Empat dasar pertimbangan yang harus dilakukan dalam menentukan proporsi jumlah soal

alat musik apakah ini​

ubah lah kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung "Bapak!" Panggil Dian." Ayo kita pulang Sudah malam.​

buatlah teks produser yang sumbernya dari alquran dan hadist?Tolong jawab dong​

Di kampung Randu, Kota Padang, ada sebuah rumah kayu beratapkan seng. Letaknya jauh dari pohon-pohon kayu yang rindang. Jika ditilik perkakas rumah in … i dan susunannya, nyatalah rumah ini suatu rumah yang tiada dipelihara benar-benar karena sekalian yang ada di dalamnya terlalu tua, kotor, dan tempatnya tiada teratur dengan baik. Di serambi, hanya ada sebuah lampu gantung yang telah berkarat besi-besinya. Sebutkan aspek² yang digambarkan dalam kutipan teks deskripsi tersebut

ubah lah kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung 1.Ibu berteriak, "Sony, ambilkan ember di kamar mandi." 2."Jangan lupa tutup pintunya!" Ibu m … engingatkan Desi.​

ubah kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung "Bapak malam" !" Panggil Dian." Ayo kita pulang, Sudah onu ambilkan ember di kamar mandi!"​

ganti kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung "kepalaku pusing, tolong ambilkan obat di tasku." ujar Tina.​

seluruh patung yang ada di infografis di atas terbuat dari tembaga dan bajatepat ataukah tidak tepat pertanyaan tersebutmengapa demikian uraikan penda … patmu​

nilai estestis dalam kutipan novel sejarah "Pangeran Diponegoro Menggagas Ratu Adil" ​

due adalahplisss kasih jawaban kak​

Empat dasar pertimbangan yang harus dilakukan dalam menentukan proporsi jumlah soal

Menganalisis tingkat kesukaran soal artinya mengkaji soal- soal tes dari segi kesulitanya sehingga dapat di peroleh soal-soal mana yang termasuk mudah ,sedang dan sukar. Sedangkan menganalisis daya pembeda artinya mengkaji soal-soal tes dari segi kesanggupan tes tersebut dalam kategori lemah atau rendah dan kategori kuat atau tinngi prestasinya (Wayan Nurkancana, 1983; 134).


A. Taraf kesukaran tes

Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kwalitas yang baik, disamping memenuhi validitas dan reliabilitas adalah daya keseimbangan dari tingkat kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksutkan adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah sedang dan sukar secara porposional. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawabnya, bukan dilihat dari segi guru dalam melakukan analisis pembuat soal.

Ada beberapa dasar pertimbangan dalam menentukan proporsi jumlah soal kategori mudah sedang dan sukar.Pertimbangan pertama adalah adanya keseimbangan, yakni jumlah soal sama untuk ke tiga kategori tersebut. dan ke dua proposi jumlah soal untuk ke tiga kategori tersebut artinya sebagian besar soal berada dalam kategori sedang sebagian lagi termasuk kategori mudah dan sukar dengan proporsi yang seimbang.

Perbandingan antara soal mudah sedang sukar bisa di buat 3-4-3. Artinya, 30% soal kategori mudah 40% soal kategori sedang dan 30% lagi soal kategori sukar.

Di samping itu oleh karena suatu tes dimaksutkan untuk memisahkan antara murid-murid yang betul-betul mempelajari suatu pelajaran dengan murid-murid yang tidak mempelajari pelajaran itu, maka tes atau item yang baik adalah tes atau item yang betul-betul dapat memisahkan ke dua golongan murid tadi. Jadi setiap item disamping harus mempunyai derajat  kesukaran tertentu, juga harus mampu membedakan antara murid yang pandai dengan murid yang kurang pandai.

Setelah judgment dilakukan oleh guru kemudian soal tersebut di uji cobakan dan dianalisis apakah judgment tersebut sesuai atau tidak. Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan:

I   =Indeks kesulitan untuk setiap butir soal

B =Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal

N =Banyaknya yang memberikan jawaban pada soal yang di maksudkan.

Kriteria yang digunakan makin kecil indeks yang di peroleh makin sulit soal tersebut. Sebaliknya makin besar indeks yang diperoleh makin mudah soal tersebut.

Menurut keiteria yang sering di ikuti indeks kesukaran sering di klasifikasikan sebagai berikut :

· Soal dengan  P  0 – 0,30 adalah soal kategori sukar.

· Soal dengan P  0,31 – 0,70  adalah soal kategori sedang.

· Soal dengan  P  0,71 – 1,00  adakah soal kategori mudah.

Contoh:

Guru SKI memberikan 10 pertanyaan piihan berganda denga komposisi 3 soal mudah , 4 soal sedang , dan 3 soal sukar. Jika di lukiskan susunan soalnya adalah sebagai berikut :

No soal

Abilitas yang Diukur

Tingkat kesukaran soal

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Pengetahuan

Aplikasi

Pemahaman

Analisis

Evaluasi

Sitesis

Pemahaman

Aplikasi

Analisis

Sitesis

Mudah

Sedang

Mudah

Sedang

Sukar

Sukar

Mudah

Sedang

Sedang

Sukar 

Kemudian soal tersebut di berikan kepada 10 orang siswa dan tidak seorang pun yang tidak mengisi seluruh pertanyaan tersebut. Setelah di periksa hasilnya adalah sebagai berikut.

No soal

Banyakya siswa yang menjawab (N)

Banyaknya siswa yang menjawab (B)

Indeks

B

N

Kategori soal

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

18

12

10

20

6

4

16

11

17

5

0,9

0,6

0,5

1,0

0,3

0,2

0,8

0,55

0,85

0,25

Mudah

Sedang

Mudah

Seang

Sukar

Sukar

Mudah

Sedang

Sedang

Sukar

Dari sebaran di atas ternyata ada tiga soal yang meleset, yakni soal nomor 3 yang semula di proyeksikan kedalam kategori mudah, setelah di coba ternyata termasuk kedalam kadegori sedang.demikian,juga soal nomor 4 yang semula di proyeksikan sededang ternyata termasuk kedalam kategori mudah . nomor 9 semula di kategorikan sedang ternyata termasuk kedalam kategori mudah. Sedangkan tujuh soal yang lainya sesuai dengan proyeksi semula atas dasar tersebut ketiga soal diatas harus diperbaiki kembali.

Soal no : 3 dinaikan dalam kategori sedang.

Soal no : 4 diturunkan dalam kategori mudah.

Soal no : 9 di turunkan kedalam kategori mudah.

B. Analisis Daya Pembeda 

Salah satu tujuan analisis kuantitatif soal adalah untuk menentukan dapat tidaknya suatu soal membedakan kelompok dalam aspek yang di ukur sesuai dengan perbedaan yang ada dlam kelompok itu.

Indeks yang di gunakan dalam membedakan peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang berkemampuan rendah adalah indeks daya pembeda.      Indeks ini menunjukkan kesesuaian antara fungsi soal dengan fungsi tes secara keseluruhan. Dengan demikian validitas soal ini sama dengan daya pembeda soal yaitu daya yang membedakan antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang berkemampuan rendah.

1.    Hubungan antara tingkat kesukaran dan daya pembeda.

Tingkat kesukaran berpengaruh langsung pada daya pembeda soal. Jila setiap orang memilih benar jawaban ( P = 1 ), atau jika setiap orang memiliki benar jawaban (P = 0) maka soal tidak dapat digunakan untuk membedakan kemampuan peserta tes. oleh kaena itu soal yang baik adalah soal yang memiliki daya pembeda antara peserta tes kelompok atas dan kelompok rendah. Kelompok rendah memiliki tingkat kemampuam 0.50 dan akan diperoleh daya pembeda kelompok atas maksimal 1.00.

2.    Daya pembeda soal pilihan ganda                  

    Bagaimana menentukan daya pembeda soal pilihan ganda?Yang menunjukkan tingkat kesukaran soal pilihan ganda. Daya pembeda di tentukan dengan melihat kelompok atas dan kelompok bawah berdasarkam sekor total. perhatikan tabel berikut.

No

Peserta

Nomor soal

Skor

Total

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Aan

Adi

Ana

Andi

Candra

dian

Risma

sasa

titik

uun

1

1

1

1

1

1

1

1

0

0

8

3

7

8

4

8

3

6

4

4

1

0

0

0

1

0

0

0

1

0

1

1

1

1

0

1

1

1

0

0

1

1

1

1

1

1

1

1

0

0

1

0

1

0

1

0

0

0

1

0

1

1

1

1

1

1

1

1

0

0

1

0

0

0

1

0

0

0

1

0

1

1

1

1

0

1

1

0

0

0

1

0

0

1

1

0

0

0

1

0

1

0

0

0

0

0

1

1

1

0

Untuk memudahkan perhitungan sekor yang terdapat pada tabel di urutkan dari peserta tes yang memperoleh skor yang tinggi menuju peserta yang memperoleh sekor yang rendah. Perhatikan tabel berikut:

No

Peserta

Nomor soal

Skor

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Aan

Dian

Andi

Ana

Sasa

Candra

Titik

Uun

Adi

Risma

1

1

1

1

1

1

1

1

0

0

8

8

8

7

6

4

4

4

3

3

1

1

1

1

1

1

1

1

0

0

1

1

1

1

1

1

1

1

0

0

1

1

1

1

0

1

1

1

0

0

1

1

1

1

0

1

1

0

0

0

1

0

1

0

1

0

0

0

1

0

1

0

0

1

1

0

0

0

1

0

1

0

0

0

1

0

0

1

1

0

1

0

0

0

1

0

0

0

1

0

1

0

0

0

1

0

0

0

1

0

Jumlah jawaban benar

10

5

6

6

8

5

5

5

5

0

Jumlah peserta

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

Kesukaran

0.00

0.50

0.60

0.60

0.80

0.50

0.50

0.50

0.5

1.00

Keterangan :

Skor Siswa kelompok atas 6 – 10

Skor Siswakelompok bawah 5 - 1

Berikut ini cara menghitung daya beda:

Nilai DB akan merentang antara nilai -1,00 hingga +1.00. dengan mengambil soal comtoh di atas beberapa kondisi  soal dapat di jelaskan sebagai berikut:

contoh : soal nomor 2 semua siswa kelompok atas dapat menjawab benar dan semua siswa kelompok bawah menjawab salah, maka DB akan + 1,00.  DB  dapat di tentukan besarnya dengan rumus sebagi berikut : PT – PR

PT    =Proporsi siswa yang menjawab benar pada kelompok siswa yang mwmpunyai  kemampuan tinggi

PR    =Proporsi siswa yang menjawab benar pada kelompok siswa yang mwmpunyai  kemampuan rendah

TB    =Jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok siswa yang mempunyai kemampuan tinggi

T    =Jumlah kelompok siswa yang mempunyai kemampuan tinggi.

RB   =Jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok siswa yang mempunyai kemampuan rendah

R   =Jumlah kelompok siswa yang mempunyai kemampuan rendah.

Berikut adalah tabel kategori tingkat kesukaran dalam daya beda.

No soal

Kelompok atas

Kelompok bawah

Daya Beda

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

1.00

1.00

1.00

1.00

0.30

1.00

1.00

0.80

0.00

0.00

1.00

0.00

0.10

0.10

0.60

0.00

0.10

0.10

1.00

0.00

0.00

1.00

0.90

0.90

-0.30

1.00

0.90

0.70

-1.00

0.00

Kembali pada tingkat kesukaran yang di tunjukkan pada tabel dapat kita lihat soal no 9 merupakan soal yang sukar bagi kelompok atas tetapi sangat mudah bagi kelompok bawah soal no 10 merupakan soal yang sangat sukar baik bagi kelompok atas maupun kelompok bawah.  soal nomor 2 dan nomor 6 merupakan soal yang sangat sukar dagi kelompok bawah tetapi relatif mudah untuk kelompok atas. Perhitungan daya beda sangatlah sederhana dan menyajikan informasi yang dapat membedakan masing – masing kelompok berdasarkan kemampuan mereka. (engelhart, 1965) . soal nomor 1 dan nomor 10  tidak menujukkan perbedaan antar kelompok. Tidak adanya perbedaan tingkat kesukaran pada soal nomor 1 dan nomor 10 yang juga menujukkan bahwa soal tidak dapat menujukkan perbedaan antar kelompok. Soal no 5 dan no 9 mempunyai indeks dayabeda yang baik, tetapi terbalik. Tanda negatif  no 5 dan no 9 menujukkan bahwa peserta tes yang kemampuanya tinggi tidak dapat menjawab soal dengan benar  , tetapi peserta tes yang kemampuanya rendah menjawab dengan benar , data setatistik diatas menunjukkan bahwa soal nomor 5 dan 9 merupakan soal yang tidak baik, data setatistik menujukkan bahwa soal nomer 2,3,4,6,7 dan 8 merupakan soal yang baik ditinjau dari daya pembeda.

3.    Daya pembeda soal uraian 

Bagaimana cara menentukan daya pembeda soal uraian? Lankah yang di lakukan untuk menghitung daya pembeda sama seperti yang dilakukan pada soal pilihan ganda. Urutkan seluruh peserta tes berdasarkan perolehan sekor total dari yang tinggi keperolehan sekor yang rendah.

Dari contoh diatasdapat disimpulkan bahwa cara menghitung daya pembeda adalah dengan menempuh langkah sebagai berikut :

1.Memeriksa  jawaban soal semua siswa peserta tes.

2.Membuat daftar peringkat atau urutan hasil tes berdasarkan sekor yang di capainya.

3.Menentukan jumlah siswa kelompok atas dan kelompok bawah.

4.Menghitung selisi tingkat kesukaran menjawab soal antara kelompok atas dan kelompok bawah.

5.Membandingkan nilai selisih yang di peroleh.

6.Menentukan ada tidaknya daya pembeda pada setiap nomor soal dengan kriteria memiliki daya pembeda”.