Dibawah ini manakah yang bukan termasuk pada unsur estetika

Kapanlagi.com - Estetika barangkali sudah jadi istilah yang sudah tidak asing lagi. Istilah estetika sering kali digunakan bersamaan dengan ungkapan atau penilaian tentang suatu karya seni. Tapi sebenarnya apa itu estetika? Secara umum, estetika adalah nilai-nilai keindahan. Estetika kerap muncul sebagai bentuk pujian atau penilaian tentang suatu objek.

Selain itu, kata estetika sering kali dikaitkan dengan seni. Sebab seperti yang kita tahu, setiap karya seni mempunyai nilai-nilai keindahan di dalamnya. Namun ternyata, pengertian estetika tidak sebatas pada keindahan karya seni. Lebih dari itu, estetika adalah bagian dari filsafat yang mengandung banyak pemaknaan.

Estetika adalah hal yang menarik untuk dipelajari. Untuk itu, simak ulasan mengenai estetika berikut ini yang telah dirangkum dari berbagai sumber.

(credit: freepik)

Jika ditinjau dari asal mula kata, istilah estetika berasal dari bahasa Latin "aestheticus". Namun, ada pula yang beranggapan kata estetika berasal dari bahasa Yunani "aestheticos". Uniknya, kedua kata dari bahasa berbeda itu mengandung arti yang sama, yaitu merasakan suatu hal melalui panca indera manusia.

Sementara itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti kata estetika adalah cabang filsafat yang menelaah dan membahas tentang seni dan keindahan serta tanggapan manusia terhadapnya. Berdasarkan asal mula kata dan arti dalam KBBI, estetika merupakan penilaian yang timbul sebagai tanggapan dari manusia terhadap suatu keindahan.

Selain itu, ada pula yang memandang sebagai suatu bagian penting filsafat. Dari sudut pandang filsafat, pengertian estetika adalah cabang filsafat yang membahas tentang keindahan. Bukan saja keindahan dalam hal seni, melainkan keindahan secara umum, termasuk keindahan alam semesta.

Selain pengertian di atas, sejumlah ahli juga menguraikan pendapatnya mengenai estetika. Pendapat-pendapat tersebut antara lain, sebagai berikut.

1. Herbert Read
Herbert Read beranggapan bahwa estetika merupakan kesatuan dan hubungan bentuk yang diserap indra manusia. Selain itu, manusia sering kali beranggapan bahwa estetika adalah seni, karena seni selalu mengandung nilai keindahan.

2. Bruce Allsopp
Sementara itu menurut Bruce Allsop, estetika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang proses serta aturan-aturan dalam menciptakan suatu karya seni. Estetika diharapkan menjadi unsur yang akan menimbulkan perasaan positif bagi orang yang nantinya melihat dan menikmati karya seni tersebut.

3. J. W. Moris
Pendapat selanjutnya dikemukakan J. W. Moris. Menurutnya estetika adalah suatu objek seni yang terdapat pada berbagai objek, baik yang indah maupun tidak.

(credit: freepik)

Seperti yang disinggung sebelumnya, estetika adalah respons atau tanggapan indera manusia akan keindahan suatu objek. Untuk dapat dinyatakan indah, suatu objek harus mempunyai unsur-unsur estetika. Adapun unsur-unsur estetika adalah sebagai berikut.

1. Unsur Tema
Unsur tema merupakan ide atau gagasan yang melatarbelakangi penciptaan suatu objek yang dinilai indah. Tema pada suatu objek bisa dipengaruhi oleh berbagai hal, seperti letak geografis, adat istiadat, budaya dan lainnya.

2. Unsur Bentuk
Unsur yang kedua yaitu bentuk. Unsur bentuk bisa diwujudkan secara dua dimensi, maupun tiga dimensi. Bentuk menjadi unsur yang penting, untuk menarik perhatian. Biasanya, suatu objek yang dinilai berestetika mempunyai bentuk yang unik dan indah.

3. Unsur Warna
Unsur estetika lainnya yaitu warna. Warna juga sangat berpengaruh untuk meningkatkan keindahan pada benda ataupun objek lainnya.

4. Unsur Motif Hias
Selain warna, adanya unsur motif hias juga bisa menambah nilai estetika suatu objek. Motif hias ditunjukkan melalui pola atau gambar yang menjadi hiasannya pada suatu objek atau produk.

Selain keberadaan unsur-unsur di atas, penilaian keindahan suatu objek juga bisa ditinjau dari sudut pandang beberapa aspek. Adapun aspek-aspek penilaian estetika suatu objek, adalah sebagai berikut.

1. Aspek relativisme yaitu aspek penilaian seseorang yang bersifat tidak mutlak (absolut), akan tetapi masih bersifat objektif.

2. Absolutisme yaitu aspek penilaian suatu karya seni secara mutlak (absolut). Penilaian ini biasanya berdasarkan pada konvensi atau aturan-aturan yang telah ditetapkan sebelumnya.

3. Anarki yaitu aspek penilaian yang dilakukan berdasarkan pendapat tiap-tiap orang. Penilaian ini dilakukan subjektif, sehingga tidak memerlukan adanya pertanggungjawaban. Namun, perlu dipahami bahwa penilaian anarki tetap harus didasarkan pada aturan seni yang berlaku.

(credit: freepik)

Estetika dan keindahan sering kali dianggap sebagai hal yang sama. Keberadaan estetika dalam suatu karya seni sangat dibutuhkan. Keberadaan estetika pada suatu karya seni, membawa sejumlah manfaat. Adapun beberapa manfaat dari estetika adalah sebagai berikut.

1. Estetika dapat menambah pengetahuan manusia mengenai unsur-unsur keindahan dalam seni, beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

2. Estetika dapat menambah kemampuan manusia dalam menilai dan mengapresiasi suatu karya seni.

3. Estetika dapat meningkatkan rasa kecintaan lengkap dengan apresiasi manusia terhadap keindahan alam, seni, dan keunikan budaya bangsanya.

4. Estetika dapat menambah pengetahuan manusia mengenai nilai-nilai kesenian serta keindahan.

5. Estetika dapat memupuk rasa cinta seseorang terhadap kesenian dan kebudayaan bangsa sendiri.

Itulah di antaranya ulasan mengenai estetika adalah cabang filsafat tentang keindahan. Semoga bisa menambah pengetahuan dan wawasan.

Baca Artikel Menarik Lainnya:

Ilustrasi menciptakan produk kerajinan dengan menerapkan unsur estetika dan ergonomis. Foto: Pixabay

Unsur estetika dan ergonomis senantiasa ditemukan dalam berbagai produk kerajinan, mulai dari kerajinan tangan, lunak, tekstil, dan lain sebagainya. Namun, apa sebenarnya pengertian unsur estetika dan ergonomis?

Unsur estetika dan ergonomis memiliki peran yang cukup penting dalam sebuah produk kerajinan. Sebab, keduanya dibutuhkan pengrajin ketika memasuki tahapan perencanaan produk.

Secara otomatis, melalui perencanaan yang matang, produk kerajinan yang menjunjung tinggi nilai keindahan (estetika) dan kegunaan produk yang sesuai (ergonomis) akan tercipta.

Bahkan, kedua unsur tersebut memang saling berkaitan dan tidak bisa terlepas satu sama lain. Sebuah produk kerajinan yang berkualitas bukan hanya memerlukan sentuhan keindahan, melainkan juga memiliki sifat aman dan nyaman ketika digunakan.

Merujuk pada beberapa sumber, simak pengertian unsur estetika dan ergonomis yang harus dipenuhi sebuah produk kerajinan.

Ilustrasi kerajinan berbentuk lukisan yang menjunjung tinggi unsur estetika. Foto: Unsplash

Pengertian Unsur Estetika dalam Karya Seni

Unsur estetika lebih dikenal dengan istilah keindahan. Keindahan adalah nilai-nilai estetis yang menyertai sebuah karya seni.

Keindahan dapat pula didefinisikan sebagai pengalaman estetis yang diperoleh seseorang ketika menciptakan objek seni. Singkatnya, sebuah produk kerajinan wajib diciptakan dengan memenuhi unsur keindahan dan keunikan.

Dihimpun dari buku Kupas Tuntas Soal PPPK Guru Prakarya dan Kewirausahaan SMP milik Taufik Hidayat (2017: 79), nilai-nilai keindahan (estetika) atau keunikan karya seni memiliki prinsip:

Apabila suatu produk menerapkan prinsip-prinsip tersebut, diharapkan dapat menimbulkan perasaan yang menyentuh, keharuan, kenyamanan, kebahagiaan, kenikmatan, keagungan atau aura-aura positif pada orang yang menggunakan maupun melihatnya.

Oleh sebab itu, untuk mewujudkan nilai estetika pada sebuah produk, pengrajin harus menguasai unsur-unsur seni seperti garis, bentuk, warna, komposisi dan lain sebagainya.

Ilustrasi produk kerajinan dengan menekankan unsur ergonomis. Foto: Kementerian Perindustrian Republik Indonesia

Pengertian Unsur Ergonomis dalam Karya Seni

Menurut buku Metode Pengembangan Desain Produk Kriya Berbasis Budaya Lokal ciptaan Amrizal dkk (2020: 47), ergonomis adalah unsur yang berkaitan dengan aspek atau fungsi sebuah produk kerajinan ketika digunakan.

Unsur ini menitikberatkan sebuah produk kerajinan dinyatakan bernilai atau tidak, dilihat dari sisi fungsional. Adapun unsur ergonomis yang harus dipenuhi sebuah produk kerajinan, yang meliputi prinsip sebagai berikut:

  • Keamanan (security), yaitu jaminan tentang keamanan konsumen menggunakan produk kerajinan tersebut. Semua produk kerajinan yang ada belum tentu aman digunakan. Maka dari itu, sebelum membelinya, konsumen harus pandai memilih-milih mana produk kerajinan yang tidak membahayakan untuk segala usia.

  • Keluwesan (flexibility), yaitu kemudahan konsumen dalam menggunakan produk kerajinan. Produk dapat berfungsi dengan baik, apabila konsumen tidak mengalami kesulitan selama penggunanya.

  • Kenyamanan (comfortable), yaitu konsumen merasakan adanya kecocokan ketika produk kerajinan tersebut digunakan. Mungkin, prinsip ini dapat dinilai ketika produk telah digunakan dalam beberapa waktu.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA