Istilah manusia dalam Al-Quran yang berarti manusia berbudaya adalah

Prof. Yunahar Ilyas dalam bukunya Tipologi Manusia Menurut Al-Qur’an menjelaskan bahwa dalam Alquran menyebut manusia dengan istilah yang berbeda-beda. Istilah manusia yang paling banyak dipakai adalah dengan menggunakan term Al-Insan, Al-Basyar dan An-Nas. Dalam tulisan yang singkat ini, penulis akan mengkaji perbedaan makna dari ketiga term tersebut.

Perbedaan Al-Insan, Al-Basyar, dan An-Nas

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Dr. Ahmad Husnul Hakim IMZI, S.Q., MA. Dalam bukunya Kaidah Tafsir Berbasis Terapan bahwa terdapat perbedaan makna diantara ketiga term yang tadi sudah disebutkan. Berikut term dan penjelasannya.

Pertama, Al-Insan. Term al-Insan yang berasal dari kata al-Ins yang mendapatkan tambahan alif dan nun. Kata Insan ini dinyatakan dalam Alquran sebanyak 65 kali dan tersebar dalam 43 surat.

Ada yang berpendapat bahwa, penggunaan kata Insan bagi manusia dalam Alquran bertujuan untuk menguatkan karakter manusia sebagai makhluk sosial. Ataupun dengan istilah lain, manusia adalah makhluk yang tidak bisa menjalankan aktivitas hidupnya dengan sempurna kecuali ada keterlibatan pihak lain.

Atau bisa juga dipahami dengan menggunakan kaidah al-Ziyadah fi Bin’ya al-Kalimah – bahwa penggunaan kata Insan dimaksudkan untuk menunjukkan totalitas manusia sebagai makhluk jasmani dan rohani.

***

Mari kita amati firman Allah Surah al-Mu’minun ayat 12-14:

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ مِنْ سُلٰلَةٍ مِّنْ طِيْنٍ ۚ ثُمَّ جَعَلْنٰهُ نُطْفَةً فِيْ قَرَارٍ مَّكِيْنٍ ۖ ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظٰمًا فَكَسَوْنَا الْعِظٰمَ لَحْمًا ثُمَّ اَنْشَأْنٰهُ خَلْقًا اٰخَرَۗ فَتَبَارَكَ اللّٰهُ اَحْسَنُ الْخَالِقِيْنَۗ

“Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati tanah (12). Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang tersimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim) (13). Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu dari yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang berbentuk lain. Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik.” (Surah Al-Mu’minun: 12 -14).

Baca Juga  Makna Ubun-Ubun dalam Surat Al-Alaq: 15-16

Kata al-Insan dalam ayat ini berarti menguatkan karakter manusia sebagai insan, makhluk yang berdimensi rohani dan jasmani. Ini bisa dipahami dari redaksi Tsumma, oleh para ulama disebut fase peniupan ruh, yang penyebutannya setelah menjelaskan proses fisik manusia di dalam rahim. Karena itu term Insan kepada manusia dalam Alquran bisa menunjukkan sifat dan karakter manusia tersebut sebagai makhluk rohani yang berjasad kasar.

***

Kedua, Al-Basyar. Term al-Basyar yang juga berarti manusia. Al-Basyar dinyatakan dalam Alquran sebanyak 36 kali dan tersebat dalam 26 surat. Namun perbedaannya adalah bahwa term ini menunjuk pada keberadaannya sebagai makhluk jasmani dan berjasad kasar.

Sebagaimana dalam firman Allah:

فَلَمَّا سَمِعَتْ بِمَكْرِهِنَّ أَرْسَلَتْ إِلَيْهِنَّ وَأَعْتَدَتْ لَهُنَّ مُتَّكَأً وَآتَتْ كُلَّ وَاحِدَةٍ مِنْهُنَّ سِكِّينًا وَقَالَتِ اخْرُجْ عَلَيْهِنَّ ۖ فَلَمَّا رَأَيْنَهُ أَكْبَرْنَهُ وَقَطَّعْنَ أَيْدِيَهُنَّ وَقُلْنَ حَاشَ لِلَّهِ مَا هَٰذَا بَشَرًا إِنْ هَٰذَا إِلَّا مَلَكٌ كَرِيمٌ

“Maka tatkala wanita itu (Zulaikha) mendengar cercaan mereka, diundangnyalah wanita-wanita itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk, dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebuah pisau (untuk memotong jamuan), kemudian dia berkata (kepada Yusuf): “Keluarlah (nampakkanlah dirimu) kepada mereka”. Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada (keelokan rupa)nya, dan mereka melukai (jari) tangannya dan berkata: “Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia”.

Ayat ini mengisahkan kaum perempuan saat itu, yang begitu terpana dengan ketampanan Yusuf. Coba perhatikan perkataanya: “Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia (basyar). Ini benar-benar malaikat yang mulia.” Kata manusia pada ayat ini diungkapkan dengan term basyar, sebab kekaguman mereka hanya pada ketampanan Yusuf dari segi fisik.

Dari penjelasan di atas bisa disimpulkan, kalau term Insan menunjuk kepada karakteristik manusia sebagai makhluk jasmani-rohani, sementara term basyar berarti manusia dari segi fisik – jasmaniah.

Baca Juga  Lima Ragam Manusia di Tengah Pandemi

Atau lebih tepatnya, manusia adalah makhluk jasmani; justru, jasmani atau jasad kasar diciptakan untuk mendukung keberadaan rohani atau subordinat bagi rohani. Karena itu ayat-ayat yang mengecam manusia, selalu diarahkan kepada mereka yang diperbudak oleh kebutuhan jasmaninya, yang biasanya dikendalikan oleh hawa nafsu.

***

Ketiga, An-Nas. Term an-Naas berasal dari kata nawasa yang artinya goncangan atau fluktuatif. An-Nas dalam Alquran disebutkan sebanyak 241 kali dan tersebar dalam 55 surat. Dikatakan goncangan atau fluktuatif, karena manusia itu cenderung berubah jika bertemu dengan sesamanya.

Dari karakter manusia semacam ini, maka wajar jika Islam menganjurkan agar selalu berada di tengah-tengah orang-orang yang baik. Misalnya dalam firman Allah:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ

“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.”

Ayat ini menyeru kepada manusia yang beriman agar senantiasa bertakwa di mana saja berada dan selalu berada di tengah-tengah orang-orang yang jujur. Namun, ada juga yang memahami term A-Nas itu menunjuk arti manusia dewasa dan berakal.

Karena itu, kalimat ya ayyuhannaas menurut pendapat ini, seruan itu bukan diarahkan kepada semua umat manusia, tapi hanya manusia yang sudah dewasa dan akalnya sehat. Begitu juga term An-Nas yang lain, semuanya ditujukan kepada manusia yang dewasa dan berakal sehat, tidak ditujukan kepada anak kecil dan orang gila, meski keduanya juga manusia.

Dalam pendapat yang lain, dikatakan bahwa konsep An-Nas selalu berhubungan dengan fungsi manusia sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Dalam artian bahwa manusia harus mengutamakan kepentingan bersama dan menjaga keharmonisan hidup bermasyarakat. Inilah esensi daripada konsep An-Nas itu sendiri.

Editor: Saleh

Istilah manusia dalam Al-Quran yang berarti manusia berbudaya adalah

Istilah Manusia di Dalam Al-Quran - Manusia merupakan makhluk Allah yang paling tinggi derajatnya dibanding makhluk lain. Itu terbukti, Di dalam kitab suci Alquran sebagai kitab penghulu dari segala kitab,  di dalamnya, Allah SWT menggunakan beberapa istilah yang pada dasarnya ayat Al-Quran tersebut menjelaskan tentang apa saja konsep manusia, bahkan istilah-istilah itu disebutkan lebih dari satu kali. Istilah-istilah manusia dalam Alquran memiliki arti yang berbeda-beda. Berikut 5 istilah 'manusia' dalam Alquran, Sebaaimana dihimpun oleh coretan binder hijau dari berbagai sumber :

Artikel terkait : Penciptaan Manusia dalam Al-Quran

1. Al Basyr, Istilah ini menunjukkan makna bahwa manusia adalah anak keturunan Nabi Adam as dan makhluk fisik yang juga membutuhkan makan serta minum. Kata 'basyar' sendiri disebutkan sebanyak 36 kali dalam bentuk tunggal dan hanya sekali dalam bentuk 'mutsanna' atau 'jama'. Sebagai makhluk yang bersifat fisik, manusia tidak jauh berbeda dengan makhluk biologis lainnya. Kehidupan manusia terikat dengan kaidah prinsip kehidupan biologis seperti berkembang biak.

2. Al Insan, memiliki arti melihat, mengetahui, dan minta izin. Istilah ini menunjukkan bahwa manusia memiliki kemampuan menalar dan berpikir dibanding dengan makhluk lainnya. Manusia dapat mengambil pelajaran dari apa yang dilihatnya, mengetahui yang benar dan yang salah, serta dapat meminta izin ketika menggunakan sesuatu yang bukan miliknya. Manusia dalam istilah ini merupakan makhluk yang dapat dididik, memiliki potensi yang dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. 

3. Al Nas, menunjukkan fungsi manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia harus menjaga hubungan baik dengan manusia lainnya. Dari awal terciptanya, seorang manusia berawal dari sepasang laki-laki dan wanita. Ini menunjukkan bahwa manusia harus hidup bersaudara dan saling membantu.

4. Bani Adam. Manusia dalam istilah ini memiliki arti keturunan Adam. Istilah ini digunakan untuk menyebut manusia bila dilihat dari asal keturunannya. Istilah 'Bani Adam' disebutkan sebanyak 7 kali dalam 7 ayat Alquran. Penggunaan kata 'Bani Adam' menunjuk pada arti manusia secara umum. Terdapat tiga aspek yang perlu dikaji bila melihat manusia dengan istilah ini. Pertama, berbudaya sesuai dengan ketentuan Allah, misalnya dengan berpakaian yang menutup aurat. Kedua, saling mengingatkan dengan manusia lain agar tidak terjerumus dalam perbuatan dosa. Ketiga, memanfaatkan semua yang ada di alam untuk beribadah.

5. Al Ins, meiliki arti tidak liar atau tidak biadab. Istilah Al Ins berkebalikan dengan istilah al jins atau jin yang bersifat metafisik dan liar. Jin hidup bebas di alam yang tidak dapat dirasakan dengan panca indra. Berbeda dengan manusia yang disebut menggunakan istilah al ins. manusia adalah makhluk yang tidak liar, artinya jelas dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kata Al Ins disebutkan sebanyak 18 kali dalam Alquran, masing-masing dalam 17 ayat dan 9 surat.