HIV masuk ke Indonesia sejak tahun

REKAM JEJAK ARV PERTAMA DI INDONESIA SAMPAI MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ODHA

DIPUBLIKASIKAN PADA : RABU, 27 NOVEMBER 2019 00:00:00, DIBACA : 9.429 KALI

Jakarta, 27 November 2019

Antiretroviral (ARV) merupakan obat yang ampuh menekan virus HIV/AIDS dalam tubuh Orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Saking ampuhnya, penderita HIV/AIDS bahkan bisa berkeluarga, produktif bekerja, berkeluarga dan virus nya tidak menular ke istri dan anaknya.

Dengan kata lain, ODHA yang meminum ARV secara teratur tanpa tertinggal sekalipun dapat hidup layaknya orang yang tidak menderita HIV/AIDS. Namun bagaimana rekam jejak awal ARV ada di Indonesia sampai menurunkan angka kematian ODHA?

Ketua Panli HIV AIDS PIMS Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, Sp.PD menjelaskan awal pertama HIV/AIDS masuk ke Indonesia dibandingkan dengan sekarang jauh berbeda dari segi jumlah korban. Karena kehadiran ARV itu, angka kematian akibat HIV/AIDS jadi menurun.

Ia mengatakan tahun 1986 ada laporan kasus seorang perempuan Indonesia di sebuah rumah sakit menderita HIV. Kemudian tahun 1987 di Bali terdapat seorang wisatawan asal Belanda yang meninggal karena HIV.

''Dari situlah mulai kasus meningkat, dan biasanya adalah pasien datang dalam keadaan sakit berat, sudah dalam infeksi oportunistik entah itu TBC, infeksi otak, entah penyakit lain, kemudian diperiksa HIV dan diketahui positif,'' katanya pada Konferensi Pers jelang Hari AIDS sedunia, Rabu (27/11) di gedung Kemenkes, Jakarta.

Kasus HIV/AIDS lantas menurun setelah adanya ARV di Indonesia, dr. Sjamsurizal menambahkan, ARV pertama kali ada pada 1997 dan Pemerintah Indonesia mulai menyediakan obat ARV secara cuma-cuma pada akhir 2014. Dari sebelum ada ARV mereka yang sudah dalam keadaan infeksi oportunisktik, artinya HIV berat, itu dalam 6 bulan paling lama 2 tahun akan meninggal.

''Jadi pada waktu itu yang ramai di setiap negara adalah pembuatan shelter untuk menampung penderita HIV. Ada di mana-mana, Amerika, Eropa, Thailand, dan Indonesia. Wakti itu mempersiapkan shelter karena belum ada ARV yang bisa menekan virus tersebut,'' katanya.

Setelah ada ARV, kondisinya berubah. Angka kematian akibat HIV/AIDS menurun, kemudian juga semakin banyak ditemukan penderita HIV/AIDS dalam keadaan belum ada gejala. Jadi misalnya, dr. Samsuridjal mencontohkan, jika ada seorang suami masuk ke rumah sakit dan diperiksa HIV/AIDS dah hasil nya positif, istrinya lantas dilakukan tes HIV juga. Sehingga apabila dia belum ada infeksi oportunistik dapat segera diberikan ARV.

''Sekarang sebagian besar mungkin sekitar 300 ribu lebih orang sudah diketahui terinfeksi HIV di Indonesia, dan sekitar 120 ribu orang mengonsumsi ARV secara teratur,'' ucap dr. Samsuridjal.

Ia menilai, dari penderita HIV yang mengonsumsi ARV sudah bisa dilihat manfaatnya. Mereka dalam keadaan sehat, produktif, bahkan berkeluarga, memiliki anak dan tidak menular ke anak dan istrinya.

''Karena itulah Kemenkes bersama LSM dengan para profesi sekarang yang sangat dianjurkan adalah kita bisa mendeteksi. Barangkali kita masih punya sekira 300 ribuan lagi ODHA yang belum terdeteksi HIV. Dari yang (ODHA) sudah produktif sebagian ada yang sudah bisa berpenghasilan dan memang sebagian besar mereka usaha mandiri,'' katanya.

dr. Samsuridjal mengharapkan ada banyak peluang kerja bagi ODHA yang sudah produktif di Indonesia. Hal tersebut menunjukkan hak ODHA dan selain ODHA sama di masyarakat.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak[at]kemkes[dot]go[dot]id.(D2)

Kronologi | Hari AIDS Sedunia

Kasus AIDS terdeteksi pertama kali pada lima pria homoseksual di Los Angeles, Amerika Serikat, tahun 1981. Hingga akhir tahun 2019, virus HIV yang menjadi penyebab AIDS telah menjangkiti lebih dari 38 juta jiwa di seluruh dunia.

Kamis, 3 Desember 2020 15:27:36 WIBSelasa, 26 Januari 2021 00:36:14 WIB

HIV masuk ke Indonesia sejak tahun

 

S, balita berusia dua tahun yang tertular virus HIV, disuapi makan siang oleh ibunya di ruang rawat inap Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta (13/1/2010). Berdasarkan data Komnas Perlindungan Anak Indonesia, jumlah anak Indonesia di bawah usia 10 tahun yang tertular virus HIV [...]

Artikel Terkait


Kronologi Lainnya


Kapan virus HIV masuk ke Indonesia?

Sejak kasus HIV pertama kali ditemukan di Bali pada tahun 1987 ,jumlah kasusnya terus meningkat dari tahun ke tahun. Perkembangan kasus HIV baru pada tahun 1987 sampai dengan 1998 masih di bawah 100 kasus. Selanjutnya, kasus HIV baru terus meningkat menjadi di atas I 00 kasus sejak tahun 1999.

Siapa orang yang pertama kali terkena HIV?

Gaëtan Dugas (bahasa Prancis: [ɡaetɑ̃ dyˈɡa]; 20 April 1953 – 30 Maret 1984) adalah seorang Prancis Kanada yang bekerja sebagai pramugara di Air Canada.

Bagaimana penyebaran HIV di Indonesia?

Penyebaran HIV di Indonesia memiliki dua pola setelah masuk pada tahun 1987 sampai dengan 1996. Pada awalnya hanya muncul pada kelompok homoseksual. Pada tahun 1990, model penyebarannya melalui hubungan seks heteroseksual.

Berapa tahun HIV muncul?

Infeksi HIV umumnya dapat memakan waktu sekitar 2-15 tahun sampai benar-benar menampakkan gejala khas. Pada tahap awal, gejala atau ciri-ciri HIV biasanya baru mulai muncul paling lambat 1-2 bulan setelah virus masuk ke dalam tubuh.