Jelaskan hubungan antara ilmu pengetahuan dengan ilmu agama

  1. Home /
  2. Archives /
  3. Vol 1 (2018) /
  4. Articles

Keywords: Ilmu, Agama Islam, Kuntowijoyo

Paper ini membahas tentang hubungan ilmu dan agama dalam prespektif Islam berdasarkan pemikiran Kuntowijoyo. Adanya dikotomi antara ilmu dan agama akan mempengaruhi pola pikir terhadap suatu persoalan. Islam sebagai agama tidak hanya seperangkat aturan yang mengatur kehidupan pribadi manusia dan lingkungannya, tetapi juga berfungsi sebagai pengarah ilmu agar ilmu tersebut mampu memberi kebermanfaatan bagi umat manusia. Kuntowijoyo sebagai cendikiawan Muslim mengemukakan pemikiran beliau mengenai pengilmuan Islam sebagai bentuk dari hubungan ilmu dan agama yang menyatu dan tidak bisa dipisahkan. Gagasan beliau perihal hubungan antara agama (Islam) dan ilmu, yaitu pengilmuan Islam, paradigma Islam dan Islam sebagai agama. Ketiganya menurut Kuntowijoyo, mendorong perlunya pengembangan ilmu sosial profetik yang tidak hanya mengubah fenomena sosial, tetapi memberi petunjuk kearah mana, untuk apa, oleh siapa suatu perubahan harus dilakukan. Pembahasan ini menyimpulkan bahwa gagasan Kuntowijoyo berguna untuk mengatasi problem kemanusiaan yang nantinya akan dikembalikan pada Al-Qur’an. Karena sesungguhnya, adanya agama Islam membawa rahmat, tidak hanya untuk manusia, tapi untuk seluruh alam. Oleh sebab itu, mengetahui bagaimana pemikiran Islam Kuntowijoyo mengenai hubungan ilmu dan agama dalam Islam sangat penting sebagai salah satu upaya membangun pola pikir yang terintegrasi terhadap Islam dan ilmu pengetahuan.

Abdullah, M. Amin, dkk. 2003. Menyatukan Kembali Ilmu-ilmu Agama dan Umum. Yogyakarta: Sunan kalijaga Press. Abidin, Muhammad Zainal. 2016. Paradigma Islam Dalam Pembangunan Ilmu Integralistik: Membaca Pemikiran Kuntiwijoyo. Banjarmasin: IAIN Antasari Press. Ali, A. Mukti. 1972. Seni Ilmu dan Agama. Yogyakarta: Yayasan Nida. Bagir, Zainal Abidin dkk. 2005. Interpretasi dan Aksi. Bandung: Mizan. Fahmi, M. 2005. Islam Transcendental Menelusuri Jejak-jejak Pemikiran Islam Kuntowijoyo. Yogyakarta: Pilar Media. Hatta, Mohammad. 1983. Ilmu dan Agama. Jakarta: Yayasan Idayu. Jurdi, Syarifuddin. 2010. Sosiologi Islam dan Masyarakat Modern: Teori, Fakta, dan Aksi Sosial. Jakarta: Kencana. Kuntowijoyo. 2006. Islam sebagai Ilmu; Epistemologi, Metodologi, dan Etika. Yogyakarta: Tiara Wacana hal.10. Kuntowijoyo. 2003. Epistemologi dan Paradigma Ilmu-ilmu Humaniora dalam Prespektif Pemikiran Islam. dalam M. Amin Abdullah, dkk. Menyatukan Kembali Ilmu-ilmu Agama dan Umum. Yogyakarta: Sunan kalijaga Press. Mustansyir, Rizal dan Misnal Munir. 2013. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Prent, dkk. 1996. Kamus Bahasa Latin. Semarang: Jajasan Kanisius. Ravertz, Jerome R. 2004. Filsafat Ilmu; Sejarah & Ruang lingkup bahasan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rianto, Waryani Fajar. 2013. “Seni, Ilmu dan Agama; Memotret Tiga Dunia Kuntowijoyo dengan Kacamata Integralisme”. Jurnal Politik Profetik. Vol. 2, No.2, Suriasumantri, Jujun S. 2012. Ilmu dalam Prespektif. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Susanto. 2011. Filsafat Ilmu. Jakarta: Bumi Aksara.

Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM. 1996. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.

Dalam era modern dan era masyarakat industri seperti sekarang ini, peranan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang didukung oleh kemampuan akal, dalam memajukan segala aspek kehidupan manusia sangat dominan sekali. Dan peranan orang berilmu dimana-mana kita saksikan menonjol sekali dalam membangun dan memajukan masyarakatnya, agamanya, dan bangsanya.

Secara duniawi kedudukan mereka yang berilmu tersebut lebih terhormat dan lebih disegani, sedang secara ukhrawi,derajat mereka pun dihadapan Allah ditinggikan beberapa derajat, sebagaimana firman Allah:

يرفع   الله   الذين  آمنوا  منكم   والذين  أوتوا  العلم  درجات (المجادلة:11)

Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (QS Al-Mujaadalah:11).

Selanjutnya, dengan ilmu pengetahuan pula manusia yang diciptakan Allah swt sebagai khalifah di muka bumi ini mampu membuka tabir tanda-tanda zaman dan mampu memanfaatkan serta mengolah segala apa yang ada di bumi ini bagi kemakmuran dan kesejahteraan bersama. Dan dengan ilmu pengetahuan pulalah manusia dapat membuat sesuatu sulit menjadi mudah. Misalnya, kalau zaman dahulu kaum muslimin Indonesia yang pergi menunaikan ibadah haji memerlukan waktu yang berminggu-minggu bahkan berbilang bulan, tapi sekarang dengan ditemukannya pesawat udara, para calon haji bisa sampai ke tanah Arab hanya beberapa jam saja.

Untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allahpun dan juga beribadah kepadaNya serta bermuamalah kepada sesama makhluknyapun kita perlu berilmu. Bagaimana seorang muslim dapat melaksanakan ibadah haji, misalnya, kalau dia tidak mempunyai ilmu, atau paling tidak tahu tata cara menunaikan ibadah haji ?. Berapa banyak   kita menyaksikan kaum yang lemah yang tidak bisa mengubah nasibnya karena tidak berilmu ?. Disinilah letak perbedaan. Dalam Al-Qur’an Allah berfirman :

هل  يستوى  الذين يعلمون  والذين  لايعلمون (الزمر:9)

Katakanlah, adakah sama orang – orang yang mengetahui dengan orang-orang yangk tidak mengetahui (QS Az-Zumar : 9).

Hadirin kaum muslimin yang berbahagia !

Ini adalah sebuah kisah nyata seorang pemuda muslim yang tinggal di Amerika. Kisah ini terjadi pada tanggal 22 Februari 2006.  Semoga Alloh memberikan kita kekuatan dakwah seperti pemuda ini.

Ada seorang pemuda Arab yang baru saja menyelesaikan bangku kuliahnya di Amerika.  Pemuda ini merupakan salah seorang manusia yang diberi nikmat oleh Alloh berupa ilmu tentang agama Islam, bahkan ia mampu mendalaminya.  Selain sebagai seorang pelajar, ia juga seorang juru dakwah Islam.  Ketika berada di Amerika, ia berkenalan dengan salah seorang Nasrani.  Hubungan mereka akrab.  Keakraban pemuda Arab itu dengan seorang Nasrani dilandasi harapan semoga Allah memberinya hidayah untuk masuk Islam.

Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di Amerika, dan melintas di depan sebuah gereja yang terdapat di kampung tersebut.  Si Nasrani akan memasuki gereja tersebut, dan meminta agar pemuda Arab itu turut masuk ke dalam gereja.  Semula pemuda Arab tersebut keberatan dengan permintaan temannya itu, namun karena ia terus didesak, akhirnya pemuda itu pun memenuhi permintaan si Nasrani itu.  Lalu masuklah ia ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku dengan hening, sebagaimana kebiasaan mereka.

Ketika pendeta geraja itu masuk, para hadirin serentak berdiri untuk memberi penghormatan. Di saat itu si pendeta agak terbelalak ketika memandang para hadirin.

Ia pun berkata: “Di tengah kita ada seorang muslim. Aku berharap ia keluar dari sini”.

Pemuda Arab itu tidak bergeming dari tempatnya. Pendeta tersebut menguvapkan perketaan itu berkali-kali, namun ia tetap tidak bergeming dari tempatnya.

Hingga akhirnya pendeta itu berkata: “Aku minta ia keluar dari sini dan aku akan menjamin keselamatannya”.

Barulah pemuda Arab itu branjak keluar. Di ambang pintu, ia bertanya kepada si Pendeta. “Bagaimana anda tahu bahwa say seorang muslim?”.

Pendeta itu menjawab, “Dari tanda yang terdapat di wajahmu”.

Kemudian ia hendak beranjak keluar. Namun si Pendeta ingin memanfaatkan keberadaan pemuda ini, yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan. Tujuannya untuk memojokkan dan mempermalukan pemuda tersebut, sekaligus mengokohkan agama dan gerejanya.

Si Pendeta berkata, “Aku akan membiarkan anda keluar dari tempat suci ini setelah aku mengajukan kepada anda 22 pertanyaan, dan anda harus menjawabnya dengan tepat”.

Sang Pemuda Arab tersebut tersenyum dan berkata, “Silahkan!”.

Sang Pendeta pun mulai bertanya dengan pertanyaan yang tidak masuk akal:

pertanyaan yang aneh dan dibuat-buat tersebut pemuda itu pun tersenyum degan senyuman mengandug keyakinan kepada Allah. Setelah membaca bismillah ia berkata:

  1. Satu yang tidak mungkin ada duanya ialah Allah.
  2. Dua yang tidak mungkin ada tiganya ialah malam dan siang. Allah berfirman : QS. 17-Al Isra’ : 12

وَجَعَلۡنَا ٱلَّيۡلَ وَٱلنَّهَارَ ءَايَتَيۡنِۖ فَمَحَوۡنَآ ءَايَةَ ٱلَّيۡلِ وَجَعَلۡنَآ ءَايَةَ ٱلنَّهَارِ مُبۡصِرَةٗ لِّتَبۡتَغُواْ فَضۡلٗا مِّن رَّبِّكُمۡ وَلِتَعۡلَمُواْ عَدَدَ ٱلسِّنِينَ وَٱلۡحِسَابَۚ وَكُلَّ شَيۡءٖ فَصَّلۡنَٰهُ تَفۡصِيلٗا ١٢

Artinya : “Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas

  1. Tiga yang tidak mungkin ada empatnya adalah kekhilafan yang dilakukan Nabi Musa as ketika Khidir menenggelamkan perahu, membunuh seorang anak kecil, dan ketika menegakkan kembali dinding yang hampir roboh. QS. 18-Al Kahfi : 72 – 82

Artinya : “Maka berjalanlah keduanya, hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu Khidhr melobanginya. Musa berkata: "Mengapa kamu melobangi perahu itu akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya?" Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar. 72. Dia (Khidhr) berkata: "Bukankah aku telah berkata: "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku". 73. Musa berkata: "Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku". 74. Maka berjalanlah keduanya; hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang anak, maka Khidhr membunuhnya. Musa berkata: "Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar". 75. Khidhr berkata: "Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku?. 76. Musa berkata: "Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah (kali) ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur padaku". 77. Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, maka Khidhr menegakkan dinding itu. Musa berkata: "Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu". 78. Khidhr berkata: "Inilah perpisahan antara aku dengan kamu; kelak akan kuberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya. 79. Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera. 80. Dan adapun anak muda itu, maka keduanya adalah orang-orang mukmin, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran. 81. Dan kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya). 82. Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya"

  1. Empat yang tidak mungkin ada limanya adalah empat kitab samawi: Taurat, Injil, Zabur dan Al Quran.
  2. Lima yang tidak mungkin ada enamnya ialah shalat lima waktu.
  3. Enam yang tidak mungkin ada tujuhnya ialah jumlah hari ketika Allah menciptakan makhluk.
  4. Tujuh yang tidak mungkin ada delapannya ialah langit yang berjumlah tujuh lapisan Allah berfirman dalam QS. 67-Al Mulk : 3

ٱلَّذِي خَلَقَ سَبۡعَ سَمَٰوَٰتٖ طِبَاقٗاۖ مَّا تَرَىٰ فِي خَلۡقِ ٱلرَّحۡمَٰنِ مِن تَفَٰوُتٖۖ فَٱرۡجِعِ ٱلۡبَصَرَ هَلۡ تَرَىٰ مِن فُطُورٖ ٣

Artinya : “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang

  1. Kuburan yang membawa isinya adalah ikan yang menelan Nabi Yunus as.
  2. Makhluk yang diciptakan dari api adalah iblis, yang diadzab dengan api adalah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim as, Allah berfirman QS. Al Anbiyah : “Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim”.
  3. Makhluk yang terbuat dari batu adalah unta Nabi Shalih, yang diadzab dengan batu adalah tentara bergajah dan yang terpelihara dari batu adalah Ash-Habul Kahfi (penghuni gua).
  4. Adapun pohon yang memiliki 12 ranting, mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan 2 di bawah sinaran matahari maknanya : pohon adalah tahun, ranting adalah bulan, daun adalah hari dan buahnya adalah shalat lima waktu, tiga dekerjakan di malam hari dan dua di siang hari.

Pendeta dan para hadirin pun merasa takjub mendengar jawaban pemuda muslim trsbt. Kemudian pemuda itu pun pamit ketika semua sedang terbuai dlm kekaguman thdp jawabannya. Namun sebelum pergi, pemuda itu meminta si Pendeta agar menjawab satu pertanyaan saja. Permintaan ini disetujui oleh Pendeta.

Pemuda itu berkata: “Apakah kunci surga itu?” Mendengar pertanyaan itu lidah si Pendeta menjadi keluh, hatinya diselimuti keraguan dan rona wajahnya pun berubah. Ia berusaha menyembunyikan kekhawatirannya namun hasilnya nihil. Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tsbt, namun ia berusaha mengelak.

Mereka berkata: “Anda telah melontarkan 22 pertanyaan ngawur kepadanya dan pemuda itu mampu menjawab semuanya. Sementara ia hanya memberimu satu pertanyaan masuk akal. Namun anda tidak mampu menjawabnya!”.

Pendeta tsbt berkata: “Sungguh aku mengetahui jawaban dari pertanyaan tsbt namun aku takut kalian marah.”

Mrk menjawab: “Kami akan menjamin keselamatan  anda. Sang pendeta pun berkata: “Jawabannya ialah  Asyahadu Allah Ilaaha Illallaah wa Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah”.

Lantas si Pendeta orang-orang yang hadir di gereja itu pun memeluk agama Islam. sungguh Allah telah menganugrahkan kebaikan dan menjaga mrk dgn Islam melalui tangan seorg pemuda muslim yg bertaqwa.

Orang yg berakal (trmsk para Pendeta). Sebenarnya telah mengetahui bahwa Islam adalah agama yg diturunkan kpd Nabi Muhammad dan akan menjaga manusia dalam kesejahteraan baik di dunia maupun di akhirat. Namun apa yg menyebabkan hati para Pendeta itu masih  tertutup, bahkan cenderung mereka sendiri yg menutup rapat jiwanya. Semoga Allah memberi hidayah kpd mrk yg mau berpikir.

Disampaikan Pada Khutbah Jum’at (21/12/2018).

Penulis: Muh. Nur Malla, S. Ag., MA., Wakil Dekan II FAI UM Parepare serta Sekretaris Majelis Tabligh PDM Kota Parepare.