemasan dan perkembangan yang menarik membuat setiap orang ingin memilikinya. Munculnya aplikasi-aplikasi dalam fitur gadget (handphone) yang memberikan kemudahan dalam menembus batas yang dahulu tidak mungkin.

a.       Mendapatkan informasi yang cepat

b.      Membantu dalam berkomunikasi

c.       Bisnis online yang banyak memberi keuntungan karena dapat melakukan transaksi dagang tanpa bertatapan muka dengan unsur saling percaya.

d.      Informasi pendidikan dan lowongan pekerjaan baik swasta dan pemerintah mudah di akses (didapat)

e.      Memudahkan dalam mencari nyanyian rohani ataupun umum dalam bentuk apa saja termasuk video.

f.        Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru

a.       Pemberian informasi, tanggapan, berita-berita yang belum tentu kebenarannya (hoax) lalu memunculkan banyak kesalahpahaman karena berita yang simpangsiur seperti peristiwa yang sekarang sedang ramai kasus gubernur DKI non aktif.

b.      Jika terlalu lama akan membuat punggung dan mata terasa sakit.

d.      Menimbulkan CLBK (cinta lama belum kelar/cinta lama bersemi kembali).

e.      Penggunaan handphone di dalam gereja saat ibadah yang tujuan pertamanya membuka aplikasi Alkitab namun lama kelamaan membuka aplikasi lain seperti FB, WA, IG, Path, dll.

Dunia Pendidikan pun tidak lepas dari sentuhan-sentuhan teknologi canggih, baik untuk mengoptimalkan pembelajaran peserta didiknya maupun untuk kelengkapan fasilitas dan sarana pendukung penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran. Kemajuan-kemajuan teknologi informasi pada saat ini telah mengubah proses pembelajaran di sejumlah institusi pendidikan. Hal ini tidak dapat dipahami karena informasi sudah menjadi indicator bagi kualitas seseorang. Kedekatan dengan sumber informasi akan memudahkan untuk mengakses informasi yang diperlukan. Lembaga pendidikan yang memiliki kelengkapan sumber informasi menjadi harapan dan bahkan banyak diminati oleh anggota masyarakat yang memiliki kesadaran tinggi akan pendidikan.

D.     IPTEK Dalam Pandangan Alkitab

      Penggunaan IPTEK sudah ada sejak zaman dahulu, sejak manusia diciptakan sudah ada IPTEK. Ilmu pengetahuan berasal dari Tuhan yaitu Firman Allah dan teknologi juga berasal dari Tuhan yang dikembangkan melalui manusia.

      Pengaruh Kekristenan yang mendorong lahirnya IPTEK merupakan cerminan sikap kristiani yang bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan Tuhan kepada manusia sebagaimana tertulis dalam Kejadian 1:28.

“Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertamba banyak: penuhilah bumi dan taklukanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi”.”

      Dari Kejadian 1:28 yang mendasari lahirnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Mandat Allah yang pertama untuk beranak cucu dan bertambah banyak manusia di bumi, dan berkuasa atas ikan-ikan, burung-burung, dan segala binatang, dari ayat tersebut yang melahirkan di pikiran manusia bagaiamana mereka dapat menguasai bumi sesuai yang dikehendaki Allah. Dan pengetahuan  untuk melahirkan teknologi itu terdapat dalam Amsal 1:7a

“Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan”

      IPTEK dalam pandangan Alkitab dapat ditemukan dalam Amsal 1:5, “baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan”.  Berdasarkan kutipan ayat ini maka dituntut untuk setiap pribadi orang percaya (sebutan lain bagi orang Krisen) menjadi bijak dalam mendengar lalu menjadi orang yang suka belajar (menambah ilmu). Sehingga kecanggihan gadget tidak disikapi dengan negatif namun dengan pertimbangan yang bijak. Tuhan menghendaki segala pekerjaan untuk kebutuhan dikerjakan dengan sebaik-baiknya. Sebab Tuhan sendiri yang memberikan pengertian dan pengetahuan, keahlian, dalam berbagai pekerjaan kepada seseorang (Kel.35:31). Sebagai mitra Allah maka manusia diberi kemampuan untuk mengetahui namun tetap dalam rasa hormat dan tunduk terhadap otoritas Allah Sang Pencipta (Ams.1:7). Iman Kristen memberikan dasar kepada kita untuk menerima perkembangan IPTEK yang ada dalam iman Kristen yang menjadi dasar IPTEK adalah Tuhan. Mengutip perkataan Albert Einstein ‘ilmu tanpa agama adalah buta dan agama tanpa ilmu lumpuh’ (religion without science is blind and science without religion is lame).

E.     IPTEK dalam Pandangan Iman Kristen

            Alkitab mengatakan, “Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan” (Amsal 1:5). Dari ayat ini kita bisa lihat bahwa Allah sebenarnya menghendaki kita manusia untuk terus mengembangkan diri, menambah ilmu dan pengertian. Kita sebagai orang Kristen tetap menerima segala kemajuan IPTEK yang ada dengan dasar Iman Kristen, yaitu takut akan Tuhan. Hal ini berarti bahwa kita tidak perlu menjauhi iptek tapi justru terus mengembangkannya menjadi lebih baik lagi.

1.      Iptek bagi kemuliaan Allah

            Keluaran 35:30-36:1 mencatat bahwa Allah menunjuk orang-orang yang telah dipilihnya untuk membuat segala keperluan untuk membangun bait Allah. Kemudian Allah memperlengkapi mereka dengan segala keahlian, pengertian dan pengetahuan dalam segala pekerjaan untuk membuat segala rancangan tentang bait Allah. Allah memberikan Rohnya untuk membuat mereka mampu menyelesaikan pembangunan bait Allah seperti yang difirmankan-Nya (ayat 31). Melalui ayat tersebut kita tahu bahwa sumber segala pengetahuan dan keahlian adalah Allah. Dan semua itu dipakai untuk melakukan kehendak-Nya (Kel 36:1).

            Iman Kristen memberikan dasar kepada kita untuk menerima perkembangan iptek yang ada. Dalam Iman Kristen yang menjadi dasar iptek adalah Tuhan dan hikmat dari Tuhan menjadi pegangan bagi kita supaya kita tidak jatuh dalam pencobaan karena iptek, seperti yang dikatakan dalam Amsal1:7. Sehingga kita sebagai orang Kristen yang memiliki Iman Kristiani haru menerima kemajuan iptek. Menerima dalam hal ini harus selaras dengan apa yang di firmankan Tuhan dalam Alkitab. Karena jika kita menolak iptek, sama saja kita menolak firman Tuhan. Sebab dikatakan dalam firman Tuhan,

“Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu danbaiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan” (Ams 1:5)

            Jadi, dalam konteks ini kita sebagai orang Kristen tetap menerima segala kemajuan IPTEK yang ada dengan dasar Iman Kristen, yaitu takut akan Tuhan. Maksudnya dengan menghormati Tuhan dan taat kepada Tuhan. Manusia memang diciptakan Tuhan dengan kemampuan untuk mengembangkan teknologi. Dan Iman Kristen berperan sebagai penyaring mana yang baik dan buruk dalam perkembangan teknologi tersebut. Sehingga nantinya perkembangan suatu Ilmu Pengetahuan dapat mendorong kita juga untuk lebih mendekatkan diri dengan Tuhan, bukan justru menjauhkan kita dari Tuhan.

D.     Sikap Kita Seharusnya Dalam Menghadapi Perkembangan IPTEK

            Bagaimana seharusnya orang Kristen menyikapi perkembangan IPTEK? Apakah kita harus menerima IPTEK dengan tangan terbuka?Ataukah kita harus menolak IPTEK demi pemeliharaan iman kita akan Yesus Kristus? Menerima atau Menolak

`“Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu danbaiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan.”

            Dari ayat tersebut, jelas bahwa Tuhan memerintahkan bagi manusia untuk senantiasa mengembangkan ilmu pengetahuan yang ada dalam dirinya dan terus mencari suatu bahan pertimbangan, agar manusia menjadi bijak dan berpengertian. Ilmu dan pengertian yang kita dapat haruslah dimanfaatkan sebagai sarana bagi kemuliaan nama Tuhan dan bagi kesejahteraan sesama umat manusia, sebagai wujud ucap syukur atas akal budi, kepandaian, kecerdasan dan talenta yang dianugerahkanNya bagi kita. Artinya, Allah tidak pernah melarang penggunaan IPTEK, dan menolak IPTEK berarti melanggar firman Tuhan.

Dalam Kejadian 1: 27-28, Allah memberikan manusia suatu amanat illahi (Mandat Budaya) yaitu untuk menaklukkan alam semesta. Untuk dapat menaklukkan alam semesta, manusia membutuhkan pengetahuan, cikal bakal, dan tujuan. Manusia harus mampu untuk memeriksa alam serta mengambil suatu tindakan yang tepat bagi kesejahteraan alam semesta. Untuk itu, manusia perlu sains. Jadi sains, bukanlah musuh bagi orang beriman, melainkan sebagai jalan untuk lebih mengenal dan mendekatkan diri kepada sang Pencipta, apabila manusia dapat memanfaatkan sains sebagai saluran beribadah untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan.

Beberapa fakta mengenai hubungan teknologi dan iman :

1.      Teknologi adalah tugas

            Ia adalah tugas atau mandat yang diberikan oleh Allah. Seseorang yang membuat suatu penemuan harus menyadari betul akan tugasnya untuk menaklukkan bumi, sehingga setiap temuan yang dibuatnya harus bermanfaat bagi kesejahteraan alam semesta pada umumnya, dan manusia pada khususnya. Pembuatan suatu teknologi yang memusnahkan umat manusia sangat bertentangan dengan mandat yang diberikan oleh Tuhan

            Setiap orang percaya dapat menggali dan mempergunakan teknologi dengan taat dan bertanggung jawab kepada norma-norma Allah. Caranya, adalah dengan menggunakan Alkitab, yang berisi kebenaran Firman Tuhan sebagai dasar untuk pemanfaatan teknologi. Alkitab berisi perintah etis-moral untuk mengatur semua tindakan manusia. Sehingga, dalam pemanfaatannya, teknologi harus sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan, yang merupakan sumber moral  untuk menghindari penyalahgunaan teknologi yang berdampak buruk bagi kehidupan manusia.

            Ibrani 13: 8 menyatakan bahwa kuasa Yesus tidak pernah berubah baik kemarin, hari ini, maupun selama-lamanya. Kuasa Yesus tidak pernah berubah, sementara teknologi senantiasa berkembang dari waktu ke waktu sehingga tidak mampu memberikan suatu kepastian bagi manusia. Di mana suatu ketika teknologi tidak mampu memberikan penyelesaian, maka setiap orang percaya tetap berharap kepada Allah yang hidup untuk menyatakan mukjizat-Nya.

            Amsal 1:7 memberikan dasar bagi kita di dalam menghadapi perkembangan IPTEK. Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan. Jadi, kita harus memanfaatkan IPTEK dengan berlandaskan rasa takut akan Tuhan. Iblis seringkali memanfaatkan IPTEK sebagai sarana untuk mencobai iman kita. Internet, ponsel, televisi, mobil, dll dapat membuat kita jatuh ke dalam pencobaan. Apabila kita memiliki rasa takut akan Tuhan, di dalam hati kita selalu dipenuhi oleh kuasa Roh Kudus sehingga kita tidak akan terjerumus ke dalam penggunaan IPTEK secara negatif, malah kita akan menggunakan IPTEK bagi kemuliaan nama Tuhan dan bagi kesejahteraan sesama manusia. Misalnya, seseorang ilmuwan yang hatinya dipenuhi oleh rasa takut akan Tuhan tidak akan membuat senjata yang akan memusnahkan umat manusia, misalnya senjata pemusnah massal atau nuklir. Walaupun, karyanya tersebut akan dibeli dengan harga yang sangat mahal, hatinya tidak akan tergiur dengan perkara duniawi tersebut karena pikirannya selalu dipenuhi oleh Roh Kudus. Ia akan senantiasa mengingat kebenaran firman Tuhan yang menyatakan bahwa Allah memberikan amanat illahi bagi manusia untuk menaklukkan dan menguasai bumi. Itu berarti, ia pun harus mengusahakan kesejahteraan bagi sesamanya, maupun bagi seluruh makhluk di bumi.

            Sebaliknya, ilmuwan yang hatinya dipenuhi rasa takut akan Tuhan akan menciptakan suatu obat-obatan yang murah untuk menyembuhkan penyakit yang langka. Talenta yang dimilikinya tersalur dengan baik bagi kesejahteraan umat manusia dan kemuliaan nama Tuhan.

            Efesus 6: 10-17 memberi bekal untuk menghadapi tipu muslihat Iblis yang seringkali memanfaatkan IPTEK sebagai sarananya.

4.      Perisai iman dan ketopong keselamatan

            Dengan keyakinan iman bahwa kita telah ditebus dari dosa dan diselamatkan maka kita telah menjadimilik Kristus seutuhnya. Iman kita menjadi perisai yang melindungi kita sehingga si jahat tidak akandapat mengambil kita dari pada-Nya. Ketika kita berada dalam posisi sulit dalam pencobaan, kita tahudan yakin Tuhan akan menyelamatkan kita karena kita adalah milik-Nya. Kita juga harus yakin bahwa hidup kita berharga di mata Allah, karena Kristus telah rela mati di kayu salib demi menebus dosa kita. Oleh karena kita berharga di mata Allah, kita harus hidup kudus, sama seperti Allah juga kudus, dan kita tidak boleh menodai kekudusan kita dengan hal-hal yang fana.

            Firman Allah menjadi pelita bagi kita saat berjalan dalam dunia yang semakin gelap. Alkitab berisi perkataan Allah yang hidup. Membaca Firman Tuhan membuat kita semakin mengerti akan kehendakNya dan semakin menggiatkan pengenalan kita akan Tuhan. Jika kita menghayati dan merenungkan Firman Tuhan setiap hari , Firman Tuhan akan tertanam dalam hati kita dan menjadi senjata bagi kita untuk melawan godaan-godaan dari si jahat, karena kebenaran Firman Tuhan adalah fillter yang paling baik bagi kita untuk menerima pengaruh-pengaruh dari luar, termasuk kecanggihan teknologi. Firman Tuhan berisi apa yang boleh/ tidak boleh kita lakukan. Misalnya, dalam Keluaran 20:14 tertulis jelas “Jangan Berzinah”. Oleh karena itu, kita tidak boleh memanfaatkan IPTEK secara negatif, dengan membuka gambar/ video porno yang dapat meracuni hati dan pikiran kita dan membuat kita akhirnya jatuh ke dalam dosa zinah.  Bahkan orang yang merenungkan firman Tuhan siang dan malam akan bertumbuh dan berbuah seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air (Mazmur 1: 1-3). Orang yang sungguh sungguh merenungkan dan melakukan firman Tuhan bukan hanya menjaga dirinya dari dosa tapi juga menjadi saluran berkatbagi orang lain

            Berdoa merupakan cara berkomunikasi secara pribadi dengan Tuhan. Dengan berdoa kitamengundang campur tangan Tuhan dalam kehidupan kita. Doa seperti peperangan roh, Roh Tuhanbekerja melawan si jahat, sementara kita diberi kekuatan untuk tetap bertahan dalam pencobaandengan tetap memiliki damai sejahtera dari Tuhan. Oleh karena itu ketika kita berdoa, kita harus meminta supaya hati, pikiran, dan perbuatan kita senantiasa dijagai dan dilingkupi oleh Roh Kudus agar kita dijauhkan dari godaan dan perbuatan dosa dan hidup kita senantiasa seturut dengan kehendakNya.

“Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri”

            Kita tidak boleh sombong atas pengetahuan dan akal budi yang kita miliki karena semuanya itu hanya merupakan pemberian Allah, bukan hasil usaha kita sendiri. Kesombongan akan kehebatan IPTEK berakibat pada perasaan tidak memerlukan Allah. Artinya, IPTEK-lah yang akan menjadi allah kita, atau kita telah diperhamba oleh IPTEK. Dapat juga terjadi, kita tetap memerlukan Allah, akan tetapi Allah kita tempatkan hanya sebagai pembantu atau pelengkap saja. Kita menempatkan Allah sebagai ban cadangan. Padahal, iman Kristen mengajarkan bahwa segala sesuatu adalah anugerah Allah (solagratia). Anugerah itu hanya dapat diterima oleh karena iman (solafide). Karena itu, selain takut akan Allah, kita juga tidak boleh sombong dengan IPTEK yang kita telah kembangkan, karena IPTEK itu sendiri adalah anugerah dari Allah.

Memang, IPTEK telah banyak mempermudah kehidupan umat manusia dalam segala bidang. Namun kita harus senantiasa mengingat bahwa semuanya itu berasal dari Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, sehingga kita harus tetap percaya dan beriman teguh kepada Tuhan. Satu hal yang tidak dapat kita pungkiri, kita tetap memerlukan Tuhan dalam hidup kita. Allah adalah sumber kehidupan. Kecanggihan entertainment  saat ini mungkin mampu memberikan kepuasan dan kebahagiaan bagi hidup kita, namun itu semua sifatnya sementara, tidak seperti sukacita dan kedamaian sorgawi yang Allah berikan atas hidup kita.

E.     Memanfaatkan IPTEK Sebagai Sarana Bagi Kemuliaan Nama Tuhan.

            Keluaran 35:30-36:1 mencatat bahwa Allah menunjuk orang-orang yang telah dipilihnya untuk membuat segala keperluan untuk membangun bait Allah. Kemudian Allah memperlengkapi mereka dengan segala keahlian, pengertian dan pengetahuan dalam segala pekerjaan untuk membuat segala rancangan tentang bait Allah. Allah memberikan Rohnya untuk membuat mereka mampu menyelesaikan pembangunan bait Allah seperti yang difirmankan-Nya. Tuhan juga telah menanamkan dalam hati mereka dengan kemampuan untuk mengajar dan memenuhi hati mereka dengan keahlian untuk membuat pekerjaan-pekerjaan seorang ahli, yakni sebagai pelaksana segala pekerjaan dan perancang segala sesuatu.

Sama seperti Allah yang telah memberikan pengetahuan dan keahlian bagi orang Israel yang dipilihnya, untuk melaksanakan tugas membangun bait Allah, kita pun juga dipilih oleh Allah, dan dikaruniai dengan kepandaian, kecerdasan, dan akal budi untuk melaksanakan pekerjaan yang kudus bagi kemuliaan nama Allah. Melalui ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih, kemuliaan nama Tuhan pun harus semakin termasyur. Kita harus memanfaatkan setiap talenta yang kita miliki bagi kemuliaan nama Tuhan. Misalnya, bagi setiap kita yang dikaruniai kemampuan lebih dalam bidang komputer dan internet, kita bisa melakukan video editting yang berisi suatu kesaksian mengenai kasih Allah, dan mengupload video tersebut di Youtube, sehingga setiap orang dapat menyaksikan kasih Allah dan video tersebut dapat menjadi berkat bagi setiap orang yang menontonnya, atau kita bisa men-share ayat-ayat firman Tuhan melalui status di Facebook, sehingga memberkati setiap orang yang membacanya. Melalui ayat ini kita tahu bahwa sumber segala pengetahuan dan keahlian adalah Allah. Dan semuaitu dipakai untuk melakukan kehendak-Nya (Kel 36:1).

Teknologi yang memiliki tujuan membantu dan mempermudah manusia dalam memecahkan persoalan terus-menerus meningkat baik jenis, kuantitas maupun kualitasnya. Dengan menggunakan teknologi manusia dapat terbantu dalam menyelesaikan pekerjaan tertenu, bahkan lebih cepat, biaya relatif rendah, dan dapat menghasilkan produksi yang lebih banyak. Pada masa sekarang orang dapat memanfaatkan teknologi untuk mendapatkan kesenangan dan kenyamanan, berkomunikasi yang muda walaupun dalam jarak jauh, dan mengisi waktu luang dengan permainan yang menantang. Bahkan yang lebih bahaya lagi apabila disalahgunakan ketika beribadah. Kenyataannya manusia pada masa modern sekarang sudah hampir tidak lepas dari teknologi untuk membantu dalam kehidupannya.

Dalam permasalahan tersebut Gereja harus bijak dalam menyikapi permasalahan gadget dikalangan umat. Pandangan gereja yang menganggap bahwa teknologi itu jahat adalah pandangan di masa lampau. Gereja harus hadir untuk membawa terang dan pencerahan bagi umat sebab gadget juga masuk dalam kehidupan gerejawi. Itulah sebabnya maka PAK dalam gereja dalam berupa metode guna pencegahan ke arah penggunaan gadget yang negatif dan berlebihan. Di awal penciptaan Tuhan sudah memberikan otoritas tertinggi kepada manusia dibandingkan ciptaan lainnya (Kejadian 2:27-28). Otoritas tersebut harus dilaksanakan dengan baik. Metode yang bisa diterapkan antara lain:

      Gereja menanamkan dampak sisi positif dan negatif penggunaan gadget dalam bentuk pengajaran yang bertahap.

      Terapi Gadget dengan pengarahan  yang konsisten dan maksimal (seperti menon-aktifkan hp saat beribadah dan tidak membuka aplikasi Alkitab dari gadget melainkan dari Alkitab yang tercetak)

      Gereja memberikan konseling pastoral kepada jemaat yang kecanduan gadget.



      IPTEK merupakan alat untuk mempermudah pekerjaan kita, tetapi IPTEK  juga dapat memberikan pengaruh positif dan negatif, tergantung dari kita sebagai penggunanya (Sains seperti pedang bermata dua yang dilematis). Kalau tidak digunakan akan ketinggalan informasi. Namun apabila diikuti maka banyak juga kerugiannya seperti harus membeli pulsa, quota, sering mengisi daya, dll

      Pengaruh kekristenan yang mendorong lahirnya IPTEK merupakan cermin sikap kristiani yang bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan Allah kepada manusia sebagaiamana tertulis dalam Kejadian 1:28.  Pengaruh tersebut makin diperlukan dalam menghadapi era IPTEK saat ini, sehingga hal ini menjadi tanggung jawab setiap ilmuwan Kristen.  Lebih dari itu iman Kristen harus merupakan penyaring segala ide IPTEK yang bertentangan dengan iman Kristen.  Gaya hidup kristiani harus mempunyai sikap selektif, menahan diri untuk memilih dan memiliki produk-produk teknologi, agar tidak jatuh ke dalam sekularisme dan teologi kemakmuran.  Lebih dari itu, hidup kasih, yang makin ditinggalkan oleh manusia era IPTEK ini pada kenyataannya justru makin diperlukan dan makin membawa kesejukan bila diterapkan pada masa kini.

Ilmu dan iman memberikan tuntunan agar manusia dapat berperilaku, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara secara benar. Pendapat Albert Einstein, ‘science without religion is lame, religion without science is blame’ yang artinya ilmu tanpa agama adalah buta dan agama tanpa ilmu menjadi lumpuh.

Anak merupakan sosok yang masih dalam pertumbuhan dan pencarian jati diri, karenanya perilaku mereka terus berubah-ubah. Untuk masalah penggunaan IPTEK perlulah juga mendapat bimbingan dari orang tua agar tidak berdampak pada setiap potensi anak, seperti prestasi. Orangtua harus menjadi teladan untuk anak-anak mereka, karena anak senantiasa akan melakukan apa yang orangtua mereka lakukan.

Melihat beberapa faktor yang melatarbelakangi anak dalam penggunaan IPTEK, perlulah ada bimbingan juga dari orang tua untuk perhatikan setiap perubahan dalam diri mereka, kebiasaan keseharian mereka, meski diakui memang ada juga bimbingan dari orangtua namun perlulah juga ada kerja sama antara tenaga pendidik dengan orangtua, supaya ada kesetaraan pembinaan anatar kedua belah pihak yang berperan aktif dalam pertumbuhan perkembangan anak.

Sekolah dan masyarakat khususnya orang tua perlu menjalin kerja sama dengan pihak sekolah dalam mengawasi, menasehati atau memberikan pengajaran agar bisa menanggulangi dampak penyalahgunaan IPTEK.

Pelayan Gereja harus meningkatkan pemahaman tentang IPTEK, baik kepada orangtua dan anak-anak. Agar mampu membina generasi muda masa mendatang, Gereja harus memberikan pengajaran secara benar, terutama kepada orangtua yang kemudian diteruskan kepada anak. Pelayan Gereja harus mampu bekerja sama dengan orang tua untuk membina, mendidik dan memberikan pengajaran, seperti membuat program minat dan bakat sesuai umur untuk anak, agar keseharian anak tidak dipenuhi oleh apa yang namanya IPTEK.



Jujun S,  Ilmu dalam Perspektif, Jakarta: OBOR, 2009

Maryono, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Jakarta: Yudhistira, 2002

Poythress, Vern S, Menebus Sains, Surabaya:Momentum, 2013

Pratama, Hellen Chou, Cyber Smart Parenting, Bandung: PT. Visi Anugerah Indonesia, 2012

Rifai Moh, PAI Interdisipliner CV.Budi Utama: Yogyakarta, 2010

Stanley Hath, W., Sains, Iman, dan Teknologi, Yogyakarta: Andi, 1997

Suriasumantri, Jujun S, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta:Pustaka Sinar Harapan, 1999

Tung, Khoe Yau, Filsafat Pendidikan Kristen, Meletakkan Fondasi dan Filosofi Pendidikan Kristen di Tengah Tantangan Filsafat Dunia, Yogjakarta: Andi Offset, 2013

Eka Rini, Jurnal Perkembangan Gadget di Indonesia


Tugas Kelompok Logika Dosen Pengampuh: Lydia Tumampas oleh, Budi Makaado Mormin Malatunduh Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Manado II. PEMBAHASAN A.     Proposisi Dalam ilmu logika, proposisi mempunyai tiga unsur yakni [1] : Subyek , perkara yang disebutkan adalah terdiri dari orang , benda , tempat, atau perkara. Predikat adalah perkara yang dinyatakan dalam subjek. Kopula adalah kata yang menghubungkan subjek dan predikat . Contohnya kalimat Semua manusia adalah fana . Kata semua dalam kalimat tersebut dinamakan dengan pembilang. Kemudian kata manusia berkedudukan sebagai subyek, sedang adalah merupakan kopula. Adapun predikat di sini diwakili oleh kata fana . [2] Proposisi adalah istilah yang digunakan untuk kalimat pernyataan yang memiliki arti penuh dan utuh. [3] Hal ini berarti suatu kalimat harus dapat di percaya , disangkal, atau dibuktikan benar tidaknya. Singkatnya, proposisi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Orang yang dewasa telah dianggap matang bila dapat memahami segala sesuatu dan mampu mengaplikasikan atau menerapkan dengan baik norma-norma dan mengendalikan dirinya di tengah-tengah keluarga, masyarakat, gereja dan bangsa, karena memiliki kesadaran yang tinggi dan memahami visi serta kebijakannya ke depan dalam membangun kehidupan yang lebih sejahtera. Namun pada kenyataannya banyak orang dewasa/ keluarga Kristen yang tidak dapat menerapkan dengan baik pendidikan Kristiani, apalagi jika diperhadapkan dengan berbagai rintangan dan tantangan kehidupan. Karena itu Pendidikan Agama Kristen bukanlah sekedar memahami, mengetahui, dan melakukan tetapi PAK kepada orang dewasa juga meliputi keterlibatan orang dewasa dalam membangun PAK khususnya dalam dirinya dan orang-lain, dengan bisa berperan aktif dengan cara mengembangkan diri melalui perilaku yang dewasa dalam kehidupan sehari-hari dan bermasyarakat, dimana setiap orang dituntut untuk menggunakan w