Hal yang harus dilakukan setelah hasil pengamatan didapatkan adalah

Mengenal tulisan laporan hasil penelitian dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Foto: Unsplash

Menulis adalah salah satu jenis kegiatan paling dasar yang diajarkan di sekolah. Khususnya di pelajaran bahasa Indonesia, kemampuan menulis menjadi kunci keberhasilan bagi para siswa.

Keterampilan menulis perlu diasah untuk dapat meningkatkan keterampilan lainnya, seperti membaca, merangkum, dan memahami sebuah bacaan. Tak jarang, sekolah sering menugaskan siswanya untuk menulis berbagai macam jenis tulisan.

Salah satu jenis tulisan yang dikenalkan kepada siswa adalah laporan hasil pengamatan. Simak penjelasan berikut tentang laporan hasil pengamatan untuk dapat megetahui cara menulisnya dengan baik dan benar.

Laporan hasil pengamatan dalam pelajaran bahasa Indonesia adalah laporan yang dibuat berdasarkan hasil pengamatan. Artinya, laporan ini mengharuskan penulis untuk terjun langsung dalam mengobservasi objeknya.

Laporan hasil pengamatan didapatkan dari observasi terhadap objek atau eksperimen tertentu. Foto: Unsplash

Objek yang diamati dalam pengamatan biasanya berupa eksperimen tertentu, sebuah tempat, atau sesuatu yang membutuhkan sebuah proses.

Dalam membuat laporan hasil pengamatan, ada beberapa tahapan yang harus dipersiapkan oleh penulis. Dikutip dari buku Ujian Nasional 2010 Sekolah Dasar yang diterbikan oleh Grasindo, tahapan-tahapan tersebut antara lain:

  • Mencatat hal penting ke dalam buku catatan selama melakukan pengamatan.

  • Membuat konsep awal laporan pengamatan dengan mengisi hal-hal yang harus diketahui dalam laporan.

  • Melakukan perbaikan laporan pengamatan yang telah selesai disusun dengan memperhatikan penggunaan ejaan dan tanda baca.

  • Melakukan tahapan final atau tahap akhir dengan menyempurnakan penulisan laporan hasil pengamatan yang telah dibuat.

Adapun dalam buku Get Smart Bahasa Indonesia karangan Nani Darmayanti, laporan hasil pengamatan didapatkan dari catatan-catatan yang terkumpul saat menjalankan sebuah kegiatan mengamati sesuatu.

Data dari laporan hasil pengamatan dapat didapatkan dari sumber referensi lain. Foto: Unsplash

Data yang dituliskan dalam laporan pengamatan dapat ditambahkan dengan sumber lain, misalnya wawancara narasumber atau referensi lain yang sesuai. Sebelum melakukan pengamatan, penulis perlu menyiapkan peralatan seperti alat rekam dan alat tulis.

Secara garis besar, struktur penulisan laporan hasil penelitian dapat ditulis dalam bentuk sistematika maupun narasi. Hal yang paling penting adalah isinya memuat pendahuluan dan hasil dari pengamatan disertakan dengan simpulan.

Contoh Laporan Hasil Pengamatan

Berikut adalah contoh laporan hasil pengamatan dikutip dari buku Get Smart Bahasa Indonesia karangan Nani Darmayanti.

Bermain di Taman Lalu Lintas Cibubur

Taman Lalu Lintas Cibubur adalah sebuah taman bermain yang baru saja diresmikan 24 April 2007 lalu. Luas taman bermain ini adalah 5 hektar. Taman ini dibuat berdasarkan hasil kerja sama Kepolisian Republik Indonesia dengan Kwartir Nasional Pramuka.

Di sana, terdapat jalan raya dan rel kereta api yang dilengkapi dengan rambu- rambu. Jadi, kita bisa mempelajari arti dari setiap rambu-rambu lalu lintas yang biasa kita temukan di jalan. Selain itu, di taman ini kita juga bisa mengendarai motor-motoran dan mobil-mobilan tanpa harus memiliki SIM.

Kita bisa langsung menerapkan penggunaan rambu-rambu lalu lintas tadi sambil mengendarai motor-motoran dan mobil-mobilan. Jika kita tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas yang ada, kita bisa tabrakan Iho. Selain itu, di Taman Lalu Lintas Cibubur juga terdapat sebuah kereta api peluru. Sambil naik kereta api, kita dapat menikmati pemandangan di sekitarnya. Menyenangkan, bukan?

(Sumber: Bobo, 24 Mei 2007)

Ilustrasi seorang pemula yang bingung dengan cara membuat laporan hasil pengamatan. Sumber: Pexels.com

Cara membuat laporan hasil pengamatan terbagi dari beberapa tahap yang harus dilakuka. Hal itu mungkin sedikit membingungkan, terlebih bagi seorang pemula.

Seperti yang diketahui, menulis laporan merupakan tahap terakhir dalam pengamatan atau observasi. Untuk itu, sebuah laporan harus dibuat dengan cara sistematis, sehingga hasil pengamatan dapat dipublikasikan dan dimanfaatkan.

Cara membuat laporan hasil pengamatan

Berikut tahapan-tahapan yang harus dilakukan seorang pengamat dalam menyusun laporannya:

Tahapan awal dalam menulis laporan hasil pengamatan, yakni membuat judul yang menggambarkan secara umum tentang pengamatan yang telah dilakukan.

Menurut Ade Wahyuni Izhar dalam bukunya yang berjudul Menulis Laporan Penelitian Bagi Pemula, biasanya judul laporan ditentukan setelah seorang pengamat atau peneliti menentukan hal apa yang ingin diamati.

2. Menuliskan Pendahuluan

Pada bagian ini, pengamat wajib menjelaskan apa yang melatarbelakangi pengamatan tersebut dilakukan. Pendahuluan ini harus ditulis secara sistematis dan realistis atau sesuai dengan apa yang ada di lapangan. Tak hanya itu, di bagian ini juga pengamat wajib menjelaskan metode yang akan digunakan.

Ilustrasi seseorang menulis laporan hasil pengamatan. Sumber: Pexels.com

Dalam buku 99 Cara Mudah Menulis Karya Ilmiah yang ditulis oleh Niknik M. Kuntarto & Hendar Putranto dalam mengatakan bahwa ada beberapa hal yang harus dicantumkan dalam bagian pendahuluan, yakni:

  • Latar belakang. Pengamat harus menggambarkan mengapa topik pengamatan itu dipilih serta mengapa topik itu harus penting dan menarik untuk diamati.

  • Identifikasi masalah. Pada bagian ini, pengamat harus menuliskan beberapa poin masalah penting yang akan diamati atau teliti.

  • Tujuan pengamatan. Secara sederhana, di bagian ini pengamat bisa menuliskan apa saja tujuan yang ingin dicapai melalui pengamatan ini.

  • Manfaat/kegunaan pengamatan. Tak hanya menuliskan tujuan, pengamat juga harus mencantumkan manfaat apa saja yang bisa didapatkan dari hasil pengamatan yang telah dilakukan. Entah manfaat secara pribadi, maupun secara umum.

  • Kerangka pemikiran. Pada bagian ini, pengamat akan menjelaskan alur pemikiran atau logika berjalannya pengamatan yang akan dilakukan. Biasanya, pada bagian ini disajikan dalam bentuk diagram alur.

  • Metodologi. Bagian ini biasanya menjelaskan jenis serta metode atau cara apa saja yang dipilih oleh pengamat untuk melakukan sebuah observasi. Alasan mengapa sebuah metode dipilih dalam pengamatan juga wajib disertakan dalam bagian ini

  • Lokasi dan waktu pengamatan. Bagian ini memiliki tujuan untuk menginformasikan kapan dan di mana pengamatan atau penelitian dilakukan.

Ilustrasi penggambaran kerangka pemikiran. Sumber: Pixabay.com

3. Menulis Isi Penelitian

Bagian isi merupakan bagian inti dari laporan hasil pengamatan yang telah dilakukan. Menurut DR. Dr. Irfanuddin dalam bukunya yang berjudul Cara Sistematis Berlatih Meneliti, ada setidaknya dua pembahasan yang bisa dijelaskan pengamat dalam bagian ini, yaitu:

  • Hasil pengamatan. Secara lugas dan langsung, pengamat bisa memaparkan hasil pengamatannya. Bagian ini wajib disusun secara sistematis dan logis.

  • Diskusi. Dalam bagian ini, pengamat diharuskan untuk memberikan hasil analisis dari pengamatan yang telah dilakukan. Selain itu, kekuatan dan kelemahan dari hasil pengamatan juga dicantumkan pada bagian ini.

4. Membuat Bagian Penutup

Pada bagian penutup, DR. Dr. Irfanuddin juga menjelaskan bahwa ada dua bagian yang harus dicantumkan dalam bagian penutup, yaitu:

  • Kesimpulan. Hasil pengamatan yang telah dilakukan kemudian dirangkum dan disimpulkan.

  • Saran. Pengamat biasanya memberikan saran kepada beberapa pihak atau instansi terkait yang relevan dengan topik yang diamati.

Tak hanya itu, setelah membuat bagian penutup, referensi yang menunjang pengamatan harus disertakan pada bagian daftar pustaka. Membuat abstrak juga merupakan tahapan akhir dari pembuatan laporan hasil pengamatan.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA