Garis-garis dilantai yang dilalui oleh penari dan merupakan acuan dalam perpindahan gerak disebut

Garis-garis dilantai yang dilalui oleh penari dan merupakan acuan dalam perpindahan gerak disebut

Ilustrasi menari. Credit: pexels.com/Trinity

Bola.com, Jakarta - Pola lantai adalah bentuk posisi atau formasi pada seni tari. Pola lantai dibuat untuk memperindah pertunjukan dalam melakukan seni tari.

Seperti diketahui, saat melakukan pertunjukan tari, baik yang dilakukan sendiri, berpasangan, maupun berkelompok, biasanya para penari membentuk posisi tertentu atau formasi tertentu.

Dengan adanya pola lantai membuat pertunjukan makin indah dan enak dinikmati. Maka itu, dalam pembuatan pola lantai ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti jumlah penari, ruangan atau panggung pertunjukan, dan gerak tari.

Secara umum, pola lantai dalam seni tari ada dua desain, yakni garis lurus dan lengkung. Pola lantai garis lurus terdiri dari beberapa pola, yakni vertikal, harizontal dan diagonal.

Setiap desain pola lantai tersebut mempunyai keunggulannya masing-masing. Untuk mengetahui lebih jelas, simak penjelasannya di bawah ini.

Berikut ini penjelasan tentang jenis-jenis pola lantai dalam seni tari yang perlu diketahui, seperti dilansir dari emodul.kemdikbud.go.id, Jumat (29/10/2021).

Garis-garis dilantai yang dilalui oleh penari dan merupakan acuan dalam perpindahan gerak disebut

Ilustrasi seni tari. Credit: pexels.com/Michael

Pola lantai merupakan garis yang dilalui penari pada saat melakukan gerak tari. Dalam tarian, terdapat dua pola garis dasar pada lantai, yaitu garis lurus dan lengkung.

Pola lantai garis lurus sering dijumpai pada pertunjukan tari tradisi di Indonesia. Pola lantai garis lurus dapat dilakukan pada jenis penyajian tari berpasangan atau kelompok.

Pola garis lurus terdiri atas pola lantai horizontal, vertikal, dan diagonal. Pengembangan garis lurus pada pola lantai bisa menjadi pola zig-zag, segi tiga, segi empat, segi lima.

Pola lantai vertikal memiliki pola lurus memanjang, bisa membentuk formasi lurus dari depan ke belakang atau sebaliknya. Pola ini bisa dilakukan oleh penari lebih dari satu orang.

Pola ini digunakan tarian klasik karena pola lantai yang satu ini melambangkan ikatan manusia dengan Tuhannya. Jadi, pola lantai ini memiliki arti magis, yang kuat dan mendalam.

Sementara itu, pola lantai horizontal memiliki bentuk barisan, dengan posisi penari berjajar dari kiri ke kanan, atau berjajar dari kanan ke kiri. Pola lantai horizontal mempunyai arti yang melambangkan ikatan manusia satu dengan manusia yang lain.

Sedangkan, pola lantai diagonal memiliki bentuk garis menyudut ke kanan atau ke kiri. Hal itu agar tarian terlihat lebih kukuh dan kuat.

Tak hanya itu, pola lantai yang satu ini bisa membuat penari menjadi lebih indah, saat membawakan suatu tarian.

Garis-garis dilantai yang dilalui oleh penari dan merupakan acuan dalam perpindahan gerak disebut

Ilustrasi menari secara berkelompok. Credit: pexels.com/Tim

Selain garis lurus, pola lantai dapat juga berbentuk garis lengkung. Garis melingkar atau melengkung tak hanya memberi kesan lembut, tetapi juga manis.

Pola lantai dengan menggunakan garis lurus dan garis lengkung biasanya digunakan untuk tarian yang berhubungan dengan hal magis atau keagamaan.

Selain itu, pola lantai garis lengkung banyak digunakan pada tari tradisional. Pola lantai dalam tari rakyat biasanya menggunakan campuran antara kedua pola lantai tersebut.

Sedangkan garis lengkung bisa membentuk lingkaran, angka delapan, lengkung seperti busur yang menghadap ke depan dan belakang, dan lengkung ular.

Garis-garis dilantai yang dilalui oleh penari dan merupakan acuan dalam perpindahan gerak disebut

Ilustrasi menari. Credit: pexels.com/Gustavo

Dalam penampilan tari, baik tradisional maupun kreasi baru, penggunaan pola lantai sudah menjadi suatu hal yang harus diperhatikan.

Pengunaan pola lantai tidak hanya sekadar menempatkan posisi penari di atas panggung, tetapi juga bermakna sesuai tema dari penampilan tarian tersebut.

Pola lantai pada tari tradisional memiliki fungsi, antara lain:

a. Memperkuat atau memperjelas gerakan-gerakan dari peranan tertentu.

b. Membantu memberikan tekanan atau kekuatan pada suatu tokoh tertentu yang ditonjolkan.

c. Menghidupkan karakteristik gerak dari keseluruhan pertunjukan tari.

d. Membentuk komposisi, menyesuaikan tari dengan bentuk ruang pertunjukan.

e. Untuk memperindah suatu tarian.

Sumber: Kemdikbud

Gerakan penari Saman saat tampil dalam pembukaan Festival Tari Saman di Gayo Lues, Aceh. Foto: Suparta/acehkini

Pola lantai menjadi salah satu bagian penting dalam seni tari. Bagian ini harus dikuasai oleh para penari agar tarian yang dipentaskan dapat berlangsung dengan indah dan menarik.

Sejatinya, pola lantai adalah garis di lantai yang dilalui oleh penari ketika melakukan gerak tari berupa perpindahan dari satu tempat ke tempat lain. Pola ini seringkali disebut sebagai garis imajiner.

Biasanya, pola lantai digunakan untuk tarian secara berpasangan atau berkelompok. Kendati demikian, pola lantai seni tari juga dapat diterapkan untuk para penari tunggal.

Pola lantai memiliki beberapa fungsi, di antaranya:

  • Menjaga formasi penari agar tarian tetap rapi.

  • Memperindah tarian yang dipentaskan.

  • Menciptakan kekompakan para penari.

  • Memudahkan penataan gerakan tarian.

  • Mempermudah gerakan perpindahan.

Tari Pendet. Foto: Wikipedia

Pada dasarnya, pola lantai dalam seni tari terbagi menjadi empat jenis. Apa saja? Simak ulasannya berikut.

Pola Lantai Lurus Vertikal

Pola lantai lurus vertikal dapat diartikan sebagai pola lurus memanjang. Dalam pola ini, beberapa penari akan membentuk susunan formasi lurus dari depan ke belakang, ataupun sebaliknya.

Meskipun sederhana, pola lantai lurus vertikal mengandung makna yang mendalam. Pola ini mencerminkan ikatan manusia dengan tuhannya masing-masing.

Contoh: Tari Yospan, Tari Pasambahan, Tari Baris Cengkedan, Tari Serimpi

Pola lantai horizontal cukup mirip dengan pola lantai lurus vertikal. Pola ini menampilkan susunan formasi yang bergaris lurus, namun bentuk barisannya berjejer dari kiri ke kanan, ataupun sebaliknya.

Seperti pola lurus vertikal, pola ini juga mengandung makna yang kuat. Pasalnya, pola lantai horizontal menggambarkan hubungan satu manusia dengan manusia lain, sebagai makhluk sosial.

Contoh: Tari Saman, Tari Indang.

Pola lantai diagonal merupakan susunan formasi yang membentuk garis menyudut ke kanan atau ke kiri. Formasi ini menunjukkan kesan yang dinamis, namun tetap kokoh.

Contoh: Tari Pendet, Tari Sekapur Sirih, Tari Gending Sriwijaya.

Pola garis melengkung menunjukan susunan yang membentuk lengkungan. Pola ini mencerminkan formasi yang lembut namun lemah. Pola garis melengkung terbagi menjadi beberapa jenis, yakni garis lingkaran, angka delapan, lengkung ular, dan huruf U.

Contoh: Tari Piring, Tari Mabadong, Tari Randai.