Jelaskan Gerakan 3A dan siapa pemimpinnya?

Dalam mata pelajaran Sejarah kita pasti pernah mendengar semboyan gerakan 3A. Lantas apa yang dimaksud dengan istilah ini? Gerakan 3A adalah salah satu semboyan paling terkenal saat masa penjajahan Jepang di Indonesia. Gerakan 3A Jepang merupakan propaganda tentara Nippon untuk bisa mendapatkan simpati dari rakyat Indonesia.

Gerakan 3A didirikan pada tanggal 29 April 1942 dan bertepatan dengan perayaan Hari Nasional Jepang sekaligus hari lahir Kaisar Hirohito. Isi singkat dari gerakan 3A Jepang adalah Nippon Pemimpin Asia, Nippon Pelindung Asia dan Nippon Cahaya Asia. Guna membahas lebih dalam tentang gerakan ini, ada baiknya simak dahulu artikel berikut.

BACA JUGA: Peristiwa Rengasdengklok: Sejarah, Kronologi, Tokoh & Hasilnya

Apa itu gerakan 3A?

Jelaskan Gerakan 3A dan siapa pemimpinnya?
Kompas

Di masa penjajahan Jepang di Indonesia muncul beragam istilah baru tentang propaganda. Salah satu yang cukup terkenal adalah gerakan 3A. Gerakan ini merupakan bentuk propaganda Jepang terhadap rakyat Indonesia untuk mendapatkan simpati. Gerakan ini muncul selama Jepang menjajah Indonesia pada rentang waktu tahun 1942 sampai 1945.

Jepang berhasil menduduki wilayah Indonesia setelah Belanda secara resmi menyerah tanpa syarat melalui perjanjian bernama Kalijati. Perjanjian Kalijati resmi ditandatangani tanggal 8 Maret 1942 di Subang, Jawa Barat.

Sejak pendudukan Jepang di Indonesia, Jepang terus melancarkan propaganda ke rakyat Indonesia mengingat mereka masih terus menghadapi sekutu pada Perang Dunia ke 2. Tak hanya itu, mereka juga berhasrat untuk mengeruk sumber daya alam di Indonesia.

Latar belakang gerakan 3A

Jelaskan Gerakan 3A dan siapa pemimpinnya?
Freedomsiana

Membahas propaganda Jepang rasanya kurang lengkap jika tidak membahas mengenai sisi latar belakang berdirinya gerakan ini. Gerakan ini merupakan bagian propaganda perang yang banyak digunakan oleh negara superior di dunia.

Jelaskan Gerakan 3A dan siapa pemimpinnya?

Menurut kaidah bahasa, propaganda adalah usaha untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyebaran informasi dan pembentukan opini serta sikap kepada orang lain. Penjelasan ini diungkapkan langsung oleh Carl Hovland dalam bukunya yang berjudul Propaganda (2007).

Lalu, mengapa Jepang terus melancarkan propaganda ke rakyat Indonesia? Hal ini tak lain karena Jepang ingin mendampatkan simpati rakyat Indonesia supaya berpihak pada Jepang. Bila hasutan ini berhasil, masyarakat akan menganggap bahwa Belanda sebagai musuh. Untuk itulah, Jepang membentuk gerakan sebagai bentuk strategi politik.

Tujuan gerakan 3A

Jelaskan Gerakan 3A dan siapa pemimpinnya?
Kompas

Kemunculan gerakan ini bukan berarti tidak mempunyai maksut dan tujuan tertentu. Apalagi Jepang masih harus berperang melawan sekutu dalam Perang Dunia ke-2. Kebutuhan perang yang begitu besar, membuat Jepang mau tidak mau perlu dukungan banyak pihak khususnya dari rakyat Indonesia.

Namun terlepas dari hal tersebut, tujuan utama mengapa Jepang sangat serius menyebarkan propaganda ini ke rakyat Indonesia adalah untuk mendapatkan simpati dari masyarakat. Dalam propaganda tersebut, pihak Jepang juga berjanji memberikan jaminan keamanan dalam masa perang dunia. Langkah ini diambil karena Jepang melihat masyarakat Indonesia sudah sangat lelah dengan penjajahan Belanda. Jepang juga berusaha untuk meyakinkan bangsa Indonesia jika Jepang adalah negara paling kuat di Asia.

Selanjutnya,  tujuan gerakan 3A adalah memberikan peluang kepada bangsa Indonesia dalam mengurus pemerintahannya sendiri.  Lalu, yang terakhir adalah untuk menarik simpati dari pada pemimpin pergerakan nasional di Indonesia yang saat itu sangat aktif menyuarakan kemerdekaan Indonesia.

Awalnya melalui gerakan ini pemerintah Jepang terus berusaha supaya dapat mendekati para nasionalis Indonesia seperti Soekarno, Bung Hatta, Ki Hajar Dewantara dan masih banyak lagi. Di mana para tokoh nasional tersebut kerap menyuarakan untuk segera mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia. Maka dari itu supaya para pemimpin nasional tersebut mau mengikuti dan tunduk terhadap Jepang, maka diluncurkanlah sebuah propaganda bernama gerakan 3A. Saat itu para tokoh gerakan nasionalis sangat keras dan sangat sulit untuk dibujuk rayu mendukung Jepang.

Pada akhirnya pemerintah menyiasati bagaimana caranya agar para nasionalis mau melunak dan taat terhadap Jepang. Tentunya Jepang mempunyai cara bagaimana meluluhkan hati para kaum nasionalis Indonesia tersebut. Sayangnya, gerakan propaganda tersebut justru tidak memberikan efek apa pun kepada kaum nasionalis. Merasa gagal dengan gerakan propaganda tersebut, Jepang masih berusaha untuk meyakinkan bangsa Indonesia dengan 3A.

Namun sampai berakhirnya gerakan ini, masyarakat Indonesia dan juga pemimpin bangsa tak terbuai dengan janji dari Jepang yang saat itu memang terdesak oleh serangan sekutu.

BACA JUGA: Deklarasi Djuanda: Pengertian, Sejarah, Tokoh, & Hasilnya

Anggota gerakan 3A

Jelaskan Gerakan 3A dan siapa pemimpinnya?
Liputan6

Selama menjajah Indonesia dan kerap melancarkan propaganda ke masyarakat Indonesia, gerakan 3 A ini ternyata mempunyai anggota yang berasal dari Indonesia. Pemimpin gerakan 3A adalah Hitoshi Shimizu. Hitoshi merupakan anggota sekaligus tokoh pendiri gerakan propaganda Jepang. Selain itu, Hitoshi juga menjabat sebagai ketua Sendenbu yang merupakan komunitas dari cabang departemen propaganda kekaisaran Jepang di Pulau Jawa.

Departemen propaganda Jepang sangat gencar sekali menyuarakan gerakan ini ke rakyat Indonesia. Dalam pesannya departemen ini mengumumkan jika Jepang mengobarkan perang Asia Timur Raya dan membebaskan seluruh Asia dari cengkraman penjajahan bangsa barat.

Selain Hitoshi sebagai tokoh pendiri, adapun anggota dari gerakan ini adalah Soekarno dan Syamsuddin selaku pemimpin gerakan 3A, Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantoro dan terakhir adalah keberadaan KH Mas Mansyur anggota terakhir dari gerakan propaganda ini.   

Dampak gerakan 3A

Yahoo Berita

Munculnya gerakan propaganda ini ternyata tidak mempunyai dampak secara langsung ke rakyat Indonesia. Sebab isi propaganda gerakan 3A yaitu Nippon Pemimpin Asia, Nippon Pelindung Asia dan Nippon Cahaya Asia tidak begitu diinginkan masyarakat yang lebih butuh kemerdekaan.

Gerakan ini pertama kali banyak melakukan kegiatan di wilayah Surabaya. Namun teryata gerakan ini malah kurang mendapat respon positif dari masyarakat Indonesia. Gerakan ini dianggap sangat menonjolkan Jepang dan bukan malah gerakan kebangsaan.

Istilah 3A juga sudah memiliki sentimen negatif di mata masyarakat Indonesia. Tidak heran gerakan ini malah membuat masyarakat sangat geram dan memberikan stigma negatif terhadap Jepang dan pasukannya.

Sementara itu, kalangan intelektual menilai gerakan propaganda Jepang ini dianggap kurang menarik dan malah tidak memberikan manfaat untuk Indonesia. Mengingat saat itu Indonesia sedang berusaha dalam mewujudkan kemerdekaan yang sudah lama diinginkan. Karena dianggap tidak mendapatkan respon baik di rakyat Indonesia, membuat gerakan ini pada akhirnya dibubarkan. Pembubaran ini dilakukan oleh pihak Jepang sendiri selaku penggagas dan pencetus gerakan 3A tepatnya pada tahun 1943.

Adapun alasan mengapa gerakan ini kurang sejalan dengan cita-cita bangsa Indonesia. Hal ini tak lepas dari isinya yang menyimpang dan tidak sesuai apa yang diharapkan masyarakat Indonesia.

Demikian penjelasan tentang gerakan propaganda bernama 3A. Mulai dari pengertian, tokoh, tujuan hingga semboyan gerakan 3A itu sendiri. Semoga ulasan ini dapat menambah wawasan kita tentang sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

Sedulur yang membutuhkan sembako, bisa membeli di Aplikasi Super lho! Sedulur akan mendapatkan harga yang lebih murah dan kemudahan belanja hanya lewat ponsel. Yuk unduh aplikasinya di sini sekarang

tirto.id - Semboyan atau Gerakan 3A merupakan salah satu propaganda oleh Jepang untuk mendapatkan simpati dari rakyat Indonesia. Sejarah pendudukan militer Jepang atau Dai Nippon di Indonesia berlangsung sejak tahun 1942 hingga 1945.

Jepang menduduki wilayah Indonesia setelah Belanda menyerah tanpa syarat melalui Perjanjian Kalijati yang ditandatangani tanggal 8 Maret 1942 di Kalijati, Subang, Jawa Barat. Perundingan ini dilakukan lantaran kekalahan Belanda di Perang Asia Timur Raya atau Perang Dunia Kedua.

Selama menjajah Indonesia, pemerintahan militer Jepang melancarkan berbagai propaganda demi merebut simpati rakyat. Dai Nippon membutuhkan dukungan rakyat karena masih harus menghadapi Sekutu di Perang Dunia Kedua, sekaligus mengeruk sumber daya di Indonesia untuk membiayai perang.

Latar Belakang Sejarah

Propaganda merupakan usaha untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyebaran informasi serta pembentukan opini dan sikap, demikian menurut Carl Hovland dalam buku berjudul Propaganda (2007).

Nurdiana dalam penelitiannya bertajuk "Pengajaran Bahasa Jepang Sebagai Bentuk Propaganda pada Masa Pendudukan Jepang di Indonesia 1942-1945" (2009), menyebutkan bahwa gerakan propaganda oleh Jepang telah dilakukan jauh sebelum mereka menduduki Indonesia.

Tahun 1917, misalnya, Jepang menjalin kerja sama dengan perusahaan minyak asal Inggris, yaitu Anglo Petroleum. Perjanjian kerja sama ini kemudian memberikan mereka akses untuk bersentuhan langsung dengan wilayah Indonesia, khususnya di Tarakan, Borneo bagian utara.

Oleh sebab itu, ketika Jepang datang ke Indonesia pada 1942, Tarakan merupakan daerah pertama yang diduduki. Ketika, secara resmi menguasai wilayah Indonesia sejak tanggal 8 Maret 1942, Dai Nippon semakin gencar melakukan propagandanya di Indonesia.

Baca juga:

  • Sejarah PETA di Zaman Pendudukan Jepang: Tugas, Tokoh, & Tujuan
  • Apa itu Romusha di Masa Penjajahan Jepang, Tujuan, dan Dampaknya?
  • Sejarah Perjanjian Kalijati: Latar Belakang, Isi, & Tokoh Delegasi

Sejarah, Isi, dan Tujuan Gerakan 3A

Dikutip dari buku Menudju Kemerdekaan (1964) karya Abdulsalam, Gerakan 3A yang dibentuk oleh Jepang diterapkan untuk membantu usaha peperangan mereka melawan Sekutu di Perang Dunia Kedua.

Gerakan 3A dicetuskan pada 29 April 1942, bertepatan dengan hari nasional Jepang yang juga merupakan hari lahir Kaisar Hirohito. Pembentukannya digagas oleh Kepala Departemen Propaganda Jepang, Hitoshi Shimizu.

Demi mendapat dukungan dari rakyat Indonesia, maka Hitoshi Shimizu kemudian menggandeng tokoh nasional yakni Mr. Syamsuddin sebagai Ketua Gerakan 3A. Adapun isi dari propaganda Gerakan 31 adalah:

  • Nippon Pemimpin Asia
  • Nippon Pelindung Asia
  • Nippon Cahaya Asia
Akan tetapi, Gerakan 3A ini tidak bertahan lama karena lebih berorientasi kepada Jepang ketimbang rakyat Indonesia. Mohammad Hatta dalam Memoir (1979) menyebutkan bahwa Gerakan 3A tidak disukai karena lebih banyak "menggolong" daripada menolong.

Gerakan 3A berakhir pada 1943 setelah mendapat banyak protes keras dari rakyat dan pemimpin Indonesia.

Baca juga:

  • Sejarah Peristiwa Bandung Lautan Api: Penyebab, Kronologi, & Tokoh
  • Sejarah Pengakuan Kedaulatan Indonesia oleh Belanda
  • Sejarah Pemberontakan DI-TII Kartosoewirjo di Jawa Barat

Gerakan Propaganda Jepang Lainnya

Selain Gerakan 3A, Jepang juga melakukan gerakan propaganda lain yang langsung menjurus kepada komunitas. Komunitas yang dimaksud di sini ialah suatu kelompok yang memiliki pengaruh besar.

Hadidjah dalam penelitiannya bertajuk "Kontribusi Pendudukan Jepang Bagi Persatuan Umat Islam di Indonesia" yang terhimpun dalam jurnal Hunafa (Volume 4, 2007) menyebutkan, Jepang memanfaatkan ketidaksukaan umat Islam di Indonesia kepada Belanda dengan mengakomodir kepentingan mereka.

Pengakomodiran ini diwujudkan dengan dibentuklah badan-badan keagamaan maupun keislaman. Usaha yang dilakukan Jepang ialah membentuk Shumubu (Departemen Agama) dan Shumuka (Kantor Urusan Agama).

Baca juga:

  • Sejarah Perjanjian Linggarjati: Latar Belakang, Isi, Tokoh Delegasi
  • Sejarah Konferensi Meja Bundar (KMB): Latar Belakang, Tokoh, Hasil
  • Perjanjian Renville, Perundingan yang Menjatuhkan Amir Sjarifoeddin

Selain itu, Jepang juga membentuk Majelis Syurah Muslim Indonesia (Masyumi) serta Majelis Agama Islam untuk Bantuan Kemakmuran Asia Timur Raya (MAIBKARTA).

Dai Nippon menyasar pula komunitas Jawa sebagai upaya menghimpun masa yang lebih besar. Aiko Kurasawa dalam Mobilisasi dan Kontrol: Studi tentang Perubahan Sosial di Pedesaan Jawa 1942-1945 (1993), menyebutkan bahwa ada beberapa gerakan berbasis kebudayaan yang dibentuk Jepang di Jawa.

Berbagai propaganda Jepang itu pada awalnya mendapatkan simpati. Tetapi seiring berjalannya waktu, masyarakat Indonesia tidak lagi tertarik karena apa yang dilakukan pada nyatanya tidak jauh berbeda dari Belanda.

Tahun 1945, Jepang mengalami serangkaian kekalahan di Perang Asia Timur Raya atau Perang Dunia Kedua dari Sekutu. Hingga akhirnya, Jepang menyerah kepada Sekutu dan membuka peluang bagi bangsa Indonesia untuk menyatakan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Baca juga:

  • Sejarah Kejayaan Kesultanan Mataram Islam Masa Sultan Agung
  • Biografi Singkat Buya Hamka: Sejarah, Latar Pendidikan & Pemikiran
  • Sejarah Serangan Umum 1 Maret 1949: Kronologi, Tokoh, & Kontroversi

Baca juga artikel terkait PROPAGANDA JEPANG atau tulisan menarik lainnya Alhidayath Parinduri
(tirto.id - hdy/isw)


Penulis: Alhidayath Parinduri
Editor: Iswara N Raditya
Kontributor: Alhidayath Parinduri

Subscribe for updates Unsubscribe from updates