FARMAKOGNOSI Farmakognosi yang secara harfiah berarti pengetahuaan mengenai obat-obatan (pharmaceuticale) merupakan bagi dari ilmu kedokteran sejak orang pertama-tama mengobati penyakit. Ilmu ini berkembang dari peradaban kuno yang menggunakan bagian tanaman dan hewan untuk membuat ramuan-ramuan yang menghilangkan rasa sakit, mengurangi penderitaan dan melawan penyakit . banyak nahan obat yang digunakan orang-orang namun dulu masih dipakai sampai sekarang untuk maksud-maksud yang sama meskipun telah dilakukan ekstrasi , pemisahan , isolasi , dan identifikasi terhadap komponen-komponen atau konstituen . Pada tahun-tahun belakangan ini timbul perhatian yang banyak terhadap makanan dan obat-obatan yang berasal dari alam {natural} sehingga banyak orang awam yang menulis duplikasi mengenai obat-obat alamiah maka menjadi seorang ahli farmasi untuk memberikan penjelasan pada pasien pasien nya mengenai hal itu dan memperbaiki informasi2 yang salah yang diperoleh dari publikasi2 tersebut. Orang orang yang memberi sumbangan berdasarkan terhadap ilmu pengetahuan alam ini a.l. adalah hippocrates {460-370 B.C} yang dikenal sebagai bapak ilmu kedokteran ; aristoteles {384-322 .B.C}; thephrastus {370-287 B.C} ; dioscoriddes { abad 1 A.D} yang menulis de materia medica dalam tahun 78 A.D ; pliny the elder{23-70 A.D} dan galeb {131-200 A.D}dari mana berasal istilah galenika karena dia memperkenalkan cara-cara membuat resep simplisia yang mengandung obat-obat yang berasal dari tanaman dan hewan . Pada tahun 1315 istilah farmakognosi diperkenalkan oleh C.A seydler . nama ini dibentuk dari dua perkataan yunani yaitu pharmacon = obat dan gnosis = ilmu pengetahuan . Farmakognosi dapat didefinisikan sebagai suatu bahan terapan yang mempelajari segi-segi biologi , biokimia dan ekonomi dari obat-obat alamiah dan konstituen nya , dari yang dibicarakan dalam farmakognosi dalam obat {crude drug , simplisia} maupun derivat dderivatnya misalnya daun digitalis dan glikosida nya digitoksin , akar rowollia dan alkaloidnya reserpin dsb . Dalam beberapa hal , konstituen obat {drug contituen} serbagian diganti senyawa-senyawa sintetis yang mempunyai struktur kimia dan sifat terapeutis yang identik {dalam perdagangan} , senyawa-senyawa alam sintetis ini dapat dibedakan dengan tes fisik dan kimia . Misalkan : -kamfer alam diperoleh dari pohon kamfer dengan cara destinasi uap dan memutar bidang polarisasi ke kanan . Kamfer sintesis dibuat dengan dua cara : a. Sintetis total dari vinilklorida dan siklopentadien b. Semi sintetis dari pinen yang diperoleh dari potongan kayu pinus . Kamfer sintetis ini bersifat resin Obat obat lain yang didapatdarisumber alam atau dibuat secara sintetis adalah epinevrin, coffein, codein, efedrin, menthol, penisilin,dll Dalam arti luas, farmakognosi meliputi pengetahuan mengenai sejarah, distribusi, kultifasi, pengawetan dan penggunaan obat-obat yang mempegaruhi kesehatan manusia dan hewan . Dalam arti sempit, farmakognosi adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai cara-cara identifikasi dan evaluasi obat-obat . Sebagai bagian dari kurikulum farmasi, farmakognosi merupakan penghubung yang penting antara farmakologi dan kimia obat-obatan disatu pihak dengan farmasi dan farmasi klinis dipihak yang lain. Seperti farmakognosi , farmakologi juga berkembang dari materia medika, jadi farmakognosi terutama mempelajari informasi mengenai sumber sumber dan konstituen konstituen obat obat alamiah, sedangkan farmakologi mempelajari kerja dan efek dari obat-obat tersebut. Beberapa istilah umum dalam farmakognosi : Drug = Obat : zat2 alamiah atau sintetis yang mempunyai sifat terapeutik dan medisinal dan terutama dipakai sebagai obat atau bahan campuran dalam obat. Crude drug = bahan obat = simplisia : obat-obat yang berasal dari tanaman atau hewan yang terdiri dari bahan2 alam yang belum mengalami proses lain selain pengumpulan dan pengeringan . Natural substances = bahan-bahan alam : bahan-bahan yang didapat didalam alam yang meliputi keseluruhan atau sebagian tanaman , cairan-cairan tanaman {vegetable saps}, ekstrak-ektrak , sekresi-sekresi,atau konstituen-kontituennya; hewan secara keseluruhan atau bagian-bagian nya , kelenjar-kelenjar atau organ-organ lain , ekstrak-ektrak , sekresi-sekresi , dan konstituen-kotituennya yang struktur molekul nya belum mengalami perubahan , jadi masih seperti terdapatnya dalam alam . Jarang sekali simplisia digunakan secara langsung untuk pengobatan , lebih sering konstituen utama nya dipisahkan dengan cara-cara tertentu dan digunakan untuk maksud-maksud yang lebih khusus . I. HUBUNGAN FARMAKOGNOSI DENGAN OBAT. Perkataan farmakognosi berasal dari dua kata yunani yaitu pharmakon yang berati “obat” dan gnosis yang berarti “ilmu” atau pengetahuan. Jadi farmakognosi berarti pengetahuan tentang obat. Definisi yang mencakup seluruh ruang lingkup farmakognosi diberikan oleh fluckiger. Yaitu farmakognosi adalah penggunaan secara serentak berbagai macam cabang ilmu pengetahuan untuk memperoleh segala segi yang perlu diketahui tentang obat. Sedangka perkataan farmakognosi yang memakai pertama kali ialah C.A seydler pada tahun 1815. Dalam peraturan tentang wajib daftar obat (S.K. menkes RI tanggal 9 juni 1971) tertera 5 katagori obat yang masing-masing adalah sebaga berikut: 1. Obat : yakni suatu bahan atau panduan bahan-bahan yang dimaksudkan Digunakan digunakan dalam menetapkan diagnosa,mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala pnykit ,luka atau kelainan badaniah, dan rohaniah pada manusia atau hewan , memperelok badan atau bagian badan manusia. 2. Obat jadi : yakni obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk serbuk,cairan, salep,tablet,pil, suppositoria atau bentuk lain yang mempunyai nama teknis sesuai dengan Farmakope Indonesia atau buku-buku lain yang telah ditetapkan pemerintah. 3. Obat patent : yakni Obat jadi dg nama dagang yang terdaftar atas nama pembuat atau yang dikuasakanya dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya. 4. Obat baru : yakni obat yang terdiri atau berisi suatu zat, baik sebagai bagian yang berkhasiat, misalnya lapisan, pengisi, pelarut , bahan pembantu atau komponen lain yang belum dikenal, sehingga tidak diketahui khasiat atau kemurniaannya. 5. Obat asli : yakni obat yang didapat langsung dari bahan-bahan alamiah indonesia, teroleh secara sederhana atas dasar pengalaman dan digunakan pengobatan tradisional. II. RUANG LINGKUP FARMAKOGNOSI. Farmakognosi adalah sebagai bagian biofarmasi,biokimia,dan sintesa. Sehingga ruang lingkupnya menjadi luas seperti yang diuraikan oleh fluckiger. Sedangkan diindonesa ini untuk praktikum farmakognosi hanya meliputi segi pengamatan makroskopis,mikroskopis,dan arganolepis yang seharusnya juga mencakup identifikasi,isolasi,dan pemurnian setiap zatyang terkandung dalam simplisiadan bila perlu penyelidikan dilanjutkan kearah sintesa. Sebagai contoh: chloramphenicol dapat dibuat secara sintesa total yang sebelumnya hanya dapat diperoleh dari biakan cendawan streptomyces venezuele. III. HUBUNGAN FARMAKOGNOSI DENGAN BOTANI-ZOLOGI. Simplisia harus mempunyai dentitas bitani-zologik yang pasti. Yang artinya harus diketahui dengan tepat nama latin tanaman, hewan dari mana simplia tersebut diperoleh, misalnya: menurut farmakope indonesia ditentukan bahwa kulit kina harus diambil dari tanaman asal chinchora succirubra. Sedangkan jenis kina terdapat banyak sekalai yang mempunyai kadar kinin yang tingggi. Atas dasar pentingnya identitas botanik-zologik maka nama-nama tanaman hewan kalau farmakaope selaalau disebut dengan nama latin dan tidak dengan nama daerah. Karena satu nama daerah seringkali berlaku untuk lebih dari satu macam tanaman sehingga dengan demikian nama daerah tidak selalu memberikan kepastian identitas. Dengan demikian menetapkan identitas botani-zologik secaa tepat adalah langkah pertama yang harus ditempuh sebelum melakukan kegiatan-kegiatan lainnya dalam bidang farmakognosi. IV. HUBUNGAN FARMAKOGNOSI DENGAN ILMU-ILMU LAIN. Sebelum ilmu kimia organik dikenal, simplisia merupakan bahaan obat pokok yang harus tersedia ditempat meramu atau meracik obat dan umumnya diramu/diracik sendiri oleh tabib yang memeriksasipenderita, sehingga dengan cara tersebut farmakognosi dianggap sebagai bagian dari materia-medica. Simplisia diapotek tersebut keudian terdesak oleh perkembanagan galenika,sehingga persediaaan siplisia diapotek digantikan oleh sediaan-sediaan galenik yaitu tingtur,ekstrak,anggur dan lain-lainya. Kemudian, setelah ilmu kimia organik berkembang mengakibatkan makin terdesaknya kedudukan simplisia diapotik-apotik. Tetapi hal ini bukan berarti simplisia tidak diperlukan lagi, hanya tempatnya bergeser kepabrik-pabrik farmasi dan tanpa adanya simplisia tidak akan terdapat sediaaan-sediaan galenik,zat-zat kimia murni maupun sediaan bentuk lainnya misalnya serbuk,tablet, ampul. Contohya injeksi kinina antipirin. Secara sepintas kinina antipirin dapat dibuat secara sintetis tetapi dari seediaan tersebut hanya antipirin saja yang dapat dibuat sintosis sedangkan kinina hanya dapat diperoleh jika ada kulit kina, sedangkan untik mendapatkan kulit kina yang akan ditebang atau dikuliti adlah dari jenis cinohona yang dikehendaki. Untuk memperoleh jenis cinohona yang dikehendaki tidak mungkin diambil dari jenis cinohona yang tumbuh liar sehingga harus ada cara pengumpulan dan perkebunana yang baik dan terpelihara. Dalam perkebunan ini farmakognosi erat dengan ilmu-ilmu yang lain misalnya: bercocok tanam,geologi,ekonomi,sosiologi dan lainnya. Demikain pula dengan proses perkembangan farmakognosi erat hubungannya dengan ilmu lainnya misalnya biokimia. Dalm pembuatan zat-zat sintotis,kortison,hidrokortison da lain-lain. Dari contoh-contoh tersebut maka apat diketahui bahwa ruang lingkup farmakognosi tidak terbatas pada pengetahuan tentang simplisia yang tertera dalam farmakope, tetapi meliputi pemangfaatan alam nabati-hewani dan mineral dalam berbagai aspeknya dibidan farmasi dan kesehatan. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN FARMAKOGNOSI Pada kurang lebih 2500 tahun sebelum masehi penggunaan tanaman obat sudah dilakukan orang, hal ini dapat diketahui dari catatan lempeng tanah liat yang tersimpan diperpustakaan ashurbanipal di assiria, yang memuat simplisia antara lain: kulit delima, opium, adas manis, madu,ragi,minyak jarak. Juga orang yunani kuno misal: hippocrates (1466 tahun sebelum masehi) seorang tabib telah mengenal konium ayu manis. Hiosiamina,gentiana,kelembak,gom arab, mira, bungakamil dan banyak simplisia lainnya. Pada tahun 1737 linnaeus seorang ahli botani swedia, menulis buku”Generapiantarum” yang merupakan buku pedoman utama dari sistematik botani. Sedangkan farmakognosi moderen mulai dirintis oleh martius seorang apoteker jerman dalm bukunya “Grundriss der pharmakognonosie des pflanzonreiches”telah menggelorakan simplisia menurut segi morfologi, cara-cara untuk mengetahui kemurnian simplisia. Farmakognosi mulai berkembang peat setelah pertengahan abad ke 19 dan masih terbatas sampai pada uraian makro dan mikroskopis. Dan sampai dewasa ini perkembangannya sudah sampai ke usaha-usaha isolasi, identifikasi dan juga teknik-teknik kromatrogafi untuk tujuan analisa kwalitatif dan kwantitatif dibidang farmakognosi. EJAAN LATIN. Meskipun alfabet latin sama yang dipergunakan dalam bahasa indonesia, tetapi dengan ejaan yang disempurnakan pada bahasa indonesia maka terdapat peerbedaan dari beberapa huruf rangkaian-rangkaian huruf. Agar perkataan –perkataan latin dibaca dengan ejaan latin dan tidak keliru dibaca dengan ejaan indonesia maka semua perkataan latin dalam buku ini ditulis dengan huruf miring. Cara pembacaan huruf-huruf atau rangkaian-rangkaian huruf latin berikut contoh-contohnya diberikan dalam sisitim kolom, yaitu sebagai berikut:
TATANAMA LATIN TANAMAN.
Huruf pertama dari nama genus selalu ditulis dengan huruf besar dan nama spesiesnya selalu dengan huruf kecil. Nama ilmiah lengkap dari suatu tanaman terdiri dari nama latin diikuti dengan nama ahli botani yang memberikan nama latin tersebut. Beberapa contoh sebagai berikut: nama ahli botani nama ahli botani lengkap disingkat sebagai nama tanaman linnaeus L. Oryza sativa L. De candolle DC. Strophanthus hispidus DC. Miller mill. foeniculum vulgare mill. Houttuyn houtt. Myristica fragrans houtt.
Contoh: Dryopteris filix-mas Strychnos mux-vomica
Nama syah nama sinonim Centella asiatica hydrocotyle asiatica Coleus ambonicus coleus aromaticus Piper cubelba cubeba officinalis Simplocos odoratissima dicalyx odoratissimus Euphorbia hirta esula esculenta
TATANAMA SIMPLISIA. Dalam ketentuan umum farmakope indonesia edisi II 1972 disebutkan bahwa “nama simplisia nabati ditulis dengan menyebutkan genus atau spesies nama tanaman yang digunakan. Ketentuan ini tidak berlaku bagi simplisia nabati yang diperoleh dari beberapa macam tanaman dan untuk eksudat nabati”. Contoh: a) genus : cinchonae cortex Digitalis folium Thymi herba Zingiberis rhizoma b) spesies :belladonae herba serpylli herba ipecacuanae radix stramonii herba meskipun demikian dalam farmakope indonesia edisi II ternyata masih terdapat nama-nama simplisia tersebut dengan nama latin tanaman asalnya sebagai berikut: 1. Aurantii fructus cortex - Citrus sinensis 2. Galangae rhizoma - Alpicinia officinanum 3. Pyrethri flos - chrysanthenum cineratiacfolium 4. Sennae folium - Cassia acutifolla/angustifolia 5. Oleum aurantii - Citrus sinensis 6. Oleum cadini - Juniperus oxydedrus 7. Oleum citronella - Cymbopongon winterianus - Cymbopongon winterianus 8. oleum olivae - Olea europae 9. oleum terebinthinae - Pinus sp. Disamping penyimpanan-penyimpanan dalam tanaman seperti tersebut diatas, perkataan amilum dan oleum dan juga perkataan-perkataan serum dan vaccinum, masih ditempatkan sebgai kata depan. Sesuai dengan pernyanyataan tanaman simplisia maka dalm farmakope indonesia edisi II a,b dan c berturut-turut merupakan perubahan dari nama-nama d,e dan f. a. Cinchonae cortex. b. Glycyrrhizae radix. c. Glycceyrrhize succus. d. Chinane cortex. e. Liquitiritae radix. f. Succus liquiritae. TEMPAT TUMBUH. Keterangan tentang tempat tumbuahn hanya mempunyai arti sebagai ingformasi tentang daerah yang banyak menghasilkan simplisia yang bersangkutan. Data tentang tumbuh asli kadang-kadang hanya mempunyai nilai sejarah dan tidak lagi mempunyai nilai sejarah dan tidak mempunyai arti ekonomis, misalnya: 1. Tanaman kina yang asli terdapat dipegunungan andez dibenua amerika selatan sekarang kultur yang ekonomis bernilai hanya dialkukan dipulau jawa. 2. Minyak kananga yang semula dikuasai produksinya oleh filipina, sekarang sebagian besar diproduksi dikepulauan nossi-be komoro dekat madagaskar. 3. Untuk keperluan-keperluan tertentu, cengkeh zanzibar ternyata lebih disukai dari cengkeh daeerah asalnya, yaitu kepulauan maluku. 4. Buah vanila yang asli dari daerah meksiko tidak lagi diproduksi didaerah asalnya, melainkan diproduksi di tahiti,kepulauan reonion dan indonesia. Dahulu, sebelum tanaman-tanaman belum coba ditanam diluar daerah asalnya, data-data tentang tempat tumbuh aasli memang sangat penting, tetapi sekarang dat seperti itu hanya mempunyai nilai sejarah. BEBERAPA DEFINISI. Simplisia, ialah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain simplisia merupakan bahan yang telah dikeringkan. Simplisia nabati, ialah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman. Eksudat tanaman ialah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia murni. Simplisia hewani, ialah simplisia yang berupa hewan atau bagian hewan zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni. Simplisia pelikan(mineral), ialah simplisia yang berupa bahan-bahan pelican (mineral) yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni. Alkoloida, ialah suatu basa organik yang mengandung unsur nitrogen (N) pada umunya berasal dari tanaman, yang mempunyai efek fisiologis kuat/keras terhadap manusia. Sifat lainnya adalah sukar larut dalam air, dengan suatu asam akan membentuk garam alkaloida yang lebuh mudah larutnya. Contoh: Codein, Papaverin, Atrofin, dan lain lain. Enzima, ialah suatu zat yang dapat menguraikan glukosida tertentu atau zat tertentu lainnya, tanpa ia sendiri ikut berubah.(bio katalisator). Sering mempunyai nama dengan akhiran ase, amilase,emulsase,penisilane, dan lain-lain. Daya kerjanya dibatasi oleh suhu , dimana pada nol derajat C tidak aktif dan diatas 60oC akan mati. Vitamin, ialah zat yang dalam jumlah sedikit sekali dibutuhkan oleh tubuh manusia untuk membantu metabolisme tubuh, sedang tubuh sendiri tidak dapat memprodusi vitamin ini. Hormon, ialah zat yang dikeluarkan oleh kelenzar endokrin yang mempengaruhi faal tubuh dan mempengaruhi besar dan bentuk tubuh manusia. Bahan organik asing. Yang dimaksud bahan organik asing adalah: 1. Bagian tanaman atau seluruh tanaman asal simplisia, tertera atau jumlahnya dibatasi dalam uraian pemorian dalm monografi yang bersangkutan. 2. Hewan asing, atau bagiannya, atau zat yang dikeluarkan hewan tersebut. Kecuali dinnyatakan dalam bentuk lain, yang dimaksud dengan bahan organik asing pada simplisia nabati adalah bahan organik asing yang berasal dari tanaman. BUDIDAYA TANAMAN OBATBerdasarkan kenyataan bahwa hingga kini suber simplisia nabati sebagian masih diperoleh dengan menambang atau memungut langsung dari tempat tumbuh alami. Sedang kebudidayaan tanaan obat masih terbatas pada jenis- jenis tertentu saja. Penambangan simplisia tanpa pertimbangan atau pengelolaan yang baik demi keseimbangan alam tak ayal akan dapat mengakibatkan kelangkaan, apabila tidak digunakan suatu jenis. Bahkan sering terjadi, dengan pengenalan teknologi baru atau pengubahan lingkungan tumbuh dapat menimbulkan dampak (akibat) yang merugikan bagi kelestarian suatu spesies. Adanya tindakan pembudidayaan, merupakan suatu tindakan oengadaan atau penyediaan simplisia secara kontinu dan teratur, yang sekaligus dapat merupakan suatu pelestarian nutfah. Pembudidayaan tanaman obat dapat pula merupakan usaha utama atau sambilan yang dapat menambah pendapatan keluarga. Di pekarangan, pengembangan toga (tanaman obat keluarga) dapat berarti pendayagunaan lahan untuk memenuhi nilai estetika maupun keperluan kesehatan. Tak dapat diingkari bahwa simplisia hasil budidaya pedesaan pada umumnya belum tinggi. Hal ini antara lain disebabkan oleh kurang intensifnya penanaman, meliputi cara bertanam, pemeliharaan dan panen. Bahkan sering penentuan waktu panen lebih banyak berorientasi kepada harga pasar daripada sedia tubuh yang erat hubungannya dengan tingginya hasil dan kualitas. Budidaya tanaman obat pada hakikatnya adalah suatu cara pengelolaan sehingga suatu tanaman obat dapat menghasilkan hasil tinggi dan bermutu baik. Hal ini akan terjadi apabila tanaman dapat tumbuh pada lingkungan yang sesuai antara lain pada kesuburan tanam sepadan, iklim yang sesuai dan teknologi tepat guna. Teknik budidaya tersebut diterapkan sejak tahap penyiapan tanah hingga pemungutan hasil. A.penggolongan tanah. Sebagian besar tanaman obat diusahakan ditanah kering. Pada dasarnya penggolongan tanah bertujuan menyapkan tempat/media tumbuh yang serasi bagi pertumbuhan tanaman. Pada kesuburan tanah dikenal kesuburan fisik dan kesuburan kimiawi. Jika kedua macam kesuburan telah dipenuhiuntuk jenis tanaman yang diusahakan, maka dapat dikatakan tanah tersebut subur bagi tanaman tersebut. Kesuburan fisik sangat erat hubunganya dengan struktur tanah, yang mengambarkan susunan butiran tanah,udara dan air sehingga dapat menjamin aktifitas akar dalam mengambil zat-zat yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Sedangkan kesburan kimiawi sangat erat hubungannya dengan kemampuan tanah menyediakan kebutuhan nutrisi tanaman.kedua kesuburan tersebut saling berinteraksi dalam menentukan tingkat kesuburannyabagi pertumbuhuan tanaman. Disamping itu, pengolahan tanah mencakup pula menghilangkan gulma yang merupakan saingan bagi tanaman,menimbun dan meratakan bahan organik yang pentin bagi tanaman serta pembuatan saluran drainase untuk mencegah terjadinya kelebihan air seperti dikehendaki oleh tanaman. Dalam pengolahan tanah memerlukan waktu mengingat terjadinya proses fisik, kimia dan biologis dalam tanah sehingga terbentuk suatu media yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Beberapa hal yang patut diperhatikan dalam pengolahan tanah bagi tanaman obat antara lain: 1. Bagi tanaman obat yang dipungut hasilnya dalam bentuk umbi (tuber) umumnya dikehendaki pengolahan tanah yang cukup dalam (25-40 cm), struktur gembur, sehingga pertumbuhan umbi atau rimpang berkembang dengan baik. 2. Menghindari tercampurnya bahan induk yang belum melapuk dalam daerah perakaran tanaman. Untuk itu perlu adanya waktu yang cukup untuk memberi kesempatan terjadinya proses pelapukan antara lain; proses oksidasi, sehingga akan terbentuk lapisan olah yang menjamin pertumbuhan akar. Hal ini penting yaitu pada waktu membuat lubang tanam (sedalam 40x60 cm) 3. Pembuatan teras-teras apabila tanah terlalu miring, agar erosi dapat diperkecil, misalnya dalam penanaman sereh (Symbophogon nardus). 4. Pengolahan tanah intensif diusahakan bebas gulma pada awal pertumbuhan, yaitu untuk tanaman obat berhabitur perdu seperti kumis kucing, mentol, timi. 5. Pembuatan guludan sering dilengkapi dengan saluran drainase yang baik, terutama bagi tanaman yang tidak toleran terhadap genangan air seperti cabe (Capsicum annum) dan tanaman terong lainnya B. Penanaman Dalam penanaman dikenal dua cara utama yaitu, penanaman bahan tanaman ( benih/stek) secara langsung pada lahan dan disemaikan dahulu baru kemudian diadakan pemindahan tanaman ke lahan yang telah disediakan atau disiapkan. Umumnya pesemaian diadakan bagi tanaman yang pada waktu masih kecil memerlukan pemeliharaan intensif. Tanpa perlakuan tersebut akan mengakibatkan tngkat kematian yang tinggi. Disamping itu pesemaian dilakukan apabila benih terlalu kecil sehingga sulit untuk mengatur tanaman sesuai dengan perkembangan teknologi tepat guna. Tujuan lain dari adanya pesemaian agar dapat menmanfaatkan (menghemat) wajtu sebelum musim tanam tiba (umunya pada awal musim hujan). Sehingga pada saat musim tanam tiba, tanaman telah mengawali tumbuh lebih dahulu. Sebaai contoh temulawak (curcuma xanthorriza) hendaknya rimpang ditunaskan terlebih dahulu pada pesemaian yang lembab dan agak gelap baru kemudian belahan rimpang dengan tunasnya ditanam di lahan. Hal - hal yang perlu mendapat pertimbangan pada penanaman tanaman obat antara lain: 1. Mengingat pada umumnya penanaman pada lahan kering tanpa irigasi dan cuaca cukup panas, maka penanaman dilangsungkan pada awal musim hujan. 2. Penanaman dengan jarak atau baris teratur akan lebih baik dipandang dari segi fisiologi tanaman, pemeliharaan dan estetika. Page 2
FARMAKOGNOSI Farmakognosi yang secara harfiah berarti pengetahuaan mengenai obat-obatan (pharmaceuticale) merupakan bagi dari ilmu kedokteran sejak orang pertama-tama mengobati penyakit. Ilmu ini berkembang dari peradaban kuno yang menggunakan bagian tanaman dan hewan untuk membuat ramuan-ramuan yang menghilangkan rasa sakit, mengurangi penderitaan dan melawan penyakit . banyak nahan obat yang digunakan orang-orang namun dulu masih dipakai sampai sekarang untuk maksud-maksud yang sama meskipun telah dilakukan ekstrasi , pemisahan , isolasi , dan identifikasi terhadap komponen-komponen atau konstituen . Pada tahun-tahun belakangan ini timbul perhatian yang banyak terhadap makanan dan obat-obatan yang berasal dari alam {natural} sehingga banyak orang awam yang menulis duplikasi mengenai obat-obat alamiah maka menjadi seorang ahli farmasi untuk memberikan penjelasan pada pasien pasien nya mengenai hal itu dan memperbaiki informasi2 yang salah yang diperoleh dari publikasi2 tersebut. Orang orang yang memberi sumbangan berdasarkan terhadap ilmu pengetahuan alam ini a.l. adalah hippocrates {460-370 B.C} yang dikenal sebagai bapak ilmu kedokteran ; aristoteles {384-322 .B.C}; thephrastus {370-287 B.C} ; dioscoriddes { abad 1 A.D} yang menulis de materia medica dalam tahun 78 A.D ; pliny the elder{23-70 A.D} dan galeb {131-200 A.D}dari mana berasal istilah galenika karena dia memperkenalkan cara-cara membuat resep simplisia yang mengandung obat-obat yang berasal dari tanaman dan hewan . Pada tahun 1315 istilah farmakognosi diperkenalkan oleh C.A seydler . nama ini dibentuk dari dua perkataan yunani yaitu pharmacon = obat dan gnosis = ilmu pengetahuan . Farmakognosi dapat didefinisikan sebagai suatu bahan terapan yang mempelajari segi-segi biologi , biokimia dan ekonomi dari obat-obat alamiah dan konstituen nya , dari yang dibicarakan dalam farmakognosi dalam obat {crude drug , simplisia} maupun derivat dderivatnya misalnya daun digitalis dan glikosida nya digitoksin , akar rowollia dan alkaloidnya reserpin dsb . Dalam beberapa hal , konstituen obat {drug contituen} serbagian diganti senyawa-senyawa sintetis yang mempunyai struktur kimia dan sifat terapeutis yang identik {dalam perdagangan} , senyawa-senyawa alam sintetis ini dapat dibedakan dengan tes fisik dan kimia . Misalkan : -kamfer alam diperoleh dari pohon kamfer dengan cara destinasi uap dan memutar bidang polarisasi ke kanan . Kamfer sintesis dibuat dengan dua cara : a. Sintetis total dari vinilklorida dan siklopentadien b. Semi sintetis dari pinen yang diperoleh dari potongan kayu pinus . Kamfer sintetis ini bersifat resin Obat obat lain yang didapatdarisumber alam atau dibuat secara sintetis adalah epinevrin, coffein, codein, efedrin, menthol, penisilin,dll Dalam arti luas, farmakognosi meliputi pengetahuan mengenai sejarah, distribusi, kultifasi, pengawetan dan penggunaan obat-obat yang mempegaruhi kesehatan manusia dan hewan . Dalam arti sempit, farmakognosi adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai cara-cara identifikasi dan evaluasi obat-obat . Sebagai bagian dari kurikulum farmasi, farmakognosi merupakan penghubung yang penting antara farmakologi dan kimia obat-obatan disatu pihak dengan farmasi dan farmasi klinis dipihak yang lain. Seperti farmakognosi , farmakologi juga berkembang dari materia medika, jadi farmakognosi terutama mempelajari informasi mengenai sumber sumber dan konstituen konstituen obat obat alamiah, sedangkan farmakologi mempelajari kerja dan efek dari obat-obat tersebut. Beberapa istilah umum dalam farmakognosi : Drug = Obat : zat2 alamiah atau sintetis yang mempunyai sifat terapeutik dan medisinal dan terutama dipakai sebagai obat atau bahan campuran dalam obat. Crude drug = bahan obat = simplisia : obat-obat yang berasal dari tanaman atau hewan yang terdiri dari bahan2 alam yang belum mengalami proses lain selain pengumpulan dan pengeringan . Natural substances = bahan-bahan alam : bahan-bahan yang didapat didalam alam yang meliputi keseluruhan atau sebagian tanaman , cairan-cairan tanaman {vegetable saps}, ekstrak-ektrak , sekresi-sekresi,atau konstituen-kontituennya; hewan secara keseluruhan atau bagian-bagian nya , kelenjar-kelenjar atau organ-organ lain , ekstrak-ektrak , sekresi-sekresi , dan konstituen-kotituennya yang struktur molekul nya belum mengalami perubahan , jadi masih seperti terdapatnya dalam alam . Jarang sekali simplisia digunakan secara langsung untuk pengobatan , lebih sering konstituen utama nya dipisahkan dengan cara-cara tertentu dan digunakan untuk maksud-maksud yang lebih khusus . I. HUBUNGAN FARMAKOGNOSI DENGAN OBAT. Perkataan farmakognosi berasal dari dua kata yunani yaitu pharmakon yang berati “obat” dan gnosis yang berarti “ilmu” atau pengetahuan. Jadi farmakognosi berarti pengetahuan tentang obat. Definisi yang mencakup seluruh ruang lingkup farmakognosi diberikan oleh fluckiger. Yaitu farmakognosi adalah penggunaan secara serentak berbagai macam cabang ilmu pengetahuan untuk memperoleh segala segi yang perlu diketahui tentang obat. Sedangka perkataan farmakognosi yang memakai pertama kali ialah C.A seydler pada tahun 1815. Dalam peraturan tentang wajib daftar obat (S.K. menkes RI tanggal 9 juni 1971) tertera 5 katagori obat yang masing-masing adalah sebaga berikut: 1. Obat : yakni suatu bahan atau panduan bahan-bahan yang dimaksudkan Digunakan digunakan dalam menetapkan diagnosa,mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala pnykit ,luka atau kelainan badaniah, dan rohaniah pada manusia atau hewan , memperelok badan atau bagian badan manusia. 2. Obat jadi : yakni obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk serbuk,cairan, salep,tablet,pil, suppositoria atau bentuk lain yang mempunyai nama teknis sesuai dengan Farmakope Indonesia atau buku-buku lain yang telah ditetapkan pemerintah. 3. Obat patent : yakni Obat jadi dg nama dagang yang terdaftar atas nama pembuat atau yang dikuasakanya dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya. 4. Obat baru : yakni obat yang terdiri atau berisi suatu zat, baik sebagai bagian yang berkhasiat, misalnya lapisan, pengisi, pelarut , bahan pembantu atau komponen lain yang belum dikenal, sehingga tidak diketahui khasiat atau kemurniaannya. 5. Obat asli : yakni obat yang didapat langsung dari bahan-bahan alamiah indonesia, teroleh secara sederhana atas dasar pengalaman dan digunakan pengobatan tradisional. II. RUANG LINGKUP FARMAKOGNOSI. Farmakognosi adalah sebagai bagian biofarmasi,biokimia,dan sintesa. Sehingga ruang lingkupnya menjadi luas seperti yang diuraikan oleh fluckiger. Sedangkan diindonesa ini untuk praktikum farmakognosi hanya meliputi segi pengamatan makroskopis,mikroskopis,dan arganolepis yang seharusnya juga mencakup identifikasi,isolasi,dan pemurnian setiap zatyang terkandung dalam simplisiadan bila perlu penyelidikan dilanjutkan kearah sintesa. Sebagai contoh: chloramphenicol dapat dibuat secara sintesa total yang sebelumnya hanya dapat diperoleh dari biakan cendawan streptomyces venezuele. III. HUBUNGAN FARMAKOGNOSI DENGAN BOTANI-ZOLOGI. Simplisia harus mempunyai dentitas bitani-zologik yang pasti. Yang artinya harus diketahui dengan tepat nama latin tanaman, hewan dari mana simplia tersebut diperoleh, misalnya: menurut farmakope indonesia ditentukan bahwa kulit kina harus diambil dari tanaman asal chinchora succirubra. Sedangkan jenis kina terdapat banyak sekalai yang mempunyai kadar kinin yang tingggi. Atas dasar pentingnya identitas botanik-zologik maka nama-nama tanaman hewan kalau farmakaope selaalau disebut dengan nama latin dan tidak dengan nama daerah. Karena satu nama daerah seringkali berlaku untuk lebih dari satu macam tanaman sehingga dengan demikian nama daerah tidak selalu memberikan kepastian identitas. Dengan demikian menetapkan identitas botani-zologik secaa tepat adalah langkah pertama yang harus ditempuh sebelum melakukan kegiatan-kegiatan lainnya dalam bidang farmakognosi. IV. HUBUNGAN FARMAKOGNOSI DENGAN ILMU-ILMU LAIN. Sebelum ilmu kimia organik dikenal, simplisia merupakan bahaan obat pokok yang harus tersedia ditempat meramu atau meracik obat dan umumnya diramu/diracik sendiri oleh tabib yang memeriksasipenderita, sehingga dengan cara tersebut farmakognosi dianggap sebagai bagian dari materia-medica. Simplisia diapotek tersebut keudian terdesak oleh perkembanagan galenika,sehingga persediaaan siplisia diapotek digantikan oleh sediaan-sediaan galenik yaitu tingtur,ekstrak,anggur dan lain-lainya. Kemudian, setelah ilmu kimia organik berkembang mengakibatkan makin terdesaknya kedudukan simplisia diapotik-apotik. Tetapi hal ini bukan berarti simplisia tidak diperlukan lagi, hanya tempatnya bergeser kepabrik-pabrik farmasi dan tanpa adanya simplisia tidak akan terdapat sediaaan-sediaan galenik,zat-zat kimia murni maupun sediaan bentuk lainnya misalnya serbuk,tablet, ampul. Contohya injeksi kinina antipirin. Secara sepintas kinina antipirin dapat dibuat secara sintetis tetapi dari seediaan tersebut hanya antipirin saja yang dapat dibuat sintosis sedangkan kinina hanya dapat diperoleh jika ada kulit kina, sedangkan untik mendapatkan kulit kina yang akan ditebang atau dikuliti adlah dari jenis cinohona yang dikehendaki. Untuk memperoleh jenis cinohona yang dikehendaki tidak mungkin diambil dari jenis cinohona yang tumbuh liar sehingga harus ada cara pengumpulan dan perkebunana yang baik dan terpelihara. Dalam perkebunan ini farmakognosi erat dengan ilmu-ilmu yang lain misalnya: bercocok tanam,geologi,ekonomi,sosiologi dan lainnya. Demikain pula dengan proses perkembangan farmakognosi erat hubungannya dengan ilmu lainnya misalnya biokimia. Dalm pembuatan zat-zat sintotis,kortison,hidrokortison da lain-lain. Dari contoh-contoh tersebut maka apat diketahui bahwa ruang lingkup farmakognosi tidak terbatas pada pengetahuan tentang simplisia yang tertera dalam farmakope, tetapi meliputi pemangfaatan alam nabati-hewani dan mineral dalam berbagai aspeknya dibidan farmasi dan kesehatan. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN FARMAKOGNOSI Pada kurang lebih 2500 tahun sebelum masehi penggunaan tanaman obat sudah dilakukan orang, hal ini dapat diketahui dari catatan lempeng tanah liat yang tersimpan diperpustakaan ashurbanipal di assiria, yang memuat simplisia antara lain: kulit delima, opium, adas manis, madu,ragi,minyak jarak. Juga orang yunani kuno misal: hippocrates (1466 tahun sebelum masehi) seorang tabib telah mengenal konium ayu manis. Hiosiamina,gentiana,kelembak,gom arab, mira, bungakamil dan banyak simplisia lainnya. Pada tahun 1737 linnaeus seorang ahli botani swedia, menulis buku”Generapiantarum” yang merupakan buku pedoman utama dari sistematik botani. Sedangkan farmakognosi moderen mulai dirintis oleh martius seorang apoteker jerman dalm bukunya “Grundriss der pharmakognonosie des pflanzonreiches”telah menggelorakan simplisia menurut segi morfologi, cara-cara untuk mengetahui kemurnian simplisia. Farmakognosi mulai berkembang peat setelah pertengahan abad ke 19 dan masih terbatas sampai pada uraian makro dan mikroskopis. Dan sampai dewasa ini perkembangannya sudah sampai ke usaha-usaha isolasi, identifikasi dan juga teknik-teknik kromatrogafi untuk tujuan analisa kwalitatif dan kwantitatif dibidang farmakognosi. EJAAN LATIN. Meskipun alfabet latin sama yang dipergunakan dalam bahasa indonesia, tetapi dengan ejaan yang disempurnakan pada bahasa indonesia maka terdapat peerbedaan dari beberapa huruf rangkaian-rangkaian huruf. Agar perkataan –perkataan latin dibaca dengan ejaan latin dan tidak keliru dibaca dengan ejaan indonesia maka semua perkataan latin dalam buku ini ditulis dengan huruf miring. Cara pembacaan huruf-huruf atau rangkaian-rangkaian huruf latin berikut contoh-contohnya diberikan dalam sisitim kolom, yaitu sebagai berikut:
TATANAMA LATIN TANAMAN.
Huruf pertama dari nama genus selalu ditulis dengan huruf besar dan nama spesiesnya selalu dengan huruf kecil. Nama ilmiah lengkap dari suatu tanaman terdiri dari nama latin diikuti dengan nama ahli botani yang memberikan nama latin tersebut. Beberapa contoh sebagai berikut: nama ahli botani nama ahli botani lengkap disingkat sebagai nama tanaman linnaeus L. Oryza sativa L. De candolle DC. Strophanthus hispidus DC. Miller mill. foeniculum vulgare mill. Houttuyn houtt. Myristica fragrans houtt.
Contoh: Dryopteris filix-mas Strychnos mux-vomica
Nama syah nama sinonim Centella asiatica hydrocotyle asiatica Coleus ambonicus coleus aromaticus Piper cubelba cubeba officinalis Simplocos odoratissima dicalyx odoratissimus Euphorbia hirta esula esculenta
TATANAMA SIMPLISIA. Dalam ketentuan umum farmakope indonesia edisi II 1972 disebutkan bahwa “nama simplisia nabati ditulis dengan menyebutkan genus atau spesies nama tanaman yang digunakan. Ketentuan ini tidak berlaku bagi simplisia nabati yang diperoleh dari beberapa macam tanaman dan untuk eksudat nabati”. Contoh: a) genus : cinchonae cortex Digitalis folium Thymi herba Zingiberis rhizoma b) spesies :belladonae herba serpylli herba ipecacuanae radix stramonii herba meskipun demikian dalam farmakope indonesia edisi II ternyata masih terdapat nama-nama simplisia tersebut dengan nama latin tanaman asalnya sebagai berikut: 1. Aurantii fructus cortex - Citrus sinensis 2. Galangae rhizoma - Alpicinia officinanum 3. Pyrethri flos - chrysanthenum cineratiacfolium 4. Sennae folium - Cassia acutifolla/angustifolia 5. Oleum aurantii - Citrus sinensis 6. Oleum cadini - Juniperus oxydedrus 7. Oleum citronella - Cymbopongon winterianus - Cymbopongon winterianus 8. oleum olivae - Olea europae 9. oleum terebinthinae - Pinus sp. Disamping penyimpanan-penyimpanan dalam tanaman seperti tersebut diatas, perkataan amilum dan oleum dan juga perkataan-perkataan serum dan vaccinum, masih ditempatkan sebgai kata depan. Sesuai dengan pernyanyataan tanaman simplisia maka dalm farmakope indonesia edisi II a,b dan c berturut-turut merupakan perubahan dari nama-nama d,e dan f. a. Cinchonae cortex. b. Glycyrrhizae radix. c. Glycceyrrhize succus. d. Chinane cortex. e. Liquitiritae radix. f. Succus liquiritae. TEMPAT TUMBUH. Keterangan tentang tempat tumbuahn hanya mempunyai arti sebagai ingformasi tentang daerah yang banyak menghasilkan simplisia yang bersangkutan. Data tentang tumbuh asli kadang-kadang hanya mempunyai nilai sejarah dan tidak lagi mempunyai nilai sejarah dan tidak mempunyai arti ekonomis, misalnya: 1. Tanaman kina yang asli terdapat dipegunungan andez dibenua amerika selatan sekarang kultur yang ekonomis bernilai hanya dialkukan dipulau jawa. 2. Minyak kananga yang semula dikuasai produksinya oleh filipina, sekarang sebagian besar diproduksi dikepulauan nossi-be komoro dekat madagaskar. 3. Untuk keperluan-keperluan tertentu, cengkeh zanzibar ternyata lebih disukai dari cengkeh daeerah asalnya, yaitu kepulauan maluku. 4. Buah vanila yang asli dari daerah meksiko tidak lagi diproduksi didaerah asalnya, melainkan diproduksi di tahiti,kepulauan reonion dan indonesia. Dahulu, sebelum tanaman-tanaman belum coba ditanam diluar daerah asalnya, data-data tentang tempat tumbuh aasli memang sangat penting, tetapi sekarang dat seperti itu hanya mempunyai nilai sejarah. BEBERAPA DEFINISI. Simplisia, ialah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain simplisia merupakan bahan yang telah dikeringkan. Simplisia nabati, ialah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman. Eksudat tanaman ialah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia murni. Simplisia hewani, ialah simplisia yang berupa hewan atau bagian hewan zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni. Simplisia pelikan(mineral), ialah simplisia yang berupa bahan-bahan pelican (mineral) yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni. Alkoloida, ialah suatu basa organik yang mengandung unsur nitrogen (N) pada umunya berasal dari tanaman, yang mempunyai efek fisiologis kuat/keras terhadap manusia. Sifat lainnya adalah sukar larut dalam air, dengan suatu asam akan membentuk garam alkaloida yang lebuh mudah larutnya. Contoh: Codein, Papaverin, Atrofin, dan lain lain. Enzima, ialah suatu zat yang dapat menguraikan glukosida tertentu atau zat tertentu lainnya, tanpa ia sendiri ikut berubah.(bio katalisator). Sering mempunyai nama dengan akhiran ase, amilase,emulsase,penisilane, dan lain-lain. Daya kerjanya dibatasi oleh suhu , dimana pada nol derajat C tidak aktif dan diatas 60oC akan mati. Vitamin, ialah zat yang dalam jumlah sedikit sekali dibutuhkan oleh tubuh manusia untuk membantu metabolisme tubuh, sedang tubuh sendiri tidak dapat memprodusi vitamin ini. Hormon, ialah zat yang dikeluarkan oleh kelenzar endokrin yang mempengaruhi faal tubuh dan mempengaruhi besar dan bentuk tubuh manusia. Bahan organik asing. Yang dimaksud bahan organik asing adalah: 1. Bagian tanaman atau seluruh tanaman asal simplisia, tertera atau jumlahnya dibatasi dalam uraian pemorian dalm monografi yang bersangkutan. 2. Hewan asing, atau bagiannya, atau zat yang dikeluarkan hewan tersebut. Kecuali dinnyatakan dalam bentuk lain, yang dimaksud dengan bahan organik asing pada simplisia nabati adalah bahan organik asing yang berasal dari tanaman. BUDIDAYA TANAMAN OBATBerdasarkan kenyataan bahwa hingga kini suber simplisia nabati sebagian masih diperoleh dengan menambang atau memungut langsung dari tempat tumbuh alami. Sedang kebudidayaan tanaan obat masih terbatas pada jenis- jenis tertentu saja. Penambangan simplisia tanpa pertimbangan atau pengelolaan yang baik demi keseimbangan alam tak ayal akan dapat mengakibatkan kelangkaan, apabila tidak digunakan suatu jenis. Bahkan sering terjadi, dengan pengenalan teknologi baru atau pengubahan lingkungan tumbuh dapat menimbulkan dampak (akibat) yang merugikan bagi kelestarian suatu spesies. Adanya tindakan pembudidayaan, merupakan suatu tindakan oengadaan atau penyediaan simplisia secara kontinu dan teratur, yang sekaligus dapat merupakan suatu pelestarian nutfah. Pembudidayaan tanaman obat dapat pula merupakan usaha utama atau sambilan yang dapat menambah pendapatan keluarga. Di pekarangan, pengembangan toga (tanaman obat keluarga) dapat berarti pendayagunaan lahan untuk memenuhi nilai estetika maupun keperluan kesehatan. Tak dapat diingkari bahwa simplisia hasil budidaya pedesaan pada umumnya belum tinggi. Hal ini antara lain disebabkan oleh kurang intensifnya penanaman, meliputi cara bertanam, pemeliharaan dan panen. Bahkan sering penentuan waktu panen lebih banyak berorientasi kepada harga pasar daripada sedia tubuh yang erat hubungannya dengan tingginya hasil dan kualitas. Budidaya tanaman obat pada hakikatnya adalah suatu cara pengelolaan sehingga suatu tanaman obat dapat menghasilkan hasil tinggi dan bermutu baik. Hal ini akan terjadi apabila tanaman dapat tumbuh pada lingkungan yang sesuai antara lain pada kesuburan tanam sepadan, iklim yang sesuai dan teknologi tepat guna. Teknik budidaya tersebut diterapkan sejak tahap penyiapan tanah hingga pemungutan hasil. A.penggolongan tanah. Sebagian besar tanaman obat diusahakan ditanah kering. Pada dasarnya penggolongan tanah bertujuan menyapkan tempat/media tumbuh yang serasi bagi pertumbuhan tanaman. Pada kesuburan tanah dikenal kesuburan fisik dan kesuburan kimiawi. Jika kedua macam kesuburan telah dipenuhiuntuk jenis tanaman yang diusahakan, maka dapat dikatakan tanah tersebut subur bagi tanaman tersebut. Kesuburan fisik sangat erat hubunganya dengan struktur tanah, yang mengambarkan susunan butiran tanah,udara dan air sehingga dapat menjamin aktifitas akar dalam mengambil zat-zat yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Sedangkan kesburan kimiawi sangat erat hubungannya dengan kemampuan tanah menyediakan kebutuhan nutrisi tanaman.kedua kesuburan tersebut saling berinteraksi dalam menentukan tingkat kesuburannyabagi pertumbuhuan tanaman. Disamping itu, pengolahan tanah mencakup pula menghilangkan gulma yang merupakan saingan bagi tanaman,menimbun dan meratakan bahan organik yang pentin bagi tanaman serta pembuatan saluran drainase untuk mencegah terjadinya kelebihan air seperti dikehendaki oleh tanaman. Dalam pengolahan tanah memerlukan waktu mengingat terjadinya proses fisik, kimia dan biologis dalam tanah sehingga terbentuk suatu media yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Beberapa hal yang patut diperhatikan dalam pengolahan tanah bagi tanaman obat antara lain: 1. Bagi tanaman obat yang dipungut hasilnya dalam bentuk umbi (tuber) umumnya dikehendaki pengolahan tanah yang cukup dalam (25-40 cm), struktur gembur, sehingga pertumbuhan umbi atau rimpang berkembang dengan baik. 2. Menghindari tercampurnya bahan induk yang belum melapuk dalam daerah perakaran tanaman. Untuk itu perlu adanya waktu yang cukup untuk memberi kesempatan terjadinya proses pelapukan antara lain; proses oksidasi, sehingga akan terbentuk lapisan olah yang menjamin pertumbuhan akar. Hal ini penting yaitu pada waktu membuat lubang tanam (sedalam 40x60 cm) 3. Pembuatan teras-teras apabila tanah terlalu miring, agar erosi dapat diperkecil, misalnya dalam penanaman sereh (Symbophogon nardus). 4. Pengolahan tanah intensif diusahakan bebas gulma pada awal pertumbuhan, yaitu untuk tanaman obat berhabitur perdu seperti kumis kucing, mentol, timi. 5. Pembuatan guludan sering dilengkapi dengan saluran drainase yang baik, terutama bagi tanaman yang tidak toleran terhadap genangan air seperti cabe (Capsicum annum) dan tanaman terong lainnya B. Penanaman Dalam penanaman dikenal dua cara utama yaitu, penanaman bahan tanaman ( benih/stek) secara langsung pada lahan dan disemaikan dahulu baru kemudian diadakan pemindahan tanaman ke lahan yang telah disediakan atau disiapkan. Umumnya pesemaian diadakan bagi tanaman yang pada waktu masih kecil memerlukan pemeliharaan intensif. Tanpa perlakuan tersebut akan mengakibatkan tngkat kematian yang tinggi. Disamping itu pesemaian dilakukan apabila benih terlalu kecil sehingga sulit untuk mengatur tanaman sesuai dengan perkembangan teknologi tepat guna. Tujuan lain dari adanya pesemaian agar dapat menmanfaatkan (menghemat) wajtu sebelum musim tanam tiba (umunya pada awal musim hujan). Sehingga pada saat musim tanam tiba, tanaman telah mengawali tumbuh lebih dahulu. Sebaai contoh temulawak (curcuma xanthorriza) hendaknya rimpang ditunaskan terlebih dahulu pada pesemaian yang lembab dan agak gelap baru kemudian belahan rimpang dengan tunasnya ditanam di lahan. Hal - hal yang perlu mendapat pertimbangan pada penanaman tanaman obat antara lain: 1. Mengingat pada umumnya penanaman pada lahan kering tanpa irigasi dan cuaca cukup panas, maka penanaman dilangsungkan pada awal musim hujan. 2. Penanaman dengan jarak atau baris teratur akan lebih baik dipandang dari segi fisiologi tanaman, pemeliharaan dan estetika. |