Faktor apa yang menyebabkan terjadinya perubahan strategi organisasi perjuangan bangsa Indonesia

Akar-Akar Nasionalisme Yang Terkandung Dalam Organisasi Pergerakan Nasional

Perkembangan pendidikan di Indonesia melahirkan golongan cendekiawan. Golongan ini mengakibatkan terjadinya perubahan pola pikir dalam masyarakat Indonesia. Golongan cendekiawan telah menyadarkan rakyat Indonesia untuk bersatu dalam menghadapi kekuasaan Hindia Belanda. Golongan cendekiawan inilah yang mengubah perjuangan bangsa Indonesia dengan menggunakan strategi yang modern. Masa ini dikenal sebagai masa “pergerakan nasional”.

  1. Latar Belakang Lahirnya Pergerakan Nasional

Faktor yang mendorong lahirnya pergerakan nasional berasal ari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri bangsa Indonesia sendiri, diantaranya:

  1. Lahirnya golongan cendekiawan

Politik etik atau balas budi secara tidak langsung mendorong pemerintah Belanda untuk memperbaiki pendidikan di Indonsia. Tujuannya untuk mencetak tenaga kerja yang bisa menulis dan membaca serta mau dibayar dengan upah sangat murah. Pendidikan mendorong lahirnya kelompok baru dalam masyarakat Indonesia, yaitu golongan cendekiawan. Golongan ini menjadi pelopor dalam strategi modern perjuangan bangsa Indonesia. Strateginya yaitu mengutamakan semangat kebangsaan melalui organisasiorganisasi yang didirikannya.

Tiga Serangkai memulai lahirnya golongan cendikiawan
  • Penderitaan dan penindasan serta perlakuan yang deskriminatif

Kebijakan penjajah hanyalah untuk kepentingan dirinya sendiri. Rakyat Indonesia tidak diperhatikan, sehingga kesejahteraan rakyat semakin merosot. Kondisi ini mendorong rakyat Indonesia untuk bersatu dalam melawan bangsa asing.

  • Politik etik atau politik balas budi.

Politik etik lahir sebagai upaya balas budi Belanda pada bangsa Indonesia. Politik etik dilaksanakan setelah pelaksanaan tanam paksa. Politik etik meliputi irigasi, edukasi dan transmigrasi yang membawa perubahan pada masyarakat Indonesia. Edukasi atau pendidian sangat berpengaruh pada rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia dapat memasuki sekolah-sekolah dan banyak didirikan sekolah. Hal ini berdampak pada pola pikir masyarakat Indonesia dan sebagai modal pergerakan nasional.

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar Indonesia dan menjadi pendorong pergerakan nasional di Indoesia. Faktor-faktor tersebut adalah:

  1. Paham demokrasi, liberalisme, sosialisme, dan nasionalisme

Masuknya paham demokrasi, liberalisme, sosialisme dan nasionalisme pada awal abad ke 20 mempengaruhi kondisi di Indonesia. Paham ini dibawa oleh orang barat saat politik pintu terbuka. Paham-paham ini mempengaruhi strategi perjuangan untuk mencapai kemerdekaan dan membawa angin segar untuk bebas dari penjajahan.

  • Kemenangan Jepang atas Rusia

Bangsa Asia pertama kalinya mengalahkan bangsa Eropa (Rusia) pada tahun 1905. Kemenangan ini menyadarkan bangsa Asia dan Afrika, bahwa nasionalisme yang dimiliki mampu mengalahkan bangsa lain.

  • Pegerakan naisonal di Asia dan Afrika

Awal abad 20 di kawasan Asia dan Afrika berkembang pergerakan nasionalisme untuk menentang penjajah, contohnya di India, Cina, Turki, dan Mesir. Nasionalisme yang terjadi di negara-negara tersebut, berpengaruh bagi bangsa Indonesia dalam upaya membebaskan diri dari bangsa asing. Perjuangan dilakukan dengan semangat kebangsaan.

Perjuangan bangsa Indonesia selama berabad-abad untuk menentang penjajah, sebelum tahun 1908 selalu mengalami kegagalan. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kegagalan perjuangan bangsa Indonesia sebelum tahun 1908, diantaranya sebagai berikut:

Perjuangan bangsa Indonesia masih bersifat kedaerahan, tidak saling membantu antar daerah yang satu dengan yang lainnya. Apabila di satu darah terjadi perang maka daerah lainnya tidak ikut terlibat.

  • Persenjataan yang masih sederhana

Bangsa Indonesia dalam berjuang menggunakan senjata yang bersifat tradisional, seperti keris, bambu runcing, rencong, kujang dan lain lainnya. Sementara penjajah sudah menggunakan senjata modern, seperti pistol, meriam, senjata laras panjang.

  • Bangsa kita mudah dipecah belah dengan siasat adu domba (devide et impera)

Belanda menggunakan siasat adu domba untuk memecah belah bangsa Indonesia. Politik adu domba dijalankan untuk melemahkan kekuatan yang dimiliki bangsa Indonesia. Strategi ini dilakukan Belanda dengan ikut campur terhadap perselisihan yang terjadi di suatu daerah. Belanda akan memberi bantuan kelompok yang lemah sehingga kelompok ini menang dalam perselisihan itu. Sebagai imbalannya maka Belanda akan mendapat kekuasaan di daerah itu.

  • Ciri-Ciri Strategi Perjuangan Bangsa Indonesai Pada Abad XX
  1. Perjuangan mengutamakan semangat persatuan

Pada masa ini berkembang semangat nasionalisme sehingga perjuangan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk mengusir penjajah dilandasi semangat persatuan.

Sumpah Pemuda Tonggak Persatuan Indonesia
  • Perjuangan menggunakan organisasi modern.

Perjuangan bangsa Indonesia tidak lagi menggunakan senjata tradisional, tetapi menggunakan organisasi modern. Pada masa ini bayak didirikan organisc. asi modern yang bersifat politik, ekonomi, sosial ataupun keagamaan. Organisasi-organisasi ini memiliki tujuan yaitu mencapai kemerdekaan Indonesia.

  • Pemimpin perjuangan adalah golongan cendekiawan

Pemimpin-pemimpin perjuangan pada masa pergerakan nasional adalah golongan cendekiawan atau golongan cerdik pandai. Perjuangan tidak lagi dipimpin oleh golongan bangsawan atau para pemimpin daerah yang lainnya. Golongan cendikiawan dalam memimpin perjuangan menggunakan pendekatan politik dan strategi modern. Perjuangan yang dilakukan lebih terorganisasi, sehingga perjuangan ini secara perlahan dapat membawa perubahan bagi bangsa Indonesia.

Dilihat 20,503 pengunjung

Hari Kebangkitan Nasional selalu diperingati pada tanggal 20 Mei. Peringatan tersebut tak lepas dari peranan para tokoh nasional dan juga organisasi Boedi Oetomo dalam membangkitkan semangat perjuangan bangsa untuk menuju kemerdekaan.

Salah satu Kebijakan Politik Etis dari Belanda di bidang edukasi secara tidak langsung telah menciptakan perkembangan dalam pendidikan kaum bumiputera, seperti melahirkan tokoh-tokoh intelektual yang menggagas pergerakan nasional.

STOVIA

Pergerakan nasional diawali dengan didirikannya sekolah kedokteran Belanda, STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen). Di penghujung abad ke-19, berbagai wabah penyakit tersebar di Pulau Jawa. Pemerintah kolonial Belanda mengalami kesulitan dalam mengatasi masalah ini karena sangat mahal untuk mendatangkan dokter dari Eropa.

Maka dari itu, pemerintah Hindia-Belanda mendirikan STOVIA untuk menghasilkan dokter-dokter yang berasal dari kalangan pribumi. STOVIA membebaskan biaya pendidikan bagi mahasiswanya untuk menarik minat kaum bumiputera.

Tidak hanya melahirkan dokter yang cakap dalam bidang kesehatan, STOVIA juga melahirkan tokoh-tokoh aktivis cendekiawan yang berintelektual. Aktivis-aktivis kritis ini membuka jalan menuju kemerdekaan Indonesia.

Sebut saja dr. Sutomo, dr. Cipto Mangunkusumo, Gunawan, Suraji, dan R.T. Ario Tirtokusumo. Mereka semua adalah para aktivis intelektual sekaligus pendiri Boedi Oetomo, yakni organisasi pertama di masa pergerakan nasional.

STOVIA berperan menjadi tempat persemaian para remaja-remaja pribumi dalam menumbuhkan semangat nasionalisme. Di sana mereka bertukar pikiran dan ide untuk memajukan bangsa ini serta bangkit dari keterpurukan kolonialisme pemerintah Hindia-Belanda.

Boedi Oetomo

Boedi Oetomo merupakan sebuah organisasi pelajar yang didirikan oleh dr. Sutomo dan para mahasiswa STOVIA seperti yang telah disebutkan tadi. Boedi Oteomo didirikan di Jakarta pada 20 Mei 1908. Organisasi ini bersifat sosial, ekonomi, kebudayaan, serta tidak bersifat politik.

Berdirinya Boedi Oetomo tidak terlepas dari peran dr. Wahidin Sudirohusodo, alumni STOVIA. Wahidin sebelumnya bertemu dengan dr. Sutomo dan Suraji untuk mengemukakan ide-idenya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Setelah pertemuan tersebut dr. Sutomo pun mengadakan pertemuan secara nonformal dengan pelajar-pelajar STOVIA untuk membahas berdirinya organisasi yang bersifat nasional. Pertemuan itu pun membuahkan hasil yang positif, yaitu lahirnya “Perkumpulan Boedi Oetomo”.

Boedi Oetomo selaku organisasi pelajar ini secara samar-samar merumuskan tujuannya untuk kemajuan Tanah Air, di mana jangkauan geraknya yang semula hanya terbatas di Pulau Jawa dan Madura, kemudian diperluas untuk masyarakat Tanah Air seluruhnya dengan tidak memerhatikan perbedaan keturunan, jenis kelamin, dan juga agama. Boedi Oetomo tidak melibatkan diri dalam kegiatan politik. Bidang kegiatan yang dipilihnya adalah pendidikan dan kebudayaan.

Karena hanya bergerak di bidang pendidikan dan kebudayaan, beberapa anggotanya seperti dr. Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) keluar dari Boedi Oetomo sebab menginginkan gerakan yang lebih militan dan langsung bergerak dalam bidang politik.

Namun, Boedi Oetomo tetap berpegang teguh pada prinsipnya untuk berjuang di bidang sosial-budaya dan pendidikan. “Biar lambat asal selamat daripada hidup sebentar mati tanpa bekas”, itulah semboyan Boedi Oetomo yang menggunakan filsafat Pohon Beringin. Meski tumbuhnya lambat, semakin lama semakin besar, kokoh, dan rindang.

Bangkitnya pergerakan nasional

Baca Juga  Merdeka Belajar Episode 19: Rapor Pendidikan Indonesia

Meskipun Boedi Oetomo tidak langsung terjun ke bidang politik, namun semangat dan pemikiran para anggotanya telah menjadi pemicu api perjuangan untuk melepaskan bangsa ini dari jajahan kolonialisme.

Hal ini terbukti dengan tumbuhnya organisasi-organisasi yang juga berjuang di bidang politik secara diplomatis seperti Sarekat Islam, Perhimpunan Indonesia, Indische Partij, Muhammadiyah, dan masih banyak yang lainnya.

Boedi Oetomo telah mengubah perjuangan bangsa Indonesia yang awalnya secara dilakukan secara fisik menjadi perjuangan secara diplomatis. Boedi Oetomo juga mengubah perjuangan yang bersifat kedaerahan menjadi bersifat nasional.

Terakhir, Boedi Oetomo telah memprakarsai satu hal yang paling penting, yaitu membangkitkan semangat nasional untuk mencapai Indonesia merdeka.

Hari Kebangkitan Nasional 2021: Bangkit! Kita Bangsa yang Tangguh!

Pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-113 ini, tema yang diusung adalah “Bangkit! Kita Bangsa yang Tangguh!”. Tema ini mengingatkan kita bahwa semangat kebangkitan nasional mengajari untuk selalu optimis menghadapi masa depan. Mari kita hadapi semua tantangan dan persoalan bersama-sama sebagai pewaris ketangguhan bangsa ini.

Selamat Hari Kebangkitan Nasional Sobat SMP!

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP

Referensi:

//kebudayaan.kemdikbud.go.id/muspres/budi-utomo-20-mei-1908-awal-pergerakan-nasional-indonesia-menuju-indonesia-merdeka/

Buku Sejarah Pergerakan Nasional Dari Budi Utomo sampai dengan Pengakuan Kedaulatan terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1997

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA