Hasil interaksi yang terjadi antara masyarakat yang tinggal di perkotaan dengan alam adalah

NORMAL - Pembeli dan pedagang sedang melakukan aksi jual beli di Pasar Kemiri, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, Senin (15/6/2020). Seperti hari biasanya tak ada yang berubah, pedagang dan pembeli berinteraksi langsung dalam melakukan jual beli beragam kebutuhan di pasar ini. WARTA KOTA/NUR ICHSAN

TRIBUNNEWS.COM - Berikut penjelasan terkait interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi.

Menurut KBBI, interaksi adalah hal saling melakukan aksi, berhubungan, dan memengaruhi.

Dikutip dari Buku IPS SMP/MTs kelas VII oleh Ahmad Mushlih dkk (2014), interaksi adalah suatu bentuk hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dan kelompok, serta kelompok dengan kelompok.

Interaksi manusia tidak sebatas dengan individu dan kelompok, melainkan mencakup interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya dan ekonomi.

Baca juga: Pengertian Zat Campuran Homogen, Heterogen, Suspensi, dan Koloid, Beserta Contohnya

Baca juga: Tokoh Protagonis dan Antagonis: Ini Pengertian, Jenis-jenis dan Perbedaannya

Di dalamnya, terjadi berbagai macam permasalahan yang disebut dengan dinamika interaksi.

Interaksi antara manusia dan lingkungan hidup merupakan proses saling mempengaruhi antara satu dan lainnya.

Lingkungan hidup manusia terdiri atas lingkungan alam, lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi.

Masih dikutip dari buku yang sama, berikut interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi.

Panen Bawang Merah - Petani sedang memanen bawang merah di Area Sawah, Margomulyo, Kecamatan Pegandon, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Selasa (4/5/21). Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memprediksi harga komoditas bawang merah dan bawang putih mengalami kenaikan jelang Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) puasa dan Hari Raya Idul Fitri 2021. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka) (TRIBUN JATENG/TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA)

1. Interaksi Manusia dengan Lingkungan Alam

Lingkungan alam (natural environment) merupakan lingkungan yang terbentuk secara alamiah tanpa campur tangan manusia.

Ilustrasi Contoh Interaksi Manusia dengan Lingkungan Alam yang Berdampak Negatif. Sumber: pexels.com

Alam menyediakan banyak kebutuhan untuk manusia, yaitu untuk sandang, papan, dan pangan. Oleh karena itu manusia sangat bergantung dengan alam. Interaksi manusia dengan alam ada yang positif dan negatif.

Interaksi manusia dengan alam yang berdampak positif antara lain dengan menjaga kebersihan lingkungan dan kelestarian alam. Sedangkan interaksi manusia dengan alam yang berdampak negatif antara lain adalah pemakaian sumber daya alam secara berlebihan, pencemaran lingkungan, dan perusakan lingkungan alam yang menyebabkan hilangnya habitat hewan langka sehingga hewan-hewan tersebut punah.

Selanjutnya, kita akan menyimak seperti apa interaksi manusia dengan alam yang berdampak negatif tersebut dalam artikel berikut ini.

Contoh Interaksi Manusia dengan Lingkungan Alam yang Berdampak Negatif.

Berikut ini adalah contoh-contoh interaksi manusia dengan lingkungan alam yang harus kita hindari karena berdampak negatif dan berpotensi merusak lingkungan.

Penebangan pohon secara berlebihan menyebabkan hilangnya hutan. Hal ini menyebabkan habisnya cadangan oksigen untuk manusia dan hilangnya habitat dan sumber makanan untuk hewan-hewan yang tinggal di dalamnya, sehingga dampaknya hewan-hewan langka menjadi punah dan tidak adanya udara bersih untuk bernapas. Selain itu penebangan hutan secara berlebihan akan menyebabkan banjir dan tanah longsor.

Bukan hanya hutan, eksploitasi sumber daya lain juga memiliki potensi merusak alam. Oleh karena itu kita harus memperhatikan menggunakan sumber daya alam secukupnya tidak dengan berlebihan.

Polusi atau pencemaran udara terjadi karena banyaknya kendaraan di perkotaan. Asap kendaraan menyebabkan udara menjadi keruh dan tidak sehat untuk dihirup. Kebakaran hutan juga menjadi penyebab polusi udara. Asap dari kebakaran hutan menyebabkan masyarakat yang tinggal di sekitar hutan jadi kesulitan bernapas karena udara yang tidak sehat untuk dihirup. Asap dari corong pabrik industri juga menjadi penyebab polusi asap ini.

contoh interaksi manusia dengan lingkungan alam yang berdampak negatif, sumber foto: Marek Piwnicki via //unsplash.com/

Sungai adalah sumber air untuk keperluan hidup masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Namun, sering ditemui banyak sungai yang airnya tercemar. Pencemaran sungai terjadi karena adanya limbah industri dari pabrik yang masuk ke air sungai. Dampaknya adalah, sungai menjadi beracun karena terkontaminasi bahan-bahan kimia dari limbah sehingga jika dikonsumsi atau dipakai manusia akan menimbulkan penyakit dan jika diminum hewan di sekitarnya juga akan menyebabkan hewan tersebut mati, berbahaya juga untuk ikan-ikan yang berada di sungai tersebut.

Pencemaran sungai juga bisa terjadi akibat masyarakat yang membuang sampah sembarangan di sungai sehingga sungai menjadi kotor. Pembuangan sampah secara sembarangan di sungai juga dapat menyebabkan bencana banjir. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam membuang sampah, sebisa mungkin membuang sampah di tempatnya atau lebih baik lagi jika kita belajar mengolah atau mendaur ulang sampah.

Itulah contoh-contoh interaksi manusia dengan alam yang berdampak negatif untuk kita hindari. Mari kita bersama-sama jaga lingkungan alam di sekitar kita karena lingkungan alam yang terjaga akan memberikan dampak positif bagi kita.(IND)

Pada artikel ini, kamu akan menemukan pembahasan seputar macam faktor dan zona dalam interaksi desa-kota.

--

Kamu pernah kepikiran gasih, kira-kira pas kamu lagi nikmatin ayam geprek beserta kol goreng, semua komponen makanan yang ada di piring itu, kayak ayamnya, nasinya, kolnya, cabe buat sambelnya, itu asalnya dari mana, ya? Kalo kamu makan ayam gepreknya di daerah perkotaan, udah hampir dipastikan yang ada di piring kamu itu asalnya dari desa, loh. Atau kamu pernah gak, liat pas lagi pulang kampung, di desa kamu hampir semua warganya menggunakan kendaraan bermotor. Padahal, di sana belum tentu ada pabriknya. Nah, itu karena motor-motor yang ada di desa merupakan hasil produksi dari kawasan industrinya yang umumnya ada di kota.

Nah, dari cerita di atas, bisa kita simpulkan kalo desa dan kota itu saling berinteraksi, gais! Salah satu contohnya ya melalui kebutuhan barang dan sumber dayanya, nih. Jadi, buat yang udah nebak-nebak, bener banget, nih. Kali ini, kita mau bahas tentang faktor dan zona interaksi desa dan Kota ya, gais. Yuk, langsung simak aja!

Oke gais, sebelum masuk ke materi utama, kamu perlu tau dulu nih interaksi itu apa. Interaksi adalah suatu tindakan antara dua objek atau lebih yang saling mempengaruhi. Nah, seperti yang aku bilang sebelumnya, desa dan kota itu juga saling berinteraksi, nih. Jadi, kalo interaksi desa-kota adalah hubungan saling mempengaruhi antara wilayah desa dengan wilayah kota yang menghasilkan dampak untuk kedua wilayah tersebut. Nah, adanya interaksi desa-kota ini dapat menghasilkan dampak positif maupun negatif loh buat kedua wilayahnya.

Nah, sebelum kita masuk ke zona dan dampak interaksi desa-kota, kamu perlu tau dulu nih faktor-faktor yang dapat menjadi penyebab lahirnya interaksi antara suatu desa dan kota. Setidaknya ada tiga faktor ya gais, yuk simak penjelasannya di bawah ini!

Menurut Edward Ullman, ada tiga faktor penyebab interaksi antarwilayah. Yuk, simak penjelasannya masing-masing di bawah ini ya, gais!

Oke gais, jadi seperti yang kita tau ya, desa dan kota itu kan jumlahnya banyak ya. Tapi tiap daerah itu pasti punya kekurangan dan kelebihan masing-masing, entah itu dalam bentuk sumber daya, barang, atau jasa. Nah, karena hal ini nih, banyak desa dan kota yang akhirnya jadi saling melengkapi. Uwuu manis banget, ya. Lebih jelasnya, coba kamu cek gambar di bawah, nih.

Jadi, kalo ada kasus seperti contoh di atas, itu berarti interaksinya muncul karena faktor Region Complementary ya, gais.

Faktor yang kedua adalah Intervening Opportunity, artinya Kesempatan intervensi, nih. Nah, kalo faktor yang ini itu bisa dua arah ya, bisa juga jadi mendorong interaksi, tapi bisa juga malah menghambat interaksi suatu wilayah.

Nah, sesuai namanya nih, jadi intervensi itu bisa menjadi alasan adanya interaksi suatu wilayah. Jadi simpelnya, ada suatu wilayah yang memutus atau melemahkan interaksi dua wilayah. Kalo kamu liat ilustrasi di atas, wilayah A dan B jadi lemah interaksinya karena adanya wilayah C. Tapi, di sisi lain, timbul interaksi baru antara wilayah tersebut. Baik wilayah A maupun B, kini memiliki interaksi dengan wilayah C. Walaupun keduanya kini interaksinya melemah. 

Nih, analoginya ya biar gampang, gais. Jadi, awalnya wilayah A dan B saling butuh untuk memenuhi kebutuhan sumberdaya. Eh, tapi mereka ketemu wilayah C yang memiliki pasokan sumberdaya lengkap, dan C jadinya yang memenuhi kebutuhan A dan B. Akhirnya, A dan B gak kontakan lagi deh karena sekarang masing-masing kebutuhannya minta dari wilayah C.

Faktor yang ketiga adalah Spatial Transferability atau Kemudahan Perpindahan Ruang. Kalo kamu liat di faktor sebelumnya, kamu penasaran gak sih, kenapa wilayah A dan B gak saling dukung aja? Kenapa harus ada wilayah ketiga sih di antara mereka? Nah, jawabannya bisa karena faktor ini, nih. Jadi, kemudahan perpindahan barang atau jasa pada suatu wilayah sangat mempengaruhi. Kemudahan ini bisa berupa jarak yang lebih dekat, biaya transportasi yang lebih murah, dan aksesibilitas yang lebih mudah ke wilayah tersebut.

Simpelnya, karena jarak wilayah A lebih dekat ke wilayah C dibanding wilayah B, akhirnya wilayah A lebih pilih berinteraksi dengan wilayah C, deh. Walaupun wilayah B dan C sama-sama dapat mendukung wilayah A, yang terpilih tetaplah yang paling banyak menawarkan kemudahan buat wilayah A ya, gais.

Lanjut nih gais, sekarang kita masuk ke bagian kedua sekaligus terakhir, ya. Aku sekarang mau bahas tentang zona interaksi desa-kota, nih. Jadi, zona interaksi itu merupakan ruang atau lokasi tempat berlangsungnya hubungan timbal balik antar objek. Nah, kalo untuk bahasan kita, objeknya itu desa dan kota, ya. Jadi, untuk ruang interaksi desa-kota ini dibagi jadi 3 zona interaksi, yakni zona interaksi antar desa, antar kota, serta antar desa dan kota.

  1. Zona Interaksi Desa dan Desa. Interaksi desa dan desa biasanya berlangsung pada kegiatan yang berhubungan dengan tradisi, adat istiadat, atau dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup. Nah, karena biasanya cuma karena kebutuhan tersebut, interaksi desa ke desa biasanya agak lemah ya, karena biasanya gak akan menimbulkan perubahan yang signifikan pada masing-masing desa.
  2. Zona Interaksi Kota dan Kota. Interaksi kota dan kota berlangsung pada kegiatan-kegiatan di bidang industri dan jasa. Masih sama ya kayak interaksi desa-desa, kalo antar kota biasanya juga gak menimbulkan perubahan signifikan ke masing-masing kota. Karena tatanan hidup di masing-masing sudah terstruktur dengan ketentuannya masing-masing.
  3. Zona Interaksi Desa dan Kota. Nah baru nih, kalo interaksinya antara desa dan kota pasti menimbulkan perubahan yang signifikan pada desa dan kota yang terlibat. Bahkan ada juga nih yang muncul, namanya zona gradasi wilayah. Zona ini muncul dari hasil interaksi desa dan kota. Ini diutarakan oleh Bintarto ya, menurut beliau bentuknya seperti ini:

Oke gais! Jadi untuk bahasan kita kali ini sampe di sini aja ya hehe. Jadi, sekarang kamu udah tau nih tentang faktor dan zona interaksi desa-kota. Kalo masih kurang lengkap, kamu bisa juga baca tentang dampak interaksi desa-kota ya gais. Atau kalo masih kurang lengkap juga karena kamu sobi ambis, mening langsung download aplikasi Ruangguru dan langganan ruangbelajar, ya! Sampai jumpa di tulisanku berikutnya~

Referensi:

Ilbery, B. (Ed.). (1998). The Geography of Rural Change. London: Routledge, //doi.org/10.4324/9781315842608

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA