Dapat menumbuhkan rasa kasih sayang antara sesama hal ini merupakan salah satu manfaat dari

4. Meningkatkan kepedulian sosial

Pasti kita pernah menerima kebaikan dari orang lain, 'kan? Coba ingat lagi deh, adakah orang-orang di sekitar kamu yang kerap membantumu tanpa pamrih? Nah, mereka inilah yang layak menerima balasan bantuan dari kamu. Misalnya, asisten rumah tangga, satpam di komplek atau kantormu, tukang sayur keliling, atau mungkin tukang yang membangun rumah kamu dulu? Hanya dengan berbagi dan menolong, kita bisa meningkatkan rasa kepedulian sosial terhadap sesama lho.

Baca juga: Kenali Serba-serbi New Normal agar Kamu Siap Menghadapinya

Contohnya saja, upaya peningkatan kepedulian sosial yang juga dilakukan Allianz Indonesia dengan mengajak masyarakat berbagi kebaikan melalui program #BerlipatnyaBerkah. Tahun lalu, Ibu Aizah Suhaeti, guru ngaji dari Sukabumi menerima berkah umroh dari program ini. Mungkin Ibu Aizah tidak pernah membayangkan jika bisa mendapatkan berkah berupa umroh gratis. Namun berkat dedikasinya menjadi guru ngaji, ia pun akhirnya bisa berangkat ke tanah suci.

Nah, kamu memberi kado umroh bagi orang yang layak? Caranya gampang, posting saja tulisan ataupun video tentang sosok inspiratif di sekitar kamu melalui media sosial seperti Instagram, Facebook, YouTube, ataupun blog. 

Jangan lupa men-submit link postinganmu di berlipatnyaberkah.allianz.co.id. Kompetisi #BerlipatnyaBerkah berlangsung hingga 30 Juni 2019. Nantinya, sebanyak 50 cerita terbaik akan diikutkan dalam voting oleh masyarakat umum untuk ditentukan 25 pemenangnya yang berhak mendapatkan kesempatan untuk umroh di tanah suci.

5. Menciptakan persaudaraan dan persatuan

Sekecil apapun pemberian kamu kepada orang lain, mereka akan senang dan mengingatnya. Bukan tidak mungkin, saat kita bertemu di jalan, akan saling sapa dan saling tolong menolong. Tangan kita akan menjadi lebih terbuka untuk saling berangkulan, bersatu setelah saling berbagi.

6. Menularkan kebaikan

Pernah mencoba membantu orang yang motornya mogok di jalan? Nah, saat kita menolong pengendara kendaraan bermotor yang mogok, perbuatan baik kamu akan teringat di pikiran mereka. Biasanya, mereka akan melakukan hal sama saat ada orang lain yang membutuhkan pertolongan.­ Ini yang dimaksud dengan kebaikan yang menular.

Salah satu potensi manusia yang Tuhan berikan adalah memiliki kasih dan sayang. Kasih dan sayang inipun termasuk di antara nama Allah (Al-Asma al-Husna), Rahman dan Rahim. Dengan kata lain, ketika manusia bisa mengaktualisasikan kasih dan sayangnya, pada hakikatnya ia sudah mengaktualisasikan nama Tuhannya. 

Potensi rasa itulah yang bisa mengekspresikan kasih dan sayang manusia. Seorang ayah atau ibu akan senantiasa mencurahkan kasih sayangnya kepada anak yang mereka cintai, secara alami tanpa didorong pretensi apapun. Bahkan induk ayampun akan melindungi anak-anaknya secara alami, karena ‘kasih sayang’ yang dimilikinya.

Kasih dan sayang muncul dari dalam manusia, bersumber dari hati. Hati itu sendiri memiliki kecenderungan potensi naik turun (fluktuatif). Karena itu perlu perawatan yang rutin dan baik untuk menjaga kualitas kasih sayang. Sebagai bahan pengetahuan, ada beberapa kiat untuk menumbuhkan kasih sayang, di antaranya :

Pertama, Ikhbaru Hubbah (melihat atau memberitakan sisi positif dari seseorang). Seorang shaleh, Lukmanul Hakim pernah mengatakan kepada anaknya, “Ananda, lupakanlah kebaikanmu pada orang lain dan lupakanlah kejelekan orang lain kepadamu.” Senantiasa mengedepankan sikap berbaik sangka (husnudzan) pada orang lain akan berbalik pada diri kita sendiri. Ketika selalu melihat sisi positif atau kebaikan orang lain, maka yang akan muncul dari diri kita adalah kasih dan sayang antar sesama, begitupun sebaliknya.

Kedua, Al-Du’a fi al-Dhuhri wa al-Ghaib (mendoakan orang lain di waktu ada ataupun tidak). Mendoakan orang lain tidak perlu diktehaui oleh yang bersangkutan. Hakikatnya itulah makna keikhlasan dalam berdoa. Seorang anak yang shaleh akan senantiasa mendoakan orang tuanya walaupun mereka sudah tiada dan itu termasuk pada kategori amal jariyah. Dua sahabat yang baik akan selalu saling mendoakan satu sama lain tanpa harus memberitahukan bahwa ia mendoakan saudaranya. Rasul SAW bersabda dalam sebuah hadits, “sebaik-baik doa seseorang adalah mendoakan orang lain yang tidak mengetahui bahwa ia didoakan.”

Ketiga, Abghathul Wajhi (memberikan senyum kegembiraan). Ekspresi wajah seseorang akan mengindikasikan isi hati orang tersebut. Saling memberikan senyum kegemberiaan ketika bertemu/bersua akan mempererat kasih sayang sesama manusia. Respon positif berupa senyum kegembiraan akan dinilai lebih berharga daripada hanya sekedar materi semata. Satu contoh, petugas resepsionis yang baik akan memberikan kesan pada konsumennya manakala ia selalu memberi senyum persahabatan/kegembiraan. Rasul SAW bahkan menegaskan bahwa “Senyumanmu pada saudaramu adalah termasuk shadaqah.”

Keempat, Al-Mushafahah (bersalaman ketika bertemu). Secara psikologis, bersalaman tangan dengan lawan bicara akan mempererat ikatan batin. Eratnya bersalaman akan memberikan kesan tersendiri bagi orang yang melakukannya. Beda dengan orang yang bersalaman dengan asal-asalan, tidak ada kontak mata, dan sebagainya.  Rasul SAW berpesan, “Ketika dua orang bersalaman, maka dosa keduanya akan bercucuran dari tangannya.”

Kelima, Ziyarah (saling mengunjungi/shilaturahim). Intensitas berkunjung antar sesama manusia akan mempengaruhi nilai kasih sayang. Semakin sering berkunjung, akan semakin mengetahui kondisi seseorang dan semakin memupuk kasih dan sayang antar sesama. Doa yang keluar dari lisan kedua orang yang saling berkunjung pun akan saling tersampaikan. Rasul SAW memberikan motivasi, “Jika ingin panjang umur dan banyak rezeki, maka saling berkunjunglah.”

Keenam, Tahniah (menyampaikan ucapan selamat). Saling memberikan ucapan selamat (congratulation) kepada saudara kita yang mendapatkan kebahagiaan, kesenangan, prestasi, kebahagiaan dan sebagainya bisa menumbuhkan kasih sayang tersendiri. Sejatinya manusia itu memiliki kebutuhan terhadap penghargaan atau pengakuan. Berikanlah penghargaan atau ucapan selamat, sekecil apapun, untuk menambah kasih sayang. Bahkan Allah SWT menyuruh kita, “Jika kamu diberi penghargaan, maka balaslah dengan yang lebih baik atau yang semisalnya.”

Ketujuh, Ihtimam (ada perhatian/kepedulian). Perhatian atau kepedulian antar sesama bisa membuktikan kasih dan sayang yang ada. Dari hal tersebut, muncullah sikap simpati, empati, dan sebagainya. Perhatian atau kepedulian, sekecil apapun, yang diberikan adalah bentuk nyata ekspresi hati manusia. Rasul SAW menegaskan, “Barangsiapa yang tidak peduli dengan urusan kaum  muslim yang lain, maka ia bukan dari golongan mereka.”

Kedelapan, melaksanakan hak-hak sesama muslim. Dalam keterangan sebuah hadits disebutkan bahwa hak antar sesama muslim setidaknya ada enam hal: saling mengucapkan salam, saling memberi nasihat, saling menengok, saling mendoakan yang bersin, saling menepati undangan, dan menziarahai orang yang meninggal.

Kesembilan, Tahaadii (saling memberi hadiah). Saling memberi hadiah termasuk pada kategori shadaqah, apalagi disertai pada momen-momen tertentu. Hakikatnya bukan hadiah berupa fisik/materi yang diberikan, tapi rasa perhatian yang ada dari si pemberi. Seorang ibu yang memberikan hadiah buat anaknya karena prestasi, maka sebenarnya bukan materi semata yang ia berikan. Lebih dari itu, dia memberikan rasa sayangnya kepada anak tersebut. Motivasi tersebut diberikan oleh Rasul SAW dalam sebuah haditsnya, “Saling memberi hadiahlah, niscaya kalian akan saling mencinta.”

Pada akhirnya kita ingat hadits qudsi, “Irhamuu man fil ardh, yarhamkum man fissamaa’i (sayangilah makhluk yang ada di bumi, niscaya akan menyayangimu yang di langit).

Ihsan Faisal (Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah)

Neneng Asaniyah

Sudah lebih dari satu tahun Indonesia dan negara di dunia dilanda musibah. Musibah tersebut adalah pandemi covid-19. Adanya pandemi covid-19 ini telah memberikan dampak yang luar biasa bagi umat manusia. Salah satunya dalam dunia usaha, yang mana mengalami banyak kebangkrutan yang menyebabkan banyak sekali orang kehilangan pekerjaan. Selain itu, banyak sekali orang menjadi korban PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) karena perusahaan sudah tidak mampu menggaji mereka. Sehingga, banyak kepala keluarga tidak dapat memenuhi kebutuhan keluarganya. Dalam situasi seperti ini, tentu menjadi momentum yang sangat baik untuk mengulurkan tangan kepada orang lain yang membutuhkan bantuan kita.

Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain, dianjurkan untuk saling membantu terhadap sesama manusia lain. Dengan membantu orang yang mengalami kesusahan dan membutuhkan bantuan, kita telah melakukan kewajiban sebagai umat muslim. Sebagaimana perintah Allah dalam (Q.S. al-Maidah[5]: 2) yang berbunyi:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُحِلُّوا شَعَائِرَ اللَّهِ وَلَا الشَّهْرَ الْحَرَامَ وَلَا الْهَدْيَ وَلَا الْقَلَائِدَ وَلَا آمِّينَ الْبَيْتَ الْحَرَامَ يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنْ رَبِّهِمْ وَرِضْوَانًا وَإِذَا حَلَلْتُمْ فَاصْطَادُوا وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ أَنْ صَدُّوكُمْ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَنْ تَعْتَدُوا وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ (2)

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu melanggar syiar-syiar kesucian Allah, dan jangan (melanggar kehormatan) bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) hadyu (hewan-hewan kurban) dan qala’id (hewan-hewan kurban yang diberi tanda), dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitulharam; mereka mencari karunia dan keridaan Tuhannya. Tetapi apabila kamu telah menyelesaikan ihram, maka bolehlah kamu berburu. Jangan sampai kebencian(mu) kepada suatu kaum karena mereka menghalang-halangimu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat melampaui batas (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya. (Q.S. al-Maidah[5]: 2)

Dalam surah di atas disebutkan bahwa kita harus senantiasa tolong-menolong dalam hal kebaikan dan dilarang tolong-menolong dalam berbuat dosa. Kita sebagai umat muslim harus senantiasa bermanfaat untuk orang lain dengan cara menolong orang yang sedang mengalami kesusahan. Dalam (Q.S. at-Taubah[9]: 71) juga terdapat perintah untuk tolong-menolong:

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ (71)

Artinya: “Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah Maha perkasa, Maha bijaksana”.(Q.S. at-Taubah[9]: 71)

Pada masa pandemi covid 19, banyak sekali orang yang sedang membutuhkan pertolongan. Saat sebuah keluarga terpapar virus covid-19, mereka harus melakukan isolasi mandiri dan tidak bisa keluar rumah untuk membeli kebutuhan mereka. Pada saat itulah, sudah seharusnya kita yang dalam keadaan sehat membantu mereka dengan memberikan apa yang mereka butuhkan. Misalnya ketika keluarga itu membutuhkan obat atau makanan, kita bisa memberikan sesuai kemampuan kita dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dengan baik. Selain mendapatkan pahala, memberikan bantuan kepada orang yang sedang membutuhkan juga akan memberikan rasa kesenangan sendiri, karena sudah bermanfaat bagi orang lain. Demikian juga orang yang kita tolong akan merasa senang karena kebutuhannya bisa terpenuhi.

Membantu orang lain bukan hanya dalam bentuk harta atau materi saja, tetapi bisa dalam bentuk tenaga dan fikiran. Hal ini dapat dicontohkan ketika keluarga yang sedang melakukan isolasi mandiri tersebut ingin membeli obat atau makanan tetapi kita tidak punya uang, kita bisa menolong untuk membelikan saja tetapi uang dari mereka. Ketika mereka sedang isolasi mandiri dan bingung harus melakukan apa, kita bisa memberikan nasehat atau perhatian kepada mereka agar mereka tetap tenang dan tidak merasa sendiri. Dengan kita memberikan dukungan, maka mereka akan merasa diperhatikan dan memiliki semangat untuk sembuh. Terkadang kita berfikir bahwa bantuan yang kita berikan kepada orang lain itu kecil, tetapi bisa jadi apa yang telah kita lakukan itu sangat berarti bagi orang lain. Untuk itu marilah kita biasakan untuk selalu membantu orang lain, meskipun dari hal kecil sekalipun.

Berikut manfaat tolong menolong antar sesama yang bisa kita dapatkan:

Kita akan dihargai dan dihormati oleh orang yang lain. Tetapi jika kita menolong orang lain, tidak boleh mengharapkan imbalan apapun kepada orang yang telah kita tolong. Kita harus ikhlas dalam memberikan bantuan kepada orang lain.

Dengan membantu orang lain, kita akan merasa lebih mampu dari orang yang membutuhkan, sehingga akan meningkatkan rasa syukur.

Dengan membantu orang lain, kita akan merasa bahagia karena sudah bermanfaat untuk orang lain.

  1. Meningkatkan kepedulian sosial

Ketika kita senang membantu orang lain, maka akan meningkatkan rasa kepedulian dan kepekaan terhadap orang yang membutuhkan bantuan.

  1. Menciptakan persaudaraan dan persatuan

Saling tolong menolong antar sesama dapat menumbuhkan rasa persaudaraan, karena  kita akan merasa saling membutuhkan satu sama lain. Selain itu, tolong-menolong juga dapat menciptakan persatuan, meskipun beda agama, suku dan ras.

Sikap saling tolong menolong dapat menumbuhkan kebaikan antar sesama. Dengan tolong-menolong, kita akan merasa saling membutuhkan, sehingga kita sama-sama akan melakukan kebaikan bersama[1].

Kesimpulan

Umat muslim sangat dianjurkan untuk saling tolong-menolong dalam hal kebaikan. Bantuan sekecil apapun yang dapat diberikan kepada orang lain bisa jadi sangat berharga untuk orang tersebut. Bantuan yang diberikan tidak hanya berupa harta saja, tetapi juga bisa berupa tenaga dan pikiran yang sesuai dengan kemampuan. Sebagai umat muslim, sudah seharusnya saling mengingatkan untuk kebaikan, agar sama-sama istiqomah di jalan Allah untuk menggapai syurga-Nya.

Maraji’:

[1] Indonesia, Allianz. 2019. Selain Pahala, Ini 6 Manfaat dari Berbagi dengan Sesama. https://www.allianz.co.id/explore/selain–pahala–ini-6-manfaat–dari–berbagi–dengan–sesama.html