Di daerah yang kurang kondusif akan dapat mempengaruhi kehidupan remaja apa saja contohnya

[caption id="attachment_182527" align="aligncenter" width="504" caption="Image/BangBorneo/lippocikarang.wordpress.com"][/caption]

Lingkungan sangat berpengaruh bagi perkembangan karakter anak. Bila anak berada pada lingkungan yang baik maka akan dapat memberikan pengaruh yang baik pula bagi perkembangan karakter anak, dan begitu juga sebaliknya lingkungan yang tidak baik juga dapat memberikan pengaruh yang tidak baik bagi perkembangan karakter anak. Anda sebagai orangtua harus jeli dan pintar-pintar memilihkan lingkungan yang baik bagi anak Anda, karena akan menentukan perkembangan karakter anak Anda. Lingkungan ini dapat dimisalkan seperti lingkungan tempat Anda tinggal, lingkungan bermain anak Anda, ataupun lingkungan sekolah anak Anda.

Sebagai makhluk sosial, sejak dini memang sebaiknya anak kita kenalkan pada lingkungan masyarakat. Nah, karakter tiap-tiap kelompok masyarakat itu sendiri berbeda-beda, pasti ada yang baik dan ada yang buruk. Karena anak tidak mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, maka tugas Anda sebagai orangtualah yang mengarahkannya dan mendidiknya. Artinya, Anda harus tahu benar apakah lingkungan tempat anak Anda bergaul benar-benar steril untuk perkembangan karakternya atau tidak.

Dalam proses perkembangan anak, lingkungan merupakan faktor yang sangat penting setelah pembawaan. Tanpa adanya dukungan dari faktor lingkungan maka proses perkembangan dalam mewujudkan potensi pembawaan menjadi kemampuan nyata tidak akan terjadi. Oleh karena itu fungsi atau peranan lingkungan ini dalam proses perkembangan dapat dikatakan sebagai faktor ajar, yaitu faktor yang akan mempengaruhi perwujudan suatu potensi secara baik atau tidak baik, sebab pengaruh lingkungan dalam hal ini dapat bersifat positif yang berarti pengaruhnya baik dan sangat menunjang perkembangan suatu potensi atau bersifat negatif yaitu pengaruh lingkungan itu tidak baik dan akan menghambat/merusak perkembangan.

Oleh karena itu, sudah menjadi tugas utama seorang pendidik untuk menciptakan atau menyediakan lingkungan yang positif agar dapat menunjang perkembangan si anak dan berusaha untuk mengawasi dan menghindarkan pengaruh faktor lingkungan yang negatif yang dapat menghambat dan merusak perkembangan sang anak.

Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat bisa juga disebut sebagai lingkungan sosial, lingkungan dimana Anda tinggal dan lingkungan dimana anak Anda berinteraksi denga orang lain yang lebih luas lagi. Anak Anda adalah bagian dari masyarakat yang salingberinteraksi satu sama lain dimana anak Anda dapat memberikan pengaruh pada lingkungannya tapi sebaliknya, anak Anda juga dapat menerima pengaruh dari lingkungan masyarakat tersebut.

Lingkungan masyarakat dapat berperan membentuk karakter anak Anda. Misalnya lingkungan tempat tinggal di asrama polisi atau tentara, anak-anak yang tinggal disana cenderung lebih berani karena mereka merasakan adanya label dari orangtuanya. Mereka juga besikap lebih semena-mena kepada teman-temannya yang lain. Lingkungan yang seperti ini akan membentuk karakter anak menjadi keras, pribadi yang galak, apa yang dia inginkan harus segera terlaksana. Ataupun dengan memilih tinggal di tengah-tengah kota besar, yang mana sesama tetangga tak saling mengenal satu sama lain, lingkungan yang seperti ini dapat membentuk karakter yang tidak baik juga pada anak Anda, anak jadi terbiasa untuk tidak peka terhadap orang lain, merasa tidak memerlukan orang lain dalam hidupnya, sikap individualismenya juga akan sangat terlihat.

Lingkungan masyarakat juga dapat berpengaruh sebaliknya yaitu berpengaruh baik bagi anak Anda. Misalnya dengan memilih tinggal di sebuah perkampungan di pinggiran kota. Yang di lingkungan tersebut terdapat masjid, para remajanya pun aktif dan antusias dalam kegiatan-kegiatan syiar agama untuk masyarakat sekitar, baik orangtua, remaja bahkan anak-anak kecil. Suasana lingkungan menjadi hidup, dinamis, agamis, harmonis serta menyenangkan hati masyarakat yang tinggal di lingkungan tersebut. Anak-anak Andapun terbentuk karakter yang sopan santun, beradaptasi, berempati, serta dapat menjadi manusia yang berjiwa sosial.

Lingkungan Sekolah

Sama halnya seperti lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah merupakan lingkungan kedua setelah keluarga, tentu saja jika anak Anda sudah pada masa sekolah. Oleh karena itu, Anda harus benar-benar jeli dalam memilih tempat sekolah untuk Anak. Jangan gegabah atau asal-asalan. Bagaimanapun, lingkungan sekolah akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan karakter anak Anda.

Dalam memilih sekolah, hendaknya Anda memperhatikan 5 hal penting, yaitu spiritual, emosional, jasmani, intelektual dan sosialnya. Beberapa tips dalam memilih sekolah untuk anak adalah:

·Pilihlah sekolah yang tertib, teratur dan bersih. Tujuannya, selain untuk memperlancar proses belajar mengajar, hal ini juga akan membiasakan anak untuk hidup secara tertib dan disiplin. Jika di sekoah anak terbiasa tertib, maka di rumah anak pun juga akan tertib. Bukankah anak adalah makhluk dengan pembiasaan?

·Lihat output dari sekolah yang hendak Anda pilih. Carilah informasi sebanyak-banyaknya, lulusan atau alumnus dari sekolah yang hendak Anda pilih itu mampu masuk di sekolah unggulan tidak? Karena banyaknya lulusan yang bisa masuk sekolah unggulan berarti sekolah tersebut mempunyai sistem pembelajaran yang bagus.

·Jalin kerjasama yang baik dengan guru. Dengan kerjasama yang baik, Anda akan lebih mudah mengontrol anak Anda selama di sekolah.

·Pastikan bahwa lingkungan sekolah yang hendak Anda pilih aman dan baik, termasuk kualitas guru/pendidiknya. Pastikan bahwa mereka adalah tenaga pendidik yang berpengalaman dan memiliki kepribadian yang baik yang patut untuk dicontoh oleh muridnya.

·Pertimbangkan jarak sekolah dari tempat Anda. Sebaiknya pilih sekolah yang tidak terlalu jauh dengan tempat tinggal. Karena, selain akan menghemat biaya transport, hal ini juga memungkinkan anak masih mempunyai waktu yang cukup untuk berkumpul dengan keluarga, dan bermain dengan orangtua.

Memang tidak ada yang mampu menjamin keberhasilan pembentukkan karakter pada anak Anda nantinya. Lingkungan yang baik belum tentu akan menghasilkan anak yang baik, begitu juga sebaliknya. Namun demikian, tak ada salahnya Anda berusaha, bukan?


Di daerah yang kurang kondusif akan dapat mempengaruhi kehidupan remaja apa saja contohnya

Lihat Edukasi Selengkapnya

Jakarta - Kejadian tindak kekerasan hingga menjatuhkan korban jiwa di kalangan remaja semakin marak terjadi. Setelah tragedi pembunuhan Ade Sara (19) ada pula Mia Nuraini (16) yang dikeroyok hingga tewas oleh mantan pacar beserta komplotannya. Pembunuhan kedua remaja ini dilakukan oleh rekan sebayanya.

Menurut dr Fransiska Kaligis, SpKJ, Division of Child and Adolescent Psychiatry Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, ada tiga faktor utama yang yang berkontribusi terhadap masalah yang dialami seseorang: biologis, psikologis, dan sosial.

Faktor biologis bisa berupa genetik dan perubahan hormonal pada usia remaja. Faktor psikologis, contohnya temperamen atau kepribadian seseorang, cara seseorang memandang suatu kejadian yang terjadi pada dirinya, bersifat positif atau cenderung negatif. Serta faktor sosial, yang muncul dari lingkungan sekitar: teman-teman sebaya, keluarga, masyarakat, budaya, kondisi negara yang dapat mempengaruhi seseorang sehingga muncul masalah atau gangguan kejiwaan.

“Manusia itu berbeda satu dengan yang lain, kontribusi ketiga hal tersebut juga sifatnya berbeda-beda untuk dapat mencetuskan gangguan,” tambah Fransiska, ketika dihubungi Beritasatu.com, di Jakarta, baru-baru ini.

Contoh, stres tertentu dari lingkungan belum tentu menimbulkan gangguan pada satu orang yang secara psikologis cukup kuat. Tetapi stres dapat menimbulkan masalah yang berarti untuk orang lain yang kepribadiannya lemah. Stres dari lingkungan bisa bermacam-macam, contohnya berupa tekanan ekonomi, konflik dengan teman, keluarga, atau lainnya.

Pada usia remaja, secara alami, lingkungan sangat berpengaruh bagi mereka, terutama teman sebaya, orang-orang yang dianggap idola atau panutan. Secara kognitif sebetulnya di usia remaja akhir, yakni 17-18 tahun, remaja sudah mampu berpikir logis tentang konsekuensi dari tindakan yang dilakukannya. Untuk itu dukungan yang sifatnya positif dari orang-orang di sekitar remaja sangat berperan dalam pembentukan pribadi anak tersebut.

“Oleh karenananya remaja lebih mudah terpengaruh dampak buruk lingkungan, seperti kekerasan, penggunaan narkoba atau seks bebas. Remaja juga mengalami krisis identitas, dibilang dewasa belum, anak-anak juga tidak,” ujar Fransiska menambahkan.

Selain itu karena pembentukan kepribadian seseorang sudah terbentuk sejak bayi, anak, dan remaja sampai dewasa, maka faktor-faktor yang berkaitan dengan masa kecil seseorang juga mempengaruhi struktur kepribadiannya. Misalnya, kelekatan dengan orang tua, hubungan dengan figur-figur lain baik teman sebaya maupun orang dewasa lain yang bermakna, riwayat trauma atau pengalaman lain yang tidak menyenangkan di masa kecilnya.

| 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6

Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini