Jelaskan hubungan ajaran gereja dengan permasalahan yang dihadapi dunia


Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kelas XI BAB V bagian B dengan tema Hubungan Gereja dan Dunia. Melalui topik ini kita diajak untuk memahami apa dan bagaimana sesungguhnya hubungan Gereja dan dunia, terutama pasca Konsili Vatikan II. Dengan memahami esensi hubungan tersebut peserta didik sebagai anggota Gereja dapat turut serta membangun dunia dengan semangat Kristus yang adalah Kepala Gereja.

Konsili Vatikan II dalam Konstitusi Pastoral Gaudium et Spes, Art.1 antara lain berkata: “Kegembiraan dan harapan, duka, dan kecemasan manusia dewasa ini, terutama yang miskin dan terlantar, adalah kegembiraan dan harapan, duka, dan kecemasan murid-murid Kristus pula”. Kata-kata Konsili ini menunjukkan perhatian dan keprihatinan Gereja terhadap dunia. Namun, Gereja tidak berhenti pada perhatian dan keprihatinan saja. Gereja sungguh-sungguh mewartakan dan memberi kesaksian tentang “Kabar Gembira” kepada dunia, sambil belajar dan mengambil banyak nilai-nilai positif yang dimiliki dunia untuk perkembangan diri dan pewartaannya. Gereja kini telah memiliki pandangan tentang dunia yang jauh lebih positif dari zaman-zaman yang lampau, sehingga hubungan antara keduanya menjadi lebih saling menguntungkan. Jadi, hubungan antara Gereja dan dunia memiliki pandangan-pandangan baru yang perlu dipahami.

Gaudium et Spes sebagai sebuah tanggapan yang sarat makna dari pihak Gereja terhadap berbagai harapan dan kerinduan dunia dewasa ini. Dalam konstitusi ini, “selaras dengan pembaruan gerejawi, direfleksikan sebuah gagasan baru tentang bagaimana menjadi sebuah persekutuan kaum beriman dan umat Allah. Konstitusi tersebut membangkitkan minat baru berkenaan dengan doktrin yang termuat dalam dokumen-dokumen terdahulu tentang kesaksian dan kehidupan orang-orang Kristen sebagai caracara yang sejati menjadikan kehadiran Allah di dunia ini kasatmata.”

Gaudium et Spes menampilkan wajah Gereja yang “mengalami dirinya sungguh erat berhubungan dengan umat manusia serta sejarahnya”, yang menempuh perjalanan bersama dengan seluruh umat manusia dan bersama dengan dunia mengalami nasib keduniaan yang sama, namun pada saat yang sama “hadir ibarat ragi dan bagaikan penjiwa masyarakat manusia yang harus dibarui dalam Kristus dan diubah menjadi keluarga Allah”.


Pages: 1 2AMP 3AMP 4AMP 5AMP

Jelaskan hubungan ajaran gereja dengan permasalahan yang dihadapi dunia

Konsili Vatikan II sungguh telah memperbaharui Gereja dan hubungannya dengan dunia. Hubungan yang menjadi baik ini disebabkan karena Gereja mulai memiliki pandangan baru tentang dunia dan manusia.

Mungkin ada baiknya kita melihat pandangan-pandangan baru tentang dunia dan Gereja, kemudian kita melihat hubungan antara Gereja dan dunia serta alasan-alasan mengapa harus terjalin hubungan yang saling mengisi antara keduanya.

Permasalahan yang Dihadapi Dunia

Persoalan dunia, dapat kita petakan lewat beberapa peristiwa yang dihadapi, yang dapat menjadi gambaran bagaimana persoalan dunia itu sebenarnya.

Di Indonesia masih banyak kawasan-kawasan yang  sering terjadi bentrokan, contoh bentrokannya seperti : perang antar suku, perang antar kelompok dan sebagainya. 

Kemiskinan sering dipahami sebagai kondisi kehidupan manusia yang tidak layak atau tidak memenuhi kebutuhan dasar hidup manusia, seperti sandang, pangan dan papan, namun sesungguhnya kemiskinan dapat juga dipahami secara sosial ekonomi, dan mental. 

Salah satu tuntutan kodrat manusia adalah diperlakukan secara adil. Artinya setiap pribadi manusia mempunyai hak atas hidupnya yang perlu dihargai dan dihormati oleh orang lain.

Banyak peristiwa yang diketegorikan sebagai ketidakadilan, misalnya perampasan yang seringkali mengatasnamakan kepentingan rakyat.

Persoalan dasar ketidakadilan adalah bahwa manusia tidak menyadari status kesederajatannya di hadapan Sang Pencipta sehingga manusia sulit memandang sesamanya sebagai pribadi yang perlu dihormati dan dihargai.

Banyak bencana alam yang sudah terjadi, seperti banjir, tanah longsor, dll. Di samping perubahan ekosistem juga karena perbuatan manusia yang tidak bertanggungjawab, perilaku yang tidak menghargi lingkungan yang mengancam kelestarian alam.

Disamping persoalan-persoalan di atas, yang juga perlu disadari adalah perkembangan dunia yang begitu pesat terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

Hubungan Gereja dan Dunia

Melihat permasalahan dunia yang terjadi, Gereja sebagai persekutuan umat beriman dan bagian dari dunia, tentunya tidak akan tinggal diam saja.

Sikap dasar Gereja dalam hubungannya dengan dunia bermula dari suatu pemikiran Paus Yohanes XXIII yang melahirkan Konsili Vatikan II, yang menghasilkan dokumen-dokumen penting yang mewarnai tonggak sejarah Gereja dalam kehidupannya di dunia.

Salah satu dokumen yang dihasilkan oleh Konsili Vatikan II adalah Gaudium et Spes (kegembiraan dan harapan). Dengan Konsili Vatikan II, Gereja membuka dirinya terhadap dunia luar. Di mana selama ini, Gereja tertutup terhadap dunia luar.

Lewat Konsili Vatikan II, Gereja sungguh telah memperbaharui diri dalam hubungannya dengan dunia. Hubungan yang lebih baik ini disebabkan karena Gereja mulai memiliki pandangan baru tentang dunia dan seiisinya.

1. Misi dan Tugas Gereja dalam Dunia

Tugas Gereja adalah melanjutkan karya Kristus sendiri yang datang ke dunia untuk memberikan kesaksian tentang kebenaran, untuk menyelamatkan dan bukan untuk menghakimi, untuk melayani dan bukan dilayani (GS art 3).

Misi dan perang Gereja di dunia adalah mewartakan Kerajaan Allah kepada seluruh umat manusia. Dengan melalui berbagai cara Gereja menghadirkan nilai-nilai Kerajaan Allah di tengah masyarakat.

Kerajaan Allah sebagaimana yang diwartakan dan diperjuangkan oleh Yesus memang baru akan terwujud secara sempurna pada akhir jaman. Namun Kerajaan Allah itu sudah mulai mendatangi manusia dan ada diantara kita. 

Dalam Injil tersirat kesadaran bahwa misi atau tugas Gereja pertama-tama bukan “penyebaran agama”, melainkan Kabar Gembira (Kerajaan Allah) yang relevan dan mengena pada situasi konkret manusia dalam dunia yang majemuk ini.

Menjadi pelayan Kerajaan Allah berarti berusaha dengan segala macam cara ke arah terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah di tengah masyarakat, misalnya persaudaraan, kerjasama, dialog, solidaritas, keterbukaan, keadilan, hormat kepada hidup, memperhatikan yang lemah, miskin, tertindas, tersingkirkan, dsb.

Bagi Gereja, mewartakan Injil berarti membawa Kabar Gembira ke segenap lapisan umat manusia, sehingga berkat dayanya kabar tersebut masuk ke dalam lubuk hati manusia dan membaharui umat manusia dari dalam. “Lihatlah Aku memperbaharui seluruh ciptaan” (EN 18). 

2. Hubungan antara Gereja dan Dunia

Menyangkut hubungan antara Gereja dan dunia dapat diangkat satu dua hal berikut ini :

a. Gereja setelah Konsili Vatikan II (Gereja postkonsilier) melihat dirinya sebagai “Sakramen Keselamatan” bagi dunia. Gereja menjadi terang, garam, dan ragi bagi dunia. Dunia menjadi tempat atau ladang. Di mana Gereja berbakti. Dunia tidak dihina dan dijauhi, tetapi didatangi dan ditawari keselamatan.

b. Gereja dijadikan Mitra Dialog. Gereja dapat menawarkan nilai-nilai injili dan dunia dapat mengembangkan kebudayaannya, adat istiadat, alam pikiran, ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga Gereja dapat lebih efektif menjalankan misinya di dunia.

c. Gereja tetap menghormati otonomi dunia dengan sifatnya yang sekuler, karena didalamnya terkandung nilai-nilai yang dapat mensejahterakan manusia dan membangun sendi-sendi Kerajaan Allah.

Sebenarnya, Gereja dan dunia manusia merupakan realitas yang sama, seperti mata uang yang ada dua sisinya. Berbicara tentang Gereja berarti berbicara tentang dunia manusia. Bagi seorang Kristen berbicara tentang dunia manusia berarti berbicara tentang Gereja sebagai umat Allah yang sedang berziarah di dunia ini.

Sejak perkembangan industri modern, massa buruh berjubel ke kota-kota besar tanpa jaminan masa depan. Maka timbullah berbagai masalah sosial baru yang berat antara lain upah yang adil, kepastian tempat kerja, hak mogok, yang pada dasarnya mempertanyakan juga adil tidaknya struktur masyarakat itu sendiri.

Supaya tidak tertinggal dari gerakan komunisme yang memperjuangkan nasib kaum buruh, ada imam-imam yang mulai melibatkan diri dalam pastoral kaum seperti imam muda dalam kisah di atas. Kemudian, para Paus pun mulai mengeluarkan ensiklik-ensiklik yang memuat ajaran sosial Gereja.

Arti dan Makna Ajaran Sosial Gereja

Ajaran Sosial Gereja (ASG) adalah gereja mengenai hak dan kewajiban berbagai anggota masyarakat dalam hubungannya dengan kebaikan bersama dalam lingkup nasional maupun internasional.

Ajaran sosial Gereja merupakan tanggapan Gereja terhadap fenomena atau persoalan-persoalan yang dihadapi oleh umat manusia dalam bentuk himbauan, kritik dan dukungan.

Ajaran sosial Gereja bersifat lunak, bila dibandingkan dengan ajaran Gereja dalam arti ketat, yaitu dogma.

Dengan kata lain, ajaran sosial Gereja merupakan bentuk keprihatinan Gereja terhadapa dunia dan umat manusia dalam wujud dokumen yang perlu disosialisasikan.

Karena masalah-masalah yang dihadapi oleh manusia beragama bervariasi, dan ini dipengaruhi oleh semangat dan kebutuhan zaman, maka tanggapan Gereja juga bervariasi sesuai dengan isu sosial yang muncul.

Penulis adalah siswa SMA Tarsisius Vireta, Tangerang

(Tulisan ini merupakan ringkasan buku Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti-Diutus Sebagai Murid Yesus)

/Ilustrasi dari http://paroki-sragen.or.id/