Fenomena alam yang merupakan pertanda terjadinya tsunami adalah

Fenomena alam yang merupakan pertanda terjadinya tsunami adalah

Fenomena alam yang merupakan pertanda terjadinya tsunami adalah
Lihat Foto

Kompas.com/VANYA KARUNIA MULIA PUTRI

Ilustrasi faktor penyebab terjadinya tsunami

KOMPAS.com - Tsunami merupakan bencana alam yang terjadi karena adanya aktivitas geologi Bumi. Biasanya berlangsung setelah gempa tektonik.

Walau terjadi di laut, tsunami berbeda dengan ombak pada umumnya. Sebab tsunami bergerak dengan kecepatan tinggi dan sanggup menerjang wilayah yang berjarak ribuan kilometer dari pusatnya.

Menurut Siti Dahlia dan Wira Fazri Rosyidin dalam buku Modul Pembelajaran Geografi Kebencanaan (2021), tsunami adalah gelombang transien (berlangsung sangat cepat dan singkat) yang terjadi karena aktivitas tektonik atau letusan gunung api dasar laut.

Tingkat kedalaman laut sangat memengaruhi gelombang tsunami. Karena kecepatan gelombangnya cenderung menurun seiring berkurangnya kedalaman laut.

Apa faktor penyebab terjadinya tsunami?

Dikutip dari buku Membuka Tabir Tsunami (2020) karangan Hendrik Boby Hertanto, faktor penyebab terjadinya tsunami terbagi menjadi empat, yakni:

  1. Gempa bumi
  2. Letusan gunung berapi bawah laut
  3. Longsor bawah laut
  4. Tumbukan benda luar angkasa.

Baca juga: Syarat Terjadinya Tsunami Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi

Merupakan salah satu penyebab utama terjadinya tsunami.

Gempa merupakan pergerakan lempeng yang memungkinkan terjadinya gesekan atau tumbukan antarlempeng. Sehingga salah satu lempeng mengalami kenaikan dan yang lainnya penujaman.

Dilansir dari buku Ensiklopedia Bencana: Tsunami (2016) oleh Rani Siti Fitriani dkk, berikut beberapa kriteria gempa bumi yang dapat menyebabkan tsunami:

  1. Pusat gempanya berada di laut dan kurang dari 30 kilometer dari permukaan laut
  2. Magnitudo gempanya lebih dari 6 SR (skala Richter).
  3. Sesar gempanya tergolong vertikal.

Letusan gunung berapi bawah laut

Terjadinya pergeseran lempeng bawah laut tak hanya berdampak pada aktivitas tektonik, melainkan turut memengaruhi aktivitas vulkanis.

Fenomena alam yang merupakan pertanda akan terjadinya tsunami adalah air laut surut secara tiba-tiba. Upaya untuk menghindarinya adalah ….

   A.   mencari tempat yang lapang

   B.    mencari tempat yang tinggi

   C.    masuk ke bangunan yang kokoh

   E.    ke jalan raya minta bantuan

Upaya untuk menghindari tsunami adalah mencari tempat yang tinggi.

----------------#----------------

Jangan lupa komentar & sarannya

Email:

Kunjungi terus: masdayat.net OK! :)

Newer Posts Older Posts

Tabir Tewasnya Brigadir J Perlahan Terkuak, Bagaimana Kelanjutannya?

Fenomena alam yang merupakan pertanda terjadinya tsunami adalah

Perbesar

Forum Liputan6

Liputan6.com, Jakarta Penyebab terjadinya tsunami perlu untuk diketahui, sebab bencana ini cukup rawan terjadi di Indonesia. Tsunami adalah gelombang air besar yang diakibatkan oleh gangguan di dasar laut. Kata tsunami dalam bahasa Jepang berarti "gelombang pelabuhan."

Gelombang tsunami bergerak keluar dari sumbernya ke segala arah. Gelombangnya bisa sangat panjang hingga menyebrangi lautan. Bahkan kecepatan gelombang tsunami mencapai 600–900 km/jam.

Mengenal penyebab terjadinya tsunami dapat membantu memehami bencana ini secara keseluruhan. Selain itu, penyebab terjadinya tsunami berbeda dengan gelombang permukaan yang ditimbulkan oleh angin di lautan. Maka, perlu mengetahui penyebab terjadinya tsunami supaya dapat segera menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman.

Berikut ini ulasan mengenai penyebab terjadinya tsunami, tanda-tanda, dan cara menyelamatkan diri yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (7/1/2022).

Fenomena alam yang merupakan pertanda terjadinya tsunami adalah

Perbesar

Gunung Anak Krakatau. (AP Photo/Fauzy Chaniago)

Berikut ini terdapat beberapa penyebab terjadinya tsunami, diantaranya:

1. Gempa Bumi

Penyebab terjadinya tsunami yang pertama adalah terjadinta gempa bumi. Tidak semua gempa bumi mengakibatkan terbentuknya tsunami. Gempa bumi dapat diikuti oleh gelombang tsunami, jika pusat gempa berada di dasar laut dan kedalam pusat gempa kurang dari 60 km. Pada tanggal 26 Desember 2004, gempa bumi dengan kekuatan 9 skala richter di kedalaman 30 km dasar laut sebelah baratdaya Aceh mengakibatkan gelombang tsunami dengan kecepatan awal sekitar 700 km per jam. Gelombang ini menjalar ke segalar arah dari pusat tsunami dan menyapu wilayah Aceh serta Sumatera Utara dengan tinggi gelombang antara 2 hingga 48 meter.

2. Letusan Gunung Api

Penyebab terjadinya tsunami lainnya adalah aktivitas vulkanik, terutama dari gunung berapi yang berada di dekat atau di bawah laut. Umumnya, aktivitas vulkanik menyebabkan naik atau turunnya bibir gunung berapi, memicu tsunami yang mirip dengan tsunami gempa bumi bawah laut. Contoh tsunami ini terjadi di Selat Sunda pada 22 Desember 2018 yang diakibatkan oleh letusan Anak Krakatau.

3. Tanah Longsor

Penyebab terjadinya tsunami yang lainnya adalah tanah longsor, baik yang terjadi di bawah laut maupun yang terjadi di daratan tetapi memindahkan material seperti bebatuan ke laut. Karena longsor bawah laut sering terjadi akibat gempa, longsor dapat memperparah gangguan pada air setelah gempa. Fenomena ini dapat menyebabkan tsunami bahkan pada gempa dengan kekuatan yang biasanya tidak menyebabkan tsunami.

4. Jatuhnya benda langit

Penyebab terjadinya tsunami yang berikutnya adalah jatuhnya benda langit. Hantaman benda langit seperti meteor yang jatuh ke permukaan laut dapat menyebabkan ketidakseimbangan lempeng laut. Ini mengakibatkan gempa dan tsunami yang sangat besar. Tsunami yang disebabkan oleh tabrakan luar angkasa adalah kejadian yang sangat langka. Meskipun tidak ada tsunami yang disebabkan oleh meteor atau asteroid yang tercatat dalam sejarah baru-baru ini, para ilmuwan menyadari bahwa jika benda-benda langit ini menabrak lautan, sejumlah besar air tidak diragukan lagi akan menjadi penyebab terjadinya tsunami.

Fenomena alam yang merupakan pertanda terjadinya tsunami adalah

Perbesar

Ilustrasi tsunami (Unsplash.com)

Setelah mengetahui penyebab terjadinya tsunami, anda juga perlu mengenali tanda-tanda akan terjadinya tsunami supaya dapat segera menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman. Berikut rinciannya:

1. Gempa Besar

Tsunami yang diakibatkan reaksi tektonik akan diawali dengan gempa besar yang umumnya bermagnitudo lebih dari 7. Menurut BNPB, pada umumnya di Indonesia didahului dengan gempa bumi besar dan susut laut. Di Indonesia tsunami terjadi dalam waktu kurang dari 40 menit setelah gempa bumi besar di bawah laut. Biasanya gempa akan berlangsung lebi dari 20 detik.

2. Surutnya Air Laut

Usai gempa bumi besar terjadi, tsunami biasanya ditandai dengan surutnya air laut. Biasanya ikan dan karang akan tampak di permukaan. Surutnya air laut bisa terjadi tiba-tiba usai gempa terjadi. hal ini disebabkan terbukanya lempengan bumi di bawah laut, otomatis air laut akan mengisi ruang yang dibuat oleh lempeng bumi yang terbuka.

3. Suara Gemuruh

Suara gemuruh seperti suara deru kereta atau pesawat jet melintas bisa menandai gelombang tsunami akan datang. Jika mendengar suara gemuruh tiba-tiba, perlu diwaspadai akan bahaya tsunami yang mungkin terjadi. Suara gemuruh ini terjadi akibat adanya pergeseran lempeng bumi dibawah laut.

4. Perilaku Hewan Sekitar

Tanda berikutnya adalah tanda-tanda hewan yang tidak lazim dari biasanya. Biasanya burung-burung akan muncul di area laut. Binatang akan cenderung menjauhi laut karena insting tajam mereka akan bahya yang terjadi.

5. Aktivitas Laut yang Tak Biasanya

Tanda-tanda akan terjadinya tsunami lainnya adalah aktivitas laut yang tidak normal. Gelombang air laut akan datang secara mendadak dan berulang dengan energi yang sangat kuat. Beberapa menit sebelum adanya gelombang besar, akan ada gelombang-gelombang kecil yang menandai kembalinya air laut. Larilah menuju dataran tinggi, pegunungan, ataupun perbukitan untuk menyelamatkan diri dari sapuan gelombat tsunami.

Fenomena alam yang merupakan pertanda terjadinya tsunami adalah

Perbesar

Sejumlah pelajar berlari saat mengambil bagian dalam latihan simulasi gempa bumi dan tsunami di Jimbaran, Bali (5/11/2019). Latihan dilakukan untuk memberikan pengajaran kepada siswa agar mengantisipasi bahaya bencana gempa bumi dan tsunami yang bisa datang sewaktu-waktu. (AFP Photo/Sonny Tumbelaka)

Untuk meminimalisi korban jiwa, berikut adalah 10 langkah penyelamatan diri saat teradi tsunami, sebagaimana dilansir dari Buku Saku Tangkap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Berikut langkahnya:

1. Setelah terjadi gempa bumi hingga berdampak pada rumah, jangan berupaya merapikan kondisi rumah karena gempa susulan bisa saja terjadi.

2. Ketika berada di rumah, tetap tenang dan segera mengarahkan keluarga untuk menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi dan aman.

3. Tidak semua gempa bumi memicu tsunami, namun jika ada peringatan bahaya dari pihak berwenang mengenai potensi terjadinya tsunami, segera menjauh dari daerah pantai.

4. Jika telah sampai di daerah tinggi, tetap bertahan karena gelombang tsunami susulan yang lebih besar bisa saja terjadi.

5. Selalu pantau informasi terkait kondisi terkini dari pihak berwenang.

6. Jangan kembali ke rumah sebelum keadaan dinyatakan aman.

7. Tsunami bisa terjadi tidak hanya sekali sehingga penduduk setempat tak boleh meninggalkan tempat evakuasi sebelum adanya arahan dari pihak berwenang.

8. Hindari menyelamatkan diri dengan melewati jembatan.

9. Bagi yang melakukan evakuasi menggunakan kendaraan dan terjadi kemacetan, segera tinggalkan kendaraan dan evakuasi diri dengan jalan kaki.

10. Jika berada di kapal atau perahu yang tengah berlayar, segera tutup layar dan hindari wilayah pelabuhan.

Lanjutkan Membaca ↓

Fenomena alam yang merupakan pertanda terjadinya tsunami adalah