Ikhtiar yang disertai doa dan hanya ditujukan kepada Allah subhanahu wa ta ala saja akan bernilai

Tetap ikhtiar berarti terus berupaya dan berbuat.

Selasa , 30 Apr 2019, 04:04 WIB

blog.science.gc.ca

Takwa (ilustrasi).

Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Muhammad Arifin Ilham

Tetap ikhtiar berarti terus berupaya dan berbuat. Tidak diam, juga tidak fatalistis. Keyakinannya cukup kuat dan stabil. Sebesar dan semaksimal ikhtiar sebesar itulah hasil. Tentu berikhtiar maksimal dalam jalan yang diridhai-Nya. Bukan di jalan yang tidak dibenarkan, apalagi menabrak banyak rambu dan ketentuan.

Sejatinya, keadaan hasil bergantung pada ikhtiar. Jika ikhtiar 'sekadar-sekadar', sekadar pula hasilnya. Jika ikhtiarnya full power, percayalah hasil tidak akan membohongi. "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka." (QS ar-Ra'd [13]: 11).

Manusia terbaik adalah yang terus bergerak, memanfaatkan setiap potensi yang dia miliki untuk merebut sebuah kemenangan. Potensi yang termanfaatkan tidak hanya dari fisik, teta pi juga dari jalur ruhiyah, misal shalat, zikir, dan doa. Ikhtiar tanpa doa adalah sebuah ke-sombongan. Sebagaimana doa tidak disertai ikhtiar adalah kesia-siaan.

Keseimbangan di antara keduanya adalah sebuah keniscayaan. Maka yang tampak setelah ikhtiar maksi mal adalah bentuk penyerahan dan pemasrahan pada Zat Yang Menentukan, Allah 'Azza wa Jalla, dengan cara membangun dan mengaransemen peribadatan dan amal saleh. Kumpulan dan harmoni ibadah dan amal shaleh adalah jabaran hak dari tawakal.

Seorang Muslim yang tawakal adalah yang menyerahkan kepada Allah SWT atas segala yang sudah dilakukannya. Tawakal tidak sama dengan pasrah. Tawakal adalah sebuah tindakan aktif, sementara pasrah adalah tindakan pasif. Tawakal mensyaratkan adanya upaya kreatif dari pelakunya. Dalam Alquran, ada banyak ayat yang berbicara mengenai tawakal ini, setidaknya, ada 70 ayat.

Satu paket setelah ikhtiar dan tawakal adalah ikhlas. Menerima dan ridha serta rela atas setiap keputusan. Meng ikhlas kan kejadian dan ketetapan berarti menyudahi ikhtiar dengan legawa. Apa pun yang telah Allah tetapkan pasti sebe nar nya untuk kebaikan kita.

Di sanalah pentingnya sabar. Sabar adalah kemampuan menunda kesenangan dan menjalani yang ada dengan penuh ketekunan, istiqamah. Kalau sudah Haq tujuannya, sabar adalah strateginya. Pasti, Allah menghendaki kita, untuk negeri yang kita cintai ini, mendapati kualitas kehidupan yang lebih baik dari apa yang telah ditetapkan dan ditakdirkan-Nya.

Saat ini pesta demokrasi sedang berjalan. Ayo perkuat ikhtiar untuk menciptakan proses hajat lima tahunan ini lancar, tidak beriak, tidak kotor, dan bersih dari upaya-upaya kecurangan. Untuk hasil, serahkan kepada Allah dengan tawakal, ikhlas, dan sabar. Wallahu A'lam. ¦ 

Silakan akses epaper Republika di sini Epaper Republika ...

Dalam Islam, ada tiga kunci sukses dalam menghadapi masalah di dunia menuju akhirat.

Selasa , 01 Dec 2020, 14:18 WIB

istimewa

Setiap kehidupan ada masalah, tantangan dan peluang agar untuk menyelesaikan masalah. Saat ini masalah Covid 19 masih belum reda, kita tidak tahu sampai kapan, karenanya itu untuk menyelesikan masalah tersebut kita yakin Allah memberikan kekuatan kepada orang beriman, berilmu dan beramal salah agar melakukan solusi melalui tiga hal.

Red: Hiru Muhammad

Amirsyah Tambunan

Sekjen MUI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Setiap kehidupan, memiliki masalah juga tantangan. Namun, selalu ada peluang untuk menyelesaikan masalah tersebut. Saat ini, masalah Covid-19 masih belum reda dan kita tidak tahu sampai kapan. Karenanya, untuk menyelesikan masalah tersebut, kita yakin Allah memberikan kekuatan kepada orang beriman, berilmu, dan beramal saleh agar melakukan solusi melalui tiga hal.

Pertama, wajib melakukan ikhtiar,  karena Allah telah memberikan memampuan akal pikiran kepada manusia  menyelesaikan masalah yang sedang dan akan di hadapi. Ikhtiar menemukan vaksin yang halal dan baik (thayyib) tengah dilakukan.

Dalam Islam ada tiga kunci sukses  dalam menghadapi masalah di didunia menuju   akhirat. Hal ini sesuai  Risalah ajaran Nabi Muhammad, yaitu ikhtiar, doa, dan tawakal. Ulama sebagai pewaris dan pelanjut risalah yang di bawa  Nabi Muhammad SAW telah memandu dan melayani umat (khadimul ummah) agar ketiga hal ini dikerjakan secara bersamaan dan tidak dipisah menjadi bagian sendiri-sendiri.

Wajib Ikhtiar

Salah satu kewajiban umat beragama melakukan ikhtiar. Salah satu cara mencegah penularan Covid Covid 19, di manapun, kapan pun  kita harus terus menerus berikhtiar melaksanakan protokol kesehatan, jangan lalai agar terus melakukan 5 (lima) sehat 6 (enam) sempurna. Pertama, sering pakai masker. Kedua,  cuci tangan. Ketiga,  jaga jarak aman. Kbertawakal kepada Allah, eempat, olah raga teratur (termasuk istirahat yg cukup dan tidak panik),   kelima, makan yang halal dan baik (thayyib), keenam doa dan tawakkal kepada Allah. Kewajiban ikhtiar,  pada firman Allah berdasarkan Surat Ar-Ra’d Ayat 11

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ

Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

 Ayat tersebut mengisaratkan, pentingnya seseorang berusaha untuk membuat dirinya atau keadaan sekelilingnya lebih baik. Bahkan, Allah akan menunggu hingga orang tersebut mau berubah, baik cara berpikir maupun prilaku kearah yang positif. Beripikir negatif akan membuat diri manusia hanya akan suka menyalahkan. Karena itu, kenapa manusia apatis, bahkan prustasi  dalam mengahadapi masalah? Boleh jadi karena manusia malas berikhtiar.

Berdoa

Rasullah SAW memerintahkan agar berdoa penuh ikhlas,  kesungguhan dan tawaddu'.

Dalam  "Doa Menghilangkan Rasa Malas" terdapat doa Nabi Muhammad saw. yang memohon perlindungan Allah untuk dihindarkan dari empat hal: malas, pengecut, pikun, dan pelit. Doa yang dibaca Rasulullah adalah,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الكَسَلِ وَالهَرَمِ، وَالمَأْثَمِ وَالمَغْرَمِ، وَمِنْ فِتْنَةِ القَبْرِ، وَعَذَابِ القَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ النَّارِ وَعَذَابِ النَّارِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الغِنَى، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الفَقْرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الَمسِيحِ الدَّجَّال

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian.” [HR. Bukhari no. 6367 dan Muslim no. 2706].

 Dalam riwayat lain, Nabi Muhammad bersabda, "Barangsiapa yang pada waktu sore merasa lelah karena pekerjaan kedua tangannya (mencari nafkah) maka pada saat itu dosanya diampuni.” (H.R. Thabrani). Doa Setelah Usaha Ikhtiar atau usaha mestilah mendahului dua hal lain, yaitu doa dan tawakal. Jika seseorang hanya berdoa, tetapi belum berusaha, ia berarti tidak sepenuhnya hendak mengubah nasib.

 Sebaliknya, usaha tanpa doa berarti melupakan hakikat bahwa manusia tidak berkuasa atas apa pun, kecuali atas izin Allah.

Allah berfirman dalam Surah Al-Mukmin: 60,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".

Tawakkal

 Pentingnya berserah diri (tawakal) setelah berdoa, merupakan langkah yang wajib dilakukan agar berserah diri kepada Allah. Hal ini tidak terlepas dari pandangan Islam tentang kemutlakan Tuhan.

Seorang yang telah  berusaha di sertai berdoa, tidak lantas keinginannnya akan langsung terpenuhi saat itu juga. Jika Tuhan memiliki kehendak lain, maka keinginan orang tersebut tidak akan bermakna apa apa.

Sebaliknya, jika Tuhan sudah berkehendak, hal-hal yang awalnya sulit, akan berubah jadi mudah. Dalam Surah ath-Thalaq:2-3, Allah berfirman, "

 وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ  Barangsiapa bertakwa  kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya,

وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya.   Sungguh Allah Maha Kuasa  atas setiap sesuatu.

Dengan demikian manusia sebagai makhluk lemah, niscaya Allah memberiman kekuatan dengam beriman dan bertaqwa kepada Allah. saya mengajak agar teruslah melakukan ikhtiar, doa dan tawakkal kepada Allah semoga kita lulus dari ujian dalam menghadapi  musibah Covid 19.Aamin ya Allah

  • mui
  • penularan covid-19
  • bertawakal kepada Allah
  • perintah Allah

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA