Dampak anak tidur dengan orang tua

Jakarta - Setiap ibu pasti bahagia jika bisa tidur sengan buah hatinya dalam satu ranjang. Selain mempererat hubungan keduanya, anak juga bisa mendapatkan bentuk kasih sayang yang lebih besar dari ibunya. Ada beberapa manfaat dari tidur bersama anak tapi di samping itu juga ada risiko utamanya.

"Jika Anda masih bayi, di mana Anda akan memilih untuk tidur? Dalam boks sendiriran di sebuah ruangan gelap di balik jeruji atau berdekatan dengan orang yang Anda sayangi hingga merasakan kehangatan dan keamanan?" kata Dr William Sears, dokter anak dan penulis lebih dari 40 buku tentang pengasuhan anak.

Menurut data Archives of Pediatrics and Adolescent Medicine, sekitar 50 persen orang tua di Amerika Serikat berbagi tempat tidur dengan buah hati mereka dan bagi ibu yang menyusui akan mendapatkan pasokan ASI yang lebih banyak. Terkadang, waktu mereka menyusui anaknya pun lebih lama.

Chrystal Johnson, pendiri blog Happy Mothering berbagi tempat tidur dengan anaknya yang berusia lima dan tiga tahun," itu menungkinkan saya untuk lebih selaras dengan kebutuhan bayi saya," kata Johnson.

Menurut Dr Susan Markel, dokter anak dan penulis 'What Your Pediatrician Doesn't Know Can Hurt Your Child', bayi memiliki kebutuhan bawaan untuk disentuh dan dipegang. Mereka menikmati hari-hari di mana saat malam hari juga terjadi kedekatakn fisik dengan orang tuaya.

"Koneksi semacam ini sangat penting untuk memenuhi kebutuhan bayi akan kehangatan, keamanan, dan kenyamanan," kata Dr Markel. Sebuah penelitian terbaru di Jurnal Biological Psychiatry menunjukkan bahwa bayi yang tidur terpisah dari ibu mereka tidur mengalami tekanan yang lebih tinggi dibanding mereka yang tidur bersama ibunya.

Menurut Sears, hal ini terjaid karena fisiologi bayi lebih stabil ketika mereka tidur dengan aman di dekat ibu. Di sisi lain, Professor James J. McKenna, direktur Mother-Baby Behavioral Sleep Laboratory di University of Notre Dame menemukan bahwa anak yang tidur bersama ibunya berisiko 30 persen lebih tinggi mengalami henti napas.

Seperti dikutip dari Fox News, Kamis (8/8/2013), Mary Fisher, pendiri blog The Mommyologist dan penulis The Stir di Cafémom.com mengaku prihatin saat melihat anak bayi yang tidur bersama ibu mereka. Alasannya, setiap tahun sekitar 2.000 bayi meninggal karena Sudden Infant Death Syndrome (SIDS).

Selain itu, studi terbaru di British Medical Journal Open menunjukkan bahwa bayi yang tidur dengan ibunya lima kali lebih mungkin meninggal karena SIDS, bahkan jika si ibu sedang menyusui. Studi lain dalam American Journal of Public Health menemukan 64 persen bayi meninggal karena SIDS akibat berbagi tempat tidur dengan orang dewasa.

"Kasur dewasa tidak memenuhi standar keamanan, kasur yang empuk dengan bantal, seprei, dan selimut bisa mencekik bayi. Ketika berbagi tempat tidur, orang tua atau anak lain bisa berguling sehingga menyebabkan bayi bergeser di antara kepala, kaki ranjang, dinding, atau meja," jelas Dr Rachel Y. Moon, dokter anak di Children's National Medical Center, Washington DC dan ketua American Academy of Pediatrics bagian SIDS.

Selain itu, Moon mnegatakan bahwa berbagi tempat tidur juga bisa membuat bayi kepanasan. Namun, risiko SIDS memang lebih rendah jika si ibu tidak merokok dan mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Salah satu langkah protektif mencegah SIDS yaitu orang tua sering terbangun untuk mengecek kondisi anak.

Tidur dengan si kecil sebaiknya jangan dilakukan jika salah satu orang tua obesitas. Ibu juga harus tidur di sisi yang sejajar dengan bayinya, jangan posisikan bayi di bantal atau tempat tidur tambahan. Menurut Zinzi, tidur dengan orang tua mengajarkan anak-anak untuk selalu membutuhkan kontak konstan dan interaksi untuk mendapatkan keselamatan, keamanan, dan kepercayaan dalam diri mereka.

Namun studi dalam jurnal Pediatrics menunjukkan hal sebaliknya bahwa anak yang tidur berpisah dengan orang tuanya cenderung memiliki masalah perilaku. Meskipun Fischer bersikeras menentang kebiasaan orang tua tidur bersama anaknya, ada kalanya kegiatan itu membawa manfaat tak terduga. Contohnya saat sang suami pergi ke luar kota, ia pun mengajak anaknya yang berusia lima tahun untuk tidur bersamanya.

(vit/vit)

Nakita.id - Banyak anak yang ingin tidur seranjang dengan orangtuanya.

Hal ini sering kali menjadi perdebatan, lantaran ada orangtua yang setuju saja anaknya tidur bersama mereka, namun ada pula yang tidak setuju.

Sebenarnya bukan hal aneh jika seorang anak ingin tidur di tempat tidur yang sama dengan orangtua mereka.

Baca Juga : Dituduh Tikung Teman, Ini Bukti Kedekatan Syahrini dan Keluarga Reino Barack Sejak 2018!

Bahkan, ada beberapa penjelasan untuk perilaku ini.

Namun, penjelasan yang paling signifikan adalah biologis.

Manusia secara alami senang melakukan kontak dengan teman sebayanya.

Beberapa orangtua justru senang bisa tidur dengan anak-anak mereka.

Mereka berpendapat bahwa hal tersebut dapat membantu mereka membangun ikatan tertentu.

Namun, ada pula orangtua yang cenderung tidak membiarkan anak mereka tidur di ranjang yang sama dengan mereka.

Jenis orang tua ini percaya bahwa tidur dengan cara ini akan membahayakan istirahat semua orang.

Baca Juga : Sulit Mengubah Kebiasaan? Ternyata Penyebabnya Ada Dalam Tubuh Moms

Alasan anak-anak ingin tidur seranjang dengan orangtua

Anak biasanya ingin tidur di samping orangtuanya karena berbagai alasan.

Secara logis, alasan ini dapat bervariasi sesuai dengan usia dan kepribadian anak.

Alasan ini juga dipengaruhi oleh dinamika keluarga dan hubungan antara orangtua dan anak.

Misalnya bayi usia 0-2 bulan tentu masih butuh tidur ditemani orangtua.

Orangtua mana yang tega membiarkan bayi sekecil itu tidur sendirian.

Meski begitu, ada beberapa pihak yang merekomendasikan agar bayi tidur di kamar sendiri menginjak usia 4-5 bulan, namun hal ini relatif.

Orangtua di Jepang cenderung membiarkan anak-anaknya tidur seranjang dengan mereka hingga usia 6-7 tahun.

Baca Juga : Awas Salah Kaprah, Moms! Anak Gendut Itu Tidak Selalu Sehat!

Sedangkan melansir dari Kompas, sebenarnya tidak ada patokan baku untuk memulai seorang anak tidur terpisah kamar dengan orangtuanya.

Namun biasanya dapat dimulai saat anak sudah mulai dapat mengerti dan mau mencoba (memiliki keberanian) untuk dapat tidur terpisah kamar.

Mungkin di usia 4-5 tahun sudah bisa dicoba.

Melansir dari Step to Health, berikut beberapa alasan mengapa anak masih ingin tidur seranjang dengan orangtua.

1. Takut gelap

Takut akan gelap adalah salah satu alasan paling umum mengapa anak-anak ingin tidur di ranjang yang sama dengan orang tua.

Secara umum, anak-anak yang takut akan kegelapan mengungkapkan ketakutan mereka sehingga Moms bisa membantu menemukan solusinya.

Moms juga harus mengenali seberapa takutnya Si Kecil pada gelap.

Ketakutan ini bisa sangat kuat sehingga dalam beberapa kasus, anak mungkin menderita nyctophobia.

Baca Juga : Remaja 11 Tahun Hamil Usai Diperkosa Pacar Neneknya, Memohon Untuk Dilakukan Operasi Caesar

2. Takut sendirian

Adalah normal bagi anak-anak untuk merasa takut saat ditinggal sendirian.

Moms harus memahami ini karena anak-anak adalah makhluk kecil dan tak berdaya.

Rasa takut ditinggal di kamar sendirian membuat mereka mencari perlindungan dengan tidur di kamar orangtuanya.

Nah, sebagai orangtua, Moms harus membantu mereka mengatasi ketakutannya.

3. Ingin dekat dengan orangtua

Semua orang tahu bahwa anak-anak merasakan hubungan khusus dengan orangtua mereka.

Mereka ingin menghabiskan banyak waktu di sisi mereka dan berbagi semua momen yang dialami seharian.

Ini juga menjadi salah satu alasan anak tidak bisa tidur jika tak bersama orangtuanya.

Anak-anak melihat orang dewasa sebagai sumber perlindungan.

Terlebih ketika mimpi buruk datang dan imajinasi aneh mulai menghantui.

Misi Moms sebagai orang tua adalah mendorong anak untuk memiliki ruang mereka sendiri.

Jika dibiarkan terus-menerus, mereka akan terus bergantung pada orangtua dan tidak bisa tidur dengan mandiri.

Baca Juga : Adik Tega Tusuk Kakak Kandung Sampai Tewas di Hadapan Orangtua, Ini Firasat yang Dirasakan Sebelum Ajal Menjemput

Dampak negatif anak tidur dengan orangtua

Membiarkan anak tidur dengan orangtua memang tidak berbahaya, namun bisa juga memberikan efek negatif, di antaranya:

- Orangtua tidak bisa banyak istirahat

- Anak jadi bergantung pada orangtua

- Orangtua kehilangan privasi

- Anak-anak ccenderung mengalami gangguan tidur

- Orangtua yang terlelap tidur bisa tidak sengaja menyakiti anak mereka, terutama bayi

- Anak-anak akan kesulitan tidur sendiri di kemudian hari

Baca Juga : Sering Pakai Headset Terlalu Lama? Hati-hati Bisa Gangguan Pendengaran

Manfaat tidur dengan anak

Bagi sebagian orangtua, tidur seranjang dengan anak membawa manfaat bagi anak juga orangtua.

Beberapa keuntungan dari membiarkan anak-anak tidur di ranjang yang sama dengan orang tua di antaranya:

- Anak dan orangtua merasa tenang

- Lebih mudah mengurus kebutuhan anak

- Bisa memantau tidur anak

- Lebih mudah bagi ibu menyusui untuk memberikan ASI kepada bayinya di malam hari

- Ikatan emosional antara orang tua dan anak dapat dibangun.

- Dapat membantu menyinkronkan pola tidur orang tua dan anak

- Membantu memperbaiki sleep apnea pada bayi

Baca Juga : Karena Pakai Baju Seperti Ini, Shandy Aulia Dituding Jual Diri Karena Suami Miskin

Jika Moms termasuk salah satu orangtua yang mendukung anak tidur sendiri, ada beberapa tips yang harus diperhatikan.

Jika Si Kecil takut gelap, Moms dapat membiarkannya tertidur dengan lampu menyala.

Moms juga dapat membuat rutinitas dengan anak sebelum tidur.

Namun jika anak memang belum mampu tidur sendiri, sebaiknya jangan terlalu dipaksakan, lakukan secara bertahap sesuai keberaniannya.

Sebenarnya tidur terpisah membantunya untuk lebih bersikap mandiri dan berani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Dampak anak tidur dengan orang tua

Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan

Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Video Pilihan

Kenapa anak tidak boleh tidur dengan orang tua?

Salah satu risiko berbahaya yang sering terjadi ketika bayi tidur seranjang bersama orang tuanya adalah sudden infant death syndrome (SIDS) atau yang kita kenal dengan sebutan sindrom kematian mendadak pada bayi.

Kapan anak harus tidur sendiri menurut islam?

Tidur Terpisah dengan Anak Menurut Islam Dimulai saat Berusia 7 Tahun. Berdasarkan hal tersebut, terdapat ketentuan tentang aturan tidur terpisah dengan anak menurut Islam.

Kenapa anak anak harus belajar tidur sendiri?

Selain membangkitkan kepercayaan diri, manfaat anak tidur sendiri adalah membantunya mandiri dan mengenal jam tidurnya. Journal of Epidemiology & Community Health menyebutkan anak yang tidur di waktu yang tepat umumnya akan mengalami peningkatan performa kognitif yang penting bagi tumbuh kembangnya ke depan.