Di bawah ini yang tidak termasuk ke dalam bentuk interaksi sosial disosiatif adalah

JAKARTA - Paling tidak, ada 3 bentuk interaksi yang bersifat disosiatif. Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik antara individu dengan individu maupun kelompok, atau kelompok dengan kelompok. Dalam kajian sosiologi, interaksi sosial terbagi ke dalam tiga macam bentuk, yaitu asosiatif, disosiatif dan akomodatif.

Proses sosial disosiatif merupakan interaksi sosial yang mengarah pada perpecahan dan pertentangan. Namun pada dasarnya, proses sosial disosiatif tersebut merujuk pada berbagai upaya manusia untuk mempertahankan keberlangsungan hidup.

Menurut para ahli, manusia memiliki tiga perjuangan pokok dalam mempertahankan kelangsungan hidup. Tiga hal tersebut mencakup perjuangan melawan sesama, melawan makhluk lain dan melawan alam. Dalam perjuangan tersebut, proses sosial dilakukan dengan meliputi persaingan, kontravensi, dan pertentangan.

Bentuk interaksi sosial disosiatif ini lebih mengarah kepada perpecahan, baik antar individu maupun kelompok. Adapun bentuk-bentuk dari disosiatif meliputi, persaingan (kompetisi), kontravensi, dan pertentangan (konflik).

1. Persaingan (Kompetisi)

Persaingan merupakan suatu proses sosial di mana individu atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan tanpa menggunakan ancaman kekerasan. Misalnya, kompetisi sepak bola pada piala dunia.

2. Kontravensi

Kontravensi merupakan suatu perasaan tidak suka yang disembunyikan. Kontravensi ini dapat dikatakan mirip dengan "iri" atau "dengki". Biasanya, orang yang sedang melakukan kontravensi akan lebih sering berbicara di dalam hati. Kontravensi ini dapat banyak kita temukan salah satunya dalam sinetron di televisi.

3. Pertentangan (Konflik)

Secara istilah, konflik merupakan proses sosial yang dilakukan individu atau kelompok dalam mencapai tujuannya disertai dengan paksaan atau kekerasan. Pertentangan terjadi disebabkan oleh adanya perbedaan antar individu, perbedaan kebudayaan, perbedaan kepentingan, dan perubahan sosial.

  • #Interaksi Sosial
  • #3 Bentuk Interaksi yang Bersifat Disosiatif

Di bawah ini yang tidak termasuk ke dalam bentuk interaksi sosial disosiatif adalah

Di bawah ini yang tidak termasuk ke dalam bentuk interaksi sosial disosiatif adalah
Lihat Foto

Thinkstock

Ilustrasi interaksi keluarga di dapur yang nyaman

KOMPAS.com - Bentuk interaksi sosial dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu proses sosial asosiatif dan disasosiatif.

Sosiolog Jerman George Simmel-lah yang pertama kali membahas tentang dua proses ini.

Ada proses asosiatif yang meliputi kerjasama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.

Kemudian ada proses disosiatif mencakup persaingan, kontravensi, pertikaian, dan konflik sosial.

Proses asosiatif

Proses asosiatif juga disebut proses sosial integratif atau konjungtif. Proses ini penting untuk integrasi dan kemajuan masyarakat. Dalam proses sosial ini anggota-anggota masyarakat berada dalam keadaan harmoni yang mengarah pada pola-pola kerja sama.

Proses sosial asosiatif dibedakan menjadi empat, meliputi:

Kerja sama

Kerja sama adalah usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama biasanya berawal dari kesamaan orientasi.

Bentuk kerja sama dibagi menjadi 4 yaitu:

  • Kerja sama spontan, yang terjadi secara serta merta.
  • Kerja sama langsung, sebagai hasil perintah atasan kepada bawahan atau penguasa terhadap rakyatnya.
  • Kerja sama kontrak, dilakukan atas dasar syarat-syarat atau ketetapan tertentu yang disepakati bersama.
  • Kerja sama tradisional, yaitu kerja sama sebagian atau unsur-unsur tertentu dari sistem sosial.

Baca juga: Interaksi Sosial: Pengertian, Syarat, Ciri, Jenis, dan Faktornya

Akomodasi

Akomodasi adalah proses penyesuaian diri orang perorang atau kelompok-kelompok manusia yang semula saling bertentangan.

Akomodasi dilakukan sebagai upaya mengatasi ketegangan-ketegangan antara pihak yang bertentangan. Tujuan akomodasi tercipta keseimbangan interaksi sosial terkait norma dan nilai dalam masyarakat.

Di bawah ini yang tidak termasuk ke dalam bentuk interaksi sosial disosiatif adalah

Ilustrasi berinteraksi. Credit: pexels.com/Jopwell

Bola.com, Jakarta - Ada beberapa bentuk interaksi sosial yang perlu diketahui. Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang tentu berinteraksi satu sama lain. Hal itu dikarenakan manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan orang lain untuk bisa terus bertahan hidup.

Secara umum, pengertian interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu maupun kelompok, atau kelompok dengan kelompok.

Interaksi sosial bisa terjadi di mana saja, termasuk di lingkungan sekitar kita dalam kehidupan sehari-hari.

Jenis interaksi sosial dibedakan menjadi dua, yakni interaksi sosial asosiatif dan disosiatif.

Interaksi sosial asosiatif adalah bentuk interaksi sosial positif, yang mengarah pada kesatuan dan kerja sama. Interaksi sosial disosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang lebih mengarah kepada konflik dan perpecahan, baik individu maupun kelompok.

Setiap jenis interaksi sosial tersebut mempunyai bentuknya sendiri. Apa saja bentuk-bentuk interaksi sosial, baik asosiatif maupun disosiatif?

Berikut ini rangkuman mengenai bentuk-bentuk interaksi sosial, seperti dilansir dari laman StudioBelajar dan ZonaReferensi, Rabu (21/10/2020).

Di bawah ini yang tidak termasuk ke dalam bentuk interaksi sosial disosiatif adalah

Ilustrasi pergaulan remaja. Credit: pexels.com/pixabay

Sebelum mengetahui bentuk-bentuk interaksi sosial, perlu diketahui juga beberapa ciri-cirinya. Berikut ciri-ciri interaksi sosial.

  • Jumlah pelaku lebih dari satu orang, hal ini karena interaksi membutuhkan aksi dan reaksi.
  • Adanya komunikasi menggunakan simbol-simbol tertentu. Simbol yang paling umum digunakan untuk berkomunikasi adalah bahasa. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah simbol yang disampaikan harus dipahami oleh pihak-pihak yang berkomunikasi agar komunikasi tersebut berjalan lancar.
  • Dalam interaksi sosial juga ada dimensi waktu, yaitu masa lalu, masa kini, dan masa depan. Hal ini berarti dalam setiap interaksi sosial ada konteks waktu yang menentukan batasan dari interaksi tersebut.
  • Adanya tujuan yang ingin dicapai. Tujuan tersebut dapat menentukan apakah interaksi akan mengarah kepada kerja sama atau mengarah kepada pertentangan.

Di bawah ini yang tidak termasuk ke dalam bentuk interaksi sosial disosiatif adalah

Ilustrasi kerja sama, berkumpul. (Photo by Ali Yahya on Unsplash)

Sama halnya yang sudah dijelaskan di atas, interaksi sosial asosiatif adalah bentuk interaksi sosial positif yang mengarah pada kesatuan dan kerja sama.

1. Kerja sama

Kerja sama adalah suatu bentuk interaksi sosial di mana orang-orang atau kelompok-kelompok bekerja bersama-sama, saling tolong menolong untuk mencapai suatu tujuan bersama.

Ada beberapa jenis-jenis kerja sama, antara lain adalah gotong royong, bargaining, kooptasi, koalisi, dan joint-venture.

2. Akomodasi

Akomodasi adalah suatu proses penyesuaian diri individu atau kelompok manusia yang semula saling bertentangan, kemudian berupaya mengatasi ketegangan. Tujuannya untuk mengurangi perbedaan pandangan dan pertentangan serta untuk mencegah terjadinya konflik.

Akomodasi memiliki beberapa jenis-jenis, yaitu koersi, mediasi, konsiliasi, kompromi, arbitrase, toleransi, stalemate.

3. Akulturasi

Akulturasi adalah penerimaan unsur-unsur baru untuk menjadi suatu kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur-unsur yang lama. Akulturasi merupakan hasil dari perpaduan dua kebudayaan yang berbeda.

4. Asimilasi

Asimilasi adalah usaha-usaha untuk meredakan perbedaan antarindividu atau antarkelompok guna mencapai satu kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.

Di bawah ini yang tidak termasuk ke dalam bentuk interaksi sosial disosiatif adalah

Ilustrasi toleransi dan keberagaman. Credit: unsplash.com/DuyPham

Seperti sudah disebutkan di atas, interaksi sosial disosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang lebih mengarah kepada konflik dan perpecahan, baik individu maupun kelompok.

1. Kompetisi

Kompetisi atau persaingan adalah bentuk interaksi sosial disosiatif, di mana orang-orang atau kelompok-kelompok berlomba meraih tujuan yang sama. Persaingan dilakukan secara sportif sesuai aturan tanpa adanya benturan fisik.

2. Kontravensi

Kontravensi adalah bentuk interaksi sosial disosiatif berupa sikap menentang dengan tersembunyi agar tidak adanya perselisihan atau konflik terbuka.

Kontravensi merupakan proses sosial dengan tanda ketidakpastian, keraguan, penolakan, dan penyangkalan yang tidak diungkapkan secara terbuka.

Ada beberapa macam-macam kontravensi, yaitu kontravensi umum, sederhana, intensif, rahasia dan taktis.

3. Konflik sosial

Konflik sosial atau pertikaian, yakni bentuk interaksi sosial disosiatif yang terjadi karena perbedaan paham dan kepentingan antarindividu atau kelompok.

Adanya konflik ditandai dengan ancaman, kekerasan dan kontak fisik antar pihak-pihak yang bertentangan.

Sumber: StudioBelajar, ZonaReferensi