Download buku panduan app biak 2022 keuskupan surabaya

Navigasi pos 15 respons untuk ‘’ selamat pagi,maaf mau tanya sekarang mengapa keluarnya lama ya bahan ajar nya biasanya hari selasa sdh ada

SukaSuka

  1. Mohon maaf atas keterlambatan nya. Akan kami usahakan dikeluarkan setiap hari Senin awal minggu.

    SukaSuka

  • Terima kasih selama ini sudah disediakan bahan pendampingan sekami, kalau bisa minta tolong upload materinya dipercepat, misalnya 2 Minggu sebelum hari H. Terima kasih.

    SukaSuka

    1. Kami upayakan. Terima kasih

      SukaSuka

      1. Terima kasih, sudah ditanggapi usulan kami, kalau bisa nnti minta tolong, tgl 9 diupload utk yg tgl 22 ya, soalnya sekarang materi online jd butuh persiapan jauh hari oleh tim.
        Sekali lagi terima kasih.

        SukaSuka

      2. Baik, sudah kami upload hingga minggu terakhir Agustus. Terima kasih

        SukaSuka

  • Terimakasih telah rutin menyediakan bahan pendampingan untuk BIA. Saran saya, materi disesuaikan dengan masa pandemi dan pelaksanaannya secara online. Saya melaksanakan kegiatan BIA menggunakan zoom setiap minggu. Terimakasih. Salam sehat

    SukaSuka

  • apakah materi untuk remaja ada juga, Terima kasih Utk TIm yang luar biasa membantu.

    SukaSuka

    1. Terima kasih banyak saya dapat link ini di google untuk lebih mudah mengajar anak-anak kami yg jauh dari pusat paroki dan berada di daerah yg sangat minoritas orang Kristen dan bahkan Gereja pun blum ada Semoga Tuhan Yesus Memberkati karya pelayanan ini

      SukaSuka

  • Terima kasih banyak Kak yang telah dengan rutin tetap setia update materi bina iman anak Sekami. Kami akan selalu menunggu. Tuhan memberkati.

    SukaSuka

  • Thannk you for sharing this

    SukaSuka

  • terimakasih untuk selalu meng update bhan untuk setiap minggu. sangat membantu kami

    SukaSuka

  • Apakah panduan pendampingan bisa langsung di upload 1 bulan di awal bulan?

    SukaSuka

  • terimakasih,smua bahan ajar sangat membantu dan memberkati banyak anak-anak.kalau bisa terus diupdate lagi..

    SukaSuka

  • Tinggalkan Balasan

    (1)

    Arah Dasar Keuskupan Surabaya

    Bidang Kerasulan Umum 1

    Seri DPK 05.04.00

    ARAH DASAR KEUSKUPAN SURABAYA

    2010-2019

    BIDANG

    KERASULAN UMUM

    (2)

    Arah Dasar Keuskupan Surabaya

    Bidang Kerasulan Umum 2 PENGANTAR

    Buku Bidang Pastoral Kerasulan Umum ini berisi penjelasan unsur-unsur terkait dengan tiga bidang pastoral yang termasuk dalam rumpun Bidang Pastoral Kerasulan Umum, yakni Kerasulan Awam, Pengembangan Sosial Ekonomi dan Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan. Penjelasan unsur-unsur ini akan membantu setiap perangkat pastoral dalam upaya memahami, merencanakan dan mewujudkan rumusan setiap prioritas program dalam suatu kegiatan pastoral hidup menggereja.

    Dinamika hidup menggereja ini berawal dari Tritugas Kristus yaitu Imam, Nabi dan Raja (Gembala) yang diresapi dan diemban serta dilaksanakan oleh para rasul (Gereja Perdana). Hidup Gereja Perdana sebagai warisan luhur para rasul yang dibimbing oleh Roh Kudus ini terus bergerak dan berkembang (bdk. Kis.2:41-47) menjadi Pancatugas Gereja yaitu Liturgia (liturgi), Kerygma (pewartaan), Diakonia (pelayanan), Martyria (kesaksian), Koinonia(persekutuan).

    Tritugas Kristus berkembang menjadi Pancatugas Gereja dalam Arah Dasar Keuskupan Surabaya dirumpunkan menjadi bidang-bidang pastoral dan pelaksanaannya di paroki menjadi seksi-seksi Dewan Pastoral Paroki (DPP). Alur perumpunannya sebagai berikut:

    Tritugas Kristus Pancatugas Gereja Bid. Pastoral Seksi DPP

    Imam Liturgia Liturgi

    Kerygma Bid. Sumber Katekese

    KKS KKM Bid. Kerasulan Khusus Komsos

    Nabi Martyria Pendidikan

    Diakonia Kerawam

    Bid. Kerasulan Umum PSE HAK Keluarga

    Raja Koinonia Bid. Pembinaan BIAK

    (Gembala) REKAT

    (3)

    Arah Dasar Keuskupan Surabaya

    Bidang Kerasulan Umum 3

    Penyusunan buku panduan singkat Bidang Pastoral Kerasulan Umum ini dimaksudkan untuk memberikan pegangan bagi para pengurus komisi di tingkat Keuskupan, para ketua DPP Bidang Kerasulan Umum maupun pengurus seksi atau tim kerja di tingkat paroki dan sampai tingkat lingkungan. Semoga semua perangkat pastoral setelah membaca panduan singkat ini, dapat lebih meningkatkan pemahaman yang tepat tentang hakikat, isi, rumusan-rumusan prioritas program bidang pastoral dan nilai yang dihayati. Dengan demikian diharapkan semakin mampu merencanakan, mengelola, melaksanakan dan mengembangkan kegiatan pastoral yang berkontribusi dengan prioritas program Ardas. Maka seluruh perangkat pastoral memiliki keserempakan gerak dan semangat yang sama dalam mewujudkan cita-cita bersama membangun Gereja Persekutuan di Keuskupan Surabaya.

    Atas dasar latar belakang pemikiran ini, maka diterbitkanlah buku Bidang Pastoral Kerasulan Umum sebagai salah satu sarana memperkaya pemahaman yang dibutuhkan. Kami sadar bahwa buku Bidang Pastoral Kerasulan Umum ini masih jauh dari sempurna. Namun kami berharap semoga buku Bidang Pastoral Kerasulan Umum ini mampu memberikan informasi dan inspirasi bagi seluruh perangkat pastoral terkait dalam mewujudkan setiap prioritas program Bidang Pastoral Kerasulan Umum Arah Dasar di setiap wilayah dan kelompok umat beriman di Keuskupan Surabaya.

    Kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang turut serta berpartisipasi dalam mendukung terbitnya buku ini. Semoga segala upaya dan niat baik kita semua dalam mewujudkan cita-cita bersama senantiasa diteguhkan dan dibimbing Roh Kudus.

    Selamat berpastoral dan terus berjuang demi semakin besar kemuliaan Allah dan semakin banyak orang diselamatkan. Amin Tuhan memberkati,

    RD. Agustinus Tri Budi Utomo Vikjen.

    (4)

    Arah Dasar Keuskupan Surabaya

    Bidang Kerasulan Umum 4

    DAFTAR ISI  Cover  Pengantar ... 1

     Daftar Isi ... 3

    BIDANG PASTORAL KERASULAN UMUM ... 8

    1. Mengapa di sebut Bidang Kerasulan Umum? ... 8

    2. Bidang Pastoral apa saja yang termasuk dalam rumpun Bidang Kerasulan Umum? ... 8

    1. Kerasulan Awam (KERAWAM) ... 8

    2. Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) ... 8

    3. Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan (HAK) ... 8

    I. KERASULAN AWAM ... 9

    1. Nama Bidang Pastoral Kerasulan Awam ... 9

     Di tingkat Keuskupan ... 9

     Di tingkat Paroki ... 9

    2. Apa dasar / landasan teologis adanya Seksi Kerasulan Awam? ... 9

     Biblis ... 9

     Fil 4: 2-6, 8-9 ... 9

     Mat 5: 13-16 ... 9

     Dokumen Gereja ... 10

     Apostolicam Actuositatem - Dekrit Kerasulan Awam ... 10

     Lumen Gentium - Konsitusi Dogmatis Tentang Gereja ... 10

     Hasil Pleno VI Komisi Kerasulan Awam KWI) ... 11

    3. Beberapa Pengertian Dasar ... 12

     Siapa yang dimaksud dengan 'Awam' atau 'Kaum Awam' ? ... 12

     Apa yang dimaksud ”kerasulan?” ... 13

     Apa yang dimaksud dengan ”Kerasulan Awam?” ... 13

     Catatan ... 13

     Apa yang dimaksud dengan ”Ciri Keduniaan” yang khas pada awam?... 13

    4. Apa saja PRIORITAS PROGRAM Bidang Pastoral Kerasulan Awam? ... 14

    5. Apa saja UNSUR/KEGIATAN-KEGIATAN KONKRIT dari DPP dalam prioritas program (1) ... 14

    1. Penyebaran Ajaran Sosial Gereja ... 15

    2. Peresapan Ajaran Sosial Gereja ... 15

    6. Mengapa prioritas program (1) menghayati NILAI ‘Kerasulan garam dan terang’? ... 15

    7. Apa saja UNSUR/KEGIATAN-KEGIATAN KONKRIT dari DPP dalam prioritas program (2) ... 15

    (5)

    Arah Dasar Keuskupan Surabaya

    Bidang Kerasulan Umum 5

    1. Pendampingan ... 16

    a. Komisi Kerawam Keuskupan ... 16

    b. Seksi Kerawam di Paroki ... 16

    2. Pengembangan ... 17

    8. Mengapa prioritas program (2) menghayati NILAI ‘Kesatuan dalam perutusan Gereja’? ... 17

    9. Sebutkan beberapa contoh kegiatan ... 17

    10. Road map Komisi Kerawam ... 19

    II. PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI ... 20

    1. Nama Bidang Pastoral Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) ... 20

     Di tingkat Keuskupan ... 20

     Di tingkat Paroki ... 20

    2. Apa dasar / landasan teologis adanya Seksi PSE atau Seksi Sosial? ... 20

     Biblis ... 20

     Mat 25: 31-46 ... 20

     Luk 10: 25-37 ... 20

     Kis 2: 44 – 47 ... 21

     Ajaran Sosial Gereja ... 21

    Pacem in Terris ... 21

    Octogesima Adveniens ... 21

    Mater et Magistra ... 21

    3. Apa saja PRIORITAS PROGRAM Bidang Pastoral ‘Pengembangan Sosial Ekonomi’ (PSE)? ... 22

    4. Apa saja UNSUR/KEGIATAN-KEGIATAN KONKRIT dari DPP dalam prioritas program (1) ... 22

     Unsur ‘Pengembangan kesadaran umat’ ... 23

     Unsur ‘Pengembangan partisipasi umat’ ... 23

     Unsur-unsur ‘Kewirausahaan’ ... 23

    1. Kemampuan ‘Kewirausahaan’ ... 23

    2. Program Kewirausahaan ... 24

    3. Usaha konkrit Kewirausahaan ... 24

    a. Pemberdayaan ‘Kewirausahaan bagi petani’ ... 24

    b. Pemberdayaan ‘Kewirausahaan bagi kaum muda’ ... 24

    5. Mengapa menghayati NILAI “Wirausaha” sebagai upaya yang luhur, berani dan sadar risiko demi menyediakan barang-jasa bagi perkembangan hidup orang lain? ... 25

    6. Apa saja UNSUR/KEGIATAN-KEGIATAN KONKRIT dari DPP dalam prioritas program(2) ... 25

    (6)

    Arah Dasar Keuskupan Surabaya

    Bidang Kerasulan Umum 6

     Tiga prinsip utama ‘Credit Union’ (CU) ... 25

     Keberadaan ‘Credit Union’ (CU) ... 25

     Program kegiatan konkrit ‘Credit Union’ (CU) dari DPP yang bisa dilakukan ... 26

    7. Mengapa menghayati NILAI ‘saling percaya’ (trust)? ... 26

    1. Unsur ‘eksistensi’ ... 26

    2. Unsur ‘tujuan’ ... 27

    3. Unsur ‘pendidikan’ ... 27

    8. Sebutkan beberapa contoh kegiatan ... 27

    9. Road map Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi ... 28

    III. HUBUNGAN ANTARAGAMA DAN KEPERCAYAAN ... 29

    1. Nama Bidang Pastoral Hubungan Antaragama dan Kepercayaan a. Di tingkat Keuskupan ... 29

    b. Di tingkat Paroki ... 29

    2. Apa dasar / landasan teologis adanya Seksi HAK? ... 29

    a. Gaudium Et Spes ... 29

    b. Nostra Aetate ... 30

    3. Apa saja PRIORITAS PROGRAM Bidang Pastoral ‘Hubungan Antaragama dan Kepercayaan (HAK)’? ... 30

    4. Apa saja UNSUR/KEGIATAN-KEGIATAN KONKRIT dari DPP dalam prioritas program (1) ... 31

    1. Pengembangan pemahaman umat ... 31

    2. Pluralitas (agama, budaya, ekonomi) ... 31

    3. Dialog ... 32

    1. Dialog Hidup ... 32

    2. Dialog Karya ... 32

    3. Dialog Teologis ... 32

    4. Dialog Pengalaman Religius ... 32

    5. Mengapa menghayati NILAI ‘Keyakinan akan jati dirinya dan keterbukaan untuk menerima perbedaan’? ... 32

    6. Apa saja UNSUR/KEGIATAN-KEGIATAN KONKRIT dari DPP dalam prioritas program (2) ... 33

     Inspirator ... 33

     Animator ... 33

     Komunikator ... 33

     Motivator ... 34

     Mediator ... 34

    7. Mengapa menghayati NILAI ‘Ketulusan untuk menampilkan apa yang dihayati/ diyakini’? ... 34

    (7)

    Arah Dasar Keuskupan Surabaya

    Bidang Kerasulan Umum 7

    8. Sebutkan beberapa contoh kegiatan ... 35

    9. Road map Komisi Hubungan antar agama dan kepercayaan ... 36

    SEMBILAN LANGKAH MENGELOLA PRIORITAS PROGRAM ARDAS ... 37

    1. PENGANTAR ... 37

    1.1. Situasi kita, bagaikan menyongsong jaman baru ... 37

    1.2. Yang jelas, kita belajar bersama ... 38

    1.3. Kita mau mengembangkan budaya ‘baru’ ... 39

    1.4. Persoalan yang muncul ... 40

    1.5. Pertanyaan mendasar ... 40

    2. METODE ‘SEMBILAN LANGKAH PENGELOLAAN PRIORITAS PROGRAM’ 2.1. LANGKAH 1 : ... 41

    ‘Membuat Analisis Kebutuhan dan Permasalahan / ISU STRATEGIS’ 2.1.1. Pengertian ‘Analisis Kebutuhan dan Permasalahan’ ... 41

    2.1.2. Proses ‘Analisis Kebutuhan dan Permasalahan’ ... 42

    2.2. LANGKAH 2 : ‘Merumuskan IDE DASAR’ ... 42

    2.2.1. Pengertian ‘Merumuskan IDE DASAR’ ... 42

    2.2.2. Proses ‘Merumuskan IDE DASAR’ ... 43

    2.3. LANGKAH 3 : Merumuskan ‘TUJUAN atau Target’ ... 43

    2.3.1. Pengertian Merumuskan ‘TUJUAN atau Target’ ... 43

    2.3.2. Proses Merumuskan ‘TUJUAN atau Target’ ... 43

    2.4. LANGKAH 4 : Merumuskan ‘SUBYEK SASARAN’ ... 44

    2.4.1. Pengertian Merumuskan ‘SUBYEK SASARAN’ ... 44

    2.4.2. Proses Merumuskan ‘SUBYEK SASARAN’ ... 44

    2.5. LANGKAH 5 : Merumuskan ‘INDIKATOR KEBERHASILAN’ ... 44

    2.5.1. Pengertian Merumuskan ‘INDIKATOR KEBERHASILAN’ ... 44

    2.5.2. Proses Merumuskan ‘INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM’... 44

    2.6. Langkah 6 : Merumuskan ‘MODEL, METODE dan MATERI’ ... 45

    2.6.1. Pengertian Merumuskan ‘Model, Metode dan Materi’ ... 45

    2.6.2. Proses Merumuskan ‘MODEL, METODE dan MATERI’ ... 45

    2.7. Langkah 7 : Merumuskan ‘WAKTU dan TEMPAT Pelaksanaan’ ... 46

    2.7.1. Pengertian Merumuskan ‘Waktu dan Tempat Pelaksanaan’ ... 46

    2.7.2. Proses Merumuskan ‘WAKTU dan TEMPAT Pelaksanaan’ ... 46

    2.8. Langkah 8 : Merumuskan ‘TIM PELAKSANA’ ... 46

    2.8.1. Pengertian Merumuskan ‘Tim Pelaksana’ ... 46

    2.8.2. Proses Merumuskan ‘Tim Pelaksana’ ... 46

    2.9. Langkah 9 : Merumuskan ‘PENGELOLAAN DANA’ ... 47

    2.9.1. Pengertian Merumuskan ‘Pengelolaan Dana’ ... 47

    2.9.2. Proses Merumuskan ‘Pengelolaan Dana’ ... 47

    (8)

    Arah Dasar Keuskupan Surabaya

    Bidang Kerasulan Umum 8

    02. Pengeluaran ... 48

    03. Rekapitulasi ... 48

    CONTOH FORMAT MENYUSUN PROGRAM KERJA VISIONER ‘ARDAS’ .... 49

    CONTOH LEMBAR PROGRAM KERJA ... 49

    CONTOH FORMAT MENYUSUN SEBUAH PROPOSAL ... 50

    CONTOH FORMAT MENYUSUN SEBUAH LPJ ... 52

     Pengertian Laporan Kegiatan ... 52

     Pentingnya Laporan Kegiatan ... 52

     Macam Laporan Kegiatan ... 52

     Sistimatika Laporan ... 52

    1. Pendahuluan ... 53

    2. Isi Laporan ... 53

    3. Penutup ... 53

    MONITORING DAN EVALUASI ... 54

    1. Pengertian Monitoring dan Evaluasi (Monev) ... 54

    1.1. Monitoring ... 54

    1.2. Evaluasi ... 54

    2. Kegunaan Monitoring dan Evaluasi (Monev) ... 54

    Lembar Kerja MONEV ... 55

    A. Tingkat Kontribusi ... 56

    B. Tingkat Penghayatan Nilai ... 57

    C. Tingkat Penghayatan Cita-cita Bersama ... 58

     Kolom Persekutuan Murid-murid Kristus ... 58

     Kolom Dewasa dalam iman ... 59

     Kolom Guyub ... 59

     Kolom Penuh Pelayanan ... 60

     Kolom Misioner ... 61

    D. Hal-hal penting dan Mendesak ... 62

    E. Saran dan usulan ... 62

    Lembar Rekapan ... 63

    (9)

    Arah Dasar Keuskupan Surabaya

    Bidang Kerasulan Umum 9

    I. BIDANG PASTORAL KERASULAN UMUM

    1. Mengapa di sebut Bidang Kerasulan Umum?

     Karena :

    1. Sasaran kegiatan kerasulannya lebih mengarah pada hal umum atau ekstern Gereja, berkenaan dengan urusan atau nilai yang relevan bagi tata-hidup kemasyarakatan (ekstern) dan mengabdi demi kesejahteraan bersama. Kegiatannya dalam rangka diakonia dan martyria di mana nilai-nilai injili dihadirkan dalam masyarakat luas (missio ad extra)

    2. Ciri khas kerasulannya lebih pada urusan-urusan kemasyarakatan dan menyempurnakan tata-dunia dengan semangat Injil sebagai bentuk kesaksian akan Kristus, supaya warta keselamatan ilahi diwujudkan dan diterima oleh semua orang di mana-mana.

    2. Bidang Pastoral apa saja yang termasuk dalam rumpun Bidang Kerasulan Umum?

     Ada tiga Bidang Pastoral yang termasuk dalam rumpun Bidang Kerasulan Umum, yaitu:

    1. Kerasulan Awam (KERAWAM) 2. Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE)

    (10)

    Arah Dasar Keuskupan Surabaya

    Bidang Kerasulan Umum 10

    I. KERASULAN AWAM

    1. Nama Bidang Pastoral Kerasulan Awam :

     Di tingkat Keuskupan,

    Bidang Pastoral Kerasulan Awam merupakan Komisi Kerasulan Awam

     Di tingkat Paroki

    Bidang Pastoral Kerasulan Awam merupakan Seksi Kerasulan Awam

    2. Apa dasar / landasan teologis adanya Seksi Kerasulan Awam?  Biblis

    Fil 4: 2-6, 8-9

    Supaya sehati sepikir dalam Tuhan. Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan. Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.

    Mat 5: 13-16

    Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya

    (11)

    Arah Dasar Keuskupan Surabaya

    Bidang Kerasulan Umum 11

    di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.

     Dokumen Gereja

    Apostolicam Actuositatem - Dekrit Kerasulan Awam:

    i. Kaum awam mengembang kerasulan Gereja, dengan kata lain: penginjilan dan pengudusan manusia dan pembentukan hati nurani Kristiani mereka, sehingga mereka mengilhami berbagai kelompok sosial dan lingkungan dengan semangat Injil.

    ii. Kaum awam, bekerja sama dengan caranya sendiri khusus mereka dengan hirarki, menyumbangkan pengalaman mereka dan bertanggung jawab ke arah organisasi-organisasi ini, dalam penyelidikan kondisi di mana karya pastoral Gereja yang akan dijalankan, dalam elaborasi yang dan pelaksanaan rencana aksi mereka. iii. Tindakan awam bersama-sama menurut cara badan

    organik, untuk menampilkan lebih mencolok aspek komunitas Gereja dan untuk membuat kerasulan lebih produktif.

    iv. Kaum awam, dengan kemauan sendiri atau dalam menanggapi undangan untuk aksi dan kerjasama langsung dengan kerasulan hirarkis, bertindak di bawah arahan unggul hirarki, yang dapat mengotorisasi kerjasama ini, selain dengan mandat secara eksplisit. (Apostolicam Actuositatem, Dekrit Kerasulan Awam, art. 20).

    Lumen Gentium, Konsitusi Dogmatis Tentang Gereja

    Semua para awam, yang terhimpun dalam Umat Allah dan berada dalam satu Tubuh Kristus di bawah satu kepala, tanpa kecuali dipanggil untuk sebagai anggota yang hidup menyumbangkan segenap tenaga, yang mereka terima

    (12)

    Arah Dasar Keuskupan Surabaya

    Bidang Kerasulan Umum 12

    berkat kebaikan Sang Pencipta dan rahmat Sang Penebus demi perkembangan Gereja serta pengudusannya terus menerus. Adapun kerasulan kaum awam itu keikut-sertaan dalam perutusan keselamatan Gereja sendiri. Dengan baptis dan penguatan semua ditugaskan oleh Tuhan sendiri untuk kerasulan itu. Dengan sakramen-sakramen, terutama Ekaristi suci, diberikan dan dipelihara cinta kasih terhadap Allah dan manusia, yang menjiwai seluruh kerasulan. Tetapi kaum awam khususnya dipanggil untuk menghadirkan dan mengaktifkan Gereja di daerah-daerah dan keadaan-keadaan, tempat Gereja tidak dapat menggarami dunia selain berkat jasa mereka. Demikianlah setiap orang awam, karena kurnia-kurnia yang diterimanya, menjadi saksi dan sarana hidup perutusan Gereja sendiri “menurut ukuran anugerah Kristus” (Ef 4:7). Jadi semua orang awam mengemban kewajiban mulia untuk berusaha, supaya rencana keselamatan ilahi semakin mencapai semua orang di segala zaman dan dimana-mana. Oleh karena itu hendaklah dengan cara manapun juga terbuka jalan bagi mereka, supaya mereka sendiri sekadar kemampuan mereka dan sesuai dengan kebutuhan zaman. (Lumen Gentium, Konsitusi Dogmatis Tentang Gereja, art. 33)  Hasil Pleno VI Komisi Kerasulan Awam KWI).

    Komisi Kerasulan Awam Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menegaskan tugas perutusan itu ialah melaksanakan karya dalam bidang sosial politik dan kemasyarakatan. Dalam rangka mewujudkan rasul awam yang mandiri dan tangguh dalam bidang sosial politik dan kemasyarakatan maka mendesak untuk dilaksanakan kaderisasi yang terstruktur, tersistematis dan berkelanjutan, menginternalisasikan Ajaran Sosial Gereja sebagai salah satu roh penggerak kerasulan awam dan dukungan hirarki dan awam yang berkemampuan. (Hasil Pleno VI Komisi Kerasulan Awam KWI).

    (13)

    Arah Dasar Keuskupan Surabaya

    Bidang Kerasulan Umum 13 3. Beberapa Pengertian Dasar

     Siapa yang dimaksud dengan 'Awam' atau 'Kaum Awam' ? Yang dimaksudkan dengan istilah awam adalah semua orang Kristiani, kecuali yang termasuk golongan imam atau status religius yang diakui Gereja. Ialah kaum beriman kristiani ,yang berkat Baptis telah menjadi anggota Tubuh Kristus, terhimpun menjadi Umat Allah, dengan cara mereka sendiri, ikut mengemban tugas imamat, kenabian dan rajawi Kristus, dan dengan demikian sesuai dengan kemampuan mereka melaksanakan perutusan segenap Umat kristiani dalam Gereja dan di dunia.” (LG 31).

    Pengertian awam dalam Gereja harus dibedakan dengan pengertian awam yang sering kita dengar dalam percakapan sehari-hari di masyarakat. Awam di Gereja tidak berarti tidak tahu apa-apa atau bahkan dikatakan bodoh. Misalnya orang sering mengatakan ”maaf, saya awam dalam hal itu”. Ini artinya, tidak banyak tahu atau bahkan tidak tahu sama sekali tentang sesuatu yang sedang dibicarakan atau dibahas. Jadi harus ditegaskan bahwa istilah ‘awam’ dalam pemahaman Gereja Katolik tidak berarti bahwa seseorang digolongkan sebagai tidak tahu apa-apa, melainkan dalam artinya mereka yang tidak menerima sakramen imamat (tidak ditahbiskan) dan yang tidak termasuk golongan yang berstatus religius yang diakui dalam Gereja.

    Dengan demikian menjadi jelas bahwa panggilan perutusan kaum awam itu bukan dari Gereja, melainkan dari Kristus (Allah) sendiri, yang serta merta diterima pada saat seorang dibaptis. Awam dipanggil untuk mengemban Tri Tugas Kristus sebagai Imam, Nabi dan Raja. Tugas Imamat adalah menyucikan atau menguduskan, tugas kenabian adalah mewartakan atau mengajar, tugas rajawi adalah memimpin atau membimbing. Tugas tersebut dilaksanakan dilingkungan umat sendiri atau Gereja dan dunia atau masyarakat dalam hidup sehari-hari.

    (14)

    Arah Dasar Keuskupan Surabaya

    Bidang Kerasulan Umum 14  Apa yang dimaksud ”kerasulan?”

    Semua kegiatan Tubuh Mistik Kristus (Gereja) yang mengarah kepada tersebar luasnya kerajaan Kristus di mana-mana demi kemuliaan Allah Bapa, dan dengan demikian mengikut serta-kan semua orang dalam penebusan yang membawa keselamatan. Juga kegiatan yang bertujuan untuk mengarah-kan seluruh dunia kepada Kristus.

     Apa yang dimaksud dengan ”Kerasulan Awam?”

    Semua awam, yang terhimpun dalam Umat Allah dan berada dalam satu Tubuh Kristus di bawah satu kepala, tanpa kecuali dipanggil untuk menyumbangkan segenap tenaga, yang mereka terima berkat kebaikan Sang Pencipta dan rahmat Sang Penebus demi perkembangan Gereja serta pengudusan-nya terus-menerus. Dengan Sakramen Baptis dan Krisma semua ditugaskan oleh Tuhan sendiri untuk kerasulan itu. Kaum awam dipanggil untuk menghadirkan dan mengaktipkan Gereja ditempat di mana mereka berada (bdk. LG 33)

     Catatan :

    Kerajaan Allah bukan sesuatu wilayah, melainkan pengakuan dan pengamalan kehendak ilahi. Dengan bantuan Rahmat ilahi orang beriman sanggup mengetahui dan melaksanakan kehendak-Nya, sehingga semua menjadi baru. (bdk. Ensiklopedi Gereja, Buku 4, A. Hueken, SJ. hlm. 162).

     Apa yang dimaksud dengan ”Ciri Keduniaan” yang khas pada awam?

    Ciri khas dan istimewa kaum awam yakni sifat keduniaannya. Artinya, berdasarkan panggilan mereka yang khas, kaum awam wajib mencari kerajaan Allah, dengan mengurusi hal-hal fana dan mengaturnya seturut kehendak Allah. Mereka hidup dalam dunia, artinya menjalankan segala macam tugas dan pekerjaan duniawi dan berada di tengah kenyataan biasa hidup berkeluarga dan sosial. Di situ mereka dipanggil oleh Allah, untuk menunaikan tugas mereka sendiri dengan dijiwai semangat injil, sehingga dengan demikian, menjadi ibarat ragi membawa sumbangan mereka demi pengudusan dunia bagaikan dari dalam.

    (15)

    Arah Dasar Keuskupan Surabaya

    Bidang Kerasulan Umum 15 4. Apa saja PRIORITAS PROGRAM Bidang Pastoral Kerasulan

    Awam?

     Seluruh program kegiatan Kerasulan Awam diarahkan pada dua hal:

    1. Penyebaran dan peresapan Ajaran Sosial Gereja ke dalam hidup umat beriman

    2. Pendampingan dan pengembangan insan katolik yang menjadi tokoh/ pemuka masyarakat, baik formal maupun non formal

     Seluruh program kegiatan Kerasulan Awam diresapi dengan peningkatan penghayatan akan:

    1. Kerasulan sebagai garam dan terang 2. Kesatuan dalam perutusan Gereja

    RUMUSAN CITA-CITA BERSAMA TENTANG GEREJA

    RUMUSAN

    PRIORITAS PROGRAM BIDANG PASTORAL & NILAI-HIDUP

    NO BIDANG

    PASTORAL

    “PRIORITAS PROGRAM” “NILAI-NILAI YANG

    DIHAYATI” 1. KERASULAN

    AWAM Penyebaran dan peresapan Ajaran Sosial Gereja ke dalam hidup umat beriman

    Kerasulan garam dan terang

    Pendampingan dan pengembangan insan katolik

    yang menjadi tokoh/ pemuka masyarakat baik formal maupun non formal

    Kesatuan dalam

    perutusan Gereja

    5. Apa saja UNSUR/KEGIATAN-KEGIATAN KONKRIT dari DPP dalam prioritas program (1): ‘Penyebaran dan peresapan Ajaran Sosial Gereja ke dalam hidup umat beriman’?

    "Gereja Keuskupan Surabaya sebagai persekutuan murid-murid Kristus yang semakin dewasa dalam iman, guyub, penuh pelayanan dan misioner"

    (16)

    Arah Dasar Keuskupan Surabaya

    Bidang Kerasulan Umum 16  Ada dua unsur pokok :

    1. Penyebaran Ajaran Sosial Gereja

    Penyebaran dengan pembacaan dan pendalaman tentang Ajaran Sosial Gereja (ASG) yang merupakan dokumen resmi gereja dan yang berisi tanggapan gereja terhadap masalah-masalah yang berkembang di masyarakat. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan sumber utama dokumen-dokumen Ajaran Sosial Gereja mulai dari Rerum Novarum (1891) sampai Caritas In Veritate (2009) sampai Kompendium Ajaran Sosial Gereja (2009).

    2. Peresapan Ajaran Sosial Gereja

    Peresapan dengan menjadikan penghayatan Ajaran Sosial Gereja sebagai kebenaran iman yang harus diwujudkan dalam tindakan atau karya melalui ceramah, seminar, diksusi atau kegiatan serupa, dengan mendalami topik-topik sekitar awam Katolik dan tugas kerasulannya.

    6. Mengapa prioritas program (1) menghayati NILAI ‘Kerasulan garam dan terang’?

    a. NILAI ‘Kerasulan garam dan terang’ maksudnya:

    1. Dengan Sakramen Baptis dan Krisma semua kaum awam dipanggil dan ditugaskan oleh Tuhan sendiri untuk menghadirkan dan mengaktifkan Gereja di tempat di mana mereka berada dan bekerja.

    2. Menyinari dan mengatur hal-hal fana, yang erat-erat melibatkan mereka agar selalu terlaksana dan berkembang menurut kehendak Kristus, demi kemuliaan Sang Pencipta dan Sang Penebus. Pelaksanaan tugas panggilan itu bukan pertama-tama untuk kepentingan diri sendiri, melainkan untuk kemuliaan Allah.

    7. Apa saja UNSUR/KEGIATAN-KEGIATAN KONKRIT dari DPP dalam prioritas program (2): ‘Pendampingan dan pengembangan insan katolik yang menjadi tokoh/ pemuka masyarakat baik formal maupun non formal’ ?

    (17)

    Arah Dasar Keuskupan Surabaya

    Bidang Kerasulan Umum 17

    Sebagai langkah awal, dimulai dengan melakukan pendataan umat Katolik yang menjadi tokoh / pemuka masyarakat di lingkungan atau paroki masing-masing. Mereka ialah tokoh / pemuka masyarakat di 3 poros kehidupan bernegara, yaitu poros warga (tokoh LSM, partai politik), poros bisnis (tokoh pengusaha, organisasi bisnis) dan poros negara (tokoh PNS / TNI / Polri) . Setelah itu dilanjutkan dengan dua unsur, yaitu:

    1. Pendampingan

    Pendampingan para aktivis awam Katolik bisa dilaksanakan di berbagai tingkatan dengan tujuan memberi sapaan dan memperkaya mereka dengan pembekalan rohani maupun pengetahuan para aktivis.

    Misalnya:

    a. Komisi Kerawam Keuskupan :

    i. Memotivasi Seksi Kerasulan Awam Paroki agar

    mendorong umat ikut berpartisipasi dalam

    memperjuangkan dan mengimplementasikan nilai-nilai Ajaran Sosial Gereja (menghormati martabat manusia, cinta kasih, keadilan, kesejahteraan umum, solidaritas, subsidiaritas, partisipasi, pilihan untuk orang miskin) ii. Membantu Seksi Kerasulan Awam Paroki dalam

    mempersiapkan bahan dan mengelola format

    pendampingan bagi tokoh / pemuka masyarakat di paroki masing-masing.

    b. Seksi Kerawam di Paroki:

    i. Mengadakan animasi, sosialisasi, seminar atau pendalaman dokumen-dokumen Ajaran Sosial Gereja dan menentukan rancangan implementasi nilai-nilainya. ii. Mengadakan rekoleksi, retret atau pembinaan iman bagi tokoh / pemuka masyarakat di paroki masing-masing, meliputi yaitu poros warga (tokoh LSM, partai politik), poros bisnis (tokoh pengusaha, organisasi bisnis) dan poros negara (tokoh PNS / TNI / Polri).

    (18)

    Arah Dasar Keuskupan Surabaya

    Bidang Kerasulan Umum 18 2. Pengembangan

    Artinya ikut mendorong peningkatan kualitas dan keterlibatan Umat Katolik dalam kehidupan demokrasi. Keterlibatan umat dalam kehidupan sosial kemasyarakatan tidak hanya pada saat ikut Pemilu, tetapi harus diperluas jangkauan, isi serta aktivitasnya.

    8. Mengapa prioritas program (2) menghayati NILAI ‘Kesatuan dalam perutusan Gereja’?

     NILAI ‘Kesatuan dalam perutusan’ maksudnya

    1. Semua awam yang terhimpun sebagai umat Allah dan berada dalam satu kesatuan Tubuh Kristus di bawah satu kepala, tanpa kecuali, dipanggil untuk menyumbangkan segenap tenaga, yang mereka terima berkat kebaikan Sang Pencipta dan Rahmat Sang Penebus demi perkembangan Gereja serta pengudusannya terus menerus.

    2. Kerasulan ini dijalankan oleh Gereja melalui semua anggotanya dengan pelbagai cara. Dalam tubuh Kristus, yakni Gereja, seluruh tubuh “menurut kadar pekerjaan masing-masing anggotanya mengembangkan tubuh”. (Ef 4:16)

    9. Sebutkan beberapa contoh kegiatan yang bisa diprogramkan oleh seksi Kerasulan Awam?

     Ada beberapa contoh, bisa ditambah berdasarkan kebutuhan, misalnya:

    a. Sosialisasi dokumen-dokumen Ajaran Sosial Gereja kepada perangkat pastoral, tokoh / pemuka masyarakat, organisasi sosial kemasyarakatan Katolik dan seluruh umat di Paroki. b. Sosialisasi nilai-nilai Ajaran Sosial Gereja kepada perangkat

    pastoral, tokoh / pemuka masyarakat, organisasi sosial kemasyarakatan Katolik dan seluruh umat di Paroki

    c. Sosialisasi Bahan pendalaman iman Bulan Ajaran Sosial Gereja kepada perangkat pastoral, tokoh / pemuka masyarakat, organisasi sosial kemasyarakatan Katolik, ketua lingkungan dan seksi kateke di Paroki.

    (19)

    Arah Dasar Keuskupan Surabaya

    Bidang Kerasulan Umum 19

    d. Pelatihan Analisa Sosial kepada perangkat pastoral, tokoh / pemuka masyarakat, organisasi sosial kemasyarakatan Katolik dan seluruh umat di Paroki.

    e. Diskusi, seminar, lokakarya tentang masalah sosial aktual yang dihadapi dalam masyarakat, misalnya kasus aktual intoleransi, kemiskinan, kekerasan dalam masyarakat, pemilu dan lain-lain, sehingga memahami persoalan, menilai berdasarkan ASG dan menentukan pilihan bertindak yang perlu diambil oleh orang Katolik

    f. Pendataan umat Katolik yang menjadi menjadi tokoh / pemuka masyarakat di lingkungannya, meliputi poros warga (tokoh LSM, partai politik), poros bisnis (tokoh pengusaha, organisasi bisnis) dan poros negara (tokoh PNS / TNI / Polri).

    g. Pendampingan rutin tokoh / pemuka masyarakat meliputi poros warga (tokoh LSM, partai politik), poros bisnis (tokoh pengusaha, organisasi bisnis) dan poros negara (tokoh PNS / TNI / Polri).

    h. Pembinaan iman, rekoleksi, retret tentang spiritualitas sosial kemasyarakatan kepada perangkat pastoral, tokoh / pemuka masyarakat, organisasi sosial kemasyarakatan Katolik dan seluruh umat di Paroki.

    i. Keterlibatan aktif mengikuti pembahasan berbagai Rancangan Undang Undang (RUU) dan Rancangan Peranturan Pemerintah (RPP) untuk Komisi Kerawam Keuskupan. Keterlibatan aktif mengikuti pembahasan berbagai Rancangan Peraturan Daerah(RAPERDA) Propinsi maupun Kabupaten / Kota untuk seksi kerawam Paroki j. Sosialisasi UU, PP atau PERDA dan berbagai kebijakan yang

    dibuat Pemerintah Daerah kepada perangkat pastoral,

    tokoh / pemuka masyarakat, organisasi sosial

    kemasyarakatan Katolik dan seluruh umat di Paroki, agar memahami isi dan konsekuensi dari produk hukum tersebut.

    (20)

    Arah Dasar Keuskupan Surabaya

    Bidang Kerasulan Umum 20

    k. Keterlibatan aktif melakukan pengawasan terhadap jalannya pemerintahan pada tingkatan masing-masing, agar pemerintahan dapat mewujudkan prinsip bonum commune.

    l. Koordinasi dan kerjasama dengan organisasi sosial kemasyarakatan Katolik: PMKRI, Pemuda Katolik, ISKA, WKRI, FMKI dan lain-lain dalam melaksanakan kegiatan yang relevan dengan perwujudan prioritas program Arah Dasar Keuskupan

    m. Kaderisasi dan pemberdayaan aktivis sosial

    kemasyarakatan Katolik

    n. Membuat laporan Evaluasi dan Monitoring kinerja seksi kerawam.

    (21)

    Arah Dasar Keuskupan Surabaya

    Bidang Kerasulan Umum 21

    II. PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI

    1. Nama Bidang Pastoral Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE):

     Di tingkat Keuskupan,

    Bidang Pastoral Pengembangan Sosial Ekonomi merupakan Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi

     Di tingkat Paroki,

    Bidang Pastoral Pengembangan Sosial Ekonomi merupakan Seksi Pengembangan Sosial Ekonomi atau Seksi Sosial

    2. Apa dasar / landasan teologis adanya Seksi PSE atau Seksi Sosial?

     Biblis

    Mat 25: 31-46

    Saat penghakiman terakhir, mereka yang bertanya kepada Raja, Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar atau haus atau sebagai orang asing atau telanjang atau sakit atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau ? Dan Raja itu menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, “sesungguh-nya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.”

    Luk 10: 25-37

    Perumpamaan Orang Samaria Yang Murah Hati menekankan bahwa dalam iman dan ketaatan yang menyelamatkan terkandung belas kasihan bagi mereka yang membutuhkan. Panggilan untuk mengasihi Allah adalah panggilan untuk mengasihi orang lain. Hidup baru dan kasih karunia yang Kristus karuniakan bagi mereka yang menerima Dia akan menghasilkan kasih, rahmat, dan belas kasihan bagi mereka yang tertekan dan menderita. Mereka yang menyebut dirinya pengikut Kristus, namun hatinya tidak peka terhadap penderitaan dan keperluan orang lain, menyatakan bahwa di dalam diri mereka tidak terdapat hidup kekal.

    (22)

    Arah Dasar Keuskupan Surabaya

    Bidang Kerasulan Umum 22

    Kis 2: 44 – 47

    Cara hidup jemaat perdana menunjukkan tanggung jawab pokok Gereja yaitu: mewartakan sabda Allah, merayakan Sakramen dan melakukan pelayanan kasih. Mereka yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang.

     Ajaran Sosial Gereja :

    Pacem in Terris

    Cinta kasih kepada sesama merupakan tuntutan mutlak dari keadilan. Karena cinta kasih menyatakan diri dalam tindakan-tindakan nyata dan dalam tatanan struktural masyarakat yang menghormati martabat manusia, melindungi hak-hak azasi manusia dan mempermudah jalan bagi perkembangan manusia. Menegakkan keadilan berarti merombak struktur-struktur yang menghambat perwujudan cintakasih. (Pacem in Terris, art. 16 dan

    34).

    Octogesima Adveniens

    Gereja menegaskan bahwa cintakasih harus ditampakkan secara khusus kepada kaum miskin, yang kebutuhan dan hak-haknya mendapatkan perhatian dari Allah. Orang-orang miskin adalah orang-orang yang secara ekonomis ada dalam keadaan yang tidak beruntung. Sebagai konsekuensi dari status mereka yang rendah, mereka lemah dan tertindas. (Octogesima Adveniens, art. 23)

    Mater et Magistra

    Kesejahteraan umum (bonum commune) adalah seluruh kondisi kehidupan sosial, dari aspek ekonomi, politik, maupun kebudayaan yang memungkinkan setiap orang mencapai kesempurnaan kemanusiaannya. Hak-hak pribadi senantiasa dialami dalam konteks mewujudkan kesejahteraan umum. (Mater et Magistra,

    (23)

    Arah Dasar Keuskupan Surabaya

    Bidang Kerasulan Umum 23

    3. Apa saja PRIORITAS PROGRAM Bidang Pastoral ‘Pengembangan Sosial Ekonomi’ (PSE)?

     Seluruh program kegiatan Pengembangan Sosial Ekonomi diarahkan pada dua hal:

    1. Pengembangan kesadaran dan partisipasi umat dalam upaya pemberdayaan kewirausahaan bagi petani dan kaum muda

    2. Pemberdayaan lembaga keuangan mikro (CU)

     Seluruh program kegiatan Pengembangan Sosial Ekonomi diresapi dengan peningkatan penghayatan akan:

    1. “Wirausaha” sebagai upaya yang luhur, berani dan sadar risiko demi menyediakan barang-jasa bagi perkembangan hidup orang lain

    2. Saling percaya (trust)

    RUMUSAN CITA-CITA BERSAMA TENTANG GEREJA

    RUMUSAN

    PRIORITAS PROGRAM BIDANG PASTORAL & NILAI-HIDUP

    NO BIDANG PASTORAL “PRIORITAS PROGRAM” “NILAI-NILAI YANG DIHAYATI” 2. PENGEMBANGAN

    SOSIAL EKONOMI Pengembangan kesadaran dan

    partisipasi umat dalam

    upaya pemberdayaan

    kewirausahaan bagi

    petani dan kaum muda

    “Wirausaha” sebagai

    upaya yg luhur, berani dan sadar risiko demi menyediakan barang-jasa bagi perkembangan hidup orang lain

    Pemberdayaan

    lembaga keuangan mikro (CU)

    Saling percaya (trust)

    4. Apa saja UNSUR/KEGIATAN-KEGIATAN KONKRIT dari DPP dalam prioritas program (1) : ‘Pengembangan kesadaran dan

    partisipasi umat dalam upaya pemberdayaan kewirausahaan bagi petani dan kaum muda’?

    "Gereja Keuskupan Surabaya sebagai persekutuan murid-murid Kristus yang semakin dewasa dalam iman, guyub, penuh pelayanan dan misioner"

    (24)

    Arah Dasar Keuskupan Surabaya

    Bidang Kerasulan Umum 24  Unsur ‘Pengembangan kesadaran umat’

    Pengembangan kesadaran umat merupakan tahap awal pemberdayaan, bahwa peningkatan kesejahteraan harus dimulai dari kesadaran umat yang saling menolong. Umat perlu mendapatkan informasi tentang karya sosial karitatif dan transformatif yang menjadi prioritas program, memahami mendesaknya karya sosial itu dan memberikan dukungan terhadap karya sosial tersebut. Pengembangan kesadaran ini merupakan ‘proses menjadi’ bukan ‘proses instan’.

    Tahap selanjutnya adalah pengingkatan kapasitas yg meliputi pengingkatan kapasitas sumberdaya manusia, organisasi dan sistem nilai. Pada tahap akhir pemberdayaan adalah pemberian daya atau dukungan kepada kelompok sasaran.  Unsur ‘Pengembangan partisipasi umat’

    Pengembangan partisipasi umat artinya melibatkan umat agar ikut ambil bagian dalam karya-karya sosial. Umat sebagai satu keluarga umat manusia, di lingkungan, stasi, paroki, kevikepan dan keuskupan mempunyai kewajiban timbal-balik dalam mewujudkan kesejahteraan sesama. Secara khusus, mereka yang mampu mempunyai kewajiban untuk membantu mereka yang kurang mampu dan menciptakan struktur tatanan yang semakin menampakkan citra keadilan.

     Unsur-unsur ‘Kewirausahaan’

    Kewirausahaan adalah langkah pemberdayaan. Kewira-usahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha adalah perbuatan amal, bekerja, dan berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu.

    1. Kemampuan ‘Kewirausahaan’:

    kemampuan kreatif, inovatif yang dijadikan dasar sumber daya manusia untuk mencari, menciptakan, memunculkan ide-ide dan pemikiran yang baru dan berbeda (create new and different) melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang sukses.

    (25)

    Arah Dasar Keuskupan Surabaya

    Bidang Kerasulan Umum 25 2. Program Kewirausahaan

    Unsur-unsur kegiatan ‘Program Kewirausahaan’ meliputi

    a. Focus Group Discussion (FGD) kewirausahaan b. Pelatihan pendamping

    c. Pelatihan pelaku d. Penguatan nilai e. Pembentukan jejaring

    f. Pengembangan kerjasama kewirausahaan

    3. Usaha konkrit Kewirausahaan meliputi usaha jasa dan peternakan.

    a. Pemberdayaan ‘Kewirausahaan bagi petani’

    ‘Petani’ adalah seseorang yang bergerak di bidang bisnis pertanian utamanya dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman (seperti padi, bunga, buah dan lain lain), dengan harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk di gunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain.

    Kaum petani terutama ialah mereka yang bermodal kecil, penggarap atau buruh tani serta mereka yang masuk dalam kategori miskin yang perlu diberdayakan. Proses pemberdayaan kewirausahaan bagi petani ini dilakukan melalui pendampingan, pelatihan, penguatan nilai, pembentukan jejaring dan kerjasama.

    b. Pemberdayaan ‘Kewirausahaan bagi kaum muda’ ‘Kaum muda’ usia produktif diberi kesempatan belajar agar memperoleh pengetahuan, keterampilan dan menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan.

    Kaum muda terutama ialah mereka yang tidak kuliah serta mereka yang masuk dalam kategori miskin yang perlu diberdayakan. Proses pemberdayaan kewira-usahaan bagi petani ini dilakukan melalui pendamping-an, pelatihpendamping-an, penguatan nilai, pembentukan jejaring dan kerjasama. Mereka diharapkan berani menanggung resiko dalam mengelola potensi diri dan lingkungannya sebagai bekal untuk peningkatan kualitas hidupnya.

    (26)

    Arah Dasar Keuskupan Surabaya

    Bidang Kerasulan Umum 26

    5. Mengapa menghayati NILAI “Wirausaha” sebagai upaya yang luhur, berani dan sadar risiko demi menyediakan barang-jasa bagi perkembangan hidup orang lain?

     NILAI ‘Wirausaha’

    Nilai ini dihayati dan sebagai ‘pijakan’ dalam melangkah untuk menumbuhkan dan meningkatkan MOTIVASI agar berani terus berjuang dengan tulus untuk berwirausaha, meskipun harus menghadapi berbagai tantangan, resiko sebagai konsekuensi dari berwirausaha.

    6. Apa saja UNSUR/KEGIATAN-KEGIATAN KONKRIT dari DPP dalam prioritas program(2): ‘Pemberdayaan lembaga keuangan mikro’ (Credit Union = CU)?

     Pengertian ‘Credit Union’ (CU)

    Credit Union atau biasa disingkat CU adalah sebuah lembaga keuangan yang lahir dari sekumpulan orang, yang meng-himpun modal dari anggota dan mengembangkan solidaritas dan saling peduli, untuk mewujudkan kesejahteraan.

     Tiga prinsip utama ‘Credit Union’ (CU), yaitu

    1. Swadaya, CU tumbuh dan berkembang dari kekuatan anggota sendiri. Dana dihimpun dari anggota, tidak menerima dana hibah.

    2. Solidaritas, anggota CU mengembangkan semangat solidaritas, setia kawan dan saling peduli.

    3. Pendidikan merupakan cara / proses terus-menerus untuk mengubah pola piker anggota dengan membangun mentalitas untuk menabung, merencanakan masa depan

    atau mengembangkan usaha demi mewujudkan

    kesejahteraan bersama.  Keberadaan ‘Credit Union’ (CU)

    Keberadaan CU lahir dari sekelompok umat yang memiliki kepedulian sosial, berkumpul dan menabung, menghimpun modal sosial.

    Paroki, dalam hal ini Pastor Paroki, Dewan

    Pastoral Paroki (DPP) dan Badan Gereja Katolik Paroki

    (BGKP) perlu mendukung gerakan pemberdayaan CU

    (27)

    Arah Dasar Keuskupan Surabaya

    Bidang Kerasulan Umum 27

    dengan memberikan dukungan animasi, fasilitasi dan

    promosi. Animasi dapat berupa menyelenggarakan

    kegiatan sosialisasi, visitasi dan seminar tentang CU.

    Sedangkan fasilitasi dapat berupa, dukungan finansial,

    perlengkapan dan pelatihan kepada pengurus CU. Hal

    yang

    diingat

    dalam

    pembentukan

    CU

    ialah

    memperhatikan keberadaan kelompok atau paguyuban

    yang telah memiliki modal sosial persekutuan. Misalnya,

    paguyuban doa, kelompok anak asuh atau penerima

    bantuan sosial. Namun tetap diusahakan pendidikan

    terus-menerus agar persekutuan tersebut saling

    mensejahterakan

     Program kegiatan konkrit ‘Credit Union’ (CU) dari DPP yang bisa dilakukan, antara lain:

    1. Sosialisasi CU

    2. Pembentukan forum CU

    3. Peningkatan kapasitas dan manajemen pengurus 4. Penguatan nilai CU

    5. Pengembangan kerjasama antar CU

    6. Pengembangan kerjasama wirausaha dan CU 7. Mengapa menghayati NILAI ‘saling percaya’ (trust)?

     Nilai ‘saling percaya’ menjadi dasar pijakan dalam melangkah karena:

    1. Unsur ‘eksistensi’ dari kata ‘Credit Union’ sendiri. Kata Credit Union berasal dari bahasa latin, Credere yang berarti percaya dan Union yang berarti kumpulan / kesatuan (mengikat diri dalam suatu kesatuan).

    Jadi CU (Credit Union) adalah badan usaha yang dimiliki oleh sekumpulan orang yang ‘saling percaya’ yang menghimpun modal dari anggota dan mengembangkan solidaritas dan saling peduli, untuk mewujudkan kesejahteraan

    (28)

    Arah Dasar Keuskupan Surabaya

    Bidang Kerasulan Umum 28

    2. Unsur ‘tujuan’ dari ‘Credit Union’ sendiri. Tujuannya untuk mengembangkan semangat swadaya, tumbuh dan berkembang dari kekuatan anggota sendiri, solidaritas mewujudkan rasa setia kawan dan saling peduli serta proses terus-menerus untuk mengubah pola pikir anggota dengan membangun mentalitas untuk menabung, merencanakan masa depan atau mengembangkan usaha demi mewujudkan kesejahteraan bersama. Dari anggota itu sendiri; dari anggota, oleh anggota, dan untuk anggota. 3. Unsur ‘pendidikan’

    Credit Union lahir dari pendidikan, berkembang melalui pendidikan dan bergantung dari penddikan, oleh karena itu setiap calon anggota(masyarakat) yang akan bergabung dengan CU wajib untuk mengikuti pendidikan. Tujuan

    utama pendidikan adalah untuk mengenal dan

    memperdalam seluk beluk CU, penyamaan visi misi sebagai anggota CU, perubahan-perubahan aspek mental, emosional, perubahan prinsip dan paradigma hidup. 8. Sebutkan beberapa contoh kegiatan yang bisa diprogramkan

    oleh Seksi Pengembangan Sosial Ekonomi atau Seksi Sosial?  Ada beberapa contoh, bisa ditambah berdasarkan kebutuhan,

    misalnya:

    1. Sosialisasi (seminar, lokakarya) prioritas program

    kewirausahaan di lingkungan, wilayah dan paroki 2. Peningkatan kapasitas pendamping kewirausahaan

    3. Peningkatan kapasitas dan pelatihan (keuangan, produksi dan pemasaran) pelaku kewirausahaan

    4. Pembentukan forum, jejaring dan kerjasama antar pelaku kewirausahaan

    5. Sosialisasi (seminar, lokakarya) prioritas program CU di lingkungan, wilayah dan paroki

    6. Peningkatan kapasitas pengawas dan pengurus CU 7. Peningkatan kapasitas (manajeman) pengurus CU 8. Pembentukan forum, jejaring dan kerjasama antar CU 9. Perekrutan dan Pendidikan anggota CU secara rutin

    (29)

    Arah Dasar Keuskupan Surabaya

    Bidang Kerasulan Umum 29

    10. Koordinasi dan fasilitasi kegiatan APP di tingkat Paroki, mendukung persiapan bahan Pendalaman Iman APP, mengelola Dana APP Paroki dan membuat rancangan program kegiatan Gerakan / Aksi Nyata APP di tingkat Paroki.

    11. Melaksanakan tugas Karina tingkat Paroki sebagai koordinator dan fasilitator karya kerasulan sosio pastoral dalam bidang pelayanan kemanusiaan dalam lingkup Paroki, secara khusus dan masyarakat luas, secara umum 12. Koordinasi dan kerjasama dengan organisasi sosial: Serikat

    Sosial St. Vincentius, Kerabat Kerja Ibu Theresa, dan lain-lain dalam melakukan kegiatan yang relevan dengan perwujudan prioritas program Arah Dasar Keuskupan. 13. Kaderisasi dan pemberdayaan aktivis sosial paroki

    14. Membuat laporan Evaluasi dan Monitoring kinerja Seksi Sosial

    9. Road map Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi yang dapat digunakan sebagai acuan:

    (30)

    Arah Dasar Keuskupan Surabaya

    Bidang Kerasulan Umum 30

    III. HUBUNGAN ANTARAGAMA DAN KEPERCAYAAN

    1. Nama Bidang Pastoral Hubungan Antaragama dan Kepercayaan:

     Di tingkat Keuskupan

    Bidang Pastoral Hubungan Antaragama dan Kepercayaan (HAK) merupakan Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan (HAK)

     Di tingkat Paroki

    Bidang Pastoral Hubungan Antaragama dan Kepercayaan (HAK) merupakan Seksi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan (HAK)

    2. Apa dasar / landasan teologis adanya Seksi HAK? a. Gaudium Et Spes

    Hati kita selanjutnya kita arahkan juga kepada semua orang yang mengakui Allah, dan dalam tradisi-tradisi mereka melestarikan unsur-unsur religius dan manusiawi. Yang kita harapkan ialah, semoga dialog yang terbuka mengajak kita sekalian, untuk dengan setia menyambut dorongan-dorongan Roh, serta mematuhinya dengan gembira.

    Kerinduan akan dialog seperti itu, yang hanya dibimbing oleh cinta akan kebenaran, tentu sementara tetap berlangsung pula dalam kebijaksanaan sebagaimana mestinya, dari pihak kita tidak mengecualikan siapa pun, termasuk mereka, yang mengembangkan nilai-nilai luhur jiwa manusia, tetapi belum mengenal Penciptanya, begitu pula mereka, yang menentang Gereja dan dengan aneka cara menghambatnya. Karena Allah Bapa itu sumber segala sesuatu, kita semua dipanggil untuk menjadi saudara. Maka dari itu karena mengemban panggilan manusiawi dan ilahi yang sama itu, kita dapat dan memang wajib juga bekerja sama tanpa kekerasan, tanpa tipu muslihat, untuk membangun dunia dalam damai yang sejati. (Gaudium Et Spes. Konstitusi Pastoral Tentang Gereja Di Dunia Dewasa Ini, art. 92)

    (31)

    Arah Dasar Keuskupan Surabaya

    Bidang Kerasulan Umum 31 b. Nostra Aetate

    Gereja Katolik tidak menolak apapun yang benar dan suci di dalam agama-agama ini. Dengan sikap hormat yang tulus Gereja merenungkan cara-cara bertindak dan hidup, kaidah-kaidah serta ajaran-ajaran, yang memang dalam banyak hal berbeda dari apa yang diyakini dan diajarkannya sendiri, tetapi tidak jarang toh memantulkan sinar Kebenaran, yang menerangi semua orang. Namun Gereja tiada hentinya mewartakan dan wajib mewartakan Kristus, yakni “jalan, kebenaran dan hidup” (Yoh 14:6); dalam Dia manusia menemukan kepenuhan hidup keagamaan, dalam Dia pula Allah mendamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya. Maka Gereja mendorong para puteranya, supaya dengan bijaksana dan penuh kasih, melalui dialog dan kerja sama dengan para penganut agama-agama lain, sambil memberi kesaksian tentang iman serta perihidup kristiani, mengakui, memelihara dan mengembangkan harta-kekayaan rohani dan moral serta nilai-nilai sosio-budaya, yang terdapat pada mereka. (Nostrae Aetate, Pernyataan Tentang Hubungan Gereja Dengan Agama-Agama Bukan Kristiani, art. 2)

    3. Apa saja PRIORITAS PROGRAM Bidang Pastoral ‘Hubungan Antaragama dan Kepercayaan (HAK)’?

     Seluruh program kegiatan Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan (HAK) diarahkan pada dua hal:

    1. Pengembangan pemahaman umat mengenai pluralitas (agama, budaya, ekonomi) & dialog

    2. Pengembangan kesadaran dan partisipasi umat dalam keterlibatan hidup di tengah masyarakat

     Seluruh program kegiatan Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan (HAK) diresapi dengan peningkatan penghayatan akan:

    1. Keyakinan akan jati dirinya dan keterbukaan untuk menerima perbedaan

    (32)

    Arah Dasar Keuskupan Surabaya

    Bidang Kerasulan Umum 32 RUMUSAN CITA-CITA BERSAMA TENTANG GEREJA

    RUMUSAN

    PRIORITAS PROGRAM BIDANG PASTORAL & NILAI-HIDUP

    NO BIDANG

    PASTORAL

    “PRIORITAS PROGRAM” “NILAI-NILAI YANG DIHAYATI” 3. HUBUNGAN ANTAR

    AGAMA & KEPERCAYAAN

    Pengembangan pemahaman

    umat mengenai pluralitas (agama, budaya, ekonomi) &

    dialog

    Keyakinan akan jati dirinya dan keterbukaan untuk menerima perbedaan Pengembangan kesadaran

    dan partisipasi umat dalam keterlibatan hidup di tengah masyarakat

    Ketulusan untuk

    menampilkan apa yang dihayati/ diyakini

    4. Apa saja UNSUR/KEGIATAN-KEGIATAN KONKRIT dari DPP dalam prioritas program (1) : ‘Pengembangan pemahaman umat mengenai pluralitas (agama, budaya, ekonomi) & dialog’?  Ada tiga unsur pokok yang perlu diperhatikan dalam prioritas

    program ini :

    1. Pengembangan pemahaman umat

    untuk mengembangkan pemahaman dan kesadaran antar agama dan budaya, dapat melalui tiga aspek penting, yakni

    Pertama, lewat pendidikan yang menerima, menghargai, menghormati keberagaman agama dan budaya.

    Kedua, kesadaran tersebut harus dikembangkan dengan proses belajar melalui dialog-dialog.

    Ketiga, membangun kemampuan bersikap peka dan kritis terhadap situasi yang berkembang disekitarnya.

    2. Pluralitas (agama, budaya, ekonomi)

    Memiliki wawasan tentang Pluralitas adalah menerima dan mengakui keberagaman, keanekaragaman serta saling menghargai dan menghormati tanpa kehilangan identitas dirinya.

    "Gereja Keuskupan Surabaya sebagai persekutuan murid-murid Kristus yang semakin dewasa dalam iman, guyub, penuh pelayanan dan misioner"

    (33)

    Arah Dasar Keuskupan Surabaya

    Bidang Kerasulan Umum 33 3. Dialog

    Dialog yang baik bila terjadi komunikasi yang setara tanpa saling merendahkan sesamanya. Untuk membangun hubungan yang baik dibutuhkan komunikasi karena dengan demikian kita bisa bersama-sama memperkaya diri dengan pengetahuan dari agama-agama lain tanpa kehilangan identitas dirinya.

    Komunikasi yang baik membuat kita lebih terbuka, jujur dan berpikir positif terhadap agama lain. Dialog yang sejati meliputi pemahaman diri ke dalam, pengenalan akan partner dialog, dan ketekunan membaca tanda- tanda zaman untuk melakukan dialog.

    Ada empat model dialog yang hendaknya diwujudkan yaitu Dialog Hidup, Dialog Karya, Dialog Teologis dan Dialog Pengalaman Religius.

    1. Dialog Hidup

    melalui pendekatan dan hubungan-hubungan pribadi dengan saudara-saudara kita yang berbeda agama. 2. Dialog Karya,

    yang ditekankan adalah kerjasama demi kemajuan umat manusia untuk mewujudkan kesejahteraan, terutama bagi kaum miskin, terpinggirkan dan yang menanggung ketidakadilan.

    3. Dialog Teologis

    mencakup pertukaran–pertukaran pandangan teologis. 4. Dialog Pengalaman Religius

    adalah membagikan kekayaan rohani kepunyaan sendiri antar orang-orang beriman, yang berpegang kuat kepada tradisi kepunyaan sendiri.

    5. Mengapa menghayati NILAI ‘Keyakinan akan jati dirinya dan keterbukaan untuk menerima perbedaan’?

     NILAI ‘Keyakinan akan jati dirinya dan keterbukaan untuk menerima perbedaan’ sebagai pijakan dalam melaksanakan program ini karena:

    (34)

    Arah Dasar Keuskupan Surabaya

    Bidang Kerasulan Umum 34

    1. Tugas perutusan Gereja: "Gereja mendorong para puteranya, supaya dengan bijaksana dan penuh kasih, melalui dialog dan kerja sama dengan para penganut agama-agama lain, sambil memberi kesaksian tentang iman serta perihidup kristiani, mengakui, memelihara dan mengembangkan harta-kekayaan rohani dan moral serta nilai-nilai sosio-budaya, yang terdapat pada mereka." (Deklarasi NA 2, artikel 3)

    2. Modal utama dalam mengadakan dialog karena nilai ini mengandung sikap kerendahan hati, sudi mendengar orang lain dan mengakui hal-hal yang baik yang terdapat pula di dalam agama-agama lain. Namun pada saat yang sama, berpegang teguh pada ajaran iman, jati diri kita. Menghargai tidak sama dengan mengkompromikan ajaran iman kita. Dalam dialog kita memberi keluasan pada Roh Kudus untuk bekerja di dalam hati tiap-tiap orang, bahkan di dalam hati kita sendiri.

    6. Apa saja UNSUR/KEGIATAN-KEGIATAN KONKRIT dari DPP dalam prioritas program (2): ‘Pengembangan kesadaran dan partisi-pasi umat dalam keterlibatan hidup di tengah masyarakat’?  Prioritas proram (2) lebih mengarah pada peran aktif seksi

    HAK dalam tugas perutusannya. Ada lima unsur pokok dalam menjalankan peran dan keterlibatannya sebagai :

     Inspirator,

    yakni mengilhami umat agar lebih terbuka terhadap umat beragama lain karena Gereja adalah tanda dan sarana persatuan manusia dengan Allah dan antarmanusia (LG 1).  Animator,

    yakni menjiwai umat dengan semangat dasar Tuhan Yesus Kristus yang mengajarkan hukum kasih kepada Allah dan sesama sebagai hukum terpenting dan tertinggi (Lukas 10:27), bahkan mengasihi musuh (Lukas 6:27, 35).

     Komunikator,

    yakni mewartakan seruan persaudaraan sejati sebagai semangat Kerajaan Allah dan menjadi sarana penghubung

    (35)

    Arah Dasar Keuskupan Surabaya

    Bidang Kerasulan Umum 35

    antarumat beragama dan penghayat kepercayaan, sebab Allah berkenan menyelamatkan semua orang (ITim. 2:3-4).  Motivator,

    yakni menggerakkan umat baik secara internal-seiman maupun eksteral-beriman lain menuju titik temu perjuangan agar antarmanusia mengembangkan "sikap hormat yang tulus atas apa yang benar dan suci" (NA 2), "supaya menjalin dialog dan kerjasama membela dan mengembangkan keadilan sosial bagi semua orang, nilai-nilai moral maupun perdamaian dan kebebasan" (NA 3).  Mediator,

    yakni menjadi penghubung dan perantara Gereja Katolik dalam menjalin, membina, dan meningkatkan hubungan baik dengan umat beragama dan kepercayaan lain dengan mengembangkan "sikap hormat yang tulus atas apa yang benar dan suci" (NA 2) yang terdapat dalam agama-agama dan kepercayaan lain.

    7. Mengapa menghayati NILAI ‘Ketulusan untuk menampilkan apa yang dihayati/ diyakini’?

     NILAI ‘Ketulusan’:

    Nilai ‘ketulusan untuk menampilkan apa yang dihayati/ diyakini’ menjadi sangat penting, sekaligus sudah menjadi sangat langka dalam kehidupan masyarakat kita saat ini. Nilai ‘ketulusan’ mengandung unsur-unsur:

    1. Kejujuran

    Kejujuran adalah menjadi sama dengan aslinya, yang kelihatan di luar (penampilan kita) sama dengan apa yang ada di dalam hati kita. Menjadi tulus berarti jujur, apa ada-nya, tidak pura-pura, tanpa topeng , bukan basa-basi. 2. Segenap hati

    Lawan dari ketulusan adalah kemunafikan. Akar kemunafikan adalah hati yang tidak dipersembahkan sepenuhnya kepada Allah (Mat 15:7-9). Itulah sebabnya hukum yang terutama adalah mengasihi Allah dengan segenap hati. Inilah inti kekristenan sejati dan kunci untuk menjadi tulus.

    (36)

    Arah Dasar Keuskupan Surabaya

    Bidang Kerasulan Umum 36

    8. Sebutkan beberapa contoh kegiatan yang bisa diprogramkan oleh Seksi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan?

     Ada beberapa contoh, bisa ditambah berdasarkan kebutuhan, misalnya:

    1. Sosialisasi (seminar, lokakarya) dokumen gereja tentang dialog kepada perangkat pastoral, tokoh / pemuka masyarakat, organisasi sosial kemasyarakatan Katolik dan seluruh umat di Paroki.

    2. Sosialisasi dialog kehidupan, karya, religius dan teologis di lingkungan dan wilayah serta mendorong perwujudannya 3. Sosialisasi UU, PP atau PERDA dan berbagai kebijakan yang

    dibuat Pemerintah Daerah kepada perangkat pastoral, tokoh/pemuka masyarakat, organisasi sosial kemasya-rakatan Katolik dan seluruh umat di Paroki, agar me-mahami isi dan konsekuensi dari produk hukum tersebut. 4. Pelatihan dan implementasi Analisa Sosial kepada

    perangkat pastoral dan seluruh umat di Paroki untuk mengetahui situasi sosial politik setempat.

    5. Pengenalan dan menjalin relasi dan jaringan dengan pimpinan, tokoh agama, tokoh budaya serta organisasi keagamaan dan budaya setempat (FKUB, BAMAG, NU, Muhammadiyah, Walubi, Matakin, Aliran Kepercayaan) 6. Pengenalan dan membangun relasi dan jaringan dengan

    pimpinan, tokoh pemerintahan setempat (Kementrian Agama, Bakesbanglinmaspol dll)

    7. Dialog dan kerjasama dengan agama dan kepercayaan serta budaya lain yang ada di lingkungan paroki, dalam rupa dialog kehidupan, karya, religius dan teologis

    8. Mengadakan koordinasi dengan pastor paroki, DPP, BGKP, masyarakat sekitar serta pihak pemerintah terkait, dalam proses pembangunan gedung gereja dan melakukan pengumpulan data dan fakta jika menemui masalah untuk mencari penyelesaian yang terbaik

    (37)

    Arah Dasar Keuskupan Surabaya

    Bidang Kerasulan Umum 37 9. Kaderisasi dan pemberdayaan aktivis HAK paroki

    10. Membuat laporan Evaluasi dan Monitoring kinerja Seksi HAK

    9. Road map Komisi Hubungan antar Agama dan Kepercayaan yang dapat dijadikan acuan:

    Marilah kita mengembangkan dialog dan kerjasama antaragama dan kepercayaan yg saling penuh hormat demi tegaknya Kerajaan

    Allah. "Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.

    (38)

    Arah Dasar Keuskupan Surabaya

    Bidang Kerasulan Umum 38 SEMBILAN LANGKAH

    MENGELOLA PRIORITAS PROGRAM ARDAS 1. PENGANTAR

    Dalam Injil Yohanes 21:1-14 “Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias” dikisahkan: Setelah Tuhan bangkit, untuk ketigakalinya Dia menampakkan diri kepada para murid, di pantai danau Tiberias. Hati mereka masih dalam suasana ‘galau’, namun mereka harus kembali ke kegiatan semula: menangkap ikan. Malam itu, mereka tidak menangkap apa-apa.

    Pada umumnya setelah acara besar selesai, suatu paroki kembali normal seperti biasanya. Seakan Tuhan sudah pergi, suhu semangat mulai menurun. Lama kelamaan agenda dan ‘greget’ mulai terabaikan. Orang lalu komentar, “Wah paroki kok kelihatannya sepi ya. Ayo kita buat kegiatan agar bersemarak lagi.” Maka spontan kegiatan demi kegiatan diadakan.

    Apa hal-hal yang perlu DIPERHATIKAN dalam ‘membuat kegiatan’? Hendaknya kegiatan dibuat

     Bukan karena KESUKAAN, KEBIASAAN atau TREND, melainkan karena : BAIK, BENAR & TEPAT SASARAN (sesuai dengan Ardas: 30 Prioritas Program Pastoral dan Nilai)

     Bukan karena BANYAK-nya kegiatan, melainkan karena EFEKTIF (strategis) nya bagi reksa pastoral umat

     Bukan karena SIAPA yang usul, melainkan karena KEBUTUHAN umat Allah

     Bukan karena demi KETENARAN TIM, melainkan demi terbangunnya PERSEKUTUAN IMAN yang DEWASA

    1.1. Situasi kita, bagaikan menyongsong jaman baru

    Dalam Injil Yohanes 21:15-17, sebanyak tiga kali Tuhan Yesus menanyai Petrus, “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” Tiga kali Tuhan berfirman: GEMBALAKANLAH DOMBA-DOMBAKU!

    Pengulangan yang menandaskan PENTING dan SERIUSnya apa yang ditanyakan Tuhan: ada hubungan yang essensial antara CINTA dan PENGGEMBALAAN (pastoral).

    Di bulan April 2007, Msgr. Vinsentius Sutikno dipilih oleh Paus sebagai Uskup (Gembala Utama) di Keuskupan Surabaya. Paus adalah pewaris tahta santo Petrus.

    Pertanyaan Tuhan Yesus kepada Petrus juga ditanyakan kepada Uskup. Apakah tanda bahwa uskup mencintai Yesus? Cinta kepada Tuhan memuat juga tanggungjawab penggembalaan bagi umat. Bukti bahwa uskup mencintai Tuhan adalah jikalau uskup sungguh sungguh serius dalam

    (39)

    Arah Dasar Keuskupan Surabaya

    Bidang Kerasulan Umum 39

    menggembalakan umat se-Keuskupan Surabaya yang terdiri dari 8 Kevikepan (43 paroki) ini.

    Uskup secara pribadi mendengarkan Suara Tuhan yang berbicara melalui umat (kebersamaan persekutuan) yang dicapai melalui Musyawarah Pastoral (MUPAS). Hasilnya adalah Arah Dasar (ARDAS).

    Tahun 2009 diadakan MUPAS dan menghasilkan 3 MANDAT ARDAS: 1. Cita-cita bersama ARAH DASAR Keuskupan Surabaya

    2. 30 Prioritas Program bagi setiap kegiatan yang dilakukan oleh 15 Bidang Strategis Pastoral

    3. 30 Nilai Motivasional pembentuk karakter kristiani yang mesti dihayati dalam setiap program

    Hasil MUPAS ini diyakini sebagai kehendak Tuhan yang mesti dijalankan untuk dipertanggung jawabkan selama 10 tahun (2010-2019). Ada pepatah Latin “Vox Populi vox Dei” artinya suara (aspirasi) Umat/rakyat merupakan suara Tuhan.

    Sejak tahun 2010 diawali dengan Surat Gembala ARDAS tahun Keluarga dan Habitus Baru, mandat ARDAS mulailah dilaksanakan. Diawali dengan sosialisasi diberbagai lini. Maka sambil memonitor perjalanan selama tiga tahun ini, kita semua berusaha terus SETIA mengikuti ARDAS sebagai wujud nyata KESETIAAN kita mengikuti Tuhan.

    1.2. Yang jelas, kita belajar bersama

    Para Pastor Paroki (baik projo maupun tarekat) adalah orang yang ditahbiskan uskup untuk ambil bagian dalam penggembalaan uskup tersebut. Para Pastor diutus untuk menggembalakan umat paroki yang diserahkan kepadanya ATAS NAMA USKUP. Maka apa saja yang dimandatkan Tuhan untuk dilakukan oleh uskup (reksa pastoral keuskupan), itulah yang dilakukan pastor paroki bagi jemaat yang digembalakannya. Para Pastor tidak bisa semau minatnya sendiri melakukan sesuatu bagi umat tanpa berkoordinasi dengan uskup yang mengutusnya

    .

    DPP-BGKP yang didalamnya ada seksi-seksi adalah Tim Pastoral Pastor Paroki. DPK dibentuk oleh Uskup untuk membantunya menggiatkan dan mengawal jalannya ARDAS.

    Jikalau Tuhan bertanya kepada Uskup apakah mencintai Tuhan, maka jikalau jawabannya ‘YA’, pertanyaan selanjutnya adalah:

    o Bagaimana kesungguhannmu dalam menggembalakan domba-dombaKu?

    o Apakah mandat-KU melalui ARDAS sudah dijalankan dengan baik? o Sejauhmana ARDAS diketahui, dihayati dan diperjuangkan oleh