Di bawah ini yang disebut larutan buffer adalah

Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah larutan yang digunakan untuk mempertahankan nilai pH tertentu supaya tidak banyak berubah selama reaksi kimia berlanjut. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya berubah sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.

Larutan penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau oleh basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi di selang kedua komponen penyusun ini dinamakan sebagai reaksi asam-basa konjugasi.

Komponen Larutan Penyangga

Secara umum, larutan penyangga digambarkan sebagai campuran yang terdiri dari:

  • Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-), campuran ini berproduksi larutan bersifat asam.
  • Basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH+), campuran ini berproduksi larutan bersifat basa.

Komponen larutan penyangga terbagi menjadi:

  • Larutan penyangga yang bersifat asam

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan larutan ini mampu diproduksi dari asam lemah dan garamnya yang adalah basa konjugasi dari asamnya. Adapun prosedur yang lain yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam banyak mempunyai bertambahnya. Campuran akan berproduksi garam yang memuat basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti natriumNa), kalium, barium, kalsium, dan lain-lain.

  • Larutan penyangga yang bersifat basa

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan larutan ini mampu diproduksi dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam kuat. Adapun prosedur yang lain yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan mempunyai bertambahnya.

Prosedur kerja larutan penyangga

Larutan penyangga memuat komponen asam dan basa dengan asam dan basa konjugasinya, sehingga mampu mengikat adun ion H+ maupun ion OH-. Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan. Berikut ini prosedur kerja larutan penyangga:

Larutan penyangga asam

Adapun prosedur kerjanya mampu dilihat pada larutan penyangga yang memuat CH3COOH dan CH3COO- yang mengalami kesetimbangan. Dengan anggota sebagai berikut:

Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+ yang ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH.

CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)

Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, karenanya ion OH- dari basa itu akan bereaksi dengan ion H+ membentuk cairan. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ mampu dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan susutnya komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO- dan cairan.

CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(l)

Larutan penyangga basa

Adapun prosedur kerjanya mampu dilihat pada larutan penyangga yang memuat NH3 dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan anggota sebagai berikut:

Jika ditambahkan suatu asam, karenanya ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH- mampu dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan susutnya komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion NH4+.

NH3 (aq) + H+(aq) → NH4+ (aq)

Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, karenanya kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga konsentrasi ion OH- mampu dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan cairan.

NH4+ (aq) + OH-(aq) → NH3 (aq) + H2O(l)

Aturan pH Larutan Penyangga

Larutan penyangga asam

Mampu digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus berikut:

[H+] = Ka x a/valxgataupH = p Ka - log a/g

dengan, Ka = tetapan ionisasi asam lemah

a = banyak mol asam lemahg = banyak mol basa konjugasi

Larutan penyangga basa

Mampu digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus berikut:

[OH-] = Kb x b/valxgataupOH = p Kb - log b/g

pH = 14 - pOH

dengan, Kb = tetapan ionisasi basa lemah

b = konsentrasi basa lemahg = konsentrasi asam konjugasi

Fungsi Larutan Penyangga

Beradanya larutan penyangga ini mampu kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut, terdapat fungsi penerapan pemikiran larutan penyangga ini dalam tubuh manusia seperti pada cairan tubuh. Cairan tubuh ini bisa dalam cairan intrasel maupun cairan ekstrasel. Dimana sistem penyangga utama dalam cairan intraselnya seperti H2PO4- dan HPO42- yang mampu bereaksi dengan suatu asam dan basa. Adapun sistem penyangga tersebut, mampu menjaga pH darah yang hampir konstan yaitu anggar-anggar 7,4. Selain itu penerapan larutan penyangga ini mampu kita temui dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat tetes mata. Pada obat tetes mata mempunyai pH yang sama dengan cairan tubuh kita, supaya tidak menimbulkan efek samping.

Pranala luar

  • Online pH buffer calculator
  • phosphate buffer

Sumber :
p2k.al-quran.co, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, buku.us, dsb.


Page 2

Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer yaitu larutan yang digunakan bagi mempertahankan nilai pH tertentu supaya tidak banyak berganti selama reaksi kimia berjalan. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini yaitu pH-nya hanya berganti sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.

Larutan penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau oleh basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi di selang kedua komponen penyusun ini dinamakan sebagai reaksi asam-basa konjugasi.

Komponen Larutan Penyangga

Secara umum, larutan penyangga digambarkan sebagai campuran yang terdiri dari:

  • Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-), campuran ini menghasilkan larutan bersifat asam.
  • Basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH+), campuran ini menghasilkan larutan bersifat basa.

Komponen larutan penyangga terbagi menjadi:

  • Larutan penyangga yang bersifat asam

Larutan ini mempertahankan pH pada kawasan asam (pH < 7). Bagi mendapatkan larutan ini mampu diciptakan dari asam lemah dan garamnya yang adalah basa konjugasi dari asamnya. Adapun prosedur lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti natriumNa), kalium, barium, kalsium, dan sebagainya.

  • Larutan penyangga yang bersifat basa

Larutan ini mempertahankan pH pada kawasan basa (pH > 7). Bagi mendapatkan larutan ini mampu diciptakan dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam kuat. Adapun prosedur lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih.

Prosedur kerja larutan penyangga

Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa konjugasinya, sehingga mampu mengikat baik ion H+ maupun ion OH-. Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan. Berikut ini prosedur kerja larutan penyangga:

Larutan penyangga asam

Adapun prosedur kerjanya mampu dilihat pada larutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan CH3COO- yang mengalami kesetimbangan. Dengan babak sebagai berikut:

Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+ yang ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH.

CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)

Jika yang ditambahkan yaitu suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan bereaksi dengan ion H+ membentuk cairan. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ mampu dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan susutnya komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO- dan cairan.

CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(l)

Larutan penyangga basa

Adapun prosedur kerjanya mampu dilihat pada larutan penyangga yang mengandung NH3 dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan babak sebagai berikut:

Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH- mampu dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan susutnya komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion NH4+.

NH3 (aq) + H+(aq) → NH4+ (aq)

Jika yang ditambahkan yaitu suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga konsentrasi ion OH- mampu dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan cairan.

NH4+ (aq) + OH-(aq) → NH3 (aq) + H2O(l)

Agak pH Larutan Penyangga

Larutan penyangga asam

Mampu digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus berikut:

[H+] = Ka x a/valxgataupH = p Ka - log a/g

dengan, Ka = tetapan ionisasi asam lemah

a = jumlah mol asam lemahg = jumlah mol basa konjugasi

Larutan penyangga basa

Mampu digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus berikut:

[OH-] = Kb x b/valxgataupOH = p Kb - log b/g

pH = 14 - pOH

dengan, Kb = tetapan ionisasi basa lemah

b = konsentrasi basa lemahg = konsentrasi asam konjugasi

Fungsi Larutan Penyangga

Mempunyainya larutan penyangga ini mampu kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut, terdapat fungsi penerapan konsep larutan penyangga ini dalam tubuh manusia seperti pada cairan tubuh. Cairan tubuh ini mampu dalam cairan intrasel maupun cairan ekstrasel. Dimana sistem penyangga utama dalam cairan intraselnya seperti H2PO4- dan HPO42- yang mampu bereaksi dengan suatu asam dan basa. Adapun sistem penyangga tersebut, mampu menjaga pH darah yang nyaris konstan yaitu sekitar 7,4. Selain itu penerapan larutan penyangga ini mampu kita temui dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat tetes mata. Pada obat tetes mata mempunyai pH yang sama dengan cairan tubuh kita, supaya tidak menimbulkan efek samping.

Pranala luar

  • Online pH buffer calculator
  • phosphate buffer

Sumber :
id.wikipedia.org, ilmu-pendidikan.com, p2k.gilland-ganesha.com, wiki.edunitas.com, dsb.


Page 3

Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer yaitu larutan yang digunakan bagi mempertahankan nilai pH tertentu supaya tidak banyak berganti selama reaksi kimia berjalan. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini yaitu pH-nya hanya berganti sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.

Larutan penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau oleh basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi di selang kedua komponen penyusun ini dinamakan sebagai reaksi asam-basa konjugasi.

Komponen Larutan Penyangga

Secara umum, larutan penyangga digambarkan sebagai campuran yang terdiri dari:

  • Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-), campuran ini menghasilkan larutan bersifat asam.
  • Basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH+), campuran ini menghasilkan larutan bersifat basa.

Komponen larutan penyangga terbagi menjadi:

  • Larutan penyangga yang bersifat asam

Larutan ini mempertahankan pH pada kawasan asam (pH < 7). Bagi mendapatkan larutan ini mampu diciptakan dari asam lemah dan garamnya yang adalah basa konjugasi dari asamnya. Adapun prosedur lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti natriumNa), kalium, barium, kalsium, dan sebagainya.

  • Larutan penyangga yang bersifat basa

Larutan ini mempertahankan pH pada kawasan basa (pH > 7). Bagi mendapatkan larutan ini mampu diciptakan dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam kuat. Adapun prosedur lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih.

Prosedur kerja larutan penyangga

Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa konjugasinya, sehingga mampu mengikat baik ion H+ maupun ion OH-. Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan. Berikut ini prosedur kerja larutan penyangga:

Larutan penyangga asam

Adapun prosedur kerjanya mampu dilihat pada larutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan CH3COO- yang mengalami kesetimbangan. Dengan babak sebagai berikut:

Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+ yang ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH.

CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)

Jika yang ditambahkan yaitu suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan bereaksi dengan ion H+ membentuk cairan. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ mampu dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan susutnya komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO- dan cairan.

CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(l)

Larutan penyangga basa

Adapun prosedur kerjanya mampu dilihat pada larutan penyangga yang mengandung NH3 dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan babak sebagai berikut:

Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH- mampu dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan susutnya komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion NH4+.

NH3 (aq) + H+(aq) → NH4+ (aq)

Jika yang ditambahkan yaitu suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga konsentrasi ion OH- mampu dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan cairan.

NH4+ (aq) + OH-(aq) → NH3 (aq) + H2O(l)

Agak pH Larutan Penyangga

Larutan penyangga asam

Mampu digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus berikut:

[H+] = Ka x a/valxgataupH = p Ka - log a/g

dengan, Ka = tetapan ionisasi asam lemah

a = jumlah mol asam lemahg = jumlah mol basa konjugasi

Larutan penyangga basa

Mampu digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus berikut:

[OH-] = Kb x b/valxgataupOH = p Kb - log b/g

pH = 14 - pOH

dengan, Kb = tetapan ionisasi basa lemah

b = konsentrasi basa lemahg = konsentrasi asam konjugasi

Fungsi Larutan Penyangga

Mempunyainya larutan penyangga ini mampu kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut, terdapat fungsi penerapan konsep larutan penyangga ini dalam tubuh manusia seperti pada cairan tubuh. Cairan tubuh ini mampu dalam cairan intrasel maupun cairan ekstrasel. Dimana sistem penyangga utama dalam cairan intraselnya seperti H2PO4- dan HPO42- yang mampu bereaksi dengan suatu asam dan basa. Adapun sistem penyangga tersebut, mampu menjaga pH darah yang nyaris konstan yaitu sekitar 7,4. Selain itu penerapan larutan penyangga ini mampu kita temui dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat tetes mata. Pada obat tetes mata mempunyai pH yang sama dengan cairan tubuh kita, supaya tidak menimbulkan efek samping.

Pranala luar

  • Online pH buffer calculator
  • phosphate buffer

Sumber :
id.wikipedia.org, ilmu-pendidikan.com, p2k.gilland-ganesha.com, wiki.edunitas.com, dsb.


Page 4

Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer yaitu larutan yang digunakan bagi mempertahankan nilai pH tertentu supaya tidak banyak berganti selama reaksi kimia berjalan. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini yaitu pH-nya hanya berganti sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.

Larutan penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau oleh basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi di selang kedua komponen penyusun ini dinamakan sebagai reaksi asam-basa konjugasi.

Komponen Larutan Penyangga

Secara umum, larutan penyangga digambarkan sebagai campuran yang terdiri dari:

  • Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-), campuran ini menghasilkan larutan bersifat asam.
  • Basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH+), campuran ini menghasilkan larutan bersifat basa.

Komponen larutan penyangga terbagi menjadi:

  • Larutan penyangga yang bersifat asam

Larutan ini mempertahankan pH pada kawasan asam (pH < 7). Bagi mendapatkan larutan ini mampu diciptakan dari asam lemah dan garamnya yang adalah basa konjugasi dari asamnya. Adapun prosedur lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti natriumNa), kalium, barium, kalsium, dan sebagainya.

  • Larutan penyangga yang bersifat basa

Larutan ini mempertahankan pH pada kawasan basa (pH > 7). Bagi mendapatkan larutan ini mampu diciptakan dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam kuat. Adapun prosedur lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih.

Prosedur kerja larutan penyangga

Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa konjugasinya, sehingga mampu mengikat baik ion H+ maupun ion OH-. Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan. Berikut ini prosedur kerja larutan penyangga:

Larutan penyangga asam

Adapun prosedur kerjanya mampu dilihat pada larutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan CH3COO- yang mengalami kesetimbangan. Dengan babak sebagai berikut:

Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+ yang ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH.

CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)

Jika yang ditambahkan yaitu suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan bereaksi dengan ion H+ membentuk cairan. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ mampu dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan susutnya komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO- dan cairan.

CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(l)

Larutan penyangga basa

Adapun prosedur kerjanya mampu dilihat pada larutan penyangga yang mengandung NH3 dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan babak sebagai berikut:

Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH- mampu dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan susutnya komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion NH4+.

NH3 (aq) + H+(aq) → NH4+ (aq)

Jika yang ditambahkan yaitu suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga konsentrasi ion OH- mampu dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan cairan.

NH4+ (aq) + OH-(aq) → NH3 (aq) + H2O(l)

Agak pH Larutan Penyangga

Larutan penyangga asam

Mampu digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus berikut:

[H+] = Ka x a/valxgataupH = p Ka - log a/g

dengan, Ka = tetapan ionisasi asam lemah

a = jumlah mol asam lemahg = jumlah mol basa konjugasi

Larutan penyangga basa

Mampu digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus berikut:

[OH-] = Kb x b/valxgataupOH = p Kb - log b/g

pH = 14 - pOH

dengan, Kb = tetapan ionisasi basa lemah

b = konsentrasi basa lemahg = konsentrasi asam konjugasi

Fungsi Larutan Penyangga

Mempunyainya larutan penyangga ini mampu kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut, terdapat fungsi penerapan konsep larutan penyangga ini dalam tubuh manusia seperti pada cairan tubuh. Cairan tubuh ini mampu dalam cairan intrasel maupun cairan ekstrasel. Dimana sistem penyangga utama dalam cairan intraselnya seperti H2PO4- dan HPO42- yang mampu bereaksi dengan suatu asam dan basa. Adapun sistem penyangga tersebut, mampu menjaga pH darah yang nyaris konstan yaitu sekitar 7,4. Selain itu penerapan larutan penyangga ini mampu kita temui dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat tetes mata. Pada obat tetes mata mempunyai pH yang sama dengan cairan tubuh kita, supaya tidak menimbulkan efek samping.

Pranala luar

  • Online pH buffer calculator
  • phosphate buffer

Sumber :
id.wikipedia.org, ilmu-pendidikan.com, p2k.gilland-ganesha.com, wiki.edunitas.com, dsb.


Page 5

Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer yaitu larutan yang digunakan bagi mempertahankan nilai pH tertentu supaya tidak banyak berganti selama reaksi kimia berjalan. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini yaitu pH-nya hanya berganti sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.

Larutan penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau oleh basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi di selang kedua komponen penyusun ini dinamakan sebagai reaksi asam-basa konjugasi.

Komponen Larutan Penyangga

Secara umum, larutan penyangga digambarkan sebagai campuran yang terdiri dari:

  • Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-), campuran ini menghasilkan larutan bersifat asam.
  • Basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH+), campuran ini menghasilkan larutan bersifat basa.

Komponen larutan penyangga terbagi menjadi:

  • Larutan penyangga yang bersifat asam

Larutan ini mempertahankan pH pada kawasan asam (pH < 7). Bagi mendapatkan larutan ini mampu diciptakan dari asam lemah dan garamnya yang adalah basa konjugasi dari asamnya. Adapun prosedur lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti natriumNa), kalium, barium, kalsium, dan sebagainya.

  • Larutan penyangga yang bersifat basa

Larutan ini mempertahankan pH pada kawasan basa (pH > 7). Bagi mendapatkan larutan ini mampu diciptakan dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam kuat. Adapun prosedur lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih.

Prosedur kerja larutan penyangga

Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa konjugasinya, sehingga mampu mengikat baik ion H+ maupun ion OH-. Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan. Berikut ini prosedur kerja larutan penyangga:

Larutan penyangga asam

Adapun prosedur kerjanya mampu dilihat pada larutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan CH3COO- yang mengalami kesetimbangan. Dengan babak sebagai berikut:

Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+ yang ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH.

CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)

Jika yang ditambahkan yaitu suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan bereaksi dengan ion H+ membentuk cairan. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ mampu dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan susutnya komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO- dan cairan.

CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(l)

Larutan penyangga basa

Adapun prosedur kerjanya mampu dilihat pada larutan penyangga yang mengandung NH3 dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan babak sebagai berikut:

Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH- mampu dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan susutnya komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion NH4+.

NH3 (aq) + H+(aq) → NH4+ (aq)

Jika yang ditambahkan yaitu suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga konsentrasi ion OH- mampu dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan cairan.

NH4+ (aq) + OH-(aq) → NH3 (aq) + H2O(l)

Agak pH Larutan Penyangga

Larutan penyangga asam

Mampu digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus berikut:

[H+] = Ka x a/valxgataupH = p Ka - log a/g

dengan, Ka = tetapan ionisasi asam lemah

a = jumlah mol asam lemahg = jumlah mol basa konjugasi

Larutan penyangga basa

Mampu digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus berikut:

[OH-] = Kb x b/valxgataupOH = p Kb - log b/g

pH = 14 - pOH

dengan, Kb = tetapan ionisasi basa lemah

b = konsentrasi basa lemahg = konsentrasi asam konjugasi

Fungsi Larutan Penyangga

Mempunyainya larutan penyangga ini mampu kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut, terdapat fungsi penerapan konsep larutan penyangga ini dalam tubuh manusia seperti pada cairan tubuh. Cairan tubuh ini mampu dalam cairan intrasel maupun cairan ekstrasel. Dimana sistem penyangga utama dalam cairan intraselnya seperti H2PO4- dan HPO42- yang mampu bereaksi dengan suatu asam dan basa. Adapun sistem penyangga tersebut, mampu menjaga pH darah yang nyaris konstan yaitu sekitar 7,4. Selain itu penerapan larutan penyangga ini mampu kita temui dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat tetes mata. Pada obat tetes mata mempunyai pH yang sama dengan cairan tubuh kita, supaya tidak menimbulkan efek samping.

Pranala luar

  • Online pH buffer calculator
  • phosphate buffer

Sumber :
id.wikipedia.org, ilmu-pendidikan.com, p2k.gilland-ganesha.com, wiki.edunitas.com, dsb.