Hal apa yang harus Anda kemukakan saat menulis argumentasi dalam teks editorial?

Hal apa yang harus Anda kemukakan saat menulis argumentasi dalam teks editorial?

Ilustrasi mengetik di laptop. (Image by Daniel Friesenecker from Pixabay)

Bola.com, Jakarta - Teks editorial adalah jenis teks yang berisi tentang pandangan pribadi terhadap suatu peristiwa atau masalah aktual, fenomenal, dan kontroversial. Teks editorial tersebut dibuat dengan tujuan mengajak dan memberi pandangan kepada khalayak umum.

Harapannya para pembaca atau pendengar tersebut ikut berpikir dan memberikan solusi terhadap peristiwa yang sedang banyak dibicarakan di tengah masyarakat.

Dalam pengungkapannya, teks editorial harus dilengkapi dengan bukti, fakta serta alasan yang logis agar pembaca yakin dan bisa menerimanya.

Dalam teks editorial juga terdapat argumentasi. Adanya argumentasi tersebut untuk menguatkan sikap penulis terhadap masalah yang sedang berkembang di masyarakat.

Argumentasi bisa berupa pernyataan atau data hasil penelitian, pernyataan para ahli, serta fakta-fakta yang sesuai referensi yang bisa dipercaya.

Berikut ini rangkuman tentang cara menulis teks editorial yang baik, seperti dilansir dari emodul.kemdikbud.go.id, Rabu (3/11/2021).

Hal apa yang harus Anda kemukakan saat menulis argumentasi dalam teks editorial?

Ilustrasi menulis. Credit: pexels.com/Judit

Sebelum mambahas cara menulis teks editorial, penting untuk memahami strukturnya. Struktur teks editorial sama dengan teks eksposisi yakni terdiri dari pengenalan isu atau tesis, argumentasi, dan penegasan. Berikut ini penjelasannya:

1. Pengenalan Isu

Pengenalan isu atau sering disebut pernyataan umum (tesis), merupakan bagian pendahuluan dari teks editorial. Bagian ini berfungsi mengenalkan permasalahan yang akan dibahas pada bagian berikutnya.

Pada bagian ini disajikan peristiwa, persoalan aktual, fenomenal, dan kontroversial.

2. Argumentasi

Bagian ini merupakan bagian pembahasan yang berisi tanggapan atau pandangan redaksi terhadap isu atau permasalahan yang telah dikemukakan pada bagian pernyataan umum.

3. Penegasan

Bagian ini berisi kesimpulan, saran, dan rekomendasi. Dalam bagian ini juga bisa berisi harapan redaksi kepada beberapa pihak terkait dalam mencari solusi terhadap permasalahan yang dikemukakan.

Hal apa yang harus Anda kemukakan saat menulis argumentasi dalam teks editorial?

Ilustrasi menulis, mengetik di laptop. (dok. unsplash.com/Asnida Riani)

Menentukan isu aktual menjadi langkah pertama penulis saat akan menyusun teks editorial. Isu aktual yaitu persoalan/peristiwa aktual, fenomenal, dan kontroversial yang sedang berkembang di masyarakat.

Isu aktual bisa dicari tahu melalui berita utama surat kabar, radio, dan televisi. Pada surat kabar, berita utama disajikan di halaman depan dengan gambar dan penuisan huruf mencolok.

Sementara berita utama di radio atau televisi, biasanya ditayangkan atau dibacakan paling awal. Berita yang fenomenal biasanya diulas tidak hanya oleh satu media, tetapi oleh banyak media dan berulang-ulang.

Berita yang kontroversial biasanya sering mengundang perbedaan pendapat. Perbedaan pendapat ini dapat menimbulkan polemik atau perdebatan yang ditandai munculnya opini, diskusi, debat, atau konferensi.

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, penulis bisa menentukan isu aktual sebagai permasalahan yang akan ditulis dalam teks editorial.

Hal apa yang harus Anda kemukakan saat menulis argumentasi dalam teks editorial?

Ilustrasi menulis, mengetik di laptop. Credit: pexels.com/Gully

Dalam teks editorial terdapat argumentasi. Setelah menentukan isu aktual, langkah berikutnya adalah menyusun argumentasi atau pendapat terhadap isu aktual tersebut.

Untuk menyampaikan pendapat, penulis harus mempunyai data yang cukup berkaitan dengan isu tersebut. Untuk mendapatkan data, penulis bisa melakukan berbagai strategi, seperti wawancara dengan tokoh kompeten atau mengecek dari berbagai sumber.

Argumentasi yang ditulis tersebut bisa berisi penilaian, ktirik, prediksi, harapan, dan saran.

Hal apa yang harus Anda kemukakan saat menulis argumentasi dalam teks editorial?

Ilustrasi menulis, mengetik di laptop. /Copyright unsplash.com/thought catalog

Langkah terakhir, gabungkan dan tuangkan semua hasil kerja, mulai menemukan isu aktual, fenomenal, dan kontroversial dengan argumentasi dan simpulan berisi saran ke dalam tulisan teks editorial.

Berikut ini tahap-tahap menulis teks editorial agar lebih fokus:

1. Bacalah dua sampai tiga teks berita dari beberapa sumber yang berbeda.

2. Datalah isu-isu utamanya dan rumuskan menjadi penyataan umum.

3. Telusuri data-data pendukung atas pernyataan umum yang telah dirumuskan. Data pendukung tersebut bisa bersumber dari data statistik, buku, majalah, koran, jurnal, dan lainya.

4. Buatlah perincian data tersebut dan analisis menjadi sebuah argumen.

5. Buatlah saran atau rekomendasi untuk memberikan solusi atas isu-isu yang berkembang.

6. Tulislah semua hal-hal di atas dalam sebuah teks editorial dengan panjang tulisan 8-10 paragraf.

Sumber: Kemdikbud

Hal apa yang harus Anda kemukakan saat menulis argumentasi dalam teks editorial?

Ilustrasi koran. (dok. pexels.com/Markus Spiske)

Bola.com, Jakarta - Teks editorial adalah suatu artikel yang berisi pendapat berdasarkan fakta dan didukung dengan data. Meski berdasarkan fakta, teks editorial sering disebut sebagai teks opini.

Secara tak sadar, teks editorial sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Teks editorial biasanya banyak ditemui dalam majalah, surat kabar atau media online.

Hal tersebut yang membuat teks editorial disebut sebagai sebuah artikel dalam surat kabar yang berisi pendapat atau pandangan redaksi terhadap suatu peristiwa yang aktual atau sedang menjadi perbincangan hangat.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teks editorial merupakan suatu gagasan, ide ataupun pendirian seseorang yang ditulis melalui kaidah kebahasaan teks opini.

Walau berupa opini atau pendapat, penulisannya dilengkapi dengan bukti, fakta, dan argumentasi yang logis. Dengan begitu, apa yang dikemukakan mampu memberikan wawasan dan dampak bagi seseorang yang membacanya.

Untuk memahami lebih dalam tentang teks editorial, perlu diketahui juga manfaat, tujuan, fungsi, ciri-ciri, struktur hingga contohnya.

Berikut ini rangkuman mengenai manfaat, tujuan, fungsi, ciri-ciri, dan struktur teks editorial, seperti dikutip dari laman Yuksinau dan Pengajar, Jumat (10/12/2020).

Hal apa yang harus Anda kemukakan saat menulis argumentasi dalam teks editorial?

Ilustrasi koran. (dok. pexels.com/Kaboompics)

Manfaat Teks Editorial

1. Untuk menyampaikan berita atau informasi kepada para pembaca.

2. Teks editorial terkadang dapat menggerakkan pembaca agar mau bertindak.

3. Memberikan motivasi untuk pembaca.

4. Untuk memengaruhi pemikiran si pembaca.

Ciri-Ciri Teks Editorial

1. Topik tulisan teks editorial selalu hangat (sedang berkembang dan dibicarakan secara luas oleh masyarakat), bersifat aktual dan faktual.

2. Teks editorial bersifat sistematis dan logis.

3. Teks editorial merupakan sebuah opini/pendapat yang bersifat argumentatif.

4. Teks editorial menarik untuk dibaca karena ditulis dengan menggunakan kalimat yang singkat, padat, dan jelas.

5. Bersifat analisis.

6. Dimulai dengan pemaparan fakta umum terlebih dahulu dan selanjutnya disusul dengan pemaparan pendapat.

Hal apa yang harus Anda kemukakan saat menulis argumentasi dalam teks editorial?

Ilustrasi menulis. (dok. Pixabay.comStockSnap/Putu Elmira)

Tujuan Teks Editorial

 1. Untuk memberikan pandangan atau opini sang redaksi terhadap para pembaca pada isu yang tengah berkembang atau hangat dibicarakan.

2. Untuk mengajak pembaca agar turut berpikir terkait isu aktual yang tengah hangat diperbincangkan atau di kehidupan sekitar.

Kaidah Kebahasaan Teks Editorial

1. Adverbia, yaitu ditujukan supaya pembaca meyakini teks yang dibahas, dengan menegaskan menggunakan kata keterangan (adverbia frekuentatif), kata yang umumnya digunakan yaitu, selalu, biasanya, sering, kadang-kadang, sebagian besar waktu, jarang, dan sebagainya.

2. Konjungsi, yaitu kata penghubung pada teks, contohnya, bahkan.

3. Verba material, yaitu verba yang menjelaskan perbuatan fisik/peristiwa.

4. Verba relasional, yakni menerangkan hubungan intensitas (pengertian A adalah B) dan milik (mengandung pengertian A mempunyai B).

5. Verba mental, yaitu verba yang menerangkan persepsi (misalnya melihat, merasa), afeksi (misalnya senang, suka dan khawatir), dan kognisi (misalnya berpikir, paham dan mengerti), pada verba mental terdapat partisipan pengindra (senser) dan fenomena.

Hal apa yang harus Anda kemukakan saat menulis argumentasi dalam teks editorial?

Ilustrasi menulis. Credit: pexels.com/Startup

Fungsi Teks Editorial

1. Fungsi teks editorial ialah untuk menjelaskan berita-berita dan dampaknya pada masyarakat.

2. Memberi latar belakang yang berkaitan dengan kenyataan sosial dan faktor yang memengaruhi dengan lebih menyeluruh.

3. Terkadang ada analisis kondisi yang berperan untuk masyarakat agar mempersiapkan akan kemungkinan yang akan terjadi.

Struktur Teks Editorial

  • Pernyataan pendapat (tesis)

Berisi suatu sudut pandang penulis mengenai masalah yang sedang dibahas, biasanya berisi teori yang diperkuat dari argumen.

Berisi alasan atau bukti yang gunanya untuk memperkuat pernyataan dalam tesisi. Argumentasi yang diberikan bisa berupa pertanyaan umum/data hasil penelitian, pernyataan para ahli, atau fakta-fakta melalui referensi yang bisa dipercaya.

  • Pernyataan atau Penegasan ulang pendapat (Reiteration)

Berisi suatu penegasan ulang pendapat yang didukung oleh suatu fakta di bagian argumentasi yang mana untuk memperkuat/menegaskan. Penegasan ulang berada di bagian akhir teks.

Hal apa yang harus Anda kemukakan saat menulis argumentasi dalam teks editorial?

Ilustrasi menulis. /Copyright unsplash.com

                              Pelayanan Rumah Sakit dan Mutu Kesehatan Harus Ditingkatkan

Pada tahun lalu, ada sekitar 269 pengaduan tentang kurangnya pelayanan kesehatan di berbagai rumah sakit yang ada di Indonesia, jumlah itu pun dilaporkan dan diterima di Kemenkes.

Untuk yang belum dilaporkan tentu masih lebih banyak lagi, satu di antara hal yang menjadikan mutu pelayanan dokter kurang memuaskan ialah mengenai soal penanganan terhadap para pasien. Ada banyak dokter yang belum bisa mengetahui penyakit sebenarnya dari pasien sehingga seringkali obat yang diberikan tidak tepat.

Seharusnya pemerintah, terutama di bidang kesehatan, harus selalu membarui atau meningkatkan mutu dari dokter di seluruh Indonesia secara berkala, hal itu tentu bertujuan supaya pelayanan kesehatan masyarakat bisa menjadi lebih baik.

Sumber: Yuksinau, Pengajar